Vous êtes sur la page 1sur 3

APRESIASI SASTRA INDONESIA GADIS DURHAKA Dahulu kala, sungai Siak disebut sungai jantan, sementara Siak Sri

Indrapura masih bernama Mempura. Disana hiduplah seorang janda setengah baya dengan seorang anak gadisnya yang bernama Si Umbut Muda.Gadis itu begitu cantik parasnya dan wajahnya sangat menawan, kecantiukan Si Umbut Muda memang tidak ada tandingannya, karena selalu dipuji-puji si Umbut Muda menjadi tinggi hati, congkak dan angkuh. Pakaiannyapun terbuat dari kain sutera termahal, untunglah harta peninggalan almarhum ayahnya cukup untuk memenihikebiutuhan si Umbut Muda. Kalau tidak apalah yang diharapkan, ibunya Cuma seorang perajin tenun MAK(Ibu), jangan hendak senang-senang saja ikut menghabiskan harta peninggalan ayahku, tegur Si Umbut Muda, bila suatu ketika melihat ibunya sedang istirahat tidak memenun. Tidak puas berceloteh, Si Umbut Muda juga bermasam muka, dan wajahnya cemberut. Hem, rasainlah oleh mak! kata Si Umbut Muda, tatkala ibunya terpaksa harus tidur di serambi rumahnya. Umbut suruh ambil sisir jatuh saja, mak tak segera ambilkan. Tak sempatlah, apalah, macam-macam alas an, kata gadis jelita itu. Maapkan mak, Umbut, ibunya mengiba-iba. Mak khilaf, maapkanlah. Bila sudah melihat ibunya mengalah, meminta maaf, ketika itulah Si Umbut Muda mengizinkan kembali, supaya ibunya tidur di rumah menempati bilik sebagaimana mestinya. Pada suatu hari menikahlah putrid salah seorang bangsawan bernama Mempura. Undangannya terdiri dari orang-orang ternama, termasuk Si Umbut Muda. Mak, berpakainlah, perintah Si Umbut Muda klepada ibunya, sejenak akan ke tempat perkawinan itu. Mak adalah tulang paying, ketika hendak ke pesta pernikahan orang, katanya. Iya Umbut, sahut ibunya dengan patuh. Si Umbut Muda pun mengenakan pakaian serba mahal, cincin di jari tangan kiri dan kanan dipakai sepenuh delapan jarinya, semuanya emas permata berlian. Pada kedua belah tangan terdapat gelang emas lima

rengkat sebelah. Wajah si Ukmbut Muda bertambah cantik, anggun berjalan, dan berpayung biru muda. Lenggang-lenggog Si Umbut Muda tampak sangat ketara, saat lintas jembatan singai Jantan, Entah apa yang menjadi penyebabnya, mungkin sudah kehendak Allah, tiba-tiba terlepaslah dua susunan gelang di tangan Kanan Si Umbut Muda berdenting. Mak gelang Umbut jatuh dua rengkat, empat jumlahnya, kata Si Umbut Muda terpekik. Mak, salami gelangku mak, katanya sambil mendorong ibunya terjun ke sungai. Menyelamlah mak. Selam !perintahnya. Arus sungai deras Nak, mak tak berani menyelam ! Si Umbut Muda begitu marah kepada ibunya. Ia pun mengambil sebatang kayu bercabang lalu ditekankan ke tengkuk ibunya dengan kasar sekali. Ambilkangelangku, menyelamlah ! bentaknya keras-keras. Burrr,gelembung-gelembung air mengangkat dari nafas ibunya. Dan pada saat itu pun angina putting beliung bergulung-gulung. Banyak gelangpun tergulung angina putting bel;iung. Dan Si Umbut Muda pun terpelanting ke dalam sungai. maaak tolonglah aku tapi ibunya taki bias berbuat apaapa. Akhirnya gadis durhaka itu mati lemas terikat tarikan Lumpur. Sementara ibunya terangkat ke tebing sungai dengan selamat. Unsur Intrinsuk 1. Tema : Anak yang durhaka kepada ibunya.

2. Amanat: Janganlah menjadi anak yang durhaka kepada orang tua, 3. Penokohan a) Pelaku utama Watak; Si Umbut Muda : Pemarah Mak jangan hendak senang-senang saja, ikut menghabiskan harta peninggalan ayahku. c) Mak Si Umbut Muda: Sabar, patuh. Mak menjadi tukang paying, ketika hendak ke pesta pernikahan. : Umbut Muda b) Pelaku tambahan : Mak Si Umbut Muda.

4) Alur Jalan cerita : Alur Maju Kuantitas : Alur Tunggal . Alasannya : Karena jumlah pemainnya hanya dua orang. 5) Setting / Latar a) Tempat : Di Rumah dan di sungai b) Waktu : Siang hari dan sore hari 6) Sudut pandang : Orang ke-tiga

Nama

Kelas

: Dedeh Heni Marlina Ida Amalia Lili Yulianah Sri Ratna Sari : X-2

Vous aimerez peut-être aussi