Vous êtes sur la page 1sur 3

Analisa Kadar Serat Larut Ekstraksi Enzim a- Amilase Biji malt ditumbuhkan pada kertas tissue selama 24 jam.

Cara menumbuhkan biji malt adalah biji malt direndam di dalam air selama 1 jam. Kemudian, Loyang yang dialasi dengan kertas tissue disiapkan dan kertas tissue dibasahi dengan air. Biji malt diletakkan diatasnya, kemudian ditutup kertas tissue lagi dan disemprot air. Setelah 24 jam, 25 gram kecambah biji malt dihaluskan di dalam 50 ml larutan buffer sitrat fosfat pH 4 yang mengandung NaCl 2% da diaduk di dalam es selama 1 jam. Kemudian disaring dengan kain saring dan dipisahkan dengan metode sentrifugasi menggunakan setrifuge dengan kecepatan 1000rpm selama 40 menit. Supernatannya (bagian yang jernih) diambil dan disimpan pada tempat suhu dingin (Hartayanie, 1991). Hartayanie, L. (1991). Perbandingan Pembentukan Enzim-Enzim Ekstraseluler (Protease, AlfaAmilase, dan Fosfatase Asam) oleh Rhizopus oligosporus saito R116 pada Substrat Padat di Medium Cair. Skripsi Universitas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Pengujian Jumlah Enzim yang Digunakan Lima buah tabung reaksi ditambah masing-masing 0,5 gram sampel. Kemudian diberi perlakuan seperti berikut ini yaitu tanpa enzim amylase, ditambah 2 ml enzim amylase, 4 ml enzim amylase, 6 ml enzim amylase, dan 8 ml enzim amylase. Masing-masing tabung reaksi ditambah dengan 10 ml buffer sitrat fosfat pH 5 dan diinkubasi pada 40oC selama 16 menit. Kemudian, masing-masingditambah dengan 0,1 ml iodine dan dihomogenkan dengan vortex sampai semua reagen tercampur. Waktu yang dibutuhkan sampai larutan berubah warna menjadi putih dicatat. Kemudian dipilih ml enzim yang menjadikan larutan berwarna putih pada menit ke-0 (X ml) (Hartayani, 1991).

Pengujian Kadar TDF (total Dietary Fiber) Dua buah fritted crucible kosong ditimbang kemudian masing-masing ditambah 0,5 gram filter aid dan dibasahi dengan etanol 78% sampai seluruh filter aid rata menutupi bagian bawah fritted crucible. Fritted crucible dipanaskan dalam tanur pada suhu 525C selama 1 jam. Fritted crucible didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga berat konstan.

Sampel ditimbang 0,5 gram (bentuk tepung lolos ayakan 30 mesh) sebanyak 2 kali, masingmasing dimasukkan dalam beaker glass ditambah 10 ml buffer sitrat fosfat dan diinkubasi pada suhu 40C selama 16 jam. Kemudian ditambah 25ml aquadest untuk masing-masing beaker glass. Campuran tersebut diaduk hingga semua sampel basah, kemudian dinding beaker glass dibilas dengan 1 2 ml aquades. Beaker glass ditutup dengan alumunium foil dan diletakkan dalam incubator selama 90 menit pada suhu 37C. Masing-masing beaker glassditambah dengan 100 ml etanol 95% dan dibiarkan selama 60 menit pada suhu ruang. Larutan disaring dalam fritted crucible (yang sudah disiapkan) dengan pompa vacuum. Residu pada fritted crucible dcuci dengan 20 ml etanol 78% sebanyak 2 kali, 10 ml etanol 95% sebanyak 2 kali dan 10 ml aseton. Keringkan fritted crucible dengan suhu 105C selama 2 jam dan ditimbang hingga berat konstan. Satu residu diabukan pada tanur dengan suhu 550C selama 5 jam, kemudian didinginkan pada desikator selama 2 jam dan ditimbang hingga berat konstan. Residu yang lain dianalisa kadar proteinnya dengan metode Kjeldhal (AOAC, 1995). [ Keterangan : Wt P A WS = = = = mg residu % protein residu % abu pada residu mg sampel ]

Pengujian Kadar ADF ( Acid Detergent Fiber) Satu gram sampel bentuk tepung lolos ayakan 30 mesh ditambah dengan 100 gram larutan ADF (20 gram setil trimetil ammonium bromide dalam 1 liter H2SO4 1 N). Kemudian dididihkan pada pendingin tegak selama 60 menit. Lalu disaring melalui filter gelas 2-G-3 dan dicuci dengan aquades beberapa kali . Endapan dibilas dengan 10 ml aseton sebanyak 2 kali. Filter dan endapan dikeringkan pada suhu 100oC selama 8 jam dan ditimbang. Filter dan endapan diabukan pada suhu 450-500oC selama 3 jam dan ditimbang.

Keterangan :

a b w

= = =

berat filter endapan setelah dikeringkan (gram) berat filter endapan setelah diabukan (gram) berat awal sampel (gram)

Perhitungan Kadar Serat Larut. % serat larut = % TDF - % ADF ( Apriyantono et al, 1989) Apriyantono, A.; D. Fardiaz, N.L.Pusspitasari; Sedarnawati & S. Sudiyanto. (1989). Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. IPB Press. Bogor.

Association of Official Analytical Chemists (AOAC). (1995). Official Methode of Analysis. AOAC Int, Washington, D.C.

Vous aimerez peut-être aussi