Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Autism (say: aw-tih-zum) causes kids to experience the world differently from the way most other kids do. It's hard for kids with autism to talk with other people and express themselves using words. Kids who have autism usually keep to themselves and many can't communicate without special help. They also may react to what's going on around them in unusual ways. Normal sounds may really bother someone with autism so much so that the person covers his or her ears. Being touched, even in a gentle way, may feel uncomfortable. Kids with autism often can't make connections that other kids make easily. For example, when someone smiles, you know the smiling person is happy or being friendly. But a kid with autism may have trouble connecting that smile with the person's happy feelings. A kid who has autism also has trouble linking words to their meanings. Imagine trying to understand what your mom is saying if you didn't know what her words really mean. It is doubly frustrating then if a kid can't come up with the right words to express his or her own thoughts. Autism causes kids to act in unusual ways. They might flap their hands, say certain words over and over, have temper tantrums, or play only with one particular toy. Most kids with autism don't like changes in routines. They like to stay on a schedule that is always the same. They also may insist that their toys or other objects be arranged a certain way and get upset if these items are moved or disturbed. If someone has autism, his or her brain has trouble with an important job: making sense of the world. Every day, your brain interprets the sights, sounds, smells, and other sensations that you experience. If your brain couldn't help you understand these things, you would have trouble functioning, talking, going to school, and doing other everyday stuff. Kids can be mildly affected by autism, so that they only have a little trouble in life, or they can be very affected, so that they need a lot of help.
For some reason, some of the cells and connections in the brain of a kid with autism especially those that affect communication, emotions, and senses don't develop properly or get damaged. Scientists are still trying to understand how and why this happens.
Apa itu Autisme? Autisme bermaksud satu gangguan dimana kanak-kanak mempunyai kesukaran dalam interaksi sosial dan komunikasi serta tingkahlaku terhad dan berulang-ulang. Simptom ini mula ditunjukkan oleh anak-anak seawal umur 3 tahun lagi. Terdapat pelbagai simptom yang berbeza pada kanak-kanak yang mengalami autisme. Terdapat kanak-kanak yang mempunyai simptom yang ringan dan ada juga kanak-kanak yang mempunyai simptom yang lebih berat. Cuba anda bayangkan sekaki payung, Payung itu mewakili Autisme, dimana dibawa payung itu mengandungi pelbagai simptom yang berbeza. Kanak-kanak autisme boleh mempunyai sebahagian simptom-simptom ini atau keseluruhannya sekali (turut dikenali dengan terma Autism Spectrum Disorder). Diantara kategori-kategori bagi gangguan Autisme ini adalah:
Autistic disorder (juga dikenali sebagai Klasik Autisme) Sindrom Asperger (juga dikenali sebagai Atypical Autism) Pervasive Developmental Disorder (tiada spesifikasi tertentu)
*(Pervasive Developmental Disorder can be broken down further to include Childhood Disintegrative Disorder and Rett syndrome.) Tidak ada ubatan mahupun rawatan bagi mengubati autisme, namun begitu terdapat beberapa kaedah untuk membantu anak-anak autisme dalam kehidupan seharian serta memaksimumkan keupayaan pembelajaran. Tanda-tanda bagi Autisme. Terdapat 3 jenis kelakuan pada karektor kanak-kanak Autisme: 1) Kanak-kanak Autisme mempunyai kesukaran dalam interaksi sosial, masalah dalam komunikasi (lisan dan bukan lisan), tingkah laku berulang dan obsesi melampau. 2) Kesukaran berinteraksi merupakan antara tanda utama dalam autisme. Ibu bapa biasanya akan menyedari masalah autisme di dalam diri anak mereka melalui gejala ini. Seawal bayi(0-3tahun) lagi, anak anak(4-12) yang mempunyai masalah autisme tidak memberi respon atau fokus kepada sesuatu benda dalam jangka masa yang lama. Kanak-kanak yang mempunyai autisme adalah kelihatan seperti anak-anak yang normal namun mempunyai kekurangan dalam komunikasi sosial. 3) Kanak-kanak Autisme gagal untuk memberi respons apabila nama mereka dipanggil dan tidak mahu bertentang mata semasa berkomunikasi. Mereka juga mempunyai kesukaran untuk menafsir pemikiran serta perasaan orang lain, ini kerana mereka kurang sensitif kepada ciri-ciri
bersosial seperti intonasi suara dan ekspresi muka. Mereka juga tidak memandang muka apabila bercakap bagi memahami tingkahlaku yang sewajarnya. Mereka kurang untuk memahami perasaan atau emosi orang lain. Kanak-kanak Autisme lebih gemar untuk melakukan perbuatan yang berulang-ulang seperti menghayun atau memusing-musingkan badan atau keadaan yang lebih merbahaya seperti menggigit atau memghantuk kepala. Malahan, mereka juga lambat bertutur berbanding kanak-kanak seusia mereka. Dalam perbualan juga, mereka lebih gemar untuk membahasakan diri mereka dengan menggunakan nama mereka sendiri berbanding menggunakkan kata ganti diri saya. Selain dari itu, kanak-kanak autisme juga tidak pandai untuk berinteraksi dengan kanak-kanak lain semasa bemain. Ada diantara mereka yang menggunakan melodi lagu ketika bercakap mengenai sesuatu cerita dan kebanyakkan mereka tidak berminat untuk berkongsi cerita bersama rakan perbualan mereka. Kebanyakkan kanakkanak autisme adalah kurang sensitif kepada rasa sakit namun mereka lebih sensitif kepada bunyi, sentuhan serta sensori (deria rasa). Sifat sensitiviti mereka yang kuat ini merupakan jawapan mengapa mereka yang tidak mahu dirangkul atau dipeluk. Adakah suntikan vaksin berhubungkait dengan autisme? Pada masa dahulu, suntikan vaksin turut dikaitkan dengan autisme, namun kajian menunjukkan bahawa tiada kesimpulan saintifik yang dapat menyokong teori ini. Pada masa kini, masih terdapat kajian yang sedang dijalankan berkenaan perkara ini. Sekiranya, anak anda menunjukkan simptom-simptom autisme, segeralah membawa anak anda berjumpa dengan doktor.
7) Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan 8) Hiperaktif/melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau malah tidak
melakukan apapun (terlalu pendiam) 9) Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya; suka menggunakan isyarat
atau menunjuk dengan tangan daripada kata-kata 10) Menuntut hal yang sama; menentang perubahan atas hal-hal yang
bersifat rutin
11)
12)
13)
14) 15)
Tidak suka dipeluk (disayang) atau menyayangi Tidak tanggap terhadap isyarat kata-kata; bersikap seperti orang tuli
16) 17)
Tidak berminat terhadap metode pengajaran yang biasa Tentrums suka mengamuk/memperlihatkan kesedihan tanpa
alasan yang jelas 18) Kecakapan motorik kasar/motorik halus yang seimbang (seperti tidak
Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara / obat / suplemen yang ditawarkan dengan imingiming bisa menyembuhkan autisme. Kadang-kadang secara gencar dipromosikan oleh si penjual, ada pula cara-cara mengiklankan diri di televisi / radio / tulisan-tulisan. Para orang tua harus hati-hati dan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci percobaan. Sayangnya masih banyak yang terkecoh , dan setelah mengeluarkan banyak uang menjadi kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak tercapai. Dibawah ini ada 10 jenis terapi yang benar-benar diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.
1) Applied Behavioral Analysis (ABA) ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.
6) Terapi Bermain Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.
7) Terapi Perilaku. Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9) Terapi Visual Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambargambar, misalnya dengan metode . Dan PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Biomedik Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).
Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan dan minuman yang dibuat dari terigu (yis), havermuth, dan oat misalnya roti, mie, kue-kue, cake, biscuit, kue kering, pizza, macaroni, spageti, tepung bumbu, dan sebagainya. Produk-produk lain seperti soda kue (bahan penaik), baking soda, kaldu instant, saus tomat dan saus lainnya(sos tomato/sos cili), serta lada bubuk, mungkin juga menggunakan tepung terigu sebagai bahan campuran. Jadi, perlu hati-hati pemakaiannya. Cermati/baca label pada kemasannya. Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya (dperbuat/dubah drpadanya ) misalnya, es krim (ice cream), keju, mentega, yogurt, dan makanan yang menggunakan campuran susu. Daging, ikan, atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti sosis, nugget, hotdog, sarden, daging asap (dsalai) , ikan asap, dan sebagainya. Tempe juga tidak dianjurkan terutama bagi anak yang alergi terhadap jamur karena pembuatan tempe menggunakan fermentasi ragi. Buah dan sayur yang diawetkan seperti buah dan sayur dalam kaleng (tin).
Makanan sumber karbohidrat dipilih yang tidak mengandung gluten, misalnya beras, singkong, ubi, talas, jagung, tepung beras, tapioca, ararut, maizena, bihun, soun, dan sebagainya. Makanan sumber protein dipilih yang tidak mengandung kasein, misalnya susu kedelai, daging, dan ikan segar (tidak diawetkan), unggas, telur, udang, kerang, cumi(jellyfish), tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang mede, kacang kapri dan kacang-kacangan lainnya. Sayuran segar seperti bayam, brokoli, labu siam, labu kuning, kangkung, tomat, wortel, timun, dan sebagainya. Buah-buahan segar seperti anggur, apel, papaya, mangga, pisang, jambu, jeruk, semangka, dan sebagainya.
2. Diet anti-yeast/ragi/jamur Diet ini diberikan kepada anak dengan gangguan infeksi jamur/yeast. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pertumbuhan jamur erat kaitannya dengan gula, maka makanan yang diberikan tanpa menggunakan gula, yeast, dan jamur.
Roti, pastry, biscuit, kue-kue dan makanan sejenis roti, yang menggunakan gula dan yeast. Semua jenis keju. Daging, ikan atau ayam olahan seperti daging asap, sosis, hotdog, kornet, dan lain-lain. Macam-macam saus (saus tomat, saus cabai), bumbu/rempah, mustard, monosodium glutamate, macam-macam kecap, macam-macam acar (timun, bawang, zaitun) atau makanan yang menggunakan cuka, mayonnaise, atau salad dressing. Semua jenis jamur segar maupun kering misalnya jamur kuping, jamur merang, dan lain-lain. Buah yang dikeringkan misalnya kismis, aprokot, kurma, pisang, prune, dan lainlain. Fruit juice/sari buah yang diawetkan, minuman beralkohol, dan semua minuman yang manis. Sisa makanan juga tidak boleh diberikan karena jamur dapat tumbuh dengan cepat pada sisa makanan tersebut, kecuali disimpan dalam lemari es.
Makanan tersebut dianjurkan untuk dihindari 1-2 minggu. Setelah itu, untuk mencobanya biasanya diberikan satu per satu. Bila tidak menimbulkan gejala, berarti dapat dikonsumsi. Makanan yang dianjurkan adalah :
Makanan sumber karbohidrat: beras, tepung beras, kentang, ubi, singkong, jagung, dan tales. Roti atau biscuit dapat diberikan bila dibuat dari tepaung yang bukan tepung terigu. Makanan sumber protein seperti daging, ikan, ayam, udang dan hasil laut lain yang segar. Makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan (almod, mete, kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, dan lainnya). Namun, kacang tanah tidak dianjurkan karena sering berjamur. Semua sayuran segar terutama yang rendah karbohidrat seperti brokoli, kol, kembang kol, bit, wortel, timun, labu siam, bayam, terong, sawi, tomat, buncis, kacang panjang, kangkung, tomat, dan lain-lain.
3. Diet untuk alergi dan inteloransi makanan Anak autis umumnya menderita alergi berat. Makanan yang sering menimbulkan alergi adalah ikan, udang, telur, susu, cokelat, gandum/terigu, dan bias lebih banyak lagi. Cara mengatur makanan untuk anak alergi dan intoleransi makanan, pertama-tama perlu diperhatikan sumber penyebabnya. Makanan yang diduga menyebabkan gejala alergi/intoleransi harus dihindarkan. Misalnya, jika anak alergi terhadap telur, maka semua makanan yang menggunakan telur harus dihindarkan. Makanan tersebut tidak harus dipantang seumur hidup. Dengan bertambahnya umur anak, makanan tersebut dapat diperkenalkan satu per satu, sedikit demi sedikit. Cara mengatur makanan secara umum 1. Berikan makanan seimbang untuk menjamin agar tubuh memperoleh semua zat gizi yang dibutuhkan untuk keperluan pertumbuhan, perbaikan sel-sel yang rusak dan kegiatan sehari-hari. 2. Gula sebaiknya dihindari, khususnya bagi yang hiperaktif dan ada infeksi jamur. Fruktosa dapat digunakan sebagai pengganti gula karena penyerapan fruktosa lebih lambat disbanding gula/sukrosa. 3. Minyak untuk memasak sebaiknya menggunakan minyak sayur, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kedelai, atau minyak olive. Bila perlu menambah konsumsi lemak, makanan dapat digoreng. 4. Cukup mengonsumsi serat, khususnya serat yang berasal dari sayuran dan buah-buahan segar. Konsumsi sayur dan buah 3-5 porsi per hari. 5. Pilih makanan yang tidak menggunakan food additive (zat penambah rasa, zat pewarna, zat pengawet). 6. Bila keseimbangan zat gizi tidak dapat dipenuhi, pertimbangkan pemberian suplemen vitamin dan mineral (vitamin B6, vitmin C, seng, dan magnesium). 7. Membaca label makanan untuk mengetahui komposisi makanan secara lengkap dan tanggal kadaluwarsanya. 8. Berikan makanan yang cukup bervariasi. Bila makanan monoton, maka anak akan bosan. 9. Hindari junk food seperti yang saat ini banyak dijual, ganti dengan buah dan sayuran segar. Autisme Masa kanak ( Childhood Autism ) Autisme Masa Kanak adalah gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya sudah tampak sebelum anak tersebut mencapai umur 3 tahun. Perkembangan yang terganggu adalah dalam bidang : 1. Komunikasi : kualitas komunikasinya yang tidak normal, seperti ditunjukkan dibawah ini :
Perkembangan bicaranya terlambat, atau samasekali tidak berkembang. Tidak adanya usaha untuk berkomunikasi dengan gerak atau mimik muka untuk mengatasi kekurangan dalam kemampuan bicara. Tidak mampu untuk memulai suatu pembicaraan atau memelihara suatu pembicaraan dua arah yang baik. Bahasa yang tidak lazim yang diulang-ulang atau stereotipik. Tidak mampu untuk bermain secara imajinatif, biasanya permainannya kurang variatif.
Kegagalan untuk bertatap mata, menunjukkan ekspresi fasial, maupun postur dan gerak tubuh, untuk berinteraksi secara layak. Kegagalan untuk membina hubungan sosial dengan teman sebaya, dimana mereka bisa berbagi emosi, aktivitas, dan interes bersama. Ketidak mampuan untuk berempati, untuk membaca emosi orang lain. Ketidak mampuan untuk secara spontan mencari teman untuk berbagi kesenangan dan melakukan sesuatu bersama-sama.
3. Perilaku : aktivitas, perilaku dan interesnya sangat terbatas, diulang-ulang dan stereotipik seperti dibawah ini :
Adanya suatu preokupasi yang sangat terbatas pada suatu pola perilaku yang tidak normal, misalnya duduk dipojok sambil menghamburkan pasir seperti air hujan, yang bisa dilakukannya berjam-jam. Adanya suatu kelekatan pada suatu rutin atau ritual yang tidak berguna, misalnya kalau mau tidur harus cuci kaki dulu, sikat gigi, pakai piyama, menggosokkan kaki dikeset, baru naik ketempat tidur. Bila ada satu diatas yang terlewat atau terbalik urutannya, maka ia akan sangat terganggu dan nangis teriak-teriak minta diulang. Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang-ulang, seperti misalnya mengepakngepak lengan, menggerak-gerakan jari dengan cara tertentu dan mengetok-ngetokkan sesuatu. Adanya preokupasi dengan bagian benda/mainan tertentu yang tak berguna, seperti roda sepeda yang diputar-putar, benda dengan bentuk dan rabaan tertentu yang terus dirabarabanya, suara-suara tertentu.
Anak-anak ini sering juga menunjukkan emosi yang tak wajar, temper tantrum (ngamuk tak terkendali), tertawa dan menangis tanpa sebab, ada juga rasa takut yang tak wajar. Kecuali gangguan emosi sering pula anak-anak ini menunjukkan gangguan sensoris, seperti adanya kebutuhan untuk mencium-cium/menggigit-gigit benda, tak suka kalau dipeluk atau dielus. Autisme Masa Kanak lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 3 : 1.