Vous êtes sur la page 1sur 6

Karina Anisa Arsitektur Interior 2011 1106069140

UNDERSTANDING ARTS
(Memahami Seni) Seni adalah bagian penting dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita bahkan bisa mengatakan bahwa seni membantu meningkatkan kualitas hidup kita. Akan tetapi sering kali kita berusaha terlalu keras untuk mendefinisikan dan menganalisis seni sehingga seni tersebut menjadi berkurang maknanya. Seni meliputi banyak hal, seperti keahlian, proses, dan produk. Sebagai suatu keahlian, seni merupakan kapasitas manusia untuk menciptakan keindahan dan hal-hal yang dapat menggerakan kita. Sebagai suatu proses, seni meliputi kegiatan seperti melukis, memahat, dan lain lain. Definisi ini terus berkembang karena banyaknya material dan teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu karya seni. Sebagai suatu produk, seni merupakan hasil akhir sebuah lukisan, pahatan, atau sebuah struktur. Reaksi seseorang akan suatu karya seni itu berbeda-beda; semua tergantung dari waktu, tempat, budaya, dan kepribadian masing-masing individu. Meski sering kali sulit bagi kita untuk memahami maksud dari suatu karya seni, kita tetap dapat merasakan bahwa sifat dasar dari seni itu melampaui kemampuan pemahaman kita. TUJUAN DARI SENI Banyak filsuf mengatakan bahwa seni tidak memiliki fungsi dan hanya ada karena dirinya sendiri. Banyak juga yang menegaskan bahwa seni memberikan nilai lebih kepada kehidupan manusia. Ada juga yang mengatakan bahwa dengan menganalisis seni dengan terlalu seksama, kita tidak akan dapat menghargai keindahannya. Semua itu mungkin memang benar, akan tetapi kita dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi kita terhadap seni apabila kita mulai menanyakan alasan dan tujuan dibuatnya karya seni tersebut. Seni Untuk Menciptakan Keindahan/Kecantikan Seniman sering kali melihat alam dan lingkungannya sebagai standar keindahan atau kecantikan dan lalu mengimitasinya. Tapi sering pula seniman memperbaiki dan memperindah bentuk dari karya seni untuk mencapai suatu bentuk yang ideal, yang justru tidak ditemukan di alam atau kehidupan manusia yang selazimnya. Seperti halnya pada era Yunani Kuno dimana kecantikan ditentukan oleh keseimbangan proposi matematika demi mencapai kesempurnaan yang tinggi. Jika kita membicarakan tentang kecantikan ideal, contoh yang paling terkenal misalnya adalah lukisan Mona Lisa dari Leonardo da Vinci. Sudah sejak lama lukisan ini diakui sebagai lukisan yang menampilkan kecantikan misterius yang menjadi standar kecantikan dunia barat. Tapi di bagian dunia yang lain, kecantikan ini bisa jadi justru dianggap aneh tidak menarik. Seni memang tidak perlu dilihat sebagai sesuatu dimana karya yang satu lebih

baik daripada yang lain, tapi lebih tepatnya keindahan atau kecantikan itu tergantung dari persepsi tiap individu atau tiap golongan tertentu. Seni Sebagai Dekorasi Dengan menggunakan seni sebagai dekorasi, kita dapat memanjakan panca indera kita dan mengubah sesuatu yang biasa dan membosankan menjadi sesuatu yang menarik dan memperkaya hidup kita. Seni Sebagai Media Untuk Mengungkapkan Kebenaran Seni mempunyai pengaruh yang kuat dan para seniman sangat mengetahui tentang hal tersebut. Seni dapat digunakan untuk mereplika kenyataan secara mendetail dan memperlihatkannya seolah itu merupakan suatu kebenaran yang telah diimitasi. Berbagai budaya mulai dari Yunani Kuno hingga pelukis photorealist kontemporer mencoba untuk mencari dan mengungkapkan kebenaran menurut cara mereka masing-masing; baik itu kebenaran tentang cara pandang kita terhadap dunia maupun tentang cara kerja dunia kita. Terkadang pencarian itu membawa mereka kepada keindahan atau justru malah membawa rasa malu atau kemarahan. Semua kebenaran , tak peduli baik atau buruk, dapat menunjukkan adanya komentar yang valid terhadap kondisi manusia. Seperti dalam lukisan Self-Portrait With Monkey hasil karya Frida Kahlo, viewer dikonfrontasi oleh Frida yang sebenar-benarnya karena adanya penggunaan teknik lukis extreme realism dengan Self-Portrait dari Robert Mapplethorpe. Dalam selfportrait ini Mapplethorpe mengkorporasikan cerita hidupnya sebagai penderita aids dan persepsinya akan kematian melalui penggambaran dirinya sendiri yang seolah menghilang ke background sementara tangannya memegang erat sebuah tongkat berhiaskan kepala tengkorak. Seni Sebagai Cara Untuk Mengabadikan Diri Manusia dan segala keterbatasannya sebagai mahluk ilmiah, merupakan satu-satunya spesies yang sadar betul akan adanya kematian dan selama bertahun-tahun lamanya manusia telah berusahan untuk melampaui batas kehidupan ini dengan menggunakan seni. Banyak seniman dan modelnya yang kepopulerannya tidak lekang oleh jaman karena adanya bantuan dari karya seni. Four Marilyns dari Andy Warhol adalah salah satunya. Kepopuleran yang meningkat secara pesat dan berakhir dengan kematian di usia muda membuat Marilyn, model dari foto Four Marilyns, membuat namanya tetap diingat bahkan setelah bertahun-tahun sejak kematiannya. Sang seniman, Andy Warhol, dan karyanya, tentu mempunyai andil dalam membuat nama Marilyn tetap dikenang bahkan hingga saat ini.

Seni Untuk Mengekspresikan Nilai Agama Pencarian manusia akan keabadian merupakan bagian penting dari dasar suatu agama yang terstruktur. Karena adanya keabsenan bentuk fisik dari hal yang mereka sembah itu, tidak aneh jika manusia mengembangkan suatu bentuk seni yang bertujuan untuk memvisualisasikan imajinasi mereka akan bentuk tuhan. Simbol-simbol yang melambangkan nilai dan norma agama diekspresikan dalam bentuk seni, misalnya lukisan, patung, atau rumah ibadah. Mulai dari struktur, warna, dan ukuran dari karya seni tersebut memiliki makna keagamaan tersendiri, sebagai contoh katerdral gotik. Langit-langit gereja yang tinggi dan melengkung, kaca patri yang berwarna-warni, dan bahkan cahaya yang memasuki gereja merupakan bagian dari perwujudan agama yang dapat diasosiasikan sebagai suatu kerajaan yang makmur di bumi. Seni Untuk Mengekspresikan Khayalan/Imajinasi Banyak seniman menggunakan seni sebagai suatu media untuk mengekspresikan khalayan atau fantasi mereka yang terdalam. Ada berbagai jenis fantasi, seperti misalnya fantasi yang ada didalam mimpi ataupun benda dan pemandangan yang hanya bisa terbayangkan dalam pikiran kita saja. Dalam usaha untuk menangkap esensi atau jati diri mereka sendiri, banyak seniman yang mencari inspirasi dan informasi melalui tulisan-tulisan psikoanalisis Sigmund Freud dan Carl Jung, yang mengsugestikan adanya kekuatan yang bekerja dibawah alam sadar kita. Para seniman tersebut lalu berusaha menggunakan karya seni mereka sebagai suatu wadah untuk kekuatan alam bawah sadar ini. I and The Village dari Marc Chagall menghasilkan gambaran dari sang pelukis yang sudah terfragmentasi dimana ia tampak sedang berada diantara obyek-obyek fantasi yang seolah-olah mengambang didalam dan diluar satu sama lainnya. Memori dari hidup Chagall di desa di Rusia digabung bersama bagaikan kepingan-kepingan puzzel dari alam mimpi; hal ini merefleksikan sifat dari memori itu sendiri, yaitu terdiri atas fragmen-fragmen dan bukan satu kepingan memori yang utuh. Seni Untuk Menstimulasi Intelektual dan Membangkitkan Emosi Seni memiliki kekuatan untuk membuat kita berpikir dan merasakan dengan lebih seksama dan lebih mendalam. Karya seni yang indah atau kontroversial bisa memicu berbagai macam asosiasi dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu, mustahil tampaknya jika kita mengkonfrontasi suatu karya seni dan tetap tidak merasa terpengaruh oleh karya seni tersebut. Karya dari Jenny Holzer yang berjudul Inflammatory Essays merupakan contoh karya seni yang dapat memprovokasi viewernya. Bentuknya yang berbeda dari karya seni tradisional menantang seniman sebagai visioner yang kreatif. Karya seni seperti ini bersifat mengkritik sistem informasi modern yang tidak personal dan sekaligus memberikan tantangan kepada lingkup seni yang formal. Viewer dari karya seni ini juga didorong untuk memberikan respons yang intelektual terhadap karya ini.

Seni Untuk Menciptakan Struktur dan Harmoni Seniman dan ilmuwan sudah lama memiliki ketertarikan terhadap susunan atau struktur yang mengatur alam semesta ini. Seringkali seniman akan menggunakan komposisi untuk menciptakan suatu susunan yang terstruktur pada karya seni yang mengandung isi yang tidak teratur. Sekilas, karya Henri Matisse Piano Lessons tidak tampak seperti suatu masterpiece yang mengutamakan susunan atau organisasi. Tapi sebenarnya semua obyek, semua warna, dan semua garis telah dipilih dan diletakkan dengan sedemikian rupa untuk menuntun mata kita ke tiap bagian dari karya seni tersebut. Seni Untuk Mengekspresikan Kekacauan Seperti halnya intelektual yang diseimbangkan oleh emosi, selain keteraturan tentu juga ada kekacauan. Seniman banyak menggambarkan kekacauan dalam berbagai cara, contohnya dengan menggunakan analogi dari perang, wabah penyakit, atau bencana alam. Seni Untuk Merekam dan Mengabadikan Pengalaman Sejak dulu manusia telah menggunakan seni sebagai media untuk merekam dan mengomunikasikan pengalaman dan kejadian-kejadian yang sudah terjadi. Seni telah digunakan untuk memberitahu generasi masa depan tentang siapa dan apa yang telah terjadi sebelum mereka. Contoh dari penggunaan fungsi seperti yang telah disebutkan sebelum ini, dapat dilihat dari The Steerage karya Alfred Stieglits. Disini dia mengomentari suasana yang ada didalam foto tersebut sebagai suatu situasi dimana dia merasa sangat kagum dan penuh dengan inspirasi. Seni Untuk Merefleksikan Konteks Sosial dan Budaya Dengan menggunakan seni, seniman mengangkat tema atau isu dalam kondisi sosial dan budaya masyarakat dan mengkonfrontasi viewer dengan hal tersebut. Dalam Just What Is It That Makes Todays Homes So Different, So Appealing, seniman Richard Hamilton mengangkat dan mengomentari kondisi sosial di tahun 1950-an dimana perkembangan teknologi yang pesat mendorong masyarakat untuk berlomba-lomba mewujudkan American Dream. Maka dari itu, karya ini menjadi semacam memento dari periode waktu tersebut bagi generasi mendatang. Seni Untuk Melawan Ketidakadilan dan Meningkatan Kesadaran Sosial Sebagaimana halnya dengan orang lain, seniman juga pernah ikut merasakan perjuangan melawan ketidakadilan pada jamannya sendiri. Mereka juga berusaha mengajak orang lain untuk ikut berjuang dengan menggunakan daya kreativitas mereka. Eugene Delacroix, menghasilkan karya seni Liberty Leading The People dalam upaya menjaga moral dan semangat perjuangan masyarakat selama Revolusi Prancis di tahun 1930. Lukisan ini mengilustrasikan bahwa semua orang dari berbagai kelas sosial telah bersatu untuk melawan ketidakadilan dan bersama-sama mereka dipimpin oleh suatu figur alegori yang melambangkan kemerdekaan. Seni Untuk Memberikan Nilai Lain atau Nilai Tambah Benda-benda yang biasa kita temui di kehidupan sehari-hari juga bisa mendapatkan nilai atau makna baru dengan bantuan seni. Ketertarikan publik terhadap pemberian makna baru kepada

barang-barang ini terutama meningkat dengan pesat di periode Pop Art. Makanan kalengan, sepeda, wanita cantik, bahkan toilet dapat dianggap sebagai seni dan itu semua bukan hanya barang-barang yang kita gunakan sehari-hari. Contoh yang sangat populer untuk ini adalah Fountain dari Marchel Duchamp. Disini dia mengambil urinal (toilet pria), menaruhnya dengan cara terbalik, dan lalu memberikan label pada toilet tersebut. Seni Untuk Memenuhi Kebutuhan Seniman Seniman mungkin saja memiliki keahlian yang spesial dan unik tapi pada hakekatnya mereka juga hanyalah manusia biasa yang memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu. Ada lima kebutuhan utama: kebutuhan biologis, keamanan, cinta, kesuksesan dan apresiasi dari lingkungan, serta aktualisasi diri. Dengan seni, seniman dapat mencukupi kebutuhan finansialnya, keamanan dan cinta dari audiencenya, kesuksesan atau apresiasi dari lingkungan sekitarnya, serta kebebasan untuk menjelajahi semua kemungkinan yang ada di luar keterbatasan manusia sebagai mahluk ilmiah.

BERBAGAI JENIS ART STYLES Realistic Art Style dari Mario and Norma karya John Ahearn dan American Gothic karya Grant Wood dapat digolongkan sebagai style yang realistis. Maksud realistis disini dapat diartikan bahwa obyekobyek di dalam karya seni tersebut digambarkan seperti apa adanya dan tanpa idealisasi ataupun distorsi. Adapula realistic style yang sedikit berbeda, seperti contohnya karya Forget It! Forget Me! dari Roy Lichtenstein. Disini obyek memang tidak digambarkan secara realistis tapi viewer tetap bisa mengidentifikasi dan mengasosiasikan obyek yang ada dalam lukisan tersebut dengan jelas. Jenis style ini dapat juga didefinisikan sebagai representational art. Expressionistic Art Dalam expressionistic art, warna dan bentuk dapat diubah atau didistorsi oleh sang seniman demi menghasilkan pengaruh atau efek yang lebih besar. Pilihan warna atau sapuan kuas yang dramatis merupakan ciri khas dari style ini. Contoh dari style ini seperti Van Gogh Starry Night atau Paul Gauguin Abstract Art Style abstract art didefinisikan sebagai seni yang menggambarkan sesuatu yang dengan jelas telah meninggalkan bentuk fisik asli dari obyek tersebut. Contoh dari ini misalnya The Kiss dari Constantin Brancusi. Seringkali abstract art tidak merujuk sama sekali pada realitas atau kenyataan. Hal yang seperti itu bisa kita kategorikan sebagai nonobjective atau non-representational art. Contoh untuk ini adalah Magic Carpet dari Helen Frankenthaler.

Vous aimerez peut-être aussi