Vous êtes sur la page 1sur 3

AKHLAKUL KARIMAH Akhlak adalah tingkah laku mahluk yang diridhai Allah SWT, maka akhlak adalah bentuk

prilaku makhluk dalam berhubungan baik kepada khaliknya atau kepada sesama. Al Quran memberikan contoh kepada manusia tentang akhlak kepada Allah Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah ia memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu ada dalam kebenaran (QS. Al-Baqarah:186). Rasulullah SAW adalah simbol dalam berakhlak yang diabadikan Al Quran Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangannya) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dan takala orang-orang mumin melihat golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: inilah yang dizinkan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan (Al-Azhab:21&22). Al Quran juga memberikan tuntunan tentang berakhlak kepada sesamanya Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji sari Bani Israil (yaitu) Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada IbuBapak, kaum kerabat, serta anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, kecuali sebagian kecil daripada kamu , dan selalu berpaling (QS. Al-Baqarah:83). hai anaku dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang telah menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu berjalan dan lunakkan suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (QS. Lukman:17-19). Akhlak adalah inti dari pelajaran islam dalam menghindarkan diri dari perbuatanperbuatan rendah yang tidak sesuai dengan tata nialai islam, dan menghiasi perbuatanperbuatan utama sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Oleh karena itu seseorang dikatakan sebagai prang yang berakhlak, apabila dia mengetahui dan mengamalkan kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya dalam menegakkan yang haq dan mulia. Sedangkan kedustaan adalah sesuatu yang terlarang namun tetap diamalkannya dan perbuatan tersebut adalah hina. Keikhlasan adalah sesuatu yang agung dan tipu daya adalah suatu kehancuran. Demikanlah suatu prinsip hidup yang sangat berarti bagi orang yang berakhlak mulia. Untuk mewujudkan hal tersebut syariat

Islam harus difungsikan sebagai benteng perlindungan bagi orang yang ingin menjadi muslim secara benar. Akhlak tanpa akidah juga merupakan hidup bagaikan bayangan tubuh yang tidak kekal. Berdasarkan hal tersebut, maka Islam sangat memperhatikan masalah akhlak, karena merupakan bagian dari pilar-pilar Islam. Rasulullah SAW telah menjadikan akhlak sebagai pokok risalahnya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (HR. Al-Bazar). Sesuatu yang paling berat dalam timbangan dihari kiamat adalah taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik (Al-Hadist). Akhlak adalah merupakan ukuran prilaku yang diajarkan agama, yang diamalkan para Nabi, sahabat, syuhada, dan shalihin. Mereka menjadikan jiwanya bersih dari sifat dengki, iri hati, nifak, pengecut, dan pendusta. Menurut Islam perbaikan batin merupkan dasar bagi perbaikan lahiriah. Sabda Rasulullah SAW: Sesungguhnya didalam tubuh itu terdapat segumpal darah apabila digunakan darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika akan rusak maka rusaklah sekuruh tubuh ketahuilah bajwa ia adalah hati dab jiwa (Al-Hadist). Memelihara Akhlakul Karimah Begitu pentingnya masalah akhlak dakam jehidupan kita, maka hati perlu terpelihara agar tetap bersih dan sehat sebagai sumber perwujudan akhlakul kharimah. Kiat dalam memelihara hati antara lain dengan bermarifat kepada Allah SWT, artinya Allah Maha Kuasa, sedangkan kita adalah lemah. Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu sekalipun terpendam di dasar lautan atau sesuatu yang terlintas dalam hati. Baik secara sembunyi apalagi secra dzahir. Selain itu kita wajib meyakini bahwa amal perbuatan yang kita lakukan pasti akan dibalas sesuai apa yang telah kita lakukan. Selain itu agar akhlak kita terjaga hendaklah kita mempelajari Tauhid, Fiqih, serta ilmu-ilmu Islam lainnya.

Pada suatu malam Khalifah Harun ar-Rasyid sedang gelisah, kemudian beliau meminta pengawalnya untuk mengundang seorang ulama ahli hikmah. Sesampai di istana, ulama tersebut disuguhi hidangan dan minuman air putih. Singkat cerita, terjadilah percakapan antara khalifah dengan sang ulama. Harun berkata, Kyai, saat ini saya sedang gelisah. Mohon nasihat dari Kyai agar pikiran saya tenang, hati pun tidak resah. Saya ingin mengaji.

Baginda, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas jamuan ini. Kalau boleh, saya ingin bertanya, kata sang ulama. Silakan, Kyai. Begini, Baginda. Harga segelas air putih ini berapa ya? Saya kira mau bertanya apa, Kyai. Harga segelas air putih itu murah sekali, hanya beberapa dirham. Kalau Kyai mau, nanti saya kirim berbotol-botol ke rumah Kyai. Bila perlu, sebanyak air di kolam istana. Sang ulama tersenyum tulus mendengar tawaran Harun ar-Rasyid. Baginya, senyum adalah ibadah, sebagaimana dicontohkan sang teladan mulia, Nabi Muhammad saw. Selanjutnya, ulama itu pun menjawab, Terima kasih atas kemurahan hati, Baginda. Kalau diperkenankan saya ingin bertanya lagi. Apakah Baginda percaya bahwa Allah Maha Kuasa?

Vous aimerez peut-être aussi