Vous êtes sur la page 1sur 10

ARUS BOLAK-BALIK A.

Deskripsi Arus Bolak Balik Arus bolak-balik (alternating current : AC) adalah arus yang melewati suatu siklus lenggkap berubah terhadap waktu secara periodik. Berbagai bentuk arus bolakbalik antara lain : sinusoidal, gergaji, dan gelombang persegi. Tegangan pada arus bolak-balik adalah : V = V(t) = Vs = Vm sin t dengan V = Vs = Vs(t) = tegangan sesaat Vm = tegangan maksimum = amplitudo tegangan =2 f= = kecepatan (frekuensi) sudut, f = frekuensi, T = perioda jika dinyatakan dalam nilai efektif atau nilai rms : root square maka : Iem = = 0,7071 (6.2) (6.1)

Vem =

0,707 Vm

(6.3)

jika sumber tegangan Vm dan f diketahui dihubungkan seri dengan R, L, C, maka persoalan utama akan diselesaikan adalah menentukan arus dalam rangkaian yang ditandai oleh amplitudo arus dan tetapan fasanya :

i = Im sin ( t ) i = i(t) = arus sesaat; Im = arus maksimum = amplitude arus dan = beda fasa antara tegangan sumber dan arus. Tegangan melintang L dan C masing-masing tidak sefasa, maka kita gunakan diagram fasor dimana arus dan tegangan yang melalui masing-masing elemen

(6.4)

dinyatakan dengan fasor (Phsor = phase-vector, yaitu vector yang arahnya ditentukan oleh fasanya). B. Fasor dan diagram fasor Fasor adalah vektor yang besarnya amplitudo besaran dinyatakan dengan fasor dan arahnya ditentukan oleh sudut fasa besaran tersebut. Contoh 1. Tegangan V(t) = Vm cos t dapat Dinyatakan dengan fasor v = Vm sudut t diagram Fasornya seperti gambar disamping Contoh 2. Arus i(t) = Im cos Fasa arus I = Im sudut  dan diagram

fasornya seperti gambar disamping

C. Resistor dalam rangkaian arus bolak-balik Tinjaulah rangkaian sederhana, seperti gambar disamping : Vab = VR = Vs = Vm cos t (6.5)

VR = VR(t) : beda potensial sesaat melintang hambatan R iR = iR (t) = iR = Imcos t dengan Im = Vs = Vm cos t VR = ImR cos t IR dan VR berubah sesuai dengan cos t, dan mencapai nilai maksimum maupun nol pada saat bersamaan, sehingga dikatan arus dan tegangan melalui hambaran R dikatakan sefasa Untuk menyatakan hubungan fasa antara arus dan tegangan dapat digunakan grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu atau menggunakan diagram fasor. Dengan diagram fasor: terlihat bahwa arus dan tegangan adalah sefasa. Contoh 1: Jika resistor 10 ohm dalam rangkaian arus bolak balik dengan sumber tegaangan vs = 5 cos 100 t volt. Tentukan a) arus melalui R sebagai fungsi waktu dan pada saat t = 1/100 s, b) gambarkan diagram fasor arus dan tegangan pada saat t = 1/100 s, c)


cos t

beda potensial melalui R sebagai fungsi waktu pada saat t = 1/100s, dan d) diagram fasor VR pada saat t = 1/100s. solusi : a) iR = Im cos = cos = cos 100 t; iR = 0,5 cos dan = - 0,5 A

pada saat t = 1/100 b) Im = 0,5A; =

iR = 0,5 sudut

c) vR = vS = 5 cos 100 t, pada saat t = 1/100 s vR = vS = 5 cos Vm = 5V = -5V

d)

vR = 5 sudut

D. Induktor dalam rangkaian arus bolak-balik Beda potensial Vab = Vs = VL = L Maka : L = Vm cos t atau di = cos t

Dengan L adalah induktansi diri dan satuan henry iL =

dengan


= Im cos


(6.8)

iL =

disebut sudut fase tegangan pada induktor

( -90o) disebut sudut fase arus yang melaui induktor

Dari persamaan (6.8) Nampak bahwa fasa arus yang melalui induktor ketinggalan 90o dari tegangnya atau fasa tegangan mendahului arus 90o Jika tegangan ab pada gambar diatas dan kuat arus yang mengalir pada induktor diamati dengan osiloskop, maka akan diperoleh grafik arus dengan tegangan. Pada gambar tersebut terlihat bahwa grafik arus lebih lambat (ketinggalan 90o) dibandingkan dengan grafik tegangannya.

E. Kapasitor dalam rangkaian arus bolak balik Beda potensial Vab = Vs = Vc = Vm cos Vc = Vc(t) = tegangan sesaat yang melewati C Vc = Dari i = t = V m C cos ( maka q(t) = Cvc = vab = Vm cos ,

maka i(t) = ic = -Vm ic =Im cos ( )

C sin

dengan Im = Vm

C=

reaktansi kapasitif

dari persamaan diatas, Nampak bahwa fasa arus yang melalui kapasitor mendahului tegangannya 90o atau tegangan ketinggalan 90o dari arus. Diagram fasornya

F. Rangkaian seri R-L-C Dari gambar disamping adalah rangkaian seri RLC, sehingga disetiap komponen rangkaian setiap saat diperoleh : i = iR = iL iC Jika kita ambil nilai arus sesaat, yaitu i = Imcos t, maka yang perlu ditentukan adalah amplitude arus Im dan beda fasa antara tegangan sumber dan arus.

Tegangan sumber dinyatakan sebagai : vS = Vm cos( t + ). Selanjutnya kita definisikan besaran impendansi rangkaian yang analog dengan hambatan, yaitu Z = fasa Beda potensial sesaat : Vs = VR + VL + VC Nilai maksimum beda potensial pada R,L dan C adalah : . Persoalan selanjutnya adalah menentukan impedansi Z dan beda

VR = Im R =

R L

VL = ImXL = Im L = VC = ImXC =

Nilai sesaat : i = Imcos t, vR = VR cos t vI = VIcos( t + ) dan vc = Vc cos( t - ) maka vs = vR + vL + vC menjadi : vs = Vm cos ( t + ) = VR cos t + VIcos( t + ) + Vc cos( t - ) = cos t+ L( t + )+ cos( t - )

Z dan beda fasa

dapat diselesaikan secara analitik, tapi lebih mudah

menggunakan fasor, sehingga dapat digaambarkan fasor arus dan tegangan yaitu : i= Im t, pilih t = 0, maka : vR = VR < t = 0 vL = VL <( t + vC = VC <( t  =vR + vL + vC = Vm < ( t + ) = ,

Komponen fasor : vS =

Maka diagram fasor seperti gambar disebelah. Jika VL > VC, maka dapat digambar fasornya Dari diagram fasor pada gambar diatas diperoleh : Vm2 = VR2 + (VL VC)2

Im2 Z2 = Im2R2 + Im2(XL XC)2, maka nilai Z adalah Z2 = R2 + ( XL XC)2 Z= Tg = = =

Hubungan Z dan R, XL dan XC dapat dapat digambarkan pada diagram fasor, seperti pada gambar disamping G. Daya dalam rangkaian arus bolak balik Pada induktor dan kapasitor murni (tanpa resistor) separuh energi listrik diambil dan disimpan dalam medan magnetik induktor atau medan listrik kapasitor, tetapi separuh perioda berikutnya energi yang di simpan kembali dan di ubah menjadi energi listrik. Daya yang diberikan oleh suatu generator pada rangkaian seri RLC dapat dinyatakan sebagai vs = Vm sin t dan beda fase tegangan dan arus P(t) = i vs =  yaitu : i = Im sin( t- ) dan

= Im Vm sin ( t ) sin t Jadi daya berubah terhadap waktu menurut fungsi yang rumit, namun dalam prakteknya yang menjadi pokok perhatian adalah daya rata-rata. Dengan menggunakan hubungan trigonometri : sin ( = sin  

karena Im, Vm dan

adalah tetapan, maka nilai rata-rata suku pertama ruas

kanan persamaan diatas hanya melibatkan nilai rata-rata sin2 t.

(sin2 t) = ImVm cos sin

 ehingga nilai rata-rata suku pertama

karena sin t cos = sin 2 t, suku kedua Im Vm sin t cos t

= Im Vm sin sin2 t

Nilai rata-rata hanya melibatkan nilai rata-rata sin 2 t (sin 2 t) =  dt = 0

Dengan demikian daya rata-rata untuk satu atau kelipatan perioda T adalah : P= = ImVm cos

Jjika dinyatakan dalam Vrmscos Cos disebut faktor daya. Selanjutnya perhatikan kembali diagram fasor berikut ini. Cos = = P = IrmsVrms
 

 jadi : daya rata-rata adalah :

P = I2rms R = I2 mR = I2mR Jjika dalam rangkain arus bolak-balik yang ada hanya hambatan murni, maka = 0, sehingga cos = 1 dan P = IrmsVrms

H. Resonansi dalam rangkaian seri RLC Arus Bolak Balik Suatu rangkaian seri RLC dikatakan beresonansi, jjika arus mempunyai nilai puncaknya , yaitu : Irms = =


; dengan XL = L dan XC =

XL dan XC bergantung pada frekuensi sudut

begitu jjuga dengan Irms. Arus

akan mempunyai nilai terbesar jika : XL=XC dan Z = R


0L

= 

atau

0=

dengan

f0 =

jadi arus dalam rangkaian seri RLC mempunyai nilai puncaknya bila frekuensi tegangan yang digunakan sesuai dengan frekuensi alamiah osilator yang hanya bergantung pada L dan C. selain itu juga pada frekuensi ini arus sefasa dengan tegangan yang digunakan dengan persamaan tg = = = 0, maka = 0, berarti arus sefasa dengan tegangan. Besarnya

nilai puncak arus tersebut hanya bergantung pada R saja, Irms = , jika R = 0, maka Irms = ~

Daya rata-rata sebagai fungsi frekuensi untuk rangkaian seri RLC adalah : P = I2 rmsR =

Dengan mengambil XL = L dan XC = P= Jika =




dan

= 

o,

maka daya rata rata akan mencapai nilai maksimum

Pmaks =

Vous aimerez peut-être aussi