Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
AUDREY WAHANI
AS M A Pencetus 2 1
Serangan Asma
Tentukan derajat dan Atasi segera Serangan teratasi (Tenang) 3
Tentukan klasifikasi
Episodik jarang
Episodik sering
Persisten
PENGHINDARAN (AVOIDANCE) Reliever (+) Controller (+) Reliever (+) Controller (+)
1950-an
secara spontan
1960-an
Penyakit episodik, obstruksi akibat meningkatnya respons bronkus terhadap stimuli (hiperreaktif bronkus)
1970-an
Keadaan kronik ditandai bronkospasme berulang akibat penyempitan lumen saluran respiratorik sebagai respons terhaap stimuli yang tidak menyebabkan penyempitan yang sama pada orang lain. PENCEGAHAN BRONKOSPASME
WHO, 1975
1990-an
Inflamasi kronis: Lesi inflamasi di saluran respiratorik infiltrat seluler, edema, kerusakan epitel, bahkan fibrosis. PENGGUNAAN ANTI-INFLAMASI
Inflamasi kronik saluran respiratorik Banyak sel dan elemen seluler berperan (sel mast, eosinofil, limfosit T) Pada orang rentan, inflamasi kronik episodik wheezing berulang, batuk, sesak nafas, rasa dada tertekan Berhubungan dengan penyempitan saluran respiratorik yang luas dan bervariasi irreversibel sebagian atau teratasi spontan/ pengobatan
GINA, 2002
2002
Definisi sangat lengkap penerapan klinis sulit dan tidak praktis terutama untuk bayi dan anak
DEFINISI OPERASIONAL
International Pediatric Consensus Statement on the Management of Childhood Asthma 1989:
Suatu keadaan wheezing episodik dan/atau batuk yang mana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah dapat disingkirkan
International Pediatric Asthma Consensus Group Arch Dis Child 1992;67:240-8.
1992:
1998:
Wheezing berulang dan/atau batuk persisten yang mana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah dapat disingkirkan
Warner dkk. Pediatr Pulmonol 1998;25:1-7
Diagnosis Asma
Batuk dan atau mengi berulang dengan karakteristik episodik, nokturnal (variabilitas), reversibel (dapat sembuh sendiri dengan atau tanpa pengobatan) ditambah atopi
Mucus plug
Gambaran inflamasi
Normal Asma
Pencetus
b.konstriksi, edem, sekresi o
obstruksi jalan napas ventilasi tidak seragam hiperinflasi paru gangguan compliance po kerja napas
atelektasis
pq surfaktan
asidosis
v.konstriksi pulmonal
o PaCO2 q PaO2
Serangan
Ringan
B rj l ( i ker ) Kalimat Bi a aring Mungkin teragitasi Tidak ada
Sedang
Berat
Ber i r I tirahat ( enangi ( erhenti lemah) makan) Penggal klm. Kata-kata Lebih ka Duduk bert ang lgn. Biasanya teragitasi Ada
Bingung
PNAA, 2002
Asma
Frekuensi serangan Lama serangan Diantara serangan Pemeriksaan fisis di luar serangan Obat pengendali
Sering
Hampir sepanjang tahun tidak ada remisi
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu Normal Tidak perlu
Mungkin terganggu Tidak pernah normal
Perlu, steroid
Perlu, steroid
Uji Faal paru PEF/FEV1 <60% PEF/FEV1 >80% PEF/FEV1 60-80% (di luar serangan) Variabilitas 20-30%
Variabilitas faal paru (bila ada serangan)
>15%
< 30%
< 50%
tujuan akhir.
Berlaku
untuk semua klasifikasi asma: Asma episodik jarang, episodik sering, dan persisten Hindari pencetus: tungau debu rumah auhi binatang peliharaan Dilakukan sebelum dan selama pengobatan farmakologik
GINA, 2002
Mendididik
pasien dan atau keluarga mengetahui tentang asma Meningkatkan kepatuhan Petunjuk praktis tatalaksana di rumah Hubungan pasien-keluarga-dokter
GINA,2002
Farmakoterapi
Obat serangan (reliever): b2 agonis : inhaler,nebulized,oral Efinefrin : subkutan Teofilin/aminofilin : oral, I.V. Antikolinergik (ipratropium br) : inhaler Steroid : oral, I.M. Obat pengendali (controller): Steroid : inhaler LABA : inhaler, oral Antileukotrien : oral
PNAA, 2002
Pelega (Reliever) Ya Ya Ya
IgE
Antihistamin Disodium
meningkatkan PEF (pagi dan sore) meningkatkan FEV1 (pagi dan sore) mengurangi variasi diurnal FEV1 mengurangi gejala menurunkan frekuensi serangan asma mengurangi pengunaan obat pelega (F2 agonis) Meningkatkan kualitas hidup
asma anak o klasifikasi asma: episodik jarang, episodik sering, persisten Serangan asma: ringan, sedang, dan berat tatalaksana asma anak: kontroversi telah ada pedoman nasional penanganan asma anak
prevalensi
Klinis
1989
stp thn 1,3 jt kasus baru 450.000 anak < 15 thn meninggal Thn 2000 1,8 jt meninggal 3,5 jt meninggal neg.bkbg Asia Tenggara selama 10 thn 35,1 jt kasus baru WHO Ind thn 1999 583.000/thn kasus baru 140.000 meninggal/thn
Risiko
infeksi TB
Kontak pasien TB Lingkungan TB Daerah endemis Kemiskinan Lingkungan yang tidak sehat
Risiko
BALITA Penyakit/obat yang menurunkan daya tahan tubuh Keadaan umum Imunokompromais Malnutrisi Konversi tes tuberkulin 1-2 thn
Infeksi M.TBC
Kuman mati Fagositosis oleh makrofag alveolus paru Kuman hidup Berkembang baik P btkn fokus primer P nybrn limfogen P nbrn hematogen Kompleks primer Sakit TB Meninggal Sembuh Infeksi TB
Reaktifasi
Sakit TB
A. Faktor basil TB : v Virulensi basil TB v Dosis infeksi B. Faktor pasien : v Keadaan umum v Umur v Keadaan gizi v Adanya infeksi lain, misalnya morbilli v Tekanan fisik & psikis v Adanya penyakit lain v Genetik
Uji tuberkulin Gambaran klinis Foto R Pemeriksaan mikrobiologis Pemeriksaan patologik-anatomik Pemeriksaan serologis Responsif terhadap OAT Adanya sumber infeksi Lain-lain
PPD - RT23 2 - 5 TU PPD-S 5 - 10 TU 1 1 OT --------- - --------2.000 1.000 Disuntikkan intrakutan, daerah voler lengan bawah Pembacaan : 48-72 jam setelah penyuntikan diukur diameter indurasi dinyatakan dalam milimeter Diameter indurasi : 0 - 5 mm : negatif 5 - 9 mm : positif/meragukan > 10 mm : positif
Uji tuberkulin dapat negatif untuk sementara karena : TB berat misalnya TB milier PEM berat Mendapat kortikosteroid lama Penyakit virus : morbili, varicella Penyakit bakteri : typhus abdominalis, difteri, pertusis Vaksinasi virus : morbili, polio Penyakit keganasan : penyakit Hodgkin
lama Anorexia dan BB / tidak naik Malnutrisi Malaise Batuk lama Diare berlanjut/berulang Lain-lain
Demam
: batuk, sesak, mengi : kejang, kaku kuduk : gibbus, pincang : membesar, : diare berlanjut
Complications of focus 1. Effusion 2. Cavitation 3. Coin shadow EVOLUTION AND TIMETABLE OF UNTREATED PRIMARY TUBERCULOSIS IN CHILDREN
MENINGITIS OR MILIARY in 4% of children infected under 5 years of age Most children become tuberculin sensitive
Uncommon under 5 years of age 25% of cases within 3 months 75% of cases within 6 months
LATE COMPLICATIONS Renal & Skin Most after 5 years BRONCHIAL EROSION 3-9 months
infection
4-8 weeks
12 months
Resistance reduced : 1. Early infection (esp. in first year) 2. Malnutrition 3. Repeated infections : measles, whooping cough streptococcal infections 4. Steroid therapy
24 months
Development Of Complex
DIMINISHING RISK
But still possible 90% in first 2 years
Pembesaran kelenjar Fokus primer Atelektasis Kavitas Tuberkuloma Pneumonia Air trapping Trakeobronkitis Bronkiektasis Efusi pleura Gambaran milier
Memastikan D/ TB Hasil negatif tidak menyingkirkan D/ TB Hasil positif : 10 - 62 % (cara lama) Cara : cara lama, radiometrik, PCR
a. Dicurigai tuberkulosis 1. Anak sakit dengan riwayat kontak dengan penderita TB dengan diagnosis pasti 2. Anak dengan :
x Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk rejan x BB , batuk dan mengi, tidak membaik dengan pengobatan antibiotika untuk penyakit pernapasan x Pembesaran kelenjar superfisialis yang tidak sakit
b. Mungkin TB
Anak yang dicurigai TB ditambah :
Uji tuberkulin (+) (10 mm atau lebih) Foto rontgen paru sugestif TB Pemeriksaan histologis biopsi sugestif TB Respons yang baik pada pengobatan OAT
c. Pasti TB
Ditemukan basil TB pada pemeriksaan langsung atau biakan Identifikasi M.tb pada karakteristik biakan
Penemuan
Nilai
+ + + +2 +2 +2 +2 + +
(+) / iakan M.tb (+) Granul ma (PA) Uji tuberkulin mm atau lebi Gambaran r nt en ugestif Pemeriksaan fisis sugestif Uji tuberkulin - mm K nversi uji tuberkulin ari (-) ke (+) Gambaran r ntgen ti ak spesifik Pemeriksaan fisis sesuai Granul ma non spesifik Umur < 2 tahun CG alam 2 tahun terakhir
+ + -
12 34 56 >7
sangat tidak mungkin TB mungkin TB perlu pemeriksaan lebih sangat mungkin TB praktis pasti TB
Permulaan
intensif Kombinasi 3 atau lebih OAT Teratur dan lama Pemberian gizi yang baik Pengobatan dan pencegahan penyakit lain
Drugs Isoniazide * (INH) Rifampicin (RIF) Pyrazinamide (PZA) Ethambutol (EMB) Streptomycin (SM)
Adverse reactions
Hepatitis, peripheral neuritis, hypersensitivity
Gastrointestinal upset,skin reaction, hepatitis, thrombocytopenia, hepatic enzymes, inducing orange discolouration of secretions Hepatotoxicity, hyperuricaemia, arthralgia, gastrointestinal upset Optic neuritis, decreased visual acuity, decreased red-green colour discrimination, hypersensitivity, gastrointestinal upset
15-40 (900 mg) 10-20 (600 mg) 50-70 (4 g) 50 (2,5 g) 25-40 (1,5 g)
15-40 (900 mg) 10-20 (600 mg) 50-70 (3 g) 50 (2,5 g) 25-40 (1,5 g)
Ototoxicity nephrotoxicity
Values in parentheses are maximum doses When INH and Rif are used concurrently, the daily doses of INH < 10 mg/Kg/day, Rif < 15 mg/Kg/day
BB < 10 Kg
BB 10-20 Kg
BB 20-33 Kg
50 mg 75 mg 150 mg
Bila BB > 33 kg dimasukkan golongan dewasa Bila BB < 5 kg sebaiknya dirujuk ke Rumah sakit Bila dikombinasikan H dan R, H tidak boleh lebih dari 10 mg/Kg BB/hari, R tidak boleh lebih dari 15 mg/Kg INH dan rifampisin tidak boleh diracik dalam satu puyer, tetapi boleh dicampur saat meminumnya
6 bl
9 bl
12 bl
Mencegah
infeksi Anak kontak dengan pasien TB aktif, tetapi belum terinfeksi (uji tuberkulin negatif) Obat : INH 5 - 10 mg/kg BB/hari
Mencegah penyakit TB pada anak yang terinfeksi : 1. Mantoux (+), R (-), klinis (-) :
Umur < 5 th Kortikosteroid lama Limfoma, Hodgkin, lekemi Morbili, pertusis Akil baliq
2. Konversi Mt (-) menjadi (+) dalam 12 bl, R (-), klinis (-) Obat INH 5 - 10 mg/kg BB/hari
Dianggap TB
Beri OAT Observasi 2 bulan
Membaik TB
OAT teruskan
Memburuk / tetap
Bukan TB
MDR
Rujuk ke RS
Evaluasi ulang di Rumah Sakit rujukan
Bila terdapat tanda bahaya seperti : Kejang Kesadaran menurun Kaku kuduk Atau tanda lain seperti : Benjolan di punggung Pincang Fenomena papan catur Rujuk ke Rumah sakit