Vous êtes sur la page 1sur 10

Klasifikasi Pompa Sentrifugal lanjutan Pompa kerja Dinamis Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:

1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller. Aliran fluida dalam impeller dapat

2. 3.

4.

5. 6. 7.

berupa : 1. Pompa aliran radial 2. Pompa aliran aksial 3. Pompa aliran campur (mixed flow) Bentuk konstruksi dari impeller. Impeller yang digunakan dalam pompa sentrifugal dapat berupa open impeller, semi-open impeller, atau close impeller. Banyaknya jumlah suction inlet. Beberapa pompa setrifugal memiliki suction inlet lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki satu suction inlet disebut single-suction pump sedangkan untuk pompa yang memiliki dua suction inlet disebut double-suction pump. Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa impeller bersusun. Pompa yang memiliki satu impeller disebut single-stage pump sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu impeller disebut multi-stage pump. Kapasitas Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam ; Kapasitas menengah : 20 - 60 m3 / jam ; Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam Tekanan Discharge : Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2 ; Tekanan menengah : 5 - 50 Kg / cm2 ; Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2 Posisi Poros : Posisi tegak; posisi mendatar.

Terminologi Beberapa terminologi dan istilah khusus yang sering berkaitan dengan pompa, ialah:
1. TDH = Total Dynamic Head, yaitu besarnya head pompa. Merupakan selisih antara

head discharge dengan head suction; terkadang disebut head atau total head.
2. BEP = Best Efficiency Point, yaitu kondisi operasi dimana pompa bekerja paling

optimum.
3. NPSHr = Net Positive Suction Head required, yaitu nilai head absolut dari inlet

pompa yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi.


4. NPSHa = Net Positive Suction Head available, yaitu nilai head absolut yang tersedia

pada inlet pompa.


5. Kavitasi, yaitu kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di dalam pompa

akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah pada saat bersentuhan dengan impeller atau casing. Agar tidak terjadi kavitasi, maka NPSHa harus lebih besar dari NPSHr. 6. Minimum flow, yaitu flow rate yang terkecil yang dibutuhkan agar pompa beroperasi dengan baik. Apabila laju alir lebih rendah dari minimum flow, pompa dapat mengalami kerusakan. 7. Efficiency, yaitu besarnya perbandingan antara energi yang dipakai (input) dengan energi output pompa. 8. BHP = brake horsepower, yaitu power (daya) yang dibutuhkan oleh pompa untuk bisa bekerja sesuai dengan kurvanya; memiliki satuan hp.

Bagian-bagian Pompa Sentrifugal

Pompa Sentrifugal terdiri dari dua komponen utama: I. Komponen berputar terdiri dari Impeller dan shaft II. Komponen stationary atau diam terdiri dari casing, Volute, casing cover, dan bearing.

General components of Centrifugal Pump

General components of a Centrifugal Pump

A. Stuffing Box ( Mechanical Seal) Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing yang perlu diperhatikan material face dan sealing.

Parts of a simple Seal Chamber B. Stuffing Box ( Gland Packing) Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon. Perlu diperhatikan kemampuan material gland packing terhadap kecepatan gesek.

C. Shaft (poros) Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.

Poros Pompa D. Shaft sleeve Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.

E. Vane Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

sudu atau vane impeler F. Volut Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

Terdapat dua jenis wadah - Wadah volute memiliki impeler yang dipasang dibagian dalam wadah. Salah satu tujuan utamanya adalah membantu kesetimbangan tekanan hidrolik pada batang torak pompa. Walau begitu, mengoperasikan pompa dengan wadah volute pada kapasitas yang lebih rendah dari yang direkomendasikan pabrik pembuatnya dapat mengakibatkan tekanan lateral pada batang torak pompa. Hal ini dapat meningkatkan pemakaian sil, bantalan poros, dan batang torak itu sendiri. Wadah volute ganda digunakan bilamana gaya radial menjadi cukup berarti pada kapasitas yang berkurang.

Wadah bulat (stage casing) memiliki baling-baling penyebaran stasioner disekeliling impeler (diffuser) yang mengubah kecepatan menjadi energi tekanan. Wadah tersebut banyak digunakan untuk pompa multi-tahap. Wadah dapat dirancang sebagai:

Stage casing with difusser Wadah padat: seluruh wadah dan nosel dimuat dalam satu cetakan atau potongan yang sudah dibuat pabrik pembuatnya. Wadah terbelah: dua bagian atau lebih disambungkan bersama. Bilamana bagian wadah dibagi oleh bidang horisontal, wadahnya disebut terbelah secara horisontal atau wadah yang terbelah secara aksial.

Solid Casing

Cut-away of a pump showing volute casing

G. Eye of Impeller Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

sisi masuk impeller H. Impeller Impeler merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran fluida yang sudah terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya, maka penting untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeler dalam kondisi yang baik. Jumlah impeler menentukan jumlah tahapan pompa. Pompa satu tahap memiliki satu impeler dan sangat cocok untuk layanan head (=tekanan) rendah. Pompa dua tahap memiliki dua impeler yang terpasang secara seri untuk layanan head sedang. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih terpasang seri untuk layanan head yang tinggi. Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. I. Wearing Ring Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller. J. Bearing Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat

berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.

KAVITASI PADA POMPA (I) Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan :

Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala gelembunggelembung fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi tekanannya Kapasitas pompa menjadi berkurang Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan) Berkurangnya efisiensi pompa.

Secara umum, terjadinya kavitasi diklasifikasikan atas 5 alasan dasar : 1. Vaporisation - Penguapan. Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head(tekanan) pada sisi isap untuk mencegah penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh pabrik pembuat pompa dan dihitung berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan adalah 'fresh water' pada suhu 68oF. Dan ini disebut Net Positive Suction Head Available (NPSHA).Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya valve, elbow, reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada sisi suction dan biasa disebut Net Positive Suction Head is Required (NPSHR). Nah nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan, maka untuk mencegah penguapan, syaratnya adalah : NPSHA - Vp NPSHR Dimana Vp : Vapor pressure fluida yang dipompa. Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka kita harus melakukan hal berikut :

1. Menambah Suction head, dengan :


Menambah level liquid di tangki. Meninggikan tangki. Memberi tekanan tangki. Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable). Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan mengurangi jumlah fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting tangki tertutup) atau bertambahnya speed pompa.

2. Mengurangi Tempertur fluida, dengan :


Mendinginkan suction dengan fluida pendingin Mengisolasi suction pompa Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari pipa discharge.

3. Mengurangi NPSHR, dengan :


Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR sekitar 25 % dan dalam beberapa kasus memungkinkan penambahan speed pompa sebesar 40 %. Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah. Gunakan impeller pompa yang memiliki bukaan 'lobang' (eye) yang lebih besar. Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %. Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah pompa kecil dengan ukuran kapasitas separuhnya, hitungannya lebih murah dari pada menggunakan pompa besar dan spare-nya. Lagi pula dapat menghemat energy.

Vous aimerez peut-être aussi