Vous êtes sur la page 1sur 8

ANALISIS DATA KUALITATIF

A. PENDAHULUAN Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, thema atau kategori. Tanpa kategorisasi atau klasifikasi data akan terjadi chaos. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian masih harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai situasi lain. Hasil interpretasi juga bukan generalisasi dalam arti kuantitatif, karena gejala sosial terlampau banyak variabelnya dan terlampau terikat oleh konteks di mana penelitian dilakukan sehingga sukar digeneralisasi. Generalisasi di sini lebih bersifat hipotesis kerja yang senantiasa harus lagi diuji kebenarannya dalam situasi lain. Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami dengan mudah. Mudjia Rahardjo (2010) Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual tinggi. Lagipula tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga tiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasanya cocok dengan sifat penelitinya.1 Misalnya bahan yang sama mungkin sekali akan diklasifikasikan dengan cara lain oleh peneliti yang berlainan. Tugas peneliti ialah mengadakan analisis tentang data yang diperolehnya agar diketahui maknanya.interpretasi harus melebihi atau mentransenden deskripsi belaka. Jika peneliti tidak dapat mengadakan interpretasi dan hanya menyajikan data deskriptif saja, maka sebenarnya penelitian itu sia-sia saja dan tidak memenuhi harapan. Namun ada kemungkinan peneliti tidak dapat menemukan implikasi penelitiannya karena masih terlampau dekat dan masih terlampau terlibat dalam kerja lapangan. Ia harus mengambil jarak baik berkenaan dengan waktu maupun fisik dari lapangan penelitian agar
1

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Tarsito,2003), h.126

dapat lebih objektif meninjau data penelitiannya ia harus member waktu yang lebih banyak untuk merenungkan data yang dikumpulkannya. Jarak dan waktu sangat bermanfaat bagi penafsiran data. Laporan yang ditulis akan dapat meningkat mutunya bila jarak waktu antara pengumpulan data dengan penulisannya. Mengadakan interpretasi yang bermakna tak dapat dilakukan terburu-buru. Kesulitan kedua, selain waktu yang cukup untuk berpikir, ialah perlunya peneliti memilih suatu pendirian, suatu posisi yang memungkinkannya berpikir dengan cara inovatif dan kreatif. Untuk itu diperlukan keberanian. Peneliti harus berani berpikir pada taraf yang melampaui deskripsi belaka. Ia harus berani berspekulasi untuk mengemukakan makna penelitiannya, sehingga ia tidak kagok menghadapi pertanyaan penguji, So what? Interpretasi, berpikir inovatif, tidak berarti mengemukakan hubungan-hubungan secara sembrono, asal-asal saja. Interpretasi harus didukung oleh argumentasi yang kuat, yakni dengna menggunakan data dan kategori yang telah dibandingkan dan ditest validitasnya. Interpretasi berarti menyusun dan merakit unsur-unsur yang ada dengan cara yang baru, merumuskan hubungan baru antara unsur-unsur lama, mengadakan proyeksi melewati apa yang ada, misalkan . . . . .. jadi peneliti harus bereksperimentasi, bermain dengan ide-ide, mencobakan metaphor dan analogi agar dapat memandang data dari segi baru, lain daripada yang lain. Tiap peneliti berpengalaman melakukan hal demikian. Dalam penelitian biasanya banyak dilakukan cara berpikir konvergen, yakni mengikuti prosedur atau jalan pikiran tertentu. Namun, untuk mengadakan interpretasi diperlukan cara berpikir yang lain, yaitu yang divergen, yang kreatif, jadi mengandung spekulasi dan risiko. Interpretasi sebenarnya bukan hanya dilakukan pada taraf akhir, melainkan telah dilakukan sepanjang penelitian.sejak mulanya peneliti mencoba memahami data yang diperolehnya melalui observasi dan wawancara dengan mencoba meninjau data itu dari kategori tertentu. Ia mencoba memahami data itu dari segi kategori itu.

B. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Biografi

Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu: a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan. b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode. c. d. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut. e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu. f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.

2. Fenomenologi Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu: a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan. b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data. c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizon (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan). d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.

e.

Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi).

f.

Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.

g.

Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.

3. Grounded theory Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu: a. Mengorganisir data b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari. d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut. e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding.

Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.

4. Etnografi Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu: a. Mengorganisir file. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.

d. Menginterpretasi penemuan. e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.

5. Studi kasus Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu: a. Mengorganisir informasi. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya. d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain. f. Menyajikan secara naratif.

C. ANALISIS DATA Data kualitatif terutama terdiri atas kata-kata bukan angka. Kata-kata sering hanya mengandung makna dalam konteks kata itu digunakan. Biasanya, data yang terkumpul dalam penelitian kualitatif meliputi ratusan bahkan ribuan halaman. Tiap jam kerja lapangan dapat menghasilkan lebih dari dua puluh halaman. Maka timbul masalah yang pelik, bagaimana mengolah, menganalisis data yang banyak itu. Bermacam cara yang dianjurkan untuk digunakan antara lain: Reduksi Data, Display Data, Mengambil kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi Data Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh di reduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang direduksi memberi gambaran lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu.

Display Data Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks, grafik, networks atau charts sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.

Analisis Data Contoh analisis data yang dipergunakan seperti model content analysis, yang mencakup kegiatan klarifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria-kriteria dalam klarifikasi dan menggunakan teknik analisis dalam memprediksikan. Adapun kegiatan yang dijalankan dalam proses analis ini meliputi; (1) menetapkan lambang-lambang tertentu, (2) klarifikasi data berdasarkan lambang/simbol dan, (3) melakukan prediksi atas data.2

Mengambil Kesimpulan Dan Verifikasi Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah menyimpulkan dan melakukan ferivikasi atas data-data yang sudah diproses atau di transfer ke dalam bentukbentuk yang sesuai dengan pola pemecahan permasalahan yang dilakukan. Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih grounded. Jadi kesimpulan senantiasa harus diferivikasi selama penelitian berlangsung. S. Nasution (2003).

Meningkatkan Kebsahan Hasil 1. Kredibilitas Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu: a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi
2

Asep Suryana, Tahap-tahap Penelitian Kualitatif, Artikel 2007, hal. 9

dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. 3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. 4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

RELIABILITAS Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.

D. DAFTAR PUSTAKA

Nasution. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito


Suryana, Asep. 2007. Tahap-tahap Penelitian Kualitatif. Artikel Fuadi, Aziz. Analisis dan Interpretasi Data. Artikel

http://www.mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/221-analisis-data-penelitian-kualitatif-sebuahpengalaman-empirik.html http://ivanagusta.files.wordpress.com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-data-kualitatif.pdf

Vous aimerez peut-être aussi