Vous êtes sur la page 1sur 2

Aturan dalam memelihara anjing -------------------------------------------------------------------------------Pertanyaan: Assalamu'alaikum Saya ingin bertanya bagaimana hukumnya memelihara hewan di rumah.

Saya tahu bahwa kalb (anjing) itu termasuk najis, namun saya tidak tahu kenapa begitu. Saya teringat bahwa dalam Quran disebutkan bahwa RasuluLlah pernah satu kali memberi minum kepada anjing yang sedang kehausan. Dapatkah Anda memberi penjelasan yang lebih rinci? Terimakasih Jawaban: Sesuai hukum Islam, kita tidak boleh memelihara anjing, kecuali dalam batas-batas tertentu, sesuai sabda RasuluLlah: "Barangsiapa yang memelihara anjing, pahalanya akan berkurang satu qirat perhari, kecuali jika memeliharanya untuk menjaga ladang/pertanian atau penggembalaan" Dalam riwayat lain disebutkan, "kecuali anjing untuk menggembala kambing, menjaga pertanian, atau berburu " (H.R. Bukhari, Al-Fath, no 2322) Barangsiapa yang memelihara anjing di rumahnya, maka berarti dia tidak menginginkan kehadiran malaikat di rumahnya, sesuai sabda RasuluLlah. "Malaikat tidak masuk ke rumah yang di dalamnya ada anjing" (H.R. Bukhari 3225) Sehingga, soal memelihara anjing untuk menjaga rumah, Ibnu Qudamah berkata, "Hal ini dilarang, sesuai jumhur (mayoritas) 'ulama" (Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah, 35/124) Anjing adalah najis. Ulama' Syaif'i dan Hambali berpendapat bahwa semua bagian tubuh anjing adalah najis. Sedangkan beberapa ulama' berpendapat bahwa cairan yang keluar dari anjinglah yang najis (bukan anjing itu sendiri). Air liur anjing adalah mutlak najis, karena Rasul bersabda: "Jika seekor anjing menjilati bejanamu, maka cucilah 7 kali" (H.R. Muslim no 418). Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah, bahwa RasuluLlah bersabda, "Cara untuk mensucikan bejana salah seorang di antara kamu yang terjilat anjing adalah dengan mencucinya 7 kali, yang pertama dengan tanah" (H.R. Muslim no 420) Dan haram (dilarang) pula dalam Islam untuk menjual anjing dan menerima pembayarannya, seperti dalam hadits Bukhari yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, "RasuluLlah sholaLlahu 'alaihi wa sallam melarang (menerima) uang dari harga anjing" (Al-Fath, no 2237)

RasuluLlah menyurub kita untuk tidak menyerupai anjing dengan meletakkan lengan bawah kita di tanah saat kita sujud, seperti hadits riwayat Anas bin Malik, bahwa RasuluLlah bersabda, "Sujudlah kami dengan benar; dan janganlah kamu meletakkan lengannya seperti yang dilakukan anjing" (H.R. Bukhari, Fath, no 822) Sekarang ini, memelihara anjing sudah termasuk kebiasaan orang-orang kafir, yang menjadikan anjing2 seperti teman2 mereka, menciuminya, membiarkannya menjilati mereka dan baju2 mereka, tidur bersamanya, dan kadang menyuruh anjing menjaga hartanya. Jadi, memelihara anjing adalah termasuk meniru-niru kaum kafir. Mungkin ada muslimin yang beralasan memeliharanya untuk menjaga rumah, namun tokh sekarang ini sudah ada sistem alarm dan peralatan lain yang bisa menjaga keamanan, sehingga tidak perlu memelihara anjing, AlhamduliLlah. Dan satu hal yang ingin kami katakan, bahwa larangan memelihara anjing dan berhubungan dekat dengannya tidak berarti bahwa kita tidak boleh berbuat baik atau berbelas kasihan kepada anjing yang kondisinya memprihatinkan. Ini adalah dua hal yang berbeda. RasuluLlah bersabda, "Ada seorang laki-laki yang melihat seekor anjing sedang menggaruk-garuk tanah karena kehausan, kemudian dia mengambil sepatunya untuk mengambil air dan memberikannya kepada anjing sampai hilang hausnya. ALlah ridha atas amal baiknya dan membalasnya dengan surga" (H.R. Bukhari no 174) Dalam riwayat lain, RasuluLlah bersabda, "Ada seorang laki-laki berjalan dan kehausan, kemudian dia turun ke sumur dan minum air dari sumur tsb. Ketika dia ke atas, dia melihat ada anjing yang menggaruk-garuk tanah karena kehausan. Orang tsb berkata, "Anjing ini sama menderitanya denganku tadi", kemudian dia mengisi sepatunya penuh dengan air, keluar, dan memberikan air tersebut ke anjing untuk diminum sampai hausnya hilang". ALlah ridha dengan amal baiknya, dan mengampuninya karena hal tersebut." Orang-orang bertanya, "Ya Rasul, apakah kita akan mendapat pahala karena berbuat baik kepada hewan?" Beliau menjawab, "Pada setiap makhluk hidup ada pahala" (H.R. Bukhari, Al-Fath, no 2363) Terakhir, tidak lupa kami mengingatkan Anda untuk membaca Quran dengan baik dan berdasar kepadanya. Dalam pertanyaan Anda, Anda menyebutkan bahwa cerita anjing haus tersebut ada dalam Quran, padahal tidak begitu; cerita tersebut ada dalam Sunnah. ALlahu a'lam

Vous aimerez peut-être aussi