KEWENANGAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK LUAR
KAWIN MENURUT UU NO.1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DIHUBUNGKAN
DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM BERDASARKAN INPRES NO.1 TAHIN 1991 ABSTRAK Anak yang dilahirkan di luar nikah berdasarkan undang-undang No.1 Tahun 1974 secara hukum langsung mempunyai hubungan perdata dengan ibunya,jika anak yang di lahirkan adalah perempuan, maka apabila anak perempuan tersebut akan menikah secara hukum islam ia tidak mempunyai wali nasab yang menjadi wali nikahnya, oleh karena itu harus di tentukan wali hakim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur, penetapan dan kewenangan ayah biologis sebagai wali nikah. Untuk mengetahui upaya hukum yang dapat di lakukan bagi anak luar kawin terhadap perselisihan mengenai penetapan wali nikah. Semua ini dikaji berdasarkan UU No.1 tahun 1974 Tentang Perkawinan dihubungkan dengan Kompilasi Hukum Islam Berdasarkan INPRES No.1 Tahun 1991 Penulisan hukum ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatiI, yaitu penelitian yang dilakukan dengan penaIsiran hukum,konstruksi hukum,IilsaIat hukum isalnya sejarah hukum dan perbandingan hukum. Sedangkan spesiIikasi penelitian menggunakan spesiIikasi yang bersiIat deskriptiI analitis, yaiyu memberikan gambaran data selengakap dan secermat mungkin mengenai objek dari permasalahan sebagai hasil studi kepustakaan berbagai literatur, perundang-undangan,wawancara serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan pembahasan di dalam penulisan skripsi ini. Analisis data yang di lakukan adalah pendekatan yuridis kualitatiI, yaitu perundang-undangan yang satu dengan yang lain tidak boleh bertentangan,memperhatikan hierarki,kepastian hukum, dan mencari hukum yang hidup. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pengajuan permohonan wali hakim di awali oleh pernyataan dari orang tua mempelai wanita (bapaknya), pernyataan tersebut dilakukan dihadapa Pejabat Kantor Urusan Agama dimana calon mempelai wanita berdomisil. Ayah biologis tidak berwenang menjadi wali nikah anak perempuan yang dilahirkan di luar nikah karena anak tersebut hanya mempunyai hubungan perdata (nasab) kepada keluarga ibu saja berdasarkan Hukum Islam dan UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Upaya hukum yang dapat dilakukan bagi anak luar kawin terhadap perselisihan mengenai penetapan Wali Nikah dilakukan bersama secara terpadu dengan pihak-pihak yang terkait dalam masalah ini.