Vous êtes sur la page 1sur 1

HAL : 4

AKIBAT CEWE MATRE FAKTOR EKONOMI MENDOMINASI PERCERAIAN DI BANDUNG Bandung (RI) Dalam kurun waktu 1 tahun sedikitnya 3.576 pengadilan Agama Cimahi menyidangkan pasangan suami istri (Pasutri) untuk bercerai, didominasi usia sekitar 17-40 tahun demikian kata wakil panitra pengadilan Agama Cimahi Yanto Abdul kepada RI belum lama ini. Adapun alasan untuk bercerai akibat faktor ekonomi 70% samapi 20% tegang tempat dan 10% hobi kawin cerai. Kejadian tersebut bukan saja di daerah Cimahi melainkan di beberapa daerah pun yang mengajukan gugat cerai menjamur sehingga tak sedikit usia muda menjadi janda bagi perempuan sebaliknya laki-lakipun banyak yang menjadi duda namun bagi kaum adam nampak tidak kelihatan, sedangkan ruginya bagi kaum hawa dengan membawa beban anak tanggung jawab dan resikonya sangat tinggi kata Mintaya Kurniawati 18 Th. Dengan mata berkaca-kaca kepada RI. Sementara itu, lelaki dengan predikat duda hampir 90% berleha-leha bahkan tidak menutup kemungkinan ingin cepat menikah lagi, karena beban me reka tidak seberat kaum hawa, disamping itu ada pula usia berkisar 50-60 tahun mengajukan gugat cerai namu relatif kecil. Dengan alasan ketidakharmonisan diranjang demikian kata Nini Uti 50 Th kepada RI di sela-sela sedang rehat diruang tunggu pengadilan Cimahi, tidak menutup kemungkinan, yang dituturkan Nini Uti yang usianya genap 50 tahun masih mengharapkan Goyang grempang di atas ranjang walaupun kini sudah mempunyai cucu 5 dari 6 anak dari hasil pernikahan dengan Bang Gopur asal Garut Peranakan Arab. Kenapa Nini dan Aki mau bercerai?, sedangkan sudah punya anak dan cucu desak RI dia menjawab dengan mata berkedip-kedip centil itu masalah biologis sambil sesekali menebar senyum. Pengadilan Agama masyarakat pada umumnya tempat tersebut hanya untuk urusan kawin cerai, melainkan untuk mengurus warisanpun pengadilan agama Cimahi 537 pemohon untuk triwulan pertama tahun ini. Undang-undang yang mengatur masalah perceraian atau tentang pengadilan Agama sudan 2 kali amandemen No. 1 Th. 1974, tentang pernikahan dan perceraian lalu di ubah menjadi Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang pengadilan Agama dan dirubah lagi dengan undang-undang No. 50 Th 2009 tentang pengadilan Agama menurut tokoh Agama Asep Ajeb (60 Th) mengatakan kepada RI bahwa perceraian di murkai oleh Allah Subhanawataalla, dan bagi kaum hawa perceraian merupakan kiamat kecil bagi dirinya disamping beban begitu berat dan resiko yang sangat tinggi. (B.03-RI)

Vous aimerez peut-être aussi