Vous êtes sur la page 1sur 5

1

ANALISIS TERHADAP PENGKAJIAN STATUS KESEHATAN PASIEN DENGAN POLA KESEHATAN GORDON YANG BERHUBUNGAN PADA GANGGUAN TIDUR 1. Pendahuluan
Dalam dunia kesehatan, perawat mempunyai peranan yang sangat penting untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien. Perawat juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses penyembuhan pasien (Perry dan Potter, 2005, p. 137). Dalam pemberian pelayanan untuk membantu proses kesembuhan bagi pasien, perawat harus tahu keadaan pasien secara lengkap dan status kesehatannya. Untuk dapat mengetahui hal tersebut perawat melakukan komunikasi terhadap pasien yaitu dengan menggunakan teknik wawancara yang juga merupakan bagian dari pengakjian pasien. Wawancara merupakan interaksi therapeutik yang memiliki tujuan spesifik. Tujuan wawancara ialah untuk mengumpulkan informasi mengenai riwayat kesehatan pasien dan status sekarang pasien untuk membuat ketetapan mengenai kebutuhan kesehatan pasien (Daniels, 2004, p. 200) Wawancara merupakan suatu teknik komunkasi yang dipakai perawat saat perawat ingin melakukan pengkajian kesehatan pasien. Pengkajian kesehatan yang lengkap di mulai dari adanya riwayat kesehatan dan pengkajian pemeriksaan pasien. Pengkajian pemeriksaan paseian juga dimulai dari adanya pemeriksaan umum, tinggi badan, berat badan pasien dan yang paling penting ialah pengukuran tanda-tanda vital. Observasi awal ini bisa menyedaiakan data mengenai tingkat kesehatan umum pasien sama baik dengan memberikan informasi yang akan menuntun perawat mengenai bagaimana caranya melakukan pengkajian pemeriksaan terhadap pasien. Proses pengkajian kesehatan pasien dilakukan dengan teori pola kesehatan yang dimiliki Gordon (Gordons health patterns). Pola kesehatan Gordon ini ialah salah saru teori yang digunakan untuk pengumpulan data pasien. Pola Gordon ini tidak berdasarkan pada teori keperawatan yang khusus, tetapi memberikan

2 kerangka kerja yang sistematis untuk pengumpulan data yang fokus pada sebelas fungsi pola kesehatan. Pola ini bisa digunakan pada pengkajian individu, keluarga, dan masyarakat. Area fungsi pola kesehatan ini memperkenankan pengambilan dan pengumpulan informasi mengenai pola keseharian pasien dan perubahan baru-baru ini untuk menentukan jika respon pasien fungsional atau disfungsional (Daniels, 2004). Pengkajian harus fokus pada data-data yang terkumpul dan harus berhubungan dengan riwayat kesehatan pasien tersebut. Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah menjelaskan pengkajian kesehatan pasien dengan pola kesehatan Gordon (Gordons health pattern) yang berhubungan pada gangguan pola tidur pasien yang didapat dari hasil wawancara di lapangan kerja praktik. Menjelaskan pula bagaimana hubungan gangguan pola tidur pasien dengan diagnosa medis yang diderita pasien. 2. Pembahasan Analisis Terhadap Pengkajian Status Kesehatan Pasien dengan Pola Kesehatan Gordon yang Berhubungan pada Gangguan Tidur Pola kesehatan Gordon ialah suatu teori mengenai pola kesehatan yang digunakan untuk pengambilan dan pengumpulan data kesehatan pasien yang memiliki kerangka kerja yang sistematis. Untuk mengumpulkan data mengenai status kesehatan pasien saya melakukan wawancara terhadap pasien yang berinisial Pasien dan suami pasien tersebut yang sedang menjaganya. Ms X mengalami diagnosa medis yaitu Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronik yaitu adanya gangguan funsi renal yang progesif dan irreversible dimana kemampuan ginjal tersebut gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit (Smeltzer and Bare, 2001) . Saat dilakukan physical assessment keadaan Pasien begitu lemah, compos mentis atau sadar penuh, pasien mengatakan (data subjektif) mual, sakit kepala, badan terasa lemas dan letih, malaise, sudah tiga hari susah tidur pada malam hari, pasien juga mengatakan bahwa pasien sering muntah-muntah sudah tiga hari yang lalu. Data objektif yang didapat yaitu pada bagian tangan kanan pasien dipasang IV stropper dan pasien juga dipasang cimino sejak sepuluh hari yang lalu karena pasien akan melakukan hemodialisa 1 minggu lagi yang dipasang di semua vena. Pasien

3 merasa gelisah karena akibat dari tidak bisa tidurnya.Mata pasien mengalami palpebra superior oedema atau sembab pada bagian kelopak mata atas karena lama tidak tidur dan nagis semaleman. Tanda-tanda vital yang didapat yaitu tekanan darah (BP) pasien 160/90 mmHg, temperature 36,30C, pulse (tekanan nadi) pasien 88 bpm, dan respirasinya 18 bpm. Pada pola kesehatan menurut Gordon terdapat sebelas fungsi pola kesehatan salah satunya yaitu persepsi dan manajemen kesehatan dan peran dan hubungan (Daniels, 2004, p. 2007). Pola kesehatan mengenai persepsi dan manajemen kesehatan yaitu bagaimana pasien mendefinisikan sehat ndalam dirin ya dan dalam kehidupan sehari-harinya dan bagaimana pasien mampu mempertahankan kesehatannya walaupun dalam keadaan sakit. Persepsi kesehatan yaitu bagaimana pasien fokus pada penyakit yang dideritanya dan nilainilai yang pasien tempatkan pada kesehatan pasien, sedangkan manajemen kesehatan yaitu faktor-faktor yang mempenagruhi penyakit pasien. Pasien berasal dari Palembang saat pertama kali sakitnya kambuh Pasien hanya pergi ke dokter biasa dekat rumahnya tetapi saat dokter memberitahukan keadaan pasien bahwa salah satu ginjal pasien mengalami kerusakan maka pasien lagsung dibawa ke rumah sakit di palembang. Pasien pada umumnya sudah mengalami penyakit ginjal kronik sejak 2 tahun yang lalu pada riwayat kesehatannya satu ginjal saja yang sudah rusak tetapi 3 bulan lalu kedua ginjalnya sudah rusak dua-duanya. Pasien merasa bahwa sejak tahun lalu keadaan pinggangnya terasa sakit dan ginjal semakin tidak berfungsi untuk menyeimbangkan cairan yang masuk dan keduanya sudah tidak bekerja sesuai fungsingnya. Pasien mengatakan bahwa sehat menurutnya saat sakitnya sedang tidak kambuh seperti pinggangnya tidak sakit, dan tidak merasa mual tidak perlu melaksanakan diet maka itulah yang disebut sehat bagi Pasien yang berumur 62 tahun ini. Pasien selalu control ke rumah sakit di palembang setiap merasa sakit. Pasien melakukan diit 1500 kalori rendah kalium (bentuk lunak cincang), dan melakukan puasa Po USG dan mendapatkan cairan 500 cc sebelum hemodialisis. Untuk menjaga kesehatannya pasien mengambil cara untuk hemodialisa atau cuci darah agar terus menyelamatkan keadaan pasien tersebut. Pada keluarga Pasien

4 tidak ada memiliki masalah penyakit yang berat seperti yang dialami pasien, hanya saja suaminya suka batuk-batuk tetapi tidak terlalu sering. Pasien dan keluarga beragama kristen setiap malam melakukan doa malam untuk Pasien agar Pasien disehatkan kembali seperti sebelumnya dan berdoa meminta kekuatan untuk melaksanakan hemodialisa. Harapan untuk sembuh sangat besar bagi Pasien karena dia ingin melihat cucunya yang akan lahir tiga bulan lagi. Peran dan hubungan pasien dengan keluarga sangat dekat sekali begitu juga dengan anak-anaknya. Pasien memiliki dua anak perempuan yang pertama sudah menikah dan tinggal di Jakarta sedangkan yang kedua masih kuliah di Palembang. Suami pasien sudah tidak bekerja lagi, seorang pensiunan sejak beberapa tahun yang lalu dan sekarang membuka usaha di Palembang. pasien melakukan hemodialisa karena rujukan dari dokter di Palembang dan karena suami pasien untuk memutuskan melakukan hemodialisa di Jakarta. pasien berperan sebagai ibu rumah tangga yang membantu bisnis suaminya tetapi tidak terlalu sering karena penyakitnya tersebut. Pasien datang ke Jakarta karena selain untuk melakukan hemodialisa beliau juga ingin melihat anak keduanya yang sedang hamil tujuh bulan melahirkan cucu keduanya. Pasien juga memiliki hubungan yang baik dengan para tetangganya, bersosialisasi dengan anggota gereja karena suaminya merupakan majelis dari gereja tersebut, sehingga kerohaniannya sangat kuat sekali. Pada penyakit ginjal kroniknya sering terjadi rasa nyeri di daerah punggung yang menjalar ke daerah abdomen dan paha bagian atas. Nyeri juga timbul di pinggang yang akan menjalar sampai epigastric. Hal ini disertai adanya mual, muntah,

3.

Kesimpulan

4.

Daftar Pustaka
Potter, Patricia, A., & Perry, Anne. (2005). Fundamental keperawatan:

Konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC Daniels, Rick. (2004). Nursing fundamentals: Caring and clinical decision making. United States of America: Thomson Smeltzer, Suzanne. C., & Bare, Brenda. G. (2001). Buku ajar keperawatan: Medikal bedah Brunner & Suddarth (8th ed.). Jakarta: EGC

Vous aimerez peut-être aussi