Vous êtes sur la page 1sur 11

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced FENOMENA EKONOMI MONETER DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

2. PERUMUSAN MASALAH
Beranjak dari deskripsi singkat diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dianalisis yaitu sebagai berikut: a. Bagaimanakah fenomena ekonomi moneter Indonesia pasca krisis ? b. Implikasi kebijakan moneter yang bagaimanakah yang bersifat kondusif dalam menunjang pembangunan ekonomi Indonesia pasca krisis ?

3. TUJUAN PENGANALISISAN
Adapun tujuan dari penganalisisan yang akan dilakukan ini adalah: a. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai kondisi beberapa variabel ekonomi moneter Indonesia pasca krisis . b. Untuk dapat memberikan alternatif kebijakan moneter dalam rangka perbaikan kondisi perekonomian secara makro.

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced

4. KERANGKA TEORITIS

BEBAN HUTANG

KEPERCAYAA N POLITIK KREDIT


FAKTOR EKO

ALIRAN MODAL ASING INVESTASI

KEPERCAYA AN

TOT

KONSUMSI

SUKU BUNGA

EKSPOR NETTO

PERMINTAA N OUTPUT GAP

EKSPEKTASI

KURS
HARGA LN DISTRIBU SI TEKHNOLO GI MUSIM

INPORT INFLATION

INFLASI

FAKTOR NON EKO

FAKTOR INPUT SUPPLY SHOCK

PENAWARA N

KEBIJAKAN

Gambar 1. Anatomi Inflasi Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced

E. INTEREST PARITY Pasar valuta asing berada dalam kondisi keseimbangan bila semua simpanan dalam berbagai valuta asing menawarkan perkiraan imbalan yang sama. Adapun kondisi dimana perkiraan imbalan yang ditawarkan semua simpanan dalam berbagai valuta asing sama ( bila dihitung dengan satuan mata uang yang sama ) disebut dengan kondisi Paritas Suku Bunga ( Interest Parity).

Simpanan Rp E2Rp/$ E1Rp/$ 2

R2Rp

R1Rp

Suku Bunga

M1Rp /PRp M2Rp /PRp 2

Tingkat Harga Riil


Rupiah Gambar 2. Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Tingkat Kurs dan Suku Bunga

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced


F. PURCHASING POWER Daya Beli) Purchasing Power Parity (PPP) mejelaskan bahwa pergerakan kurs antara mata uang dua negara bersumber dari tingkat harga msing-masing negara. ERp/$ = PIND / PUSA PIND = (ERp/$) x PUSA PPP relatif antara Indonesia dan Amerika adalah : (ERp/$t - ERp/$t-1)/ ERp/$t-1 = dimana
t IND,t

PARITY

THEORY (Teori Paritas

atau

USA,t

= ( Pt Pt-1 )/ Pt-1

Bila tingkat harg (P) dinyatakan dalam permintaan dan penawaran uang maka : PIND = MSIND / L ( RRp, YIND ) Dengan menggabungkan persamaan di atas maka nilai kurs tukar untuk pendekatan moneter adalah sebagai berikut : ERp/$ = PIND/PUSA = ( MSIND / MSUSA ) x [ L ( R$, YUSA ) / L (RRp, YIND )] atau ERp/$ = ( MSIND / MSUSA ) x ( RRp R$, YUSA / YIND ) Dimana dalam konsep paritas suku bunga R adalah : RRp = R$ + ( EeRp/$ - ERp/$ ) / ERp/$ G. MODEL UMUM KURS JANGKA PANJANG Untuk itu dengan mempelajari berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kurs riel dalam jangka panjang maka akan diperoleh kurs nominal jangka panjang sebagai berikut :

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced


ERp/$ = [qRp/$ x (MsIND / MsUSA) x / + (
IND

USA

), YIND/ YUSA]

Tabel
Analisis

1.

Beberapa

Indikator

Moneter

Sebagai

Model

KONDISI Perbaikan Kondisi Moneter

Kelebihan Likuiditas Perbankan

Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Kinerja Restrukturisasi Perbankan

Potensi Penerimaan Pemerintah

Leading Indikator Ekonomi

Keragaan Ekonomi

INDIKATOR Rasio uang kartal terhadap dana pihak ketiga ( currency to deposite ratio) menurun Rasio reserve bank (simpanan bank pada Bank Indonesia dan posisi kas bank) terhadap dana pihak ketiga (reserve to deposit ratio) meningkat Rasio SBI terhadap kredit perbankan meningkat Total kredit perbankan terhadap Total M2 Peningkatan cadangan devisa REER (Real Effective Exchange Rate) Net Interest Margin (NIM) : positif Dana Pihak Ketiga (DPK) : Meningkat Negatif Net Worth : Mengecil Non Performing Loans (NPLs) : Rendah Rasio Pajak terhadap PDRB (Tax Ratio), meningkat Rasio Penerimaan Pembangunan terhadap Total Penerimaan M 2 Riel Suku Bunga Kredit Investasi Inflasi Aneka Barang dan Jasa IHSG Pertumbuhan Ekonomi, tinggi Inflasi, rendah Neraca Pembayaran, surplus Kurs Tukar, menguat 5

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced


Pendalaman Finansial M2/ GDP Kemampuan Tabungan Nasional/GDP Menyalurkan Kredit Kuantitas Investasi Investasi / GDP Kualitas Investasi (ICOR) GDP / Investasi Sumber : diolah dari berbagai sumber Tabel 2. Indikator Makroekonomi RINCIAN PDRB Konsumsi Pembentukan Modal Tetap Ekpor Impor IHK Inflasi Inti Pengangguran (%) Uang Primer M2 M1 Dana Perbankan -Rupiah -Dollar Kredit -Rupiah -Dollar Suku Bunga (%) 4,7 7,0 8,6 7,8 14,7 11,1 9,3 4,7 34,3 23,2 22,2 26,9 9,4 97,2 29,1 15,0 107,2 27,8 1997 1998 1999 Pertumbuhan Tahunan (%) -13,2 -4,6 -35,5 11,2 -5,3 77,6 67,6 5,5 60,9 62,4 29,2 60,4 74,4 29,2 28,9 19,7 49,5 62,7 4,3 58,7 0,2 1,4 -20,8 -32,1 -40,9 2,0 8,3 6,3 18,2 11,9 23,1 13,6 14,5 10,7 -53,8 -55,1 -51,5 23,5 4,0 51,9 6

Neraca Pembayaran Transaksi Berjalan/PDB -2,3 (%) DSR (%) 44,6

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced


Cadangan Devisa setara 4,5 impor non migas (bulan) Kurs Tukar rata-rata (Rp/ 4.650 $) Sumber : Bank Indonesia,1999 8,9 10.100 10,9 7.500

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced


Tabel 3. Perubahan Jumlah Uang Beredar Tahun 1997-1999 RINCIAN M1 Uang Kartal Uang Giral Uang Kuasi Deposito/Tabungan Dlm Rupiah Simpanan Dlm Valas M2 Sumber : Bank Indonesia,1999 Tabel 1997 1998 1999 Perubahan (Triliun) 14.3 22.1 24.1 5.9 13.0 17.0 8.3 9.2 7.2 52.8 192.7 51.6 11.3 169.1 53.2 41.4 67.0 23.6 214.9 -1.6 75.7

4. Realisasi Operasi Pasar Terbuka REALISASI 1997 7.034 3.517 3.517 0 10.551 1998 Milyar Rupiah 42.765 9.243 9.243 0 52.008 1999 62.999 23.806 23.806 0 86.805

SBI Intervensi Rupiah Kontraksi Ekspansi Net kontraksi Sumber : Bank Indonesia

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced


Tabel 5. Kebijakan Terhadap Permasalahan Ekonomi

Moneter MASALAH INFLASI PENYEBAB Peningkatan permintaan masyarakat (Hari Besar) Kenaikan harga kebutuhan pokok Terbatasnya produksi Melemahnya nilai tukar Rupiah Kenaikan harga komoditi dunia Penyesuaian harga akibat adminstered price Kebijakan perdagangan luar negeri (larangan impor) Output gap KEBIJAKAN Pengendalian harga pada kelompok barang yang dikendalikan pemerintah (administered prices) Penyediaan pasokan barang / impor. Penurunan harga bahan baku impor /menurunnya volatilitas nilai tukar rupiah Pengendalian uang primer Pemulihan fungsi intermediasi perbankan melalui program restrukturisasi perbankan, lebih khusus lagi restrukturisasi kredit Ekspansi fiskal (peningkatan investasi melalui pembiayaan proyek emerintah) Pengendalian tingkat bunga Pengendalian ekpansi moneter Pengendalian pengeluaran pemerintah Peningkatan produksi Pengendalian suku bunga melalui 9

PENINGKATA N KONSUMSI

Peningkatan pendapatan dari peningkatan suku bunga sebelumnya Peningkatan permintaan masyarakat (Hari Besar) Peningkatan permintaan

EKSPANSI UANG

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced


PRIMER masyarakat atas penurunan suku bunga uang kartal SBI Pembayaran bunga Pengembalian obligasi dalam kepercayaan terhada rangka rekapitulasi perbankan. perbankan / Bank Mandiri Pembayaran suku bunga SBI BEBAN Ekspansi uang Pemulihan fungsi PENGENDALI primer untuk intermediasi AN MONETER pembayaran bunga perbankan obligasi dalam Restrukturisasi sektor rangka rekapitulasi perbankan dan riil perbankan (Operasi Pasar Terbuka) PENGENDALIA Penurunan suku bunga N SUKU SBI BUNGA Longgarnya likuiditas pasar uang Pengendalian ekonomi makro :laju inflasi yang menurun

10

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

SLIDE - Ekonomi Pembangunan Advanced

11

Fenomena Ekonomi Moneter Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

Vous aimerez peut-être aussi