Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Buku ini ditulis seorang penyusun buku yang best seller. Lulusan dari universitas terkenal di Indonesia. Pengalaman sebagai praktisi mentoring. Tentu saja menjadikan isi buku ini sangat berbobot. Buku ini unik dan praktis. Sangat cocok bagi mentor atau praktisi pendidikan. Mari kita doakan, semoga penulis tetap berkarya, dimudahkan segala urusannya, dihindarkannya dari neraka dan dimasukkannya ke surga-Nya. Amien!!!
Publisher Asad Managing Editor Gavin Technical Editors Basil Na'amah Cover Designer Zufar Team Coordinator Haidar Production Garuda Publishing
Special thanks to: Allah SWT, Rasulullah SAW, all the people who contributed to this document, my lovely wife, to mum and dad, to my sisters and brothers, to the graphic artist who created this great product logo on the cover page (you did a great work), to Indonesian people and all moslems in the world.
Daftar Isi
Foreword 1
3 5
Bab III Dari Mana Datangnya Lintah? Bab IV Kenalan Yuk! Bab V Teman Baru Bab VI Sisi Muliamu Bab VII Khusus Untukmu Bab VIII Menyatu Dengan Teman Bab IX Curah Pikiran Kelompok Bab X Kerja Bab XI Doa Bab XII Ikhlas Berdoa Bab XIII Ayo Berhitung Bab XIV Keutamaan Ilmu Bab XV Cara Belajar Bab XVI Ulangannya Batal
14 18 21 24 27 30 33 36 39 41 45 49 52 55
1 Worksheet ................................................................................................................................... 56
2011 Garuda Publishing
II
Bab XVII KIASTREVITA Bab XVIII Bergembira Dengan Kreativitas Bab XIX Apa yang Kamu Lihat? Bab XX Belah Kreatif Bab XXI Kue Tart Bab XXII Who Am I ?
1 Lembar 1 2 Lembar 2 3 Lembar 3
59 61 64 67 71 75
Bab XXIII Bagaimana Orang Lain Melihat Saya Bab XXIV Menentukan Tujuan Bab XXV Kenali Diri dalam Berkomunikasi Bab XXVI Komunikata Bab XXVII Berbicara Tanpa Melihat Bab XXVIII Pesan Gambar Bab XXIX Bertengkar dengan Teman Bab XXX Ceritakan Pengalamanmu Bab XXXI Memikirkan Keputusan Bab XXXII Memiliki Keputusan Bab XXXIII Suit Game Bab XXXIV Guru Favorit Bab XXXV Daftar Pustaka
1 Worksheet ................................................................................................................................... 88
III
Index
117
Foreword
...... Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al Fath 48:29)
Bab
I
Pendahuluan
Pendahuluan
Bab 1. Pendahuluan
Alhamdulillah. Tiada daya upaya kecuali dari Allah saja. Salam dan shalawat kepada Nabi junjungan kita, teladan dalam kehidupan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sehabat dan generasi penerusnya sampai akhir zaman. Saya ucapkan salam bahagia kepada anda pembaca dan penggemar aplikasi game dalam pembelajaran. Selamat bergabung dalam barisan mentor dengan metode accellerated learning. Suatu metode yang menekankan pada slogan "Learning by doing and Learn how to learn". Learning by doing berarti setiap mentee terlibat dalam kegiatan dan mengambil pelajaran dari setiap game. Learn how to learn berarti setiap orang (mentor dan mentee) berniat meningkatkan kualitas dirinya dalam setiap game. Jadi terbayang ya setiap mentor dan mentee itu berorientasi belajar dan bermotivasi prestasi demi ridho Ilahi. Buku ini tidak sekedar saya susun begitu saja, tetapi ada semacam pemikiran untuk tampil lebih fokus dan mudah dimengerti. Sehingga ada penambahan suplemen materi pada beberapa game untuk membantu mentor lebih memahami tujuan game yang akan dilakukan. Gamegame dalam buku ini mencakup beberapa kelompok tema, yaitu Aqidah, Konsep Diri, Sikap, Komunikasi, Doa, Pemain Tim, Berpikir, Pengambilan Keputusan, Belajar dan Mengajar. Selanjutnya, untuk mempermudah anda menggunakan game dalam buku ini saya berikan cara jitu bagaimana menggunakan games. Akhirulkalam, untuk segala kekurangan dan kelebihannya, saya mohon maaf. Karawang, Februari 2011 Aiman Ghalib
Bab
II
Penggunaan Games dalam Mentoring Islam
kita hanya menyerap pelajaran 10% saja, ditambah dengan melihat bertambah pula tingkat penyerapannya, apalagi dengan mengalami (pengalaman). Game melibatkan banyak indera kita untuk menyerap suatu pelajaran, tentu lebih banyak pelajaran yang didapatkan. Ciri-ciri game (dalam buku Games for Islamic Mentoring) adalah sebagai berikut: 1. Singkat. Tidak membutuhkan waktu yang panjang sehingga memakan waktu satu jam lebih. 2. Membutuhkan sedikit biaya. 3. Partisipatif. Melibatkan mentee dalam kegiatannya. 4. Menggunakan alat bantu yang sederhana seperti spidol, alat-alat tulis, kertas koran atau korek api. 5. Resiko gagal rendah karena permainan sangat bertumpu pada mentor sebagai wasit. Sehingga kepandaian mentor dalam menyajikan game sangat penting. 6. Adaptasi yang mudah akan modifikasi dan penyesuaian pada tujuan. 7. Tujuan game itu bersifat mikro atau lebih spesifik (single focus) dari materi umum yang disajikan.
2.1
2.1.1
Langkah 1. Tentukan Game yang Tepat. Menentukan game yang tepat adalah langkah pertama yang harus anda pikirkan. Apakah sudah sesuai dengan tujuan mentoring kali ini? Atau tidak? Manakah yang harus saya pilih. Termasuk juga ketersediaan waktu anda untuk memahami isi game dan melaksanakannya. Kita harus mengutamakan suasana kondusif untuk belajar bagi mentee sehingga game menjadi akselerator untuk lebih meningkatkan pemahaman mentee. Dalam accelerated learning yang difokuskan adalah hasil bukan pada aktifitas itu sendiri. Hanya memang, untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan proses yang baik. Oleh karena itu menentukan game yang tepat adalah langkah awal yang penting bagi proses pembelajaran mentoring selanjutnya. Berikut ini beberapa pertanyaan yang harus anda jawab untuk membantu anda menentukan game yang tepat. 1. Apa tujuan dari game ini? Apakah berhubungan dengan materi yang akan anda berikan sekarang? 2. Apakah gamenya menyenangkan? Menyenangkan bukan berarti harus tertawa, tetapi lebih pada membangun keterbukaan antara mentor dan mentee. Ada ilustrasi begini. Bila temanmu mencubit anda. Bagaimana rasanya? Sakit bukan? Bila temanmu hendak mengulangi lagi perbuatannya padamu yaitu mencubit dirimu. Saya tebak, anda pasti akan berusaha menghindar dari usaha mencubit anda kedua kalinya. Begitulah biasanya orang bertindak, bila ia mendapat pengalaman menyakitkan, maka kecendrungan dirinya dalam menghadapi kejadian yang sama di masa depan adalah menghindarinya sebisa mungkin. Seperti orang memakan makanan jenis baru, tapi akhirnya perutnya mulas
2011 Garuda Publishing
3.
4. 5.
6.
dan mencret-mencret, maka kecendrungan selanjutnya tentu ia kapok memakan makanan itu dan berusaha menghindari memakan makanan itu di masa yang akan datang. Tetapi bagaimana bila anda ditawari makanan baso yang paling enak di Indonesia. Mendengar saja sudah menggiurkan. Apalagi bila anda sudah mencicipinya dan memang betul sedap, tentu anda akan memakannya dengan sepuas-puasnya. Dan saya yakin minggu depannya atau bulan depan atau tahun depan, bila anda ditawari makanan baso itu lagi, anda akan mengatakan "ya". Atau malah tidak perlu menunggu lagi kapan anda akan ditawari, tapi anda akan berinisiatif mendatangi warung baso itu lain waktu. Begitulah manusia bila ia merasakan nikmatnya, ia punya kecendrungan untuk mengulanginya. Pun sebaliknya, bila ia mendapat rasa sakit, maka ia punya kecendrungan untuk menghindarinya. Apakah game ini mudah dilakukan pada grup mentoring kali ini? Beda mentee, beda pula tingkat intelektualnya. Biasanya model game teka-teki lebih mudah ditangkap oleh mentee dengan tingkat intelektual yang di atas rata-rata. Apakah waktunya cukup untuk menjelaskan gamenya, dan menjalankan kegiatannya serta pengambilan hikmahnya sampai selesai? Perhatikan waktunya! Apakah game ini dapat menimbulkan rasa antipati setiap orang? Antipati adalah lawan dari simpati. Isi dari game yang menyinggung perasaan mentee dapat menimbulkan rasa antipati. Selain itu, antipati dapat disebabkan karena anda bersikap sok berkuasa atas mentee dan mentee belum menganggap anda layak memberikan perintah seperti layaknya komandan terhadap prajurit. Contoh komentar antipati: "Baru kenal aja udah keluar nasihat nglarang gini dan gitu, gimana nanti kelanjutannya", ujar mentee dalam hati. Apakah kamu paham gamenya dan antusias menyampaikannya pada mentee?
Bila jawabanmu adalah (1) game ini cocok dengan materi yang akan anda sampaikan, (2) gamenya cukup menyenangkan dan (3) mudah dilakukan, (4) waktunya cukup, (5) tidak antipati, (6) anda paham gamenya dan antusias melakukannya, maka anda telah menemukan game yang tepat. 2.1.2 Langkah 2. Persiapan Matang Selamat!!! Anda telah menemukan game yang tepat. Sekarang yang perlu kita lakukan adalah persiapan yang matang. Yup, persiapan matang didahului dengan latihan. Ada pepatah "latihan akan menjadikan itu sempurna", tapi bagi saya "latihan yang terevaluasi akan menjadikan itu lebih baik". Karena bila latihan saja, hasilnya adalah kebiasaan. Dan kebiasaan belum menjamin keberhasilan, tapi perbaikan yang terus menerus yang akan menjadikan itu lebih baik. So, persiapan matang adalah berupa latihan yang terus-menerus memperbaiki kekurangannya. Untuk melakukan persiapan matang terutama bagi anda yang baru mengenal game, ada baiknya anda menjawab pertanyaan berikut: 1. Apakah anda sudah membaca beberapa kali game yang akan anda lakukan dan paham setiap langkahnya? 2. Apakah anda sudah menyiapkan alat dan bahannya? 3. Apakah anda sudah melakukan latihan untuk game tersebut sehingga anda dapat
2011 Garuda Publishing
4.
5. 6.
7.
8.
memperkirakan berapa lama waktunya menurut versi anda? Versi waktu dalam buku belum tentu sesuai dengan versi dari waktu anda, karena pengaruh faktor kecepatan fasilitator dalam membawakan game dan kemampuan mentee dalam memahami setiap langkah game. Apakah anda dapat memperkirakan masalah yang mungkin terjadi ketika game akan dilangsungkan? Apa rencana tindakan anda dalam menghadapi kemungkinan masalah itu? Apakah anda sudah mempersiapkan pertanyaan hikmah dan komentarnya? Apakah anda sudah merencanakan untuk membagi mentee menjadi beberapa kelompok? Bila kehadiran mentee hanya setengah, apa rencana anda? Apa metode pengelompokkan anda? Ingat dalam game, kita mengharapkan mentee menjadi bagian dari kelompok mentoring. Apakah anda akan memberikan hadiah? Bila Ya. Apa dan berapa banyak hadiahnya? Memberikan hadiah kepada mentee dari keberhasilan game akan memberikan rasa menyenangkan dan mendorong untuk memperkuat hubungan antara anda dan mentee. Pertanyaan terakhir, apakah anda senantiasa menanamkan dalam diri anda niat ikhlas beribadah kepada Allah dalam aktivitas ini? Keikhlasan adalah salah satu dasar amalan penting kita.
Bila anda sudah mempersiapkan dari semua pertanyaan di atas, anda berarti siap untuk langkah selanjutnya. 2.1.3 Langkah 3. Perkenalan yang Antusias Anda telah menemukan game yang tepat dan sudah berlatih menggunakannya. Sekarang tugas anda adalah melaksanakannya. Langkah pertama tentu adalah perkenalan. Perlu anda ketahui, bila pada pertemuan sebelumnya mentee antusias mengikuti game, maka pertemuan selanjutnya biasanya mentee antusias pula mengikutinya. Anda tidak perlu mengeluarkan energi yang besar untuk melakukannya. Tapi bila pada game sebelumnya mentee tampak tidak antusias, maka pada pertemuan selanjutnya anda harus mengeluarkan energi ekstra untuk antusias. Karena mungkin mentee merasa game sebelumnya hanyalah kegiatan membosankan dan bodoh untuk dilakukan, termasuk untuk game yang sekarang. Lain lagi halnya bila ini adalah pertama kalinya mentee mencicipi game dalam mentoring, biasanya mentee akan kurang nyaman. Ciri-ciri mukanya bingung, bengong, atau malah nyengir kuda. Tapi jangan khawatir, tetap dengan rencana anda. Sekali mereka mengerti dan paham permainannya, insya Allah mereka akan menyambut anda. Kapanpun anda akan menggunakan game dalam mentoring, rasa antusias anda adalah penting. Antusias berarti bersemangat dan mengeluarkan energi tubuh yang memancar ke sekeliling anda. Sehingga setiap mentee dapat merasakan antusias anda dan turut serta dalam game. 2.1.4 Langkah 4. Membagi Kelompok Beberapa game dalam buku ini ada yang perlu membentuk kelompok. Apa fungsi pengelompokkan? Pengelompokkan dapat membantu mentee belajar lebih cepat karena interaksinya dengan mentee lain. Selain itu, kita jadi lebih mudah mengelola permainan yang
2011 Garuda Publishing
akan dilangsungkan. Kami sarankan, untuk game yang waktunya singkat, pembagian kelompok cukup 2 s.d. 4 orang per kelompok. Untuk game yang waktunya lebih lama dan kompleks dapat dibagi 5 s.d 7 orang per kelompok. Bila mentee berjumlah sekitar 12 orang, kita dapat bagi menjadi 3 s.d. 4 kelompok dengan anggota 3 s.d. 4 orang per kelompok. Karena bila 12 mentee itu kita bagi dua kelompok dengan 6 orang per kelompok saja, maka akan timbul masalah persepsi "Kelompok Menang dan Kalah" dalam game. Tentu saja persepsi ini kurang kondusif bagi pembelajaran. Pembagian kelompok yang hanya berdasarkan kedekatan tempat duduk, kami rasa itu hanya mempererat sesuatu yang sudah terjalin erat. Karena mentee biasanya duduk berdekatan dengan mentee yang lebih dikenalnya. Kita perlu mencoba mentee untuk bekerja dengan mentee lain yang dirasa kurang dikenalnya, karena bisa jadi perilakunya akan berbeda bila dibandingkan ia berkelompok dengan yang sudah dikenalnya. Dan ini baik bagi pembelajaran sosial mentee. Nah, bagaimana pembagian kelompok yang kreatif, ada cara-cara yang dapat anda lakukan diantaranya: 1. Permen aneka rasa. Pembagian kelompok ini berdasarkan persamaan permen yang didapat mentee. Permen sudah diatur kelompoknya dengan jumlah mentee. Bila 4 kelompok, berarti 4 jenis permen berbeda. Setiap mentee mengambil permen dalam kantong dengan mata tertutup. Yang akhirnya, kita mendapatkan 4 kelompok mentee. 2. Tanggal lahir. Setiap mentee menyebutkan tanggal lahirnya dan mentor mencatatnya berdasarkan deret waktu. Bila anda perlu 4 orang per kelompok, maka 4 orang pertama dari list itu menjadi kelompok pertama. 4 orang selanjutnya menjadi kelompok kedua, dan seterusnya. 3. Angka berulang. Pembagian kelompok berdasarkan angka yang sama disebutkan mentee. Misalnya kita mau membagi mentee menjadi 3 kelompok, maka kita meminta mentee untuk berhitung mulai dari 1 s.d. 3. Mentee pertama menyahut satu, mentee kedua menyahut dua, mentee ketiga menyahut tiga, mentee keempat menyahut satu, mentee kelima menyahut dua, dan seterusnya. Nah mentee yang menyahut satu menjadi kelompok satu, mentee yang menyahut dua menjadi kelompok dua, dan seterusnya. 2.1.5 Langkah 5. Anda Sebagai Fasilitator: Perhatikan Jalannya Games Ketika games dimulai bukan berarti anda dapat duduk santai dan melakukan pekerjaan lain. Itu salah, justru anda harus memperhatikan dengan seksama jalannya games. Khawatir, kalaukalau ada pertanyaan spontan, kesalahan melakukan permainan, kebingungan mentee dan lainlain yang harus anda tanggapi segera. Selain itu anda juga harus mengingatkan waktu permainan, sudah sampai berapa lama nih. Di bawah ini beberapa poin penting yang harus diperhatikan mentor di langkah ini: 1. Tugas penting anda sebagai fasilitator adalah membuat mentee merasa nyaman dalam permainan dan mendapatkan pengalaman belajar yang baik. 2. Jalankan permainan dengan mulus. 3. Memperhatikan dan mengingat perilaku mentee dalam menjalankan permainan. Ini bermanfaat untuk sesi pengambilan hikmah, dimana perilaku mereka dapat dijadikan bahan pelajaran. 4. Selanjutnya, menjaga permainan tetap sesuai rencana dan mentee fokus pada tujuan belajar. Kita mungkin senang menjalankan beberapa jenis games, tapi lupa terhadap
2011 Garuda Publishing
10
tujuan awalnya. 5. Tugas penting lainnya, adalah memastikan alat dan bahan yang diperlukan dalam permainan tersedia dengan baik. Antusias mentee dalam game dapat menurun garagara kekurangan alat permainan. 6. Terakhir, tugas anda adalah menjaga waktu yang berjalan dalam game. Bila rencana waktunya 15 menit, maka siapkan 15 menit. 2.1.6 Langkah 6. Pengambilan Hikmah Permainan berakhir dan . berhasil sukses. Mentee senang dan telah belajar sebagaimana seharusnya, tapi . tugas anda belum selesai. Masih ada lagi yang penting yang harus anda selesaikan, yaitu pengambilan hikmah. Dan inilah biasanya yang terlewatkan. Pengambilan hikmah merupakan bagian pembelajaran di mana mentor menghubungkan permainan dengan dunia nyata. Dan inilah yang sangat penting. Bagian ini mentee merefleksikan dirinya dari pengalaman permainan. Mentor mengajukan beberapa pertanyaan pada mentee. Pertanyaanya dapat berupa (pertanyaan hikmah dapat dilihat dalam setiap game): 1. Dalam permainan tadi yang kita lakukan, bagian apa yang paling sulit dilakukan? Yang mudah? Mengapa? 2. Menurut kalian, apa yang terpikirkan dari permainan tadi? Mengapa? 3. Apa yang sudah kalian pelajari dari permainan itu? 4. Dan lain-lain Dalam mengajukan pertanyaan, anda harus betul-betul mengemas pertanyaan hikmah menjadi sesuatu yang mudah dipahami agar mentee tahu dan mudah untuk menjawabnya. Contoh: Pertanyaan Hikmah versi Buku: Bagian mana yang paling menyenangkan dalam kegiatan ini? Pertanyaan Hikmah versi Mentor: Menurut kalian, pada bagian mana yang paling mengasyikkan dari permainan tadi? Terasa perbedaannya? Nah selanjutnya berilah kesempatan sedikit waktu untuk berpikir dan segera menanggapi mentee yang bersemangat menjawabnya. Selanjutnya, dengarkanlah setiap jawaban mentee itu. Setidaknya ada 2 jawaban mentee, baru kemudian mentor dapat mencoba mensintesis dan menggabungkan jawaban-jawaban itu dalam suatu bentuk pelajaran hikmah. Sekali lagi, jawaban beberapa mentee dihubungkan oleh mentor dan digabungkan dalam suatu hikmah. Disinilah diperlukan kepandaian mentor dalam menangkap setiap jawaban mentee untuk diformulasikan dalam bentuk hikmah. Kuncinya adalah MENDENGARKAN. Mentor harus memimpin sesi pengambilan hikmah, dan memandu mentee untuk mendapatkan pelajaran yang ia tidak dapatkan di dalam permainan ini saja. Setiap jawaban mentee, jangan kita salahkan. Sesi ini bukan menilai jawaban mentee salah atau benar, tapi untuk merefleksikan pengalaman yang baru saja dia dapatkan untuk kita hubungkan dengan tujuan game dalam bentuk hikmah. Dalam sesi ini, anda dapat juga mengambil contoh perilaku mentee yang baru saja dilakukan untuk didapatkan suatu hikmah. Bila perilaku buruk yang diambil contoh, maka lindungi si mentee dengan tidak menyebut namanya atau menunjuk orangnya. "Ada di antara kalian yang melakukan begini-begitu dll". Bila perilaku baik yang
2011 Garuda Publishing
11
diambil contoh, maka beri penghargaan dalam bentuk tepuk tangan dll, dan tunjuklah orangnya atau kelompoknya. Selanjutnya, mentee harus dapat kita ajak menuju kata "AHA" adalah suatu bentuk pelajaran baru yang terhubung begitu saja dalam benak mentee. OYA bener juga kata kakak mentor ini. Biasanya mentee menganggukkan kepalanya berkali-kali. Tanda dia mendapatkan pelajaran. 2.1.7 Langkah 7. Merayakannya Sesi pengambilan hikmah telah usai, sekarang saatnya kita meranyakan kesuksesan permainan ini. Bila hasil permainan ada yang menang, maka saatnya perayaan pemenang. Bila kita punya anggaran untuk pemenang, maka berikanlah dengan meriah. Yeee. Tapi bila anda tidak ada anggaran cukup besar atau modal cekak, jangan khawatir. Sebuah permen pun tak masalah. Pakailah daya kreatif anda untuk dapat tetap memberikan penghargaan tanpa mengurangi esensi games tersebut. Saran dan ide yang dapat membantu di antaranya: 1. Selembar kertas sertifikat yang dapat anda buat di komputer dan di cetak printer dalam waktu singkat (persiapkan sebelum games) 2. Kupon gratis belanja atau makan di kafe. 3. Stiker lucu, gaul dan islami. 4. Kaset Nasyid, MP3, VCD, dan DVD Islami 2.1.8 Langkah 8. Evaluasi Perbaikan Sukses dahsyat! Anda telah berhasil menjalankan games dengan baik dan sukses sesuai dengan harapan anda. Games sebagai suplemen dari acara mentoring, tentu saja setelah games, aktivitas harus kembali pada tujuan mentoringnya. Kembali ke laptop! Begitulah kirakira kita membawa suasana pada sesi mentoring ini. Setelah anda menyelesaikan kegiatan mentoring pada hari itu, cobalah untuk mengevaluasi games yang telah anda lakukan tadi. Sekarang ambil posisi relaks dan tanyakan pada diri anda sediri. 1. Apakah gamenya sudah berjalan sesuai dengan rencana? 2. Apakah anda memerlukan beberapa modifikasi dari game itu? 3. Apakah mentee menyukainya? 4. Apakah mentee tidak suka permainannya? Selagi anda masih teringat dengan jelas dari permainan tadi, maka sebaiknya anda segera mengevaluasi permainan dan hasilnya. Bila anda menyebarkan kertas evaluasi untuk mentee isi dan dikembalikan pada anda, maka anda dapat segera melihat hasil isian evaluasinya. Selain itu cobalah ingat-ingat bagaimana setiap mentee merespon permainan itu. Apakah mereka senang? Apakah mereka bingung? Apakah mereka kesulitan mengikuti proses langkah-langkah gamenya? Bila mentee pernah mengalami kebingungan atau game yang dilakukan lebih lama dari yang diperkirakan, anda mungkin perlu melakukan perbaikan. Bila permainannya bagus, tapi gagal di saat pengambilan hikmah, maka anda perlu memperbaiki pertanyaan hikmahnya. Selain itu tinjau kembali game itu, apakah hanya sekedar game yang buang-buang waktu saja yang tidak mendukung proses belajar mentee. Selain itu, anda juga perlu meninjau ulang peralatan game anda. Pastikan pada pertemuan
2011 Garuda Publishing
12
selanjutnya, peralatan tersedia dengan lengkap dan siap digunakan. Anda juga harus secara kontinu memperbaiki dan meningkatkan kualitas setiap favorit game anda. Suatu game yang efektif akan kehilangan keindahannya bila anda tidak melakukan perubahan dari waktu ke waktu. Akhirnya, sekarang tarik nafas anda dalam-dalam. Tegakkan punggung anda! Mempersiapkan dan melaksanakan aktivitas game itu memerlukan energi tubuh yang tidak sedikit, namun hasilnya WOW sungguh bernilai. Ingat sekali lagi, ini hanyalah sebuah permainan kecil, sedangkan permainan sesungguhnya adalah kehidupan ini. Jadi, bersungguh-sungguhlah. Allahu Akbar! 2.1.9 Daftar Ceklist Yang Dapat Membantu Anda Mempersiapkan Game Beri tanda chek (v) di nomor pertanyaan bila sudah dikerjakan!
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Apa tujuan dari game ini? Apakah berhubungan dengan materi yang akan anda berikan sekarang? Apakah gamenya menyenangkan? Apakah game ini mudah dilakukan pada grup mentoring kali ini? Apakah waktunya cukup untuk dilakukan, sejak penjelasan permainan sampai pengambilan hikmah? Apakah game ini dapat menimbulkan rasa antipati setiap orang? Apakah kamu paham gamenya dan antusias menyampaikannya pada mentee? Apakah anda sudah membaca beberapa kali game yang akan anda lakukan dan paham setiap langkahnya? Apakah anda sudah menyiapkan alat dan bahannya? Apakah anda sudah melakukan latihan untuk game tersebut sehingga anda dapat memperkirakan berapa lama waktunya menurut versi anda? Apakah anda dapat memperkirakan masalah yang mungkin terjadi ketika game akan dilangsungkan? Apa rencana tindakan anda dalam menghadapi kemungkinan masalah itu? Apakah anda sudah mempersiapkan pertanyaan hikmah dan komentarnya? Apakah anda sudah merencanakan untuk membagi mentee menjadi beberapa kelompok? Bila kehadiran mentee hanya setengah, apa rencana anda? Apa metode pengelompokkannya? Apakah anda akan memberikan hadiah? Bila Ya. Apa dan berapa banyak hadiahnya? Apakah anda sudah menentukan kapan dan bagaimana anda memulai game? Apakah anda paham seberapa jauh keterlibatan anda dalam game? Apakah anda sudah menyiapkan alat waktunya (jam atau stop watch)?
Bab
III
Dari Mana Datangnya Lintah?
14
15
siapa pula yang mengajarkan burung terbang dan ikan berenang? Dan jika saat itu manusia mau jujur terhadap hati nuraninya, maka ia akan mengakui bahwa ada sesuatu zat yang maha segalanya yang merupakan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan tadi. "Dialah Allah, Khalik (Yang menciptakan), Yang mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang memiliki Asma'ul Husna (nama-nama yang baik) bertasbih kepadaNya apa yang ada di langit dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(Al-Hasyr :24) Allah menggunakan dua jalur dalam mengajarkan ilmu-Nya kepada manusia: 1. Jalur formal/resmi; Dalam bentuk wahyu. Sistem penyampaiannya berstruktur, melalui malaikat,rasul,sahabat, tabi'iin, tabi'it tabi'in hingga ulama akhir zaman. Tidak langsung disampaikan ke seluruh manusia. Manusia tidak akan sanggup berhadapan langsung dengan Allah hatta itu seorang Nabi Musa as. (QS.7:143; 42:51) Hadits Rasul, "Ulama itu pewaris para nabi". (HR.Abu Daud- At-Tirmizi) 2. Jalur informal; Dalam bentuk ilham/ inspirasi. Sistem penyampaiannya mandiri, diperuntukkan bagi siapa saja, baik beriman maupun kafir yang mau mengadakan mubasyarah (pengamatan) terhadap alam semesta. Barangsiapa yang berusaha, maka dia akan mendapatkan. (QS.29:69) Bukti Ilmu Allah: 1. Ayatul Kauniyah, yaitu ayat-ayat Allah yang terhampar di alam, merupakan bukti yang mendukung kebenaran ayatul qouliyah (3:109). Ayat-ayat Kauniyah ini merupakan sarana bagi kehidupan manusia. Manusia harus melakukan eksperimen/percobaan dalam mengembangkan dan memanfaatkannya untuk kemashlahatan hidupnya. Kebenaran yang diperoleh dari eksperimen tersebut, sifatnya relatif dan empiris. 2. Ayatul Qouliyah, yaitu ayat-ayat Allah yang terkandung di dalam Al-Qur'an, merupakan petunjuk untuk menemukan fakta empiris ayatul kauniyah. Ayat kauliyah ini harus dijadikan pedoman hidup bagi manusia, sebab kebenarannya adalah mutlak. (2:2, 185) Mempelajari ayat-ayat Allah tidak hanya ayatul qouliyah saja, tetapi diikuti dengan mempelajari ayatul kauniyah. Dengan mempelajari ayatul qouliyah, pengenalan terhadap Allah menjadi tepat dan akurat. Dengan mempelajari ayatul kauniyah, pengenalan terhadap Allah menjadi meluas dan mendalam. Hubungan ayat qouliyah dan ayat kauniyah adalah ayat qouliyah memberikan isyarat bagi manusia agar ayat kauniyah (ayat) dimanfaatkan. Ayat kauniyah memberikan bukti atas kebenaran informasi dari ayat qouliyah. Ayat qouliyah yang diberikan Allah sebenarnya merupakan petunjuk hidup bagi manusia (QS. 2:2, 185) karena Dialah Sang Pencipta yang paling tahu akan akan ciptaannya, dan Allah sendiri yang akan membuktikan bahwa Al-Qur'an itu benar (QS.Fushilat: 53). Al-Qur'an ini merupakan operation manual bagi manusia di dunia. Suatu barang yang tidak berfungsi dengan baik tidak dapat dikatakan bahwa letak kesalahannya pada operation manualnya, tetapi mungkin pada orang yang mengoperasikannya yang belum sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan. Hal ini juga berlaku terhadap Al-Qur'an. Manusialah yang seharusnya menyesuaikan diri dengan Al-Qur'an semaju atau semodern apapun zaman itu. Sangat picik jika ada sementara orang yang mengatakan bahwa Al-Qur'an perlu direaktualisasikan atau
2011 Garuda Publishing
16
diperbarui apalagi diubah bahkan diganti. Mereka hanya ingin menguntungkan kepentingannya saja. Allah menyindir mereka dalam firman-Nya, "Apakah dalam hati mereka ada penyakit, atau mereka takut kalau Allah dan Rasul-Nya memperlakukan mereka secara tidak adil? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang tidak adil (dzolim)". (QS.24:50) Lain halnya dengan ayat kauniyah yang merupakan sarana hidup bagi manusia. Ini memang disediakan Allah untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk manusia. Maka ia perlu pembaruan dan perbaikan agar usaha-usaha manusia lebih efektif dan efisien sebagaimana fungsi manusia sebagai khalifatullah fil ardhi. Jika saja manusia berpegang teguh kepada petunjuk hidup yang telah disediakan dan mau memikirkan ayat-ayat kauniyah yang terbentang di alam semesta, niscaya kita akan meraih kejayaan Islam di muka bumi dan akan menunjukkan bahwa Islam rahmatan lil'alamin.
Bab
IV
Kenalan Yuk!
18
Kenalan Yuk!
19
dan yang terzalimi." Dikatakan, "Ya Rasulullah, menolong orang yang dizalimi itu dapat kami pahami, namun bagaimana bisa kami menolong orang yang zalim?" Beliau bersabda, "Cegah dan laranglah dia dari berbuat zalim; begitulah menolongnya" (HR Ahmad). Rasulullah SAW bersabda, "Orang muslim itu saudara bagi orang muslim lainnya. Dia tidak menzaliminya dan tidak pula membiarkannya dizalimi". Rasulullah SAW bersabda, "Dan Allah akan selalu siap menolong seorang hamba selama hamba itu selalu siap menolong saudaranya". Dari Nu'man Ibnu Basyir berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orangorang mukmin di dalam cinta mencintai, kasih mengasihi, dan berlemah lembut ibarat satu tubuh bila sebagian anggota menderita sakit niscaya dirasakan oleh seluruh anggota tubuh dengan tidak bisa tidur dan demam" (HR Bukhari Muslim).
Bab
V
Teman Baru
Teman Baru
21
22
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu"(An Nisaa' 4: 1). Dalam firman-Nya yang lain:" menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal " (Al Hujuraat 49: 13). Demikianlah, Allah Ta'ala telah menjelaskan kepada kita rahasia penciptaan manusia yang beragam kulit, bahasa, tradisi dan alamnya. Semuanya tidak dalam rangka manusia saling bermusuhan dan menumpahkan darah. Tetapi untuk saling mengenal, saling membutuhkan dan saling mengunjungi. Rasulullah SAW sendiri tidak pernah berupaya merubah nama suku sahabatnya; seperti suku Auz dengan Kazraj, meskipun kedua suku tersebut pernah terlibat peperangan yang lama. Rasulullah SAW tidak merubah kedua nama suku itu, yang dihilangkan bukan namanya, tetapi sikap permusuhan di antara keduanya dan diganti dengan sikap persaudaraan. Demikian pula antara shahabat Muhajirin dan Anshar serta shahabat lainnya. Dan dengan begitu, kehidupan menjadi indah dan menggairahkan. (by Anonim)
Bab
VI
Sisi Muliamu
24
Sisi Muliamu
25
dapat aku jadikan bekal kecuali kecintaanku kepada Allah dan Rasul-Nya." Lalu Rasulullah bersabda: "Engkau bersama orang yang engkau cintai." Selanjutnya sahabat Anas berkata: "Kami belum pernah merasakan arti kebahagiaan yang luar biasa kecuali ketika mendengar sabda Rasulullah: "Engkau bersama orang yang engkau cintai." Lalu sahabat Anas berkata pula: "Aku sangat mencintai Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar bin Khathab, dengan harapan diriku bisa bersama mereka (di dalam surga)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Bab
VII
Khusus Untukmu
Khusus Untukmu
27
28
munafik hingga dia mau meninggalkan sifat tersebut. Empat perkara tersebut adalah: Bila dipercaya khianat, bila berbicara bohong, bila berjanji mengingkari, serta bila berdebat licik." (HR. Bukhari dan Muslim).
Bab
VIII
Menyatu Dengan Teman
30
31
Tunjukkanlah letaknya pasar agar aku dapat berniaga....! Abdurrahman pergi ke pasar, dan berjual belilah di sana.......ia pun beroleh keuntungan ...!
Bab
IX
Curah Pikiran Kelompok
33
34
1. 2. 3. 4.
Dilakukan dalam keadaan santai Membiarkan ide mengalir dengan menghindari penilaian atau kritik negatif. Menuliskan semua ide yang muncul Memilih ide khusus atau mempersempit fokus perhatian kelompok pada ide-ide terbaik
Agar tidak kehilangan energi kreativitas, hentikan beberapa hal berikut ini : 1. Merasa sudah tahu segalanya. Hal ini menutup kemungkinan untuk alternatif lain. Penampilan serba tahu dapat menyingkirkan kita dari proses belajar. 2. Menjadi cemas dan takut salah. Perhatian terfokus pada hal yang dicemaskan atau ditakuti sehingga energi kita bergerak di tempat yang tidak tepat 3. Mengandalkan inisiatif teman. Ketergantungan pada orang lain menghilangkan semangat dan gairah ketegangan dalam mengambil resiko dari amanah yang kita emban. Biasanya terjadi dalam kepanitian, organisasi atau kerja kelompok. 4. Memiliki ide tunggal/favorit 5. Menjadikan setiap tugas sebagai beban. Ketika kesenangan dan gairah hilang, tugas menjadi berat. Nikmati setiap tugas sebagai suatu kesempatan atau bahkan kebutuhan untuk mengembangkan diri. 6. Mudah menyerah
Bab
X
Kerja
36
Bab 10.Kerja
Tujuan Mentee memahami tujuan hidupnya dalam bekerja di dunia ini dan bekerja dengan etos Islami. Langkah-langkah Sampaikan secara ringkas mengenai urgensi bekerja dalam Islam. Tunjukkan tabel dibawah ini pada setiap mentee di papan tulis. Minta agar mereka membuatnya di kertas masing-masing dan mengisinya.
Upah/Hadiah .......... .......... .......... .......... Pemberi PENCIPTA ORANG TUA INSTITUSI SAHABAT Kerja .......... .......... .......... ..........
Upah / hadiah adalah segala hal yang diberikan oleh pemberi. Kerja adalah kewajiban kita dalam membalas segala upah / hadiah yang telah diberikan oleh pemberi. Berilah waktu bagi mentee untuk mengisinya. Lalu bahaslah hasil pengisian itu.
Pertanyaan Hikmah 1. Apa saja upah atau hadiah dari Pencipta kita? Lalu apa kerja kita? 2. Apa saja upah atau hadiah dari orang tua kita? Apa kerja kita? 3. Apa saja upah atau hadiah dari institute atau sekolah kita? Apa kerja kita? 4. Apa saja upah atau hadiah dari sahabat kita? Apa kerja kita? 5. Diantara kerja yang perlu kita lakukan diatas, manakah yang harus mendapatkan prioritas utama? Lalu prioritas kedua? Prioritas ketiga? Prioritas keempat? 6. Jadi sudah terbayangkah kalian apa saja kerja kita di dunia ini? Dan untuk apa kita bekerja? QS At Taubah 9: 105 & Saba' 34: 13 Alat dan bahan: Materi "Etos Kerja dalam Islam" Waktu: 15 menit Suplemen Materi Etos Kerja Dalam Islam "Tidaklah seorang di antara kamu makan suatu makanan lebih baik daripada memakan dari hasil keringatnya sendiri". [HR. Baihaqi] Seseorang dikatakan profesional jika ia memiliki keahlian dan sungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaannya. Semakin baik dan sempurna hasil pekerjaan yang dilakukannya,
2011 Garuda Publishing
Kerja
37
kita akan sepakat mengatakan itulah profesional sejati. Disamping itu, ciri dari seorang profesional adalah adanya etos kerja yang tinggi dan selalu bersemangat dalam bekerja. Etos kerja inilah yang membuat seseorang mampu bekerja dengan baik dan optimal. Dalam Islam, etos kerja (himmatul 'amal) merupakan bagian yang amat penting dan mendasar. Dimana Islam mendorong setiap manusia untuk selalu bekerja keras serta bersungguhsungguh mencurahkan tenaga dan kemampuannya dalam bekerja. Coba perhatikan hadits berikut ini: "Sesungguhnya Allah Ta'ala senang melihat hamba-Nya bersusah payah (kelelahan) dalam mencari rezeki yang halal." [HR. Ad-Dailami] Begitu besarnya penghargaan Islam terhadap kesungguhan bekerja ini, hingga Islam (Allah swt) menempatkannya dalam kategori ibadah. Artinya, aktivitas kerja dalam pandangan Allah (Islam) merupakan bagian dari ibadah yang akan mendapatkan bukan saja keuntungan material, tetapi juga pahala dari sisi Allah swt. Bahkan dalam beberapa hadits dikatakan, bahwa bekerja dengan sungguh-sungguh dapat menghapuskan dosa yang tidak bisa dihapus oleh aktivitas ibadah ritual sekalipun. "Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni." [HR. Ahmad] "Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa ada dosa yang tidak bisa terhapus (ditebus) oleh pahala shalat, sedekah (zakat), ataupun haji, namun hanya dapat ditebus dengan kesusahan dalam mencari nafkah penghidupan." [HR. Tabrani] Tentu sebagai muslim kita tidak akan berpikir ini hanyalah basa-basi Allah kepada hambaNya agar semangat bekerja. Tetapi inilah kemurahan dan bentuk penghargaan serta perhatian Nya atas kesungguhan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia, yang dalam paham meterialis dan sekuler tidak akan pernah di temui. Itulah hal mendasar yang membedakan konsep etos kerja dalam Islam dengan etos kerja dalam paham sekuler.
Bab
XI
Doa
Doa
39
Bab 11.Doa
Tujuan Mentee memahami pentingnya doa dan syarat-syarat dikabulkannya doa. Langkah-langkah 1. Mentor meminta mentee untuk membuat daftar segala keinginannya. Daftar ini dibuat di kertas selembar. 2. Beri waktu mentee untuk mengerjakannya. 3. Mentee menentukan satu keinginannya yang paling penting dari daftar itu. Pertanyaan Hikmah 1. Menurut pendapatmu, apakah keinginanmu itu akan terwujud? Mengapa? 2. Selain bekerja keras, siapa yang dapat mewujudkan keinginanmu itu? Mengapa? 3. Apa syarat doa dikabulkan? Bagaimana cara berdoa yang dikabulkan? Alat dan Bahan: Selembar kertas setiap mentee. Waktu: 10 menit Suplemen Materi Meminta kepada Allah adalah keperluan setiap kita. Begitupun, perhatian Allah kepada pentingnya meminta, jauh lebih besar ketimbang perhatian manusia sendiri akan perlunya meminta kepada-Nya. Padahal yang perlu itu kita manusia; sedangkan Allah tidak memerlukan sesuatu pun dari kita. Padahal yang punya banyak kekurangan itu kita manusia, sedangkan Allah Maha Sempurna. Padahal, yang miskin itu kita manusia, sedang Allah Maha Kaya Raya. Maha Suci Allah. Sungguh, Allah Maha Memberi. Kita disuruh-Nya meminta, Dia yang berjanji akan memberi. Lalu mengancam mereka yang tidak meminta dengan neraka jahannam. Maha Suci Allah. Di dalam Al Quran dijelaskan, "Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyobongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al Mukmin:60). Menurut pada ulama, termasuk menyombongkan diri adalah tidak mau berdoa meminta kepada Allah. Di dalam hadist shahih Rasulullah menjelaskan, "Tidaklah seorang hamba meminta kepada Allah permintaan yang di dalamnya tidak ada dosa, tidak juga pemutusan silaturahmi, kecuali Allah pasti akan memberinya salah satu dari tiga hal. Akan dikabulkan permintaan itu di dunia. Atau akan disimpankan untuknya di akhirat, atau dia dijauhkan dari kejahatan senilai dengan apa yang ia minta." Para sahabat berkata, "Kalau begitu kita banyak-banyak meminta wahai Rasulullah." Rasulullah menjawab, "Allah (memiliki) lebih banyak". (Sumber: Tarbawi Edisi 157 Th. 8/Jumadil Akhir 1428 H/ Hal. 9-10)
Bab
XII
Ikhlas Berdoa
Ikhlas Berdoa
41
42
1. Dari kisah di atas, apa unsur-unsur dikabulkannya doa? (cara, waktu, niat, dll) 2. Seberapa penting nilai keikhlasan dalam berdoa? Mengapa? Alat dan Bahan: Lembar Diskusi secukupnya. Waktu: 15 menit Suplemen Materi Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti bersih/murni. Sedangkan niat berarti al-qoshdu artinya, maksud atau tujuan. Ikhlassunniyah berarti membersihkan maksud dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya mengkhususkan Allah azza wajalla sebagai tujuan dalam berbuat. Allah telah memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah kepadanya seperti yang tercantum dalam QS.98:5; 7:29; 18:110. Pentingnya Ikhlassunniyah 1. Merupakan ruhnya amal karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa ikhlas amal; sebagus apapun tidak ada artinya. 2. Salah satu syarat diterimanya amal. "Allah azza wajalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhoannya semata" (HR. Abu Daud dan Nasai) 3. Syarat diterimanya amal atau perbuatan: (1) Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya. (2) Ikhlas dalam berniat. (3) Sesuai dengan syariat Islam (Al-Qur'an dan Sunnah). 4. Penentu nilai/kualitas suatu amal (QS.4:125), "Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju ridho Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya."(HR.Bukhari- Muslim) 5. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah (QS.2:262; 4:145-146). Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas 1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal 2. Menambah pengetahuan tentang Allah swt dan hari kiamat. Dengan mengetahui ilmu tentang-Nya, maka seseoang mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya tentulah tidak akan berani berbuat syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya di dalam niatnya). Ia juga akan mempertimbangkan amal-amalnya dan balasannya nanti di akhirat. 3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan Al-Qur'an, karena Al-Quran adalah penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS.10:57) termasuk penyakit riya, ujub, dan sum'ah. 4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah semata tanpa diketahui orang lain. 5. Menghindari atau mengurangi saling memuji berlebihan atau sanjungan, karena dengan sanjungan terkadang orang jadi lalai hatinya dan menjadi sombong.
2011 Garuda Publishing
Ikhlas Berdoa
43
6. Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik. Doa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw: "Allahumma innii a'udzubika annusyrikabika syaian a'lamuhu wa astaghfiruka lima laa a'lamuhu." (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari syirik kepada-Mu dalam perbuatan yang aku lakukan dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui.)
Bab
XIII
Ayo Berhitung
Ayo Berhitung
45
46
kekhawatiran yang diajukan para malaikat. Itulah ilmu tentang segala sesuatu yang dengan ilmu itulah beliau menandingi para malaikat. Selanjutnya Rasulullah Saw, dalam gerak dakwahnya, sangat memperhatikan kualitas keimanan para sahabat. Karena itu beliau mendidik generasi garda pertamanya dengan terarah dan penuh disiplin. Hasilnya, mereka menjadi pribadi-pribadi unik, berkualitas dan tangguh. Mereka mampu memikul beban perjuangan yang penuh resiko dan kendala, hingga mampu menggerakkan gerakan pada sasarannya. Mereka adalah orang-orang yang kuat keyakinannya, teguh pendiriannya, jelas persepsinya, memiliki izzah terhadap keimanannya, sabar, tawakkal, istiqomah dan jujur. Karena sifat-sifat unggul itulah, Islam berkembang dan terus berkembang, memiliki suatu peradaban paling tangguh sepanjang sejarah, pemikiran yang dihormati dan diikuti, dan khilafah islamiyah yang mampu melahirkan tokoh-tokoh pembaharu. Ya, kuncinya adalah iman dan ilmu, yang terus dipupuk melalui suatu pembinaan yang terus menerus. Karena 'Amal Islami membutuhkan pendukung-pendukung yang ikhlas, cerdas, berkepribadian, kharismatik dan berwibawa. Sisi-sisi keutamaan ilmu dan para pencari ilmu Sisi-sisi keutamaan Ilmu antara lain : Hikmah adalah ilmu (2:269) Ilmu adalah nikmat Allah yang paling mulia (4:113) Ilmu adalah karunia Allah (lihat kisah penciptaan Nabi Adam as mulai 2:31) Ayat pertama yang diperintahkan Ilmu termasuk tanda-tanda iman (Dua sifat yang tidak pernah bertemu pada orang munafiq; diam dengan baik dan memahami agama. -HR At-Tirmidzi) Ilmu adalah cahaya dan kehidupan (6:122) Ilmu adalah penguasa atas segala sesuatu (4:69-70) Ilmu adalah pemimpin amal perbuatan (18:110) Ilmu adalah jalan terdekat kepada Zat Teragung. Ilmu adalah jalan keselamatan. Dan masih banyak sekali yang lainnya Sedangkan keutamaan2 para pencari ilmu diantaranya : Allah SWT memberikan kesaksian-Nya kepada orang berilmu (3:18) Terlihatnya kebenaran oleh orang-orang berilmu (34:6) Ahl-zikr adalah orang-orang berilmu (16:43) Keimanan orang-orang berilmu (17:106-108) Orang-orang berilmu adalah yang paling takut kepada Allah (41:28) Keridhaan para Malaikat kepada para pencari ilmu (HR Abu Dawud dan Tirmidzi) Perlindungan Allah kepada para pencari ilmu (HR Ibnu Hibban) Sibuk dengan ilmu termasuk beribadah Dll
Ayo Berhitung
47
Urgensi menuntut ilmu agama (tarbiyyah Islamiyyah) Sebagai dasar pembentuk kepribadian umat menuju penerapan sistem Islam Menjamin konsistensi muslim kepada al-Islam membentuk generasi islami, masyarakat muslim ideal dan peradaban kemanusiaan yang tinggi Menumbuhkan kemakmuran ekonomi yang penuh berkah Mewujudkan ketentraman dan kestabilan masyarakat Kebutuhan kemanusiaan Faridhah diniyyah (kewajiban agama) By Anonim
Bab
XIV
Keutamaan Ilmu
Keutamaan Ilmu
49
50
Ulama (orang yang mengetahui tentang kebesaran dan kekuasaan Allah) kian berilmu kian takut kepada Allah (QS. 35 : 28) Ilmu memberi petunjuk kepada iman (QS. 30:36, 58:11, 22:54, 34:6) Ilmu adalah penuntun amal (QS. 47 : 19) Amal tanpa ilmu akan tertolak (QS 5 :27) dan seperti orang yang melakukan perjalanan tanpa penunjuk jalan.
Bab
XV
Cara Belajar
52
a. b. c. d. e. f. g.
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Pertanyaan Hikmah 1. Situasi mana yang paling baik? 2. Kalau kamu ingin membenahi cara belajarmu, bagaimanakah bentuk yang diinginkan? 3. Bagaimana caramu memperbaiki metode belajar saat ini? Alat dan Bahan: Waktu: 15 menit
2011 Garuda Publishing
Cara Belajar
53
Suplemen Materi Belajar Tentang Belajar Belajar sangat berbeda jauh dengan tahu/mengetahui karena belajar adalah proses perubahan sikap sedangkan pada tahu/mengetahui belum ada perubahan sikap. Belajar adalah proses menemukan pengetahuan baru dan bersifat permanen (Andreas Harefa). Belajar merupakan suatu bentuk perubahan yang bersifat permanen. Perubahan dari satu titik ke titik yang lebih baik. Yang tadinya belum bisa, dengan belajar akhirnya anda bisa melakukannya. Yang tadinya belum bisa mengendari sepeda, akhirnya dengan belajar anda bisa mengendarainya. Jenis-jenis Belajar: 1. Belajar tentang; menyangkut pengetahuan. Contoh: Belajar tentang Fisika. 2. Belajar dengan; berhubungan dengan keterampilan. Contoh: Belajar dengan Komputer. 3. Belajar menjadi; berhubungan dengan kebiasaan. Contoh: Belajar menjadi Pilot. Tahapan pembelajar: 1. Data : bahan untuk di pelajari 2. Informasi : hubungan antar data atau informasi 3. Pengetahuan : menghubungkan yang dipelajari dengan kejadian lain 4. Pencerahan : revolusi 5. Internalisasi : menjadi diri apa yang diyakini 6. Kebijaksanaan : menjadikan segala sesuatu sebagai belajar Kewajiban Menjadi Kebutuhan Kewajiban adalah sesuatu yang harus dipenuhi. Kebutuhan adalah keperluan mendasar, kadang tidak penting tapi tanpa sesuatu itu hal-hal lain tidak dapat dipenuhi. Jadikanlah belajar sebagai kebutuhan.
Bab
XVI
Ulangannya Batal
Ulangannya Batal
55
56
16.1
Worksheet
ULANGANNYA BATAL...! Ketika minggu tenang tiba, Anisa murid kelas satu SMA negeri, sudah berniat akan menggunakan waktu seminggu itu dengan sebaik-baiknya. Hari Senin menghafal Biologi, hari Selasa menghafal B. Inggris, Rabu latihan Matematika dan seterusnya. Anisa sudah membuat jadwal belajar dan menempelnya di meja belajar. Hari ini, Anisa berniat akan belajar dengan sungguh-sungguh. pagi-pagi sehabis sholat Subuh, ia ikut Bapak lari-lari kecil keliling komplek. Selesai sarapan, ia bantu-bantu Ibu merapikan rumah. Jam setengah tujuh pagi Anisa mandi. Pagi ini ia berniat belajar agak pagi, karena ia pernah dengar belajar pagi-pagi sangat baik. Udara, badan dan otak masih segar, jadi pelajaran akan mudah masuk. Teori itu akan ia buktikan hari ini ! Sebelum mulai belajar, ia rapikan dulu meja belajarnya yang mirip kapal pecah itu. Bukankah salah satu cara agar bisa berkonsentrasi ketika belajar adalah suasana nyaman, bersih dan rapi di meja belajar? Hari ini teori itu juga akan dibuktikannya! Setelah selesai, Anisa duduk dan mulai membaca buku Biologinya di meja belajar yang telah ia atur sedemikian rupa. Pokoknya nyaman. Tiba-tiba ia membayangkan betapa nikmatnya belajar sambil ditemani musik. Segera diambilnya radio dan mulai memilih lagu yang pas untuk menemaninya belajar. Setelah itu Anisa duduk dan membuka bukunya lagi. Dua menit berlalu, tiba-tiba ia ingat masih punya biskuit simpanan. "Pasti enak nih, menghafal Biologi sambil ngemil..." Anisa bangkit lagi dari duduknya, mengambil biskuit lapis vanila kesukannya. Lalu duduk lagi,dan mulai membuka lagi bukunya. Anisa kembali mengikuti irama lagu mulut bersenandung ikut menyanyi. tangan kanan memegang biskuit. Tiba-tiba lagi, "Haus...ambil minum dulu ah..." Anisa bangkit lagi, ke dapur mengambil sebotol air dingin dan gelasnya. "Biar enggak mondar-mandir...," begitu batinnya. Dan Anisa mulai membuka buku lagi untuk kesekian kali, menekuni buku dihadapannya sambil diiringi musik, air dingin dan sambil ngemil. Dua menit kemudian, ia ingat belum mencuci kaos kaki barunya yang kotor. "Daripada ditunda-tunda besok, mumpung ingat..." untuk kesekian kalinya Anisa bangkit lagi dari kubur...eh bangkunya. Sepuluh menit dihabiskan untuk mencuci dan menjemur kaos kakinya. Setelah itu untuk kesekian kalinya lagi, Anisa duduk dan menekuni buku Biologi-nya yang sudah penuh remah biskuit. Kelihatannya kali ini Anisa sudah bisa berkonsentrasi pada bukunya, duduknya pun tampak mulai tenang. Semenit...dua menit berlalu, sepuluh menit pun lewat. Sudah dua halaman yang ia baca. "Sambil tiduran ah...duduk terus capek" Anisa membawa bukunya ke tempat tidur. Sebenarnya sudah sejak tadi bau bantal menggoda hidungnya.Konsentrasinya pun mulai goyah karena tak sengaja ia melihat banta-bantal empuk di tempat tidurnya melambai-lambai minta dihampiri. Diambilnya bantal untuk ganjal tangan, Anisa belajar sambil tengkurap. Duh santainya...?! Dua menit...lima menit... capek juga tangannya mengganjal badan, sekarang ganti kepalanya yang diganjal dengan bantal, dan kembali membentangkan buku Biologi yang sejak tad halaman 7 melulu. Sepuluh menit, lima belas menit, tujuh belas menit kemudian... "Anisa! Katanya mau ulangan, bukannya belajar eeeh...malah tidur! seru Ibu melihat anak gadisnya sedang lelap ketiduran sambil memeluk buku Biologinya. Anisa tetap lelap. Tampaknya ia tidak mendengar teriakan Ibu membangunkannya. Ia sedang mimpi, ulangan umum enggak jadi. Horee...!
Dikutip dari : Sakinah 07/Th. II, 12 Februari 1999.
Ulangannya Batal
57
Penyebab konsentrasi Anisa buyar adalah : 1. _____________________________________________ 2. _____________________________________________ 3. _____________________________________________ 4. _____________________________________________ 5. _____________________________________________ 6. _____________________________________________ 7. _____________________________________________ Menurutku Anisa dapat berkonsentrasi dengan cara : 1. _____________________________________________ 2. _____________________________________________ 3. _____________________________________________ 4. _____________________________________________ 5. _____________________________________________ 6. _____________________________________________ 7. _____________________________________________ Penyebab konsentrasiku buyar adalah : 1. _____________________________________________ 2. _____________________________________________ 3. _____________________________________________ 4. _____________________________________________ 5. _____________________________________________ 6. _____________________________________________ 7. _____________________________________________ Aku dapat berkonsentrasi karena : 1. _____________________________________________ 2. _____________________________________________ 3. _____________________________________________ 4. _____________________________________________ 5. _____________________________________________ 6. _____________________________________________ 7. _____________________________________________
Bab
XVII
KIASTREVITA
KIASTREVITA
59
Bab 17.KIASTREVITA
Tujuan Mentee memahami makna kreativitas. Langkah-langkah Tuliskan KIASTREVITA di selembar kertas dan tunjukkan kepada mentee. Mentee diminta menemukan kata apa yang dimaksud dari huruf yang acak tersebut. Setelah mereka menemukan menjawabnya. Mentee diminta menyebutkan apa yang pertama kali terlintas di pikirannya ketika mendengar kata "KREATIVITAS" dan jelaskan makna kreativitas secara singkat Pertanyaan Hikmah 1. Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata "KREATIVITAS"? 2. Apakah yang dimaksud dengan kreativitas? Alat dan Bahan: Selembat kertas atau papan tulis, spidol dan alat tulis. Waktu: 5 menit Suplemen Materi Setiap orang dimungkinkan untuk menjadi kreatif karena kreativitas dapat dilatih dan dikembangkan. Konsep kreatif setiap orang bisa saja berbeda tergantung dari sudut mana suatu permasalahan dipandang dan bagaimana kualitas cara pandangnya. Orang kreatif memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan tanda-tanda atau hal-hal yang terlihat disekitarnya dan menghubungkan dengan masalahnya. Kreativitas membantu kita untuk bersikap antusias menghadapi kehidupan. Produktivitas dalam menghasilkan ide-ide baru berbanding lurus dengan pemanfaatan waktu dan pengembangan potensi diri. "Sebagian dari baiknya ke-Islaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya" (HR. Tirmidzi - Hasan) Makna Kreativitas MORGAN (Psikolog): Respon yang tidak umum/tidak biasa tetapi sesuai untuk setiap keadaan dan memiliki relevansi dengan pemecahan masalah. Contoh : Tanya: Mengapa sapi memakai bel kecil di lehernya??? Jawab: Karena klaksonnya rusak!! Ha..ha..ha.. Bel berfungsi memberi tanda, begitupula dengan klakson. Klakson merupakan jawaban yang relevan untuk permasalahan tersebut TOM WUJEC (Praktisi) Kemampuan melihat suatu masalah dengan cara lain. Contoh: Ketika anda sedang terburuburu menuju kantor dengan kendaraan angkot. Pas di lampu merah, angkot anda berhenti. Bagaimana perasaan anda? Mungkin akan kesal, karena anda harus segera di kantor. Namun tidakkah anda menemukan ada yang senang dengan lampu merah itu? Ya, dialah pengamen jalanan.
2011 Garuda Publishing
Bab
XVIII
Bergembira Dengan Kreativitas
61
62
7. Milikilah selalu rasa ingin tahu dan jadilah seorang pengamat. 8. Bertanyalah 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why, & How) 9. Kembangkan daya berfikir reflektif dan kemampuan berfikir anda. 10. Bangunlah dasar pengetahuan dan intuisi anda melalui kegiatan membaca, dll. 11. Dengan fikiran yang terbebani, gunakan pemicu-pemicu untuk menstimulasi ide-ide. 12. Bebanilah fikiran anda dengan data, prinsip-prinsip dasar, teori-teori, dan konsepkonsep dari masalah anda.
Sumber: LMT TRUSTCO
Bab
XIX
Apa yang Kamu Lihat?
64
65
Kepribadian yang Kreatif Menurut Rogers (1973) ciri-ciri yang menandakan kepribadian yang kreatif ialah: Keterbukaan terhadap pengalaman,evaluasi dari dalam diri sendiri (muhasabah), dan kemampuan untuk 'bermain dengan konsep-konsep. Torrance (1955) menambahkan ciri- ciri berupa berani dalam pendapat dan keyakinan, bersifat ingin tahu, terarah dalam berfikir, bersibuk terus-menerus dengan tugasnya dan tidak bersedia menerima pendapat dari otoritas begitu saja (taqlid buta).
Bab
XX
Belah Kreatif
Belah Kreatif
67
Berilah pertanyaan, "Bagilah kotak ini menjadi delapan bagian yang sama!" Persilahkan mentee untuk menjawabnya. Jawabannya biasanya sebagai berikut:
Berilah pertanyaan, "Bagilah kotak ini menjadi tujuh bagian yang sama!" Biasanya mentee bingung untuk mencari jawabannya. Beri waktu ( 5 menit) bagi mereka untuk memikirkan solusinya. Kalau mereka menyerah, tunjukkan alternatif jawabannya sebagai berikut:
atau Pertanyaan Hikmah 1. Apakah ada kesulitan dalam menjawab pertanyaan pertama?
2011 Garuda Publishing
68
2. Apakah ada kesulitan dalam menemukan jawaban pertanyaan kedua? Mengapa? Telah ada pengkondisian awal dari bagaimana menemukan jawabannya (pertanyaan dan jawaban pertama). Artinya "katak dalam tempurung" atau "belalang dalam kotak". Kemampuannya terbentur oleh "batas" yang ia buat sendiri, yang salah satu faktor pencetusnya adalah dari pengkondisian lingkungan. 3. Apa itu kreatif? (dengarkan jawaban mentee terlebih dahulu). Kreatif adalah melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda. Kita tidak terkungkung dalam kotak saja, kita perlu "out of the box" dalam melihat alternatif solusi yang ada. Contoh tokoh kreatif: Nabi Ibrahim AS dengan menghancurkan patung-patung kecuali patung terbesar (QS 21: 51-70), Pemuda Kahfi dengan usaha penyelamatan aqidahnya (QS 18:13-22), Nabi Sulaiman AS dengan Ratu Bilqis (QS 27: 15-44), dan Nabi Muhammad SAW dalam keseluruhan kisah hidupnya. Alat dan Bahan: Papan tulis atau whiteboard, dan kapur tulis atau spidol. Waktu: 10 menit Suplemen Materi Kreatifitas: Proses menghasilkan sesuatu yang 'baru', bisa berbentuk gagasan atau obyek dalam suatu bentuk/susunan. Pola Berpikir Kreatif Kerja otak kanan Imajinatif Banyak ide dan kemungkinan Divergen Lateral atau horisontal Tak dapat diramalkan Analitis Kerja otak kiri Logis Jawaba n unik dan dan sedikit Konver gen Vertika l Dapat diramal kan
Dua aspek fundamental dalam berpikir Kreatif 1. Mengembangkan alternatif 2. Menantang asumsi Ganjalan mental Penghambat Berpikir Kreatif
2011 Garuda Publishing
Belah Kreatif
69
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ganjalan yang ditimbulkan sendiri Terpola atau terpaku pada suatu jawaban yang unik Kesesuaian Tidak mau menantang kenyataan Menilai terlalu cepat Takut terlihat bodoh
Bab
XXI
Kue Tart
Kue Tart
71
72
kemampuan sosial (bersosialisasi). Penemuan ini mengindikasikan bahwa kebanyakan orang tidak beranggapan bahwa kecerdasan merupakan satu kemampuan. Jadi, definisi mereka tentang kecerdasan meliputi bermacam-macam sifat. Multiple Intelligences - Kecerdasan Majemuk Oleh: Howard Gardner Sekarang saya ingin menyebutkan secara singkat ketujuh kecerdasan yang telah kami kenal dan mengutik satu atau dua contoh dari setiap kecerdasan. Kecerdasan linguistik adalah jenis kemampuan yang ditunjukkan dalam bentuk paling lengkap, mungkin, oleh puisi. Kecerdasan logika-matematika, seperti yang tersirat dalam nama, adalah kemampuan logika dan matematika, di samping kemampuan ilmu pengetahuan. Jean Piaget, ahli psikologi pengembangan yang hebat, menduga dia mempelajari semua kecerdasan, tetapi saya yakin dia mempelajari pengembangan kecerdasan logika dan matematika. Walaupun saya menyebutkan kecerdasan linguistik dan logika-matematika lebih dahulu, ini tidak berarti saya berpendapat keduanya paling penting sebenarnya, saya yakin bahwa ketujuh kecerdasan ini mempunyai hak yang sama untuk menyatakan menjadi prioritas. Akan tetapi dalam masyarat kita menempatkan kecerdasan linguistik dan logika-matematika, secara kiasan, di atas penopang. Sebagian besar pengujian kita didasarkan pada pengargaan yang tinggi pada ketrampilan verbal dan matematika. Bila Anda pandai berbahasa dan logika, tes IQ dan SAT Anda pasti bagus, dan Anda mungkin berhasil dengan baik masuk perguruan tinggi yang bergengsi, tetapi apakah Anda akan berhasil setelah lulus mungkin akan tergantung pada sejauh mana Anda memiliki dan menggunakan kecerdasan yang lain, dan tepat. Itulah yang ingin saya beri perhatian yang sama besar. Kecerdasan ruang adalah kemampuan membentuk model mental dari dunia ruang dan mampu melakukan berbagai tindakan dan operasi menggunakan model itu. Pelaut, insiyur, dokter adalah sekadar contoh jabatan, semuanya telah mengembangkan kecerdasan ruang yang lebih tinggi. Kecerdasan musik adalah kemampuan kategori keempat yang kami kenali: Leonardo Berstein mempunyai kecerdasan itu: Mozart menurut dugaan, mempunyai lebih banyak lagi. Kecerdasan gerakan-badan adalah kemampuan menyelesaikan masalah atau produk mode menggunakan seluruh badan seseorang atau sebagian badan. Penari, atlet, dokter bedah, dan perajin semuanya menunjukkan kecerdasan gerakan badan. Akhirnya saya mengusulkan dua bentuk kecerdasan pribadi. Kecerdasan antar pribadi adalah kemampuan untuk memahami orang lain: apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja sama dengan mereka. Wiraniaga yang sukses, politisi, guru, petugas klinik, dan pemimpin agama semuanya kemungkinan adalah orang dengan kecerdasan antar pribadi yang tinggi. Kecerdasan intra pribadi, jenis kecerdasan ketujuh, adalah kemampuan yang berkaitan yang mengarah ke dalam. Itu adalah kemampuan membentuk model diri yang akurat, dapat percaya pada diri sendiri dan mampu menggunakan model itu untuk beroperasi secara efektif dalam hidup. Semuanya ini adalah ketujuh kecerdasan yang kami temukan dan uraikan dalam riset kami. Ini adalah daftar pendahuluan, seperti yang pernah saya katakan; jelas, setiap bentuk kecerdasan dapat dibagi-bagi lagi, atau daftar itu dapat dibah susunanya. Pokok pemikiran di sini adalah membuat kasus untuk kemajemukan dari kecerdasan. Di samping itu, kami yakin bahwa individual mungkin berbeda dalam profil kecerdasan tertentu yang kita miliki saat kita lahir, dan bahwa mereka pasti berbeda dalam profil yang akhirnya mereka miliki. Saya kira
2011 Garuda Publishing
Kue Tart
73
kecerdasan sebagai bahan baku, potenisal biologis, yang dapat dipandang dalam bentuk murni hanya dalam individu yang dalam arti teknis, aneh. Dalam hampir setiap orang lain kecerdasan bekerja bersama untuk mengatasi masalah, untuk menghasilkan berbagai jenis bentuk akhir budaya profesi, kegemaran dan hal-hal yang serupa. Ini adalah teori saya mengenai kecerdasan majemuk dalam bentuk singkat.
Bab
XXII
Who Am I ?
Who Am I ?
75
Bab 22.Who Am I ?
Tujuan Mentee memahami dirinya dengan baik dengan memperhatikan pendapat orang lain dan diri sendiri. Langkah-langkah Tahap ke-1: Mentee diminta menuliskan gambaran tentang dirinya di lembar It's My Self selama 5-10 menit. Setelah selesai sisihkan lembar tersebut. Tahap ke-2: Bagikan plastik/amplop kepada setiap mentee, kemudian mentee diminta mengeluarkan potongan kertas dari dalam plastik/amplop dan menuliskan namanya sendiri di pojok kiri atas amplop. Mentee diminta memberikan plastik/amplop kepada rekan disebelah kanannya. Rekan yang mendapatkan amplop tersebut diminta untuk memikirkan dan menuliskan hal-hal yang diminta pada lembar My Friend berkaitan dengan nama yang tercantum pada plastik/amplop tersebut. Masukkan lembar tersebut ke dalam plastik/amplop, lalu berikan kepada rekan di sebelah kanan. Begitu seterusnya sampai setiap mentee menerima amplop yang bertuliskan namanya sendiri. Mentee boleh membuka amplop tadi setelah mendapat aba-aba dari mentor. Catatan: Mentee dilarang keras melihat isi amplop yang bukan miliknya. Jika menggunakan plastik lembar My Friend dilipat 2. Efektivitas permainan ini ditunjang oleh pengenalan yang baik antar mentee. Mentee diminta membandingkan lembar My Friend dengan lembar It's My Self. Berikan kesempatan kepada mentee untuk mendiskusikan tulisan dalam lembar My Friend. Mentee diminta merumuskan kembali siapa dirinya dalam bentuk kalimat, kemudian dituliskan di lembar That's Me..!.
Pertanyaan Hikmah 1. Setelah membandingkan pendapatmu dan pendapat kawanmu mengenai dirimu, bagaimana perasaan kalian? 2. Apakah setelah membandingkan hal itu, mempengaruhi kalian dalam mengisi That's Me? Jelaskan! 3. Mengapa kita harus menanyakan keadaan pribadi kita pada orang lain, sedangkan kita lebih tahu keadaan pribadi sendiri? Konsep diri yang kuat harus memiliki korelasi yang kuat dengan pendapat orang lain terhadap kita. 4. Apa urgensi mengenal diri? Alat dan Bahan : Plastik/amplop untuk setiap mentee Lembar My Friend sebanyak jumlah mentee untuk setiap mentee Worksheet Know Your Self Waktu: 30 menit
76
Suplemen Materi Urgensi Pengenalan Diri Mengenali dan memahami diri sendiri sangat bermanfaat untuk memberikan ketenangan memberikan rasa penerimaan, menyangkut penerimaan dalam kehidupan sosial. Mengembangkan segi-segi positif dan mengurangi segi-segi negatif pribadi, baik yang potensial maupun yang sudah aktual. Menyadari kebaikan dan keunggulan pribadi yang dimiliki selama ini, tetapi sering luput dari perhatian. Pengenalan diri dapat dilakukan dengan metode solo training (tahap ke-1) dan group training (tahap ke-2). Pengenalan diri melalui metode group training memerlukan suasana diskusi kelompok yang memungkinkan mentee merasa aman dan nyaman untuk mengungkapkan diri dan memberikan umpan balik sehingga dia mendapatkan gambaran yang lebih luas dan lebih mendalam tentang dirinya. Dalam kegiatan ini sering muncul kesadaran terhadap aspek-aspek pribadi yang sebelumnya kurang disadari atau tidak disadari sama sekali. Melalui metode ini pula mentee dapat mengembangkan relasi yang lebih akrab dengan orang lain. Berislam Dalam "Keterbatasan" Yang Kita Miliki "Bertakwalah kepada Allah menurut ukuran kemampuanmu." (At-Taghabun : 16). Allah memahami betul bahwa setiap diri kita memiliki keterbatasan dan dalam keterbatasan itulah kita berislam sehingga "Allah tidak membebani seseorang sesuai kesanggupannya." (Al Baqaraah : 286). Hanya saja untuk konteks ibadah mahdhah yang sifatnya fardhu 'ain dan sudah ditetapkan waktu serta kapasitasnya, manusia memang sanggup melakukannya karena Allah tentu sudah mengukur kemampuan manusia Pengenalan diri memungkinkan kita untuk memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan dan menentukan fokus-fokus nilai Islam yang akan diperkuat. Perintah dalam Islam itu begitu banyak, tidak semua perintah itu bisa kita lakukan dengan sempurna. Karena itulah di surga disediakan banyak pintu. Rasulullah saw pernah mengatakan, ketika berbincang dengan Abu Bakar, "Sesungguhnya di surga itu disediakan banyak pintu, dan setiap orang ada yang memasuku pintu shalat, shaum,..lalu Abu Bakar bertanya, "Adakah orang yang masuk melalui seluruh pintu ?" Rasulullah saw menjawab, "Ada, dan aku berharap engkaulah salah satunya.".
22.1
Lembar 1
IT'S MY SELF !! Emosi ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ Pikiran ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________
2011 Garuda Publishing
Who Am I ?
77
____________________________________ ____________________________________ Karakter ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ Fisik ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ------------------------------------------------------
22.2
Lembar 2
THAT'S ME....!
____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________
2011 Garuda Publishing
78
22.3
Lembar 3
MY FRIEND Menurutmu, bagaimana keadaan emosi saya sehari-hari,? _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ Menurutmu, apa yang selalu saya pikirkan,? _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ Menurutmu, apa yang menjadi sifat karakter saya? _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ Menurutmu, bagaimana keadaan fisik saya? _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________ _____________________________________
Bab
XXIII
Bagaimana Orang Lain Melihat Saya
80
81
harga diri yang rendah. Sedangkan ciri konsep diri yang positif adalah pengetahuan yang luas dan bermacam-macam tentang diri, pengharapan yang realistis dan harga diri yang tinggi. Konsep Diri dan Tujuan Hidup Konsep diri manusia muslim adalah kesadaran yang mempertemukan antara kehendakkehendak Allah dengan kehendak-kehendaknya sebagai manusia; antara model manusia muslim yang ideal dan universal dengan kapasitas dirinya yang nyata dan unik; antara nilainilai Islam yang komprehensif dan integral dengan keunikan-keunikan pribadinya sebagai individu; antara ruang aksi dan kreasi yang disediakan Islam dengan kemampuan pribadinya untuk beraksi dan berkreasi; dan antara idealisme Islam dengan realitas kemampuan pribadinya. Sebagai manusia beragama, sebenarnya visi, misi, dan jalan hidup serta prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang membentuknya merupakan sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT, dan karenanya bersifat Given. Tujuan hidup kita adalah beribadah kepada Allah SWT, dalam artinya yang seluas-luasnya adalah: mendapatkan ridho dan surga-Nya. Ketika seorang muslim telah memahami tujuan hidupnya, maka ia akan melakukan internalisasi dalam pembentukan konsep dirinya dengan menyesuaikannya dengan tujuan hidupnya.
Bab
XXIV
Menentukan Tujuan
Menentukan Tujuan
83
84
dalam rangka pencapaian tujuan, baik itu hambatan yang datangnya dari lingkungan keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Setelah betul-betul diperhitungkan segala hambatan dan rintangan yang akan dihadapi, seseorang yang menetapkan tujuan dengan baik akan berusaha untuk mencari bantuan, ataupun pertolongan dari siapapun juga dalam rangka pencapaian tujuannya. Dan bilamana tujuan yang telah ditetapkan oleh seseorang adalah sangat berarti bagi diri pribadi maka kalau seandainya tujuan itu dapat dicapai, dapat dimiliki, timbul perasaan positif seperti gembira, puas, bangga,besar hati sebagai luapan pribadi atas hasil yang dicapainya. Sebaliknya bilamana gagal dalam pencapaian tujuan, tidak berhasil memiliki, maka timbul perasaan negatif seperti kecewa, frustasi, patah hati, patah semangat sebagai curahan perasaan pribadi. Persyaratan utama dalam penetapan tujuan Tujuan yang ditetapkan mempunyai pengertian yang jelas dan spesifik/khas Tujuan harus sangat berarti bagi diri pribadi dan benar-benar diinginkan Tujuan yang ditetapkan dengan memperhitungkan resiko yang wajar (normal) Tujuan yang ditetapkan harus dapat diukur Tujuan yang ditetapkan ada ikatannya dengan waktu Tujuan harus realistis
(By Anonim)
Bab
XXV
Kenali Diri dalam Berkomunikasi
86
Alat dan Bahan: OHP/ Papan tulis, spidol, lembar isian "Kenali Diri dalam Berkomunikasi" (terlampir). Waktu: 20 menit Suplemen Materi Dr. Eli Ginzberg beserta timnya melakukan penelitian yang melibatkan 342 subyek penelitian, yaitu mahasiswa yang berhasil mendapatkan bea siswa dari Colombia University dalam berbagai disiplin ilmu. Dr. Ginzberg dan timnya meneliti seberapa sukses 342 mahasiswa itu dalam hidup mereka, lima belas tahun setelah mereka menyelesaikan studi mereka di Colombia University. Penelitian itu menemukan satu hasil yang mencengangkan. Mereka yang lulus dengan mendapat penghargaan atas prestasi akademiknya (cum laude atau summa cum laude) dan berhasil masuk dalam Phi Beta Kappa, ternyata lebih cenderung berprestasi biasabiasa dalam kehidupan mereka. Sebaliknya ada banyak orang yang prestasi akademiknya biasa-biasa saja, namun prestasi hidupnya sukses luar biasa. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa tidak ada hubungan langsung antara prestasi akademik dan kesuksesan hidup. Jadi, sebenarnya prestasi akademik bukan merupakan jaminan kesuksesan hidup. Lalu faktor apa yang menjadi kunci kesuksesan hidup manusia?
2011 Garuda Publishing
87
Para pakar menyatakan bahwa kunci kesuksesan hidup adalah konsep diri positif. Konsep diri memainkan peran sangat besar dalam membentuk kesuksesan hidup seseorang. Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah persepsi seseorang tentang dirinya, pengakuan akan kemampuan, keyakinan, peran dan statusnya dalam kehidupan, serta penilaian atas dirinya. Konsep diri akan mempengaruhi prilaku seseorang. Jika seseorang memiliki konsep diri positif, maka ia akan memiliki persepsi yang positif tentang dirinya dan kemudian akan menghasilkan tindakan yang positif. Seberapapun besarnya potensi yang dimiliki seseorang, jika ia tidak menyadari dan meyakini potensi yang dimilikinya, maka potensi tersebut tidak akan meledak menjadi sebuah karya besar. Manusia belum mampu menyingkap semua tabir pertanyaan tentang kebesaran Allah yang ada pada diri manusia. Tetapi yang diperlukan ialah bagaimana ia mampu menggali dan memunculkan potensi dirinya yang positif yang seringkali tertutup oleh konsep dirinya yang ia sendiri tidak ketahui dan sadari. Untuk mendapatkan potensi diri, seseorang harus menjabarkan konsep diri secara luas. Konsep diri dibagi dalam 3 katagori, yaitu : (1) aku diri, (2) aku sosial dan (3) aku ideal. 1. AKU DIRI: Aku seperti yang aku pahami Merupakan pemahaman subjektif kita tentang kondisi obyektif diri kita. Ada pemahaman yang terbentuk secara tidak sadar, tetapi setiap kita mengetahui bahwa kita itu seperti yang kita pahami. 2. AKU SOSIAL: Aku seperti yang dipahami oleh orang lain yang ada disekitar aku. Anda dapat lihat bahwa anak-anak yang tumbuh dalam dunia yang sering menyanjungnya memiliki konsep diri yang berbeda dengan anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang selalu mengkritiknya. 3. AKU IDEAL: Aku yang aku inginkan / kondisi akhir yang diinginkan bagi diri. Pertemuan antara ketiga unsur tersebut akan membangun suatu susunan kesadaran internal yang kuat tentang diri, lingkungan, dan misi hidup kita. Ketiga unsur ini harus dipandang secara proporsional dan objektif. Sebab, jika salah satu unsur tersebut mendominasi unsur yang lain, maka akan terbangun sebuah konsep diri yang split, atau tidak utuh. Misalnya, jika "Aku Diri" seseorang mendominasi "aku" lainnya, maka ia akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi yang cenderung kepada keangkuhan, sikap realistis yang cenderung pragmatis, sikap tertutup terhadap orang lain, narsisme, dan mungkin sangat mandiri, tetapi tidak mampu bekerja sama. Jika yang dominan adalah "Aku Sosial", maka seseorang akan kehilangan jati dirinya yang asli, sangat tergantung kepada dukungan lingkungan, tidak bisa mandiri, biasanya minder, dikendalikan secara eksternal oleh lingkungannya, dan bisa bekerja sama, tetapi tidak bisa berpengaruh. Adapun jika yang dominan adalah "Aku Ideal", maka seseorang akan cenderung menjadi Pemimpi, tidak realistis, biasanya bersemangat, tetapi juga tidak berdaya, retoris, tetapi tidak punya rencana aksi yang riil. Optimis, tetapi tidak produktif, dan bisa bekerja sama, tetapi tidak punya bidang kontribusi yang jelas. Oleh karena itulah, ketiga unsur tersebut harus berkembang secara seimbang.
2011 Garuda Publishing
88
25.1
Worksheet
Lembar isian "Kenali Diri dalam Berkomunikasi" Bagaimana Biasanya Dirimu Berekspresi? Jika kamu merasa bosan mengikuti suatu kegiatan Jika kamu kesal pada sahabatmu, padahal kamu ingin membangun hubungan yang akrab dengannya Jika ada perkataan / perbuatan temanmu yang menyakiti / melukai hatimu Jika sahabatmu akan pergi dalam jangka waktu lama, dan kamu merasa sepi dan sendiri Jika kamu merasa ada sesuatu yang berubah dari teman dekatmu dan itu membuat kekakuan di antara kalian 1. Cara manakah yang paling sering kamu lakukan? Mengapa? Dengan Lisan Dengan Tulisan Dengan Sikap
3. Manakah diantara ketiga cara mengekspresikan diri di atas yang menurutmu paling efektif? Mengapa?
Bab
XXVI
Komunikata
90
Bab 26.Komunikata
Tujuan: Mentee dapat mengembangkan keterampilannya untuk tukar-menukar informasi secara efektif. Langkah-langkah: Mentee dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari (minimal) 4 orang. Setiap kelompok memilih pemimpinnya, dialah yang akan menjadi orang pertama yang menerima informasi dari mentor. Permainan dimulai dari kelompok pertama sampai terakhir. Selagi permainan dilakukan kelompok lain menonton dan memberi penilaian. Mentor memberikan satu kata kepada pemimpin kelompok (PK). PK diminta mendeskripsikan kata tersebut kepada orang kedua. Orang kedua diminta menebak kata yang dimaksud, kemudian orang kedua mendeskripsikan kata itu kepada orang ketiga, begitu seterusnya sampai orang yang terakhir dengan syarat tidak boleh menggunakan kata-kata yang sudah digunakan oleh orang sebelumnya. Jika hal itu dilakukan maka kelompok tersebut kalah. Pertanyaan Hikmah 1. Kelompok manakah yang gagal? Mengapa gagal? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan permainan? Penjelasan faktorfaktor yang mempengaruhi ketidakefektifan komunikasi dan simulasi 3. Kelompok manakah yang berhasil? Bagaimana caranya agar berhasil? 4. Faktor-faktor apa saja agar permainan itu berhasil? Kriteria komunikasi yang efektif Alat dan Bahan: Waktu: 20 menit Suplemen Materi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakefektifan Komunikasi: 1. Faktor intrapersonal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri komunikator dan komunikan Persepsi Prasangka 2. Faktor interpersonal, yaitu faktor yang ada dalam hubungan antar pribadi Iklim hubungan Kepercayaan Kredibilitas 3. Faktor teknis, ialah hal-hal yang berkaitan dengan unsur penunjang komunikasi. Bahasa dan makna, karena efek yang ditimbulkannya dalam penerimaan pesan, pilihlah kata-kata dengan hati-hati. Kata-kata dapat memicu sikap defensif, ofensif atau dapat menjadi pengaruh yang positif.
2011 Garuda Publishing
Komunikata
91
Rangsangan-rangsangan non-verbal (isyarat badan, ekspresi muka, gerakan badan) yang berlebihan.
Komunikasi Yang Efektif: 1. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami 2. Sesuai dengan data dan fakta. Dalam hal ini kita perlu membedakan dengan tepat antara pendapat kita dengan fakta yang ada. Jangan samarkan pendapat sebagai fakta. Ajukan pertanyaan yang tepat untuk mengenali perbedaan diantara keduanya. 3. KISS : Keep It Short and Simple. Singkat, padat dan tidak bertele-tele 4. Kondisional. Memperhatikan keadaan emosi, lingkungan dan waktu ketika menyampaikan pesan
Bab
XXVII
Berbicara Tanpa Melihat
93
94
4. Tanda-tanda/isyarat/kode Masalah komunikasi: 1. Terputusnya jaringan komunikasi: Hanya ingin mendengar apa yang ingin didengar. Mengabaikan informasi-informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui. Pengamatan yang berbeda. 2. Distorsi pesan dari sumber Pengamatan yang berbeda Tanda-tanda nonverbal yang tidak sesuai Pengaruh perasaan yang dominan 3. Pendistorsian pesan oleh penerima Suatu kata dapat mengandung arti yang berbeda 4. Faktor eksternal Noise, hambatan, gangguan pada manusia Berbeda pengalaman Pendidikan Budaya Agama Kondisi (fisik/psikis) Intelegensi-daya tangkap Kedudukan/status Pemecahan hambatan-hambatan komunikasi antar pribadi : 1. Pekalah terhadap dunia penerima 2. Sadarilah makna-makna simbolis 3. Gunakanlah komunikasi tatap muka (usahakan) 4. Gunakanlah bahasa yang sederhana dan terarah 5. Gunakanlah pengulangan dalam jumlah yang tepat 6. Gunakanlah umpan balik
Bab
XXVIII
Pesan Gambar
96
Pesan Gambar
97
memiliki kesulitan dalam mengekspresikan diri dalam berkomunikasi. Oleh karena itu bila ada pemberi informasi yang memiliki perbedaan lisan dengan perilaku, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah informasi yang diberikannya bersifat ragu-ragu. Seseorang yang suka berbohong sehingga ia dikenal sebagai si pembohong, maka informasi yang diberikannya harus dicek lagi. Seorang yang jujur sehingga dikenal sebagai orang yang jujur, maka informasi yang diberikannya kemungkinan besar adalah benar.
Bab
XXIX
Bertengkar dengan Teman
99
Bab
XXX
Ceritakan Pengalamanmu
Ceritakan Pengalamanmu
101
102
sih..?!", "Gitu ya?!", "kedengarannya boleh juga.". Biasanya lawan bicara kita akan menyadari dan kemudian meninggalkan kita karena merasa tidak cukup penting untuk didengarkan. 3. Mendengarkan secara selektif. Gaya ini adalah ketika kita tidak benar-benar memperhatikan isi dari apa yang ingin disampaikan orang lain, kita hanya memilih dan kemudian berkomentar tentang hal yang kita pilih itu. Misalnya ketika teman kita ingin bercerita tentang cita-citanya menjadi dokter yang terhambat karena biaya, dengan gaya selektif kita mungkin akan berkomentar "Ohjadi dokter itu memang pekerjaan yang mulia, kakak saya juga seorang dokter dan sekarang ia sedang melakukan PTT di Ujung Pandang.". Kira-kira apa yang terjadi?. Kita mungkin bukan hanya kehilangan inti dari pembicaraan tapi mungkin kita tidak akan pernah memiliki hubungan yang dekat dengan siapapun jika kita pertahankan gaya ini. 4. Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri, Bukannya kita mencoba menyelami perasaan orang lain dan memandang dengan cara mereka memandang, gaya ini biasanya memandang sesuatu dengan "kacamata" kita. Biasanya gaya ini dimulai dengan "Saya dulu pernah mengalami hal itu, dan yang saya lakukan adalah ini.ini..dan ini..", atau "Hal itu belum seberapa, Saya pernah mengalami yang lebih buruk dari itu". Gaya ini biasanya diawali dengan kesibukan pikiran kita tentang diri kita ketika orang lain berbicara, kita sibuk menyiapkan 'feedback - kalau saya' sehingga kita melewatkan waktu mendengar lebih banyak. 5. Menasihati, Gaya ini menjadikan kita seperti seorang yang memberikan nasihat berdasarkan pengalamannya sendiri, tanpa mendengar lebih banyak. Ahmad dan Ath-Thabrany mentakhrij dalam sebuah hadits yang panjang, dari Sammak, dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Jabis bin Samurah, "Apakah engkau pernah kumpulkumpul bersama Rasulullah?" "Ya, dan beliau lebih banyak diam tak bicara," jawabnya. Sahabat Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau berdiam diri. Barangsiapa beriman kepada Allah dan akhir, hendaklah memuliakan tetangga. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamu." (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Ahmad, dari Aisyah, dia berkata, "Perkataan Nabi SAW terinci, yang bisa dipahami siapa pun, dan tidak berantai secara terus-menerus". Abu Daud juga meriwayatkannya.
Bab
XXXI
Memikirkan Keputusan
104
Memikirkan Keputusan
105
URGEN
TIDAK URGEN
Kuadran I
PENTING
Kuadran II - Preventif - Pengembangan hubungan - Melihat peluang Kuadran IV - Hal sepele, sibuk! - Telpon tidak penting -Aktivitas meyenangkan
Syarat Pengambilan Keputusan Mendefinisikan masalah yang dihadapi, bukan memberikan jawaban. Mengeluarkan dan mendiskusikan pandangan-pandangan yang berbeda. Mencari sejumlah alternatif sebelum menemukan jawaban yang benar.
Sumber Informasi: Data sejarah; meliputi informasi yang berkaitan dengan kegiatan, hasil, masalah dan penyelesaiannya pada masa lalu. Data perencanaan; membandingkan hasil dengan tujuan yang seharusnya dicapai. Data kritik; termasuk anggota tim dan pihak lain. Data perbandingan; bandingkan dengan pihak lain yang menghadapi masalah yang sama. Proses Pengambilan Keputusan: Langkah dalam pengambilan keputusan: - Susun daftar alternatif. - Kumpulkan informasi yang relevan. - Nilailah kegunaan dari setiap alternatif yang timbul. - Buat keputusan dengan memilih satu alternatif. Analisa keputusan - Dipengaruhi faktor masa depan. - Mempertimbangkan dampak. - Analisa kuantitatif. Pendekatan sistem - Temukan masalah sebelum menyelesaikannya. - Menentukan alasan dalam membuat pilihan dan rintangan yang mungkin dihadapi. Proses yang kreatif (know-how) - Kejenuhan karena terlalu terbiasa. - Menganalisa dan mempertentangkan ide dari berbagai sudut. - Inkubasi (gunakan insting dan feeling). - Sesuaikan ide dengan kebutuhan.
106
31.1
Bab
XXXII
Memiliki Keputusan
108
Memiliki Keputusan
109
akan melakukan sesuatu hal yang membuat keputusan yang efektif dan bertanggungjawab, lalu siapa atau apa yang dapat menjadi penghalang dalam proses pengambilan keputusan itu. Sangat penting untuk membangun dari awal suatu komitmen atau tanggungjawab untuk bertindak dalam keputusan tersebut. Dalam rangka pelaksanaan, tidak ada keputusan yang diambil, kecuali telah ada orang yang bertanggungjawab untuk melaksanakannya dalam langkah-langkah tertentu.
Bab
XXXIII
Suit Game
Suit Game
111
Setiap kali suit bersama, pemenang berhak digendong oleh yang kalah menuju garis batas yang menang. Tapi yang kalah, mengendong yang menang bila pemain yang kalah itu tertangkap oleh pemain yang menang. Pemain yang kalah, lolos dari tangkapan bila telah berada di luar garis batas.
Permainan dilakukan. Setiap kelompok saling berhadapan. Setiap mentee menentukan lawannya (satu lawan satu). Mentor berlaku sebagai wasit. Lakukan sebanyak 3 sesi, namun bila terjadi draw/seri, maka dapat ditambah menjadi 5 sesi. Bila suit kelompok tidak kompak (ada yang gunting sendiri, sedangkan kelompoknya batu), maka kelompok tersebut diberi peringatan dan permainan diulang. Tentukan kelompok yang menang dengan melihat skor terakhir. Pertanyaan Hikmah 1. Apakah setiap kalian puas dengan keputusan kelompok kalian? Mengapa? 2. Adakah yang harus disalahkan akibat dari kelompok kalian yang kalah? Mengapa?
2011 Garuda Publishing
112
Alat dan Bahan Kapur atau tali sebagai garis tengah permainan dan garis batas. Waktu: 30 menit Tempat: Outdoor atau di luar ruangan Suplemen Materi Ingat, ketika kita menunjuk seseorang, sebenarnya ada tiga jari kita yang menunjuk diri sendiri. Bila ada keputusan kelompok yang salah, maka kesalahan itu terbagi rata pada setiap anggotanya. Jadi jangan perlu ada kambing hitam. Pun sebaliknya, kelompok yang menang. Kemenangan kelompok bukan andil segelintir anggota yang patut berbangga diri. Tapi kemenangan ini terbagi rata atas setiap anggotanya. Jadi tidak perlu ada yang sombong, namun kerendahan hatilah yang ditonjolkan. Ketika kelompok sudah memutuskan suatu keputusan, maka setiap anggota wajib mematuhinya. Bayangkan bagaimana bila ada yang tidak mematuhinya, pasti ketika suit dalam satu kelompok ada yang berbeda. Bila sudah begitu maka permainan dapat terganggu. Betul tidak? Hikmah dalam keputusan kelompok sangat banyak, diantaranya adalah: Meminimalisir kesombongan. Allah tidak senang pada orang yang sombong. Meningkatkan rasa rendah hati, bukan rendah diri. Rasulullah saw adalah orang yang rendah hati. Meningkatkan rasa kepercayaan diri. Keputusan yang diambil jelas adalah hasil dari pemikiran beberapa orang, bukan pikiran sendiri. Meningkatkan hasil dengan bersinergi.
Bab
XXXIV
Guru Favorit
114
Bab
XXXV
Daftar Pustaka
116
_______. 1986. Leadership Skill You Never Outgrow, Leadership Project Book II: Individual Skill for Older Members. Illinois: Urbana-Champaign. _______. 2004. Suplemen Games Mentoring Islam. Bogor: Tim Mentoring SMAN 6 Bogor. [Anonim]. Mentoring Agama Islam. http://id.wikipedia.org/wiki/Mentoring_Agama_ Islam. [20 Oktober 2008] Altalib, Hisham. 1996. Panduan Latihan Bagi Juru Dakwah. Jakarta: Media Dakwah. Diklat HRD TPPN. 2008. Materi Keterampilan TEKAD Training Kader Terpadu. Jakarta: DPP PK Sejahtera. Hardian, Novi; dan Tim ILNA Learning Center. 2003. Super Mentoring: Panduan Keislaman untuk Remaja. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Ruswandi, Muhammad; dan Tim ILNA Learning Center. 2005. Games For Islamic Mentoring. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Ruswandi, Muhammad; dan Adeyasa, Rama. 2007. Manajemen Mentoring. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Sarbana, Baban; dan Diana, Dina. 2002. AMPUH: Menjadi Cerdas Tanpa Batas. Jakarta: Elexmediakomputindo Smith, Arlette Miller. 2003. Mentoring Handbook 2003-2004. USA: St John Fisher College. Tapp, Linda. 2006. Seven Keys To Using Games in Safety Training. NJ USA: Ennismore Publishing. Tim Modul Pelatihan LP2I Bandung. 2001. Panduan Pembinaan Generasi Muda. Bandung: Lembaga Pengembangan Potensi Insani (LP2I). Tim Penyusun Panduan Kegiatan Mentoring MAISMANDA. 2005. Risalah Pembinaan Da'wah Sekolah. Medan: MAISMANDA. Yuwono, Taufik; Fakhrudin; dan Putra, Andra Prima. 2006. Pembinaan Agama Melalui Kelompok Sebaya (Mentoring) Untuk Menurunkan Angka Tawuran Pelajar SMA/SMK (Studi Kasus: Pelaksanaan Mentoring Agama Islam di DKI Jakarta). Surabaya: PKMI ITS.
Index
117
Index
-AAntusias 8, 59 Aqidah 14
-HHubungan Khusus 27
-BBekerja 36 Belajar 45, 49, 52, 55 Belajar Efektif 52 Bercerita dan Mendengarkan 101 Berdoa dengan Ikhlassunniyah 41 Bergaul dengan Teman Baru 21 Berhitung 45 Berilmu 49 Berpikir 59, 61, 64, 67, 71 Berteman 30 Bertengkar 99 Brainstorming 33
-KKejujuran 96 Keputusan Kelompok 111 Keputusan Sendiri 104 Keutamaan Ilmu 49 Komunikasi 90, 93, 96, 99, 101 Komunikasi - Sumber Pertengkaran 99 Komunikasi - Verbal dan Nonverbal 93 Komunikasi dan Ekspresi Diri 86 Komunikasi Efektif 90 Komunikasi Non Verbal 96 Konsep Diri 75, 80, 83, 86 Konsep Diri Positif 80 Kreatif - Berimajinasi 64 Kreativitas - Berimajinasi 61 Kreativitas - Menyelesaikan Masalah 67 Kreativitas - Pengertian 59
-CCara Pendekatan 21
-MMelihat Sisi Baik Orang Lain 24 Meminta pada Allah 39 Memperhatikan 93 Mendidik 114 Menebak 90 Menentukan Game 6 Mengajar 114 Mengenal Kecerdasan 71 Menghargai Orang Lain 33
118
52
-NNiat Ikhlas 41
-PPelajaran 10 Pembagian Kelompok 8 Pendapat 75 Pengambilan Keputusan 104, 108, 111 Pengertian Mentoring 5 Pengertian Pengambilan Keputusan 104 Penggunaan Game 6 Pentingnya Berilmu 45 Percaya Diri 24 Persiapan 7 Problem Solving 67, 71
-SSaling Mengenal 18 Selebrating 11 Sikap 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36 Sikap Sosial - Bergaul 27, 30 Sikap Sosial - Taaruf 18 Sinergi 111 Skill Mengajar 114 Syarat - syarat Doa 39
119
..... Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al An'aam 6:142)