Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2. PERUMUSAN MASALAH
Beranjak dari deskripsi singkat diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dianalisis yaitu sebagai berikut: a. Bagaimanakah fenomena ekonomi moneter Indonesia pasca krisis ? b. Implikasi kebijakan moneter yang bagaimanakah yang bersifat kondusif dalam menunjang pembangunan ekonomi Indonesia pasca krisis ?
3. TUJUAN PENGANALISISAN
Adapun tujuan dari penganalisisan yang akan dilakukan ini adalah: a. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai kondisi beberapa variabel ekonomi moneter Indonesia pasca krisis . b. Untuk dapat memberikan alternatif kebijakan moneter dalam rangka perbaikan kondisi perekonomian secara makro.
4. KERANGKA TEORITIS
BEBAN HUTANG
KEPERCAYA AN
TOT
KONSUMSI
SUKU BUNGA
EKSPOR NETTO
EKSPEKTASI
KURS
HARGA LN DISTRIBU SI TEKHNOLO GI MUSIM
INPORT INFLATION
INFLASI
PENAWARA N
KEBIJAKAN
E. INTEREST PARITY Pasar valuta asing berada dalam kondisi keseimbangan bila semua simpanan dalam berbagai valuta asing menawarkan perkiraan imbalan yang sama. Adapun kondisi dimana perkiraan imbalan yang ditawarkan semua simpanan dalam berbagai valuta asing sama ( bila dihitung dengan satuan mata uang yang sama ) disebut dengan kondisi Paritas Suku Bunga ( Interest Parity).
R2Rp
R1Rp
Suku Bunga
PARITY
atau
USA,t
= ( Pt Pt-1 )/ Pt-1
Bila tingkat harg (P) dinyatakan dalam permintaan dan penawaran uang maka : PIND = MSIND / L ( RRp, YIND ) Dengan menggabungkan persamaan di atas maka nilai kurs tukar untuk pendekatan moneter adalah sebagai berikut : ERp/$ = PIND/PUSA = ( MSIND / MSUSA ) x [ L ( R$, YUSA ) / L (RRp, YIND )] atau ERp/$ = ( MSIND / MSUSA ) x ( RRp R$, YUSA / YIND ) Dimana dalam konsep paritas suku bunga R adalah : RRp = R$ + ( EeRp/$ - ERp/$ ) / ERp/$ G. MODEL UMUM KURS JANGKA PANJANG Untuk itu dengan mempelajari berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kurs riel dalam jangka panjang maka akan diperoleh kurs nominal jangka panjang sebagai berikut :
USA
), YIND/ YUSA]
Tabel
Analisis
1.
Beberapa
Indikator
Moneter
Sebagai
Model
Keragaan Ekonomi
INDIKATOR Rasio uang kartal terhadap dana pihak ketiga ( currency to deposite ratio) menurun Rasio reserve bank (simpanan bank pada Bank Indonesia dan posisi kas bank) terhadap dana pihak ketiga (reserve to deposit ratio) meningkat Rasio SBI terhadap kredit perbankan meningkat Total kredit perbankan terhadap Total M2 Peningkatan cadangan devisa REER (Real Effective Exchange Rate) Net Interest Margin (NIM) : positif Dana Pihak Ketiga (DPK) : Meningkat Negatif Net Worth : Mengecil Non Performing Loans (NPLs) : Rendah Rasio Pajak terhadap PDRB (Tax Ratio), meningkat Rasio Penerimaan Pembangunan terhadap Total Penerimaan M 2 Riel Suku Bunga Kredit Investasi Inflasi Aneka Barang dan Jasa IHSG Pertumbuhan Ekonomi, tinggi Inflasi, rendah Neraca Pembayaran, surplus Kurs Tukar, menguat 5
4. Realisasi Operasi Pasar Terbuka REALISASI 1997 7.034 3.517 3.517 0 10.551 1998 Milyar Rupiah 42.765 9.243 9.243 0 52.008 1999 62.999 23.806 23.806 0 86.805
SBI Intervensi Rupiah Kontraksi Ekspansi Net kontraksi Sumber : Bank Indonesia
Moneter MASALAH INFLASI PENYEBAB Peningkatan permintaan masyarakat (Hari Besar) Kenaikan harga kebutuhan pokok Terbatasnya produksi Melemahnya nilai tukar Rupiah Kenaikan harga komoditi dunia Penyesuaian harga akibat adminstered price Kebijakan perdagangan luar negeri (larangan impor) Output gap KEBIJAKAN Pengendalian harga pada kelompok barang yang dikendalikan pemerintah (administered prices) Penyediaan pasokan barang / impor. Penurunan harga bahan baku impor /menurunnya volatilitas nilai tukar rupiah Pengendalian uang primer Pemulihan fungsi intermediasi perbankan melalui program restrukturisasi perbankan, lebih khusus lagi restrukturisasi kredit Ekspansi fiskal (peningkatan investasi melalui pembiayaan proyek emerintah) Pengendalian tingkat bunga Pengendalian ekpansi moneter Pengendalian pengeluaran pemerintah Peningkatan produksi Pengendalian suku bunga melalui 9
PENINGKATA N KONSUMSI
Peningkatan pendapatan dari peningkatan suku bunga sebelumnya Peningkatan permintaan masyarakat (Hari Besar) Peningkatan permintaan
EKSPANSI UANG
10
11