Vous êtes sur la page 1sur 11

ABRAHAM MASLOW : BERKAITAN DENGAN MOTIVASI YANG SANGAT TINGGI UNTUK MEREALISASIKAN ATAU MEMENUHI TUJUAN HIDUP DANAH

ZOHAR DAN IAN MARSHALL : KECERDASAN UNTUK MENGHADAPI DAN MEMECAHKAN PERSOALAN MAKNA DAN NILAI IAITU KECERDASAN UNTUK MENEMPATKAN PERILAKU DAN HIDUP KITA DALAM KONTEKS MAKNA YANG LEBIH LUAS DAN KAYA, SERTA KECERDASAN UNTUK MENILAI BAHAWA TINDAKAN ATAU JALAN HIDUP SESEORANG LEBIH BERMAKNA BERBANDING ORANG LAIN

MARSHA SINETAR : PEMIKIRAN YANG DIINPIRASIKAN DAN DIILHAMKAN OLEH DORONGAN DAN KEBERKESANAN, KEWUJUDAN SERTA KEHIDUPAN BERTERASKAN KETUHANAN YANG MENYATUKAN MANUSIA SEBAGAI BAHAGIAN-BAHAGIANNYA AGUSTIAN: KEMAMPUAN UNTUK MEMBERI MAKNA IBADAH TERHADAP SETIAP PERILAKU DAN KEGIATAN, MELALUI LANGKAH-LANGKAH DAN PEMIKIRAN YANG BERSIFAT FITRAH, MENUJU MANUSIA YANG SEUTUHNYA (HANIF) DAN MEMILIKI POLA PEMIKIRAN TAUHID (INTEGRALISTIK) SERTA BERPRINSIP HANYA KEPADA TUHAN

KECERDASAN SPIRITUAL
 MENYEDARKAN KITA AKAN TUJUAN HIDUP DAN MAKNAAN KEHIDUPAN YANG KITA JALANI  MENGINSPIRASIKAN ARAH DAN TUJUAN HIDUP  MENEGASKAN BAHAWA SETIAP KEHIDUPAN MEMILIKI MAKNA YANG BUKAN SEKADAR BERSIFAT DUNIAWI  TIDAK SELALU BERKAITAN DENGAN KEPERCAYAAN ATAU AGAMA. IA LEBIH KEPADA KEPERLUAN DAN KEMAMPUAN MANUSIA UNTUK MENCARI MAKNA KEHIDUPAN DAN MELAHIRKAN NILAI MELALUI PENGALAMAN YANG MEREKA HADAPI

TITIK TUHAN (GOD SPOT)  MICHAEL PERSINGER (1990), AHLI SARAF YANG TELAH BERJAYA MEMBUKTIKAN TENTANG KEWUJUDAN GOD SPOT PADA OTAK MANUSIA  V.S. RAMACHANDRAN (1996) DARI CALIFORNIA UNIVERSITY, MENEMUI BAHAGIAN DALAM OTAK IAITU LOBUS TEMPORAL YANG MENINGKAT KETIKA SITUASI KEAGAMAAN ATAU SPIRITUAL BERLANGSUNG. BELIAU MENYATAKAN BAHWA GOD SPOT ATAU PUSAT SPIRITUAL INI SUDAH TERBINA PADA OTAK MANUSIA THE BINDING PROBLEM  AUSTRIA WOLF SINGER (1996), SEORANG AHLI SARAF MENUNJUKKAN BAHWA PADA DALAM OTAK MANUSIA ADA PROSES SARAF YANG MENYATUKAN DAN MEMBERI MAKNA PADA PENGALAMAN HIDUP KITA. PENEMUAN INI DIKENALI SEBAGAI THE BINDING PROBLEM  HASIL KAJIAN BELIAU MENUNJUKKAN BAHAWA, BANYAK DIANTARA AHLI PROFESIONAL MERASA HIDUP LEBIH BERMAKNA SEKIRANYA MEREKA MENGAMALKAN SIKAP PEMURAH, MENGAMBIL BERAT PADA ORANG LAIN, BERLAKU JUJUR, SERTA MELAKUKAN SESUATU SECARA IKHLAS DAN BUKAN KARENA WANG ATAU PANGKAT

PENGAMAL KEROHANIAN DAN SPIRITUAL  HAROLD G KOENIG DAN KUMPULANNYA TELAH MENERBITKAN BUKU BERJUDUL HANDBOOK OF RELIGION AND HEALTH DARI OXFORD UNIVERSITY PRESS.  KAJIAN MEREKA MENDAPATI BAHAWA, PADA SETIAP ARAS PENDIDIKAN DAN USIA MANUSIA, MEREKA YANG PERGI KE RUMAH IBADAH, BERDOA DAN MEMBACA KITAB SUCI SECARA RUTIN, TERNYATA HIDUP LEBIH LAMA SEKITAR TUJUH HINGGA 14 TAHUN.  MEREKA JUGA MEMPUNYAI KESIHATAN FIZIKAL YANG LEBIH BAIK BERBANDING DENGAN ORANG YANG TIDAK MENGAMALKAN RITUAL KEAGAMAAN.  SESEORANG YANG MEMILIKI KEPERCAYAAN ATAU AGAMA, UMUMNYA MEMILIKI KECERDASAN SPIRITUAL YANG LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN MEREKA YANG TIDAK MEMILIKI KEPERCAYAAN ATAU AGAMA.

 Sinetar (2001) menuliskan beberapa aspek dalam kecerdasan spiritual, yaitu :  a. Kemampuan seni untuk memilih, kemampuan untuk memilih dan menata hingga ke bagian-bagian terkecil ekspresi hidupnya berdasarkan suatu visi batin yang tetap dan kuat yang memungkinkan hidup mengorganisasikan bakat.  b. Kemampuan seni untuk melindungi diri. Individu mempelajari keadaan dirinya, baik bakat maupun keterbatasannya untuk menciptakan dan menata pilihan terbaiknya.  c. Kedewasaaan yang diperlihatkan. Kedewasaan berarti kita tidak menyembunyikan kekuatan-kekuatan kita dan ketakutan dan sebagai konsekuensinya memilih untuk menghindari kemampuan terbaik kita.  d. Kemampuan mengikuti cinta. Memilih antara harapan-harapan orang lain di mata kita penting atau kita cintai.  e. Disiplin-disiplin pengorbanan diri. Mau berkorban untuk orang lain, pemaaf tidak prasangka mudah untuk memberi kepada orang lain dan selalu ingin membuat orang lain bahagia.  Menurut Buzan (2003) ada sepuluh aspek-aspek dalam kecerdasan spiritual yaitu mendapatkan gambaran menyeluruh tentang jagad raya, menggali nilai-nilai, visi dan panggilan hidup, belas kasih, memberi dan menerima, kekuatan tawa, menjadi kanak-kanak kembali, kekuatan ritual, ketentraman, dan cinta.

 Lapan Tanda Kecerdasan Spiritual Orang yang mempunyai kesihatan fizikal dapat dilihat dari keadaan kesihatan fizikalnya, kecekatan, keluwesan fizikal, kekuatan dan daya tahan (endurance) fizikalnya. 

Bagaimana dengan orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi? Berikut ini adalah tanda-tanda nya.


Fleksibel

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi di tandakan dengan sikap hidupnya yang fleksibel atau luwes. Orang ini boleh membawa diri dan mudah menyesuaikan diri dengan pelbagai situasi yang dihadapi, tidak kaku atau memaksa kehendak. Ibarat air, dapat menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya.Demikian pula orang ini mudah mengalah. Dengan demikian boleh menerima pelbagai keadaan.


Kemampuan Refleksi Tinggi

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi, memiliki kemampuan refleksi yang tinggi. Dia cenderung bertanya 'mengapa "atau" bagaimana seandainya "sebagai kelanjutan" apa "dan" bagaimana ". Orang ini juga suka bertanya atau merenungkan hal-hal fundamental: dari mana asalnya manusia ini dan ke mana arah hidup manusia, dari mana alam semesta ini; mengapa ada takdir dan nasih dan sebagainya. Mereka juga mempunyai kemampuan yang tinggi pula dalam menganalisis persoalan rumit dan persoalan metafizik.


Kesedaran diri dan persekitaran tinggi

Kesedaran diri tinggi bererti telah mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya. Dia telah mampu mengendalikan dirinya, misalnya mengendalikan emosi dan dorongan-dorongan lainya. Dengan mengenal dirinya, maka dia juga mengenal orang lain, mampu membaca maksud dan keinginan orang lain.


Kesedaran persekitaran tinggi merangkumi kepedulian terhadap sesama, persoalan hidup yang dihadapi bersama, dan juga peduli terhadap lingkungan alam, seperti kecintaan terhadap flora dan fauna.


Kemampuan Kontemplasi Tinggi

Orang memiliki kecerdasan spiritual tinggi di Tandain dengan kemampuan kontemplasi yang tinggi, iaitu: kemampuan mendapat inspirasi dari berbagai hal; kemampuan menyampaikan nilai dan makna kepada orang lain (memberi inspirasi); mengamati berbagai hal untuk menarik hikmahnya atau mendapat inspirasi; mempunyai kreatititas tinggi dan kemampuan inovasi yang berasal dari inspirasi yang di dapatnya.

Berfikir Secara Holistik Berfikir secara holistic bererti berfikir secara menyeluruh, mengaitkan pelbagai perkara yang berbeza-beza. Berfikir secara sistem, tidak terkotak-kotak atau tersegmentasi. Dengan berfikir secara holistik ini maka terlihat hubungan antara satu hal dengan hal lain. Dia juga menghargai perbezaan-perbezaan dan mampu bersinergi. Dia berfikir bahawa segala sesuatu di ala mini adalah satu sistem yang besar, di mana komponen-komponennya saling menyokong. Berani Menghadapi dan Memanfaatkan Penderitaan Segala kesulitan hidup merupakan tempaan atau ujian untuk meningkatkan kesedaran diri seseorang. Untuk belajar melepaskan kelekatan duniawi maka seseorang misalnya harus mengalami kehilangan barang, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, jabatan, dan sebagainya. Hendaknya kita dapat mengambil hikmah yang positif dari semua kejadian yang kita alami. Bagaimanapun mula-mula kita merasa sakithati kehilangan apa yang kita miliki. Namun dari situ kita juga belajar pasrah atau menerima kejadian yang telah kita alami. Berani Melawan Arus dan Tradisi. Ada kebijaksanaan yang mengatakan, sebaiknya kita hidup mengalir seperti air.Ikut sajalah kemana arus membawa kita. Namun di sini kita di tantang untuk melawan arus jika diperlukan. Para nabi pada Ummnya adalah orang yang melawan arus dan merombak tradisi masyarakatnya. Walaupun untuk itu harus menghadapi perlawanan dari orang-orang yang ingin mempertahankan tradisi itu. Tradisi yang buruk saat ini sedang terjadi di tengah-tengah bangsa Indonesia, iaitu tradisi rasuah. Betapa banyak pegawai yang rasuah, bermula dari peringkat atas hingga bawah. Tidak hanya di persekitaran pejabat pemrintah, juga di persekitaran syarikat swasta. Korupsi jelas menyebabkan ambruknya tatanan masyarakat kita.Maka beranikah kita melawan arus hidup di tengah-tengah masyarakat yang korup? Kita di tantang untuk menjadi seperti bunga teratai, walaupun hidup di atas Lumpur, tetapi boleh memaparkan keindahannya, tanpa tercemar oleh Lumpur tenpat hidupnya.

 Seperti apakah peran SQ di tempat kerja? Karyawan dengan SQ yang tinggi biasanya akan lebih cepat mengalami pemulihan dari suatu penyakit, baik secara fisik maupun mental. Ia lebih mudah bangkit dari suatu kejatuhan atau penderitaan, lebih tahan menghadapi stres, lebih mudah melihat peluang karena memiliki sikap mental positif,serta lebih ceria, bahagia dan merasa puas dalam menjalani kehidupan.  karyawan yang happy, tahu dan mampu memenuhi tujuan hidup. Karyawan yang demikian umumnya memiliki hidup yang seimbang antara kerja dan pribadi,antara tugas dan pelayanan.  Pada umumnya,mereka juga memiliki kinerja yang lebih tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan sebuah perusahaan konsultan besar, penerapan lingkungan kerja yang spiritual meningkatkan produktivitas dan menurunkan turn over.  karyawan yang kecerdasan spiritualnya tinggi dan didukung lingkungan kerja yang juga spiritual, secara positif menjadi lebih kreatif, memiliki kepuasan kerja yang tinggi, mampu bekerja dengan baik secara tim, dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi.  Berbeda dengan karyawan yang memiliki SQ rendah. Pada orang dengan SQ rendah,keberhasilan dalam hal karier, pekerjaan, penghasilan, status dan masih banyak lagi hal-hal yang bersifat materi ternyata tidak selalu mampu membuatnya bahagia. Persaingan dan perbedaan kepentingan yang berlangsung begitu ketat sering kali membuat manusia kehilangan arah dan identitas.

SEKIAN, TERIMA KASIH :D

Vous aimerez peut-être aussi