Vous êtes sur la page 1sur 2

ABSTRAK Badruddin, NIM: FO. 1.5.05.09, Judul Disertasi: PANDANGAN PEZIARAH TERHADAP KEWALIAN KYAI HAMID: PERSPEKTIF FENOMENOLIGIS.

Promotor: Prof. Dr. KH. Bisri Affandi, M.A., dan Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si. Kata Kunci: Pandangan, Peziarah, Kewalian, dan Fenomenologis. Keberadaan orang suci, kekasih Tuhan, dalam doktrin Islam disebut waliyulla>h. Ia diyakini sebagai manifestasi (tajalli>) Tuhan. Keyakinan ini, kemudian melahirkan pandangan, sikap dan aktifitas ziarah makam. Penelitian ini difokuskan pada aktivitas ziarah kubur di makam Kyai Hamid, Pasuruan, yang diyakini sebagai waliyulla>h. Penelitian ini memanfaatkan teori konstruksi sosial yang digagas oleh fenomenolog kontemporer Peter L. Berger bersama Thomas Luckmann. Teori ini sangat bermanfaat dalam mengamati aktivitas ziarah di makam Kyai Hamid yang tidak pernah sepi, bahkan mencapai puncaknya pada saat-saat tertentu. Berdasarkan teori konstruksi sosial, aktivitas ziarah di makam Kyai Hamid terbentuk dari perilaku individu yang didasari keinginan tertentu dan didukung oleh teks-teks suci atau ajaran normatif dari para pendahulu. Aktivitas individu itu dilakukan berulang-ulang sampai membentuk pola tertentu dan bisa dimengerti bersama. Teori konstruksi sosial juga menjelaskan suatu proses pewarisan suatu dari generasi ke generasi melalui suatu proses sosialisasi tertentu. Inti dari teori ini adalah menjelaskan terjadinya proses dialektika, yakni eksternalisasi, objektifasi dan internalisasi yang ada dalam suatu tradisi. Bahwa ziarah kubur di makam Kyai Hamid berawal dari tindakan individu-individu kemudian terakumulasi menjadi suatu realitas obyektif. Selanjutnya, realitas obyektif itu ditarik kembali ke dalam diri individu, dan diinterpretasikan menurut tingkat pengetahuan, pengalaman dan kepentingan mereka masingmasing. Penelitian ini mencatat, aktivitas ziarah kubur didorong oleh keyakinan para peziarah bahwa Kyai Hamid adalah waliyulla>h yang mempunyai karamah tertentu. Masing-masing peziarah mempunyai definisi tantang wali, mempunyai pengalaman dan harapan yang berbeda terkait karamah. Namun, mereka sepakat bahwa Kyai Hamid seorang wali yang mempunyai karamah. Bentuk kesepakatan itu berupa kehadiran mereka berziarah dan berdoa di makam Kyai Hamid. Namun pengertian yang berbeda mengenai wali dan pengalaman yang berbeda mengenai karamah memunculkan ragam motif dan keinginan para peziarah. Sungguhpun demikian, ritual ziarah di makam Kyai Hamid hampir seragam. Pengelolaan makam oleh pihak pesantren di satu sisi, dan karakter khas keagamaan

masyarakat Pasuruan mengarahkan ziarah pada suatu pola ritual tertentu yang sesuai dengan tradisi besar Islam, yakni tradisi yang bersumber dari al-Quran dan hadith. Penelitian ini menyajikan gambaran yang berbeda dari beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menonjolkan unsur singkretisme dalam tradisi ziarah kubur. Ritual ziarah di makam Kyai Hamid merepresentasikan karakter keberagamaan masyarakat muslim Tapal Kuda yang berbeda dengan karakter keberagamaan masyarakat muslim di wilayah Pesisir atau di wilayah Mataraman.

Vous aimerez peut-être aussi