Vous êtes sur la page 1sur 2

Atsar Umar Ibn Khattab radliallaahu'anh...?

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, Jama'ah Ahlu Sunnah dalam sidang ini, semoga Allah subhaana wata'ala menerangi dengan Islam yang murni, amin! Ana hanya mohon pencerahan dari kisah atsar dibawah ini yang terdapat pada artikel dari penulis yang membawakan kisah Sahabat Umar Ibn Khattab radliallaahu'anh. Apakah sahih kisah mengenai beliau ini? Umar bin Khathab, sahabat Rasulullah SAW yang dikenal sangat cerdas dan memiliki intelektualisme tinggi, mempunyai pemahaman menarik mengenai takdir itu. Diceritakan, selaku khalifah Umar bin Khathab pernah berencana melakukan kunjungan ke Suriah. Tiba-tiba terbetik berita bahwa di daerah itu sedang terjadi wabah penyakit menular. Lalu, Khalifah Umar membatalkan rencana kunjungannya itu. Para sahabat banyak yang protes atas sikap Umar itu. ''Apakah Tuan hendak lari dari takdir Allah?'' tanya mereka. Jawab Umar, ''Aku lari dari takdir Allah kepada takdir Allah yang lain.'' Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

-------------------------------------------------------------------------------Bismillah, Ikhwan fillah, atsar di atas adalah termaktub dalam hadist shahih Bukhary-Muslim, yang kemudian dijadikan syahid oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin dalam Bab "Makruh keluar dari daerah yang tertimpa musibah" Mari kita cocokkan. Lengkapnya ana nukilkan sbb : Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Umar bin Khattab ra. pergi ke negeri syam, ketika beliau sudah sampai di Suragh (suatu tempat berjarak 13 hari perjalanan dari Medinah, hampir sampai di Syam) , maka pembesar-pembesar negeri Syam menemuinya, pembesar itu adalah Abu Ubaidah bin Jarrah dan bawahannya. Mereka memberitahu Umar bahwa wabah telah menyerang Syam. Umar berkata kepada saya (Ibnu Abbas) "Panggilkan orang-orang Muhajirin yang pertama" Sayapun memanggil mereka. Lalu umar bermusyawarah dengan mereka . Umar mengatakan kepada mereka bahwa wabah penyakit telah menyerang Syam. Mereka berselisih pendapat . Ada yang berkata "Kamu keluar (pergi) adalah suatu urusan (yaitu memerangi musuh) dan kami tidak sependapat bila kamu kembali" Ada pula yang mengatakan bersamamu ada orang-orang da para sahabat Rasululloh. Dan kami tidak sependapat kamu menjerumuskan mereka ke dalam wabah itu" Umar berkata "Pergilah kalian dariku" Kemudian Umar berkata "Panggilkan sahabat-sahabat Anshar" Saya memanggil mereka . Lalau Umar bermusyawarah dengan mereka . Mereka inipun sama dengan para sahabat Muhajirin, berbeda pendapat seperti perbedaan pendapatnya para sahabat Muhajirin. Umar berkata "Pergilah kalian

dariku" Kemudian berkata " Panggilkan orang yang berada di sini diantara orangorang tua Quraisy yang masuk Islam sebelum terbukanya Makkah" Sayapun memanggil mereka . Ternyata dua orang dari mereka tidak berbeda pendapat tentang masalah ini. Mereka berkata "Kami berpendapat semua orang diajak kembali dan tidak membawa mereka ke wabah itu" Umar lalu menyerukan kepada orang banyak "Sungguh aku berpagi-pagi di atas punggung kendaraan , maka berpagi-pagilah kalian di atasnya" (Sejak semula melalui ijtihad Umar bermaksud kembali ke Medinah. Ketika mendengar pendapat kebanyakan sahabat beserta keutamaan orang-orang yang bermusyawarah dengannya, maka iapun mantap memutuskan untuk kembali) Abu Ubaidah bin Jarrah berkata " Apakah kita lari dari qadar (ketentuan) Allah ?" Umar ra. menjawab "Seandainya bukan kamu yang berkata , hai Abu Ubaidah !" Umar tidak suka bantahan Abu Ubaidah itu. Ya ! kita lari dari Qadar Alloh untuk menuju Qadar Alloh yang lain. Apa pendapatmu andaikata kamu mempunyai seekor unta yang turun ke sebuah lembah yang mempunyai dua sisi, yang satu subur dan yang lain satu lagi kering. Tidakkah jika kamu menggembalakannya ke bagian yang subur itu adalah sesuai dengan qadar Allah, dan kalau kamu menggembalakannya ke tanah kering juga sesuai dengan qadar Alloh ?. Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya: Lalu datanglah Abdurrahman bin Auf ra.sebelumnya ia tidak ada, karena mempunyai hajad. Ia berkata " Saya mempunyai pengetahuan dalam persoalan ini. Saya pernah mendengar Rasululloh saw. bersabda " Apabila kalian mendengar ada wabah dari suatu negeri, maka janganlah kamu datang ke negeri itu. Dan apabila wabah itu menyerang suatu negeri, sedangkan kalian berada di sana , maka janganlah kalian keluar, lari darinya" Maka Umar ra. memuji Alloh dan bubaran. Demikian. Ada diatara antum pernah membahas syarah dari hadits di atas ? Sehingga bisa menyampaikan qawaid dan fawaid darinya?

Vous aimerez peut-être aussi