Vous êtes sur la page 1sur 4

Dermatitis kontak alergi

Diagnosis
Diagnosis didasarakan pada hasil diagnosis yang cermat dan pemeriksan klinis yang
teliti.Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang ditemukan.
Misalnya ada kelainan kulit berupa lesi numularis disekitar umbilikus berupa hiperpigmentasi,
likeniIiksi, dengan papul dan erosi, maka perlu ditanyakan apakah penderita memeakai kancing
celana atau kepala ikat pinggan yang terbuat dari logam(nikel). Data yang berrsal dari anamnesis
juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik,
kosmetika, bahan-bahan yang diketahui dapat menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah
dialami, serta penyakit kulit pada keluarganya (misalnya dermatitis atopik, psoriasis).
Pemeriksaan Iisis sangat penting, karena dengan melihat lokalissasssi dan pola kelainan
kulit seringkali dapat diketahui kemugnkinan penyebabnya. Misalnya, di ketiak oleh deodoran,
di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan di kedua kaki oleh sepatu. Pemerikassaan hendaknya
dilakukan pada seluruh permukaan kulit, untuk melihat kemungkinan kelainan kulit lain karena
sebab-sebab endogen.
Diagnosis didasarkan pada riwayat paparan terhadap suatu alergen atau senyawa yang
berhubungan, lesi yang gatal, pola distribusi yang mengisyaratkan dermatitits kontak. Anamnesis
harus terpusat kepada sekitar ppaparan tehadap alergen yan gumum. Untuk mengidentiIikasi
agen penyebab mungkin diperlukan kerja mirip detektiI yang baik.

6. Diagnosis Banding

Kelainan kulit dermatitis kontak alergik sering tidak menunjukkan gambaran morIologik
yang khas, dapat menyerupai dermatitis atopik, dermtitis numularis, dermtitis seboroik, atau
psoriris. Diagnosis banding yang utama ialah dengan dermatitits kontak iritan. Dalam keadaan
ini pemeriksn uji tempel perlu dipertimbangkan untuk menentukan apakah dermatitis tersebut
karena kontak alergi(Goldstein, Adam. 1998)
a. Eksema numularis, yaitu ditandai dengan plak diakret, terskuama, kemerahan, berbentuk uanga
logam, dan gatal, serupa dengan dermtitis kontak tetapi tanpa riwayat paparan terhadap alergen
dan lesinya bundar, tidak ada konIigurasi lainnya.
b. Eksema pada tangan, yaitu tidak ada alergen yang dapt dikenali. Sering keadaan ini hanya dapat
dibedakan dari dermatitis kontak alergi dengna uji tempel. Dermatitis kontak dapat memperparah
eksema tangan yang sudah ada sebelumnya
c. DermatoIitosis, yaitu biasanya berbatas tegas pinggir aktiI dan bagian tengah agak menyembuh
d. Kandidiasis, yaitu biasanya dengan lokalisasi yang khas. EIloresensi berupa eritema, erosi, dan
ada lesi satelit.

. Pengobatan

Hal yang perlu diperhatikan pada dermatitis kontak adalah upaya pencegahn terulangnya
kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul.
Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada dermtitis
kontak alergik akut yang ditandai dengan eritema, edema. Bula atau vesikel, serta ekskluatiI,
misalnya predinson 30 mg/hari. Umumnya kelainan kulit akan mereda setelah beberapa hari.
Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan larutan garam Iaal.
Untuk deramatitis kontka alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda
(setelah mendapat pengobatan kortikesteroid sistemik), cukup diberikan kortikosteroid topikal.
Secara bertahap, dpat diakukan hal-hal dibawah ini :
a. IdentiIikasi agen-agen penyebab dan jauhlan pasien dari paparan, walaupun seringkal hal ini
sukar, khususnya pada kasus kronik.
b. Tindakan simtomatik untuk mengontrol rasa gatal degan penggunaaan tunggal atau dalam
bentuk kombinasi:
1) Kompres, pertama-tama gunakan kompres dingin dengan air keran dingin atau larutan burrow
untuk lesi-lesi eksudtiI dan basah. Kenakan selama 20 menit tiga kali sehari. Hindari panas
disekitar lesi.
2) Antihistamin oral
Hidroksizin hidroklorida 10-50 mg setiap 6 jam bilamana perlu.
3) Lasio topikal yang mengandung menol, Ienol, atau premoksin sangat berguna untuk
meringankan rasa gatal sementara, dan tidak mensensitisasi, tidak seperti benzokain dan
diIenhidramin. Obat-obatan bebas yang dapat digunakan antara lain lasio atau obat semprot sarna
dan lasio Prax Cetapil dengan mentol 0,25 dan Ienol 0,25 dapat dibeli dengan resep dokter.
) Kortikosteroid topikal, berguna bila daerah yang terkena terbatas atau bila kortikosteroid oral
merupakn kontraindikasi. Kortikosteroid topikal poten diperlukan untuk mengurangu reaksi
dermatitis kontak alergi.
a. Mengenai tubuh seperti krim, atau salap bermetasson dipropionat 0,05 dua kali sehari, atau
krim atau selap Ilusinonid dua samapi tiga kali sehari ke daerah-daerah yang terken selama dua
minggu.
b. Jangan gunakan lebih dari atau 2 hari pada wajah, lipat paha atau aksila
c. Salap kortikosteroid topikal poten sangat mahal .
5) Kortikosteroid oral : berguna untuk dermatitis kontak alergik sistemik atau yang mengenai
wajah atau pada kasus di man rasa gatal tidak dapat dikontrol dengan tindakan-tindakan lokal.
6) Obati setiap inIeksi bakteri sekunder.
7) Perintahkan pasien untu ktidak menggunakan obat bebas, misalnya benadril topikal atau
benzokain topikal. Obat-obat tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi tambahan.
8) Pasien dengan penyakit kronik yang tidak membrikan respons terhadap terapi dan penghindaran
semua penyebab yang dicurigai harus dirujuk ke ahli kulit atau ahli lergi untuk tes tempel.

. Pemeriksaan Pembantu
Adapun pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan eosinoIil darah tepi
b. Pemeriksaan imminoglobulin E
1). Uji tempel (patch test)
Pelaksanaan uji tempel dilakukan setelah dermatitisnya sembuh (tenang), bila
memungkinkan setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel biasanya di punggung, dapat
pula di bagian luar lengan atas. Bahn uji diletakkan pada sepotong kain atau kertas, ditempelkan
pada kulit yang utuh, ditutup dengan bahan impermeabel, kemudian ditrekat degan plester.
Setelah 8 jam dibuka. Reaksi dibuka setelah 8 jam (pada waktu dibuka), 72 jam atau 96 jam.
Untuk bahan tertentu bahkan baru memebrri reaksi setelah satu minggu. Hasil positiI dapat
berupa eritema dengan urtika sampai vesikel atau bula. Penting dibedakan, apakah reakssi karena
alergi kontak atau krena iritasi, reaksi akan menurun setelah 8 jam( reksi tipe decresendo),
sedangkan reaksi alergik kontak makin meningkat.
2). Uji tusuk (prick test)
3). Uji gores (scratch test)

. Prognosis

Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat
didingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi kronis bila bersamaan dengan dermatitis oleh
Iaktor endogen.
DAFTAR PUSTAKA
Baratawijaya, Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar. Jakarta: FKUI.
Djuanda, Adhi. 200. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta FKUI.
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta: EGC.
Goldstein, Adam. 1998. Dermatologi Praktis. Jakarta : Hipokrates.
Mansjoer, AriI, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: FKUI. 2005.
Siregar, R.S, ProI.Dr. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC, 2002.

Vous aimerez peut-être aussi