Vous êtes sur la page 1sur 12

CHAPEL ATTENDANCE 1 Tanggal Chapel Bacaan Alkitab : : Jumat, 15 Januari 2010 : Student Fellowhip Gedung D 501

Filipi 3 : 4-14 :

Ringkasan Kotbah

Ucapan bijak yang dikutip dari film Kungfu Panda : yesterday is history, tomorrow is mistery, and today is a gift, thats why its called a present. Kita hidup dalam garis waktu. Kalau saat ini keadaan kita baik, di masa depan kita juga dapat menjadi lebih baik ( hal inilah yang dikenal oleh orang-orang yang berpikir secara sirkular, sehingga orang dunia mengenal adanya reinkarnasi ). Namun kalau sekarang, orang-orang Kristen hidup secara linear, kita tidak dapat mundur. Dunia hanya melihat apa yang di belakang, sekarang, dan di depan. Tapi sebagai orang Kristen, kita memiliki perspektif yang berbeda. Kita harus dapat melihat ke atas. We look to the past by Gods perspective. Demikian juga saat ini. Samuel ketika tengah bersama Bangsa Israel, Samuel terus melihat ke atas dan percaya bahwa Tuhan terus dan akan selalu menghantarkan mereka. Sejarah bukan sekedar cerita hidup kita, itu adalah karya Tuhan dalam hidup kita. Apa yang menentukan keberhasilan dari hidup kita? Palulus melihat kesuksesan hidup bukan dari semua hal yang menyangkut dirinya, melainkan segala sesuatu mengenai Allah. Perspektif mengenal Dia dalam bahasa Yunani ada 2 : 1. mengenal hanya sebatas kenal 2. mengenal secara lebih mendalam Meskipun kita mengetahui Yesus telah mati untuk kita, namun kita tidak memiliki pengalaman pribadi bersama Yesus, maka itu adalah hal yang sia-sia. Namun ketika kita benar-benar mengetahui Yesus dengan pengalaman bersamaNya, kita baru dapat benar-benar merasakanNya. Ini adalah proses pengenalan seumur hidup, tidak akan pernah selesai sampai kita di sorga nanti. Apa standard sukses di mata kita? Apakah IPK yang tinggi? Apakah dengan menjadi orang terkenal? Apa yang dapat kita evaluasi dari hidup kita di masa lalu? Kita dapat meneladani kerinduan Paulus untuk lebih mengenal Tuhan, makin hidup sesuai dengan kemauan Tuhan, makin menyerupai Kristus yang adalah teladan agung kita. Semua masalah serta masa-masa sulit yang telah Tuhan biarkan terjadi dalam hidup kita, itu semua antara lain agar kita bergantung

kepadanya. Seringkali kita merasa takut terhadap masalah, padahal mungkin saja melalui masalah tersebut, kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Manusia terkadang hanya mengingat Tuhan pada saat berada dalam saat-saat sukar dan membutuhkan bantuanNya, sebaliknya pada saat senang, kita sering melupakan Tuhan. Alkitab memiliki 2 pandangan/sikap terhadap masa lalu : 1. Jika itu adalah dosa : kita harus meninggalkan dan melupakannya 2. Jika itu adalah berkat : kita perlu mensyukurinya Jika kehidupan kita di tahun-tahun yang lalu telah membuat kita terus berlarut di dalam dosa, maka tinggalkanlah semuanya itu. Masa lalu menjadi sumber iman kita di masa sekarang, jangan kita menyepelekan semua pengalaman yang telah terjadi di masa lalu. Namun, janganlah kita terus mengingat-ingat masa lalu bila hal itu di luar kehendak Tuhan. Iblis terkadang sering menggunakan masa lalu kita untuk mengkontrol mind set kita, entah dengan cara membuat kita merasa nyaman di dalam dosa ataupun dengan membuat kita merasa bersalah terus menerus dan merasa tidak layak di hadapan Tuhan akibat dari dosa di masa lalu. Oleh sebab itu, kita harus dapat maju, belajar dari pengalaman di masa lalu dan menjadi pribadi yang lebih baik di masa sekarang. Refleksi Pribadi : Melalui kotbah ini, saya disadarkan bahwa saya sebagai manusia seringkali terlarut dalam dosa di masa lalu sehingga saya terus melihat ke belakang dengan sudut pandang saya sendiri. Padahal seharusnya dalam setiap langkah hidup saya, saya harus selalu mengandalkan Tuhan dan melihat dari sudut pandang Tuhan, karena yang menentukan keberhasilan saya bukanlah diri saya sendiri melainkan Tuhan. Cara saya mengaplikasikan firman ini ke dalam kehidupan saya sehari-hari antara lain dengan belajar untuk selalu bertanya kepada Tuhan dalam setiap langkah hidup saya, apakah keputusan yang saya ambil sesuai dengan kehendakNya atau hanya untuk memuaskan diri saya sendiri. Saya juga berkomitmen untuk tidak terus terbelenggu dalam zona kenyamanan yang diciptakan oleh masa lalu saya, apalagi bila masa lalu itu merupakan suatu dosa, saya akan meninggalkan dan melupakan semuanya itu dan belajar mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapan saya. Saya ingin memperdalam pengenalan saya akan Kristus Yesus, sehingga saya tidak hanya menjadi Kristen secara dunia melainkan saya dapat benar-benar mengalami pengalaman pribadi bersama Yesus, karena dengan begitu barulah saya dapat benar-benar merasakan kehadiran dan karya Nya yang luar biasa dalam hidup saya.

CHAPEL ATTENDANCE 2 Tanggal Chapel Bacaan Alkitab : : Jumat, 22 January 2010 : student Fellowship, Gedung D 501

Filipi 3 : 13-16 :

Ringkasan Kotbah

Masa depan setiap orang berbeda-beda. Banyak orang seringkali merasa terbeban akhir-akhir ini karena berbagai masalah yang melanda mereka. Tanpa Yesus di dalam hidup kita, semua yang kita miliki tidaklah berarti. Apakah kita puas dengan hidup kita sekarang? Dengan diri kita sendiri, apa yang kita miliki, orang-orang di sekitar kita? Ketika hidup kita telah puas, lantas apa arah hidup kita? Yesus memang memiliki kita, tetapi apakah kita telah memiliki Yesus? Karena banyak orang boleh saja mengaku percaya kepada Kristus, tapi tidak semua orang dapat dipercaya oleh Yesus. Lantas apa yang dapat kita lakukan? Setelah Ia menghidupkan, memberkati kita, dan sebagainya. Whats next? Mungkin kita dapat mempraktekkan salah satu bentuk perhatian kita dengan memperhatikan sesama kita yang kelihatan, bila memang kita tidak dapat mempraktekkannya kepada Yesus karena Ia tidak kelihatan. Hal-hal yang perlu kita kakukan : 1. Apapun yang kita lakukan lihat, pikirkan, haruslah semuanya ditujukan untuk memuliakan Tuhan. 2. Apapun yang kita lakukan, biarlah menjadi berkat untuk sesama kita 3. Apapun yang kita lakukan, biarlah kita dapat memastikan bahwa semua itu membangun diri kita sendiri. Be yourself! Jangan hanya demi membahagiakan pacar, teman-teman, dan

orang lain, karena itu semua tidak akan pernah membuat kita merasa puas. Apa yang dapat kita harapkan ketika masalah menimpa kita? Hanya Tuhan. Pengalaman masa lalu haruslah menjadi pelajaran untuk kita dapat menjadi lebih baik di masa sekarang. Kemana kita pergi nantinya bila kita telah meninggal? Yang dapat menentukan kita masuk surga atau tidak hanyalah bagaimana semasa hidup kita, kita mampu menaati Firman Tuhan atau tidak. Dosa apa yang dapat membuat kita gagal bila kita terus bergelut di dalamnya? Dalam Yohanes 6 : 38, ada kata telah turun yang bertentangan dengan agama, yang paling keras. Semua syariah dan agama-agama dibuat agar manusia dapat masuk sorga, karena manusia mencari keselamatan dalam hidup mereka di masa mendatang, Tetapi Tuhan telah turun dari surga demi menebus dosa kita semua ( Yohanes 6 : 39 ). Agama dan Kristen tanpa Yesus = kering dan kosong. Dalam segala hal yang kita lakukan, haruslah kita pikirkan apakah semua itu memuliakan Allah atau tidak. Kita bisa saja gagal dalam banyak hal, kita bisa putus dengan pacar, putus sekolah, dsb, namun dengan adanya Allah dalam hidup kita, maka kita akan puas dengan hidup kita. Dalam Yohanes 6 : 44, mengingatkan bahwa Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Aku jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Maka itu, sedari sekarang, hal apapun, dosa apaun, sikap apapun yang tengah menjadi beban yang membuat kita tidak dapat memuliakan Allah, mari pikirkan semua itu, jangan hanya terus mengeluh dengan kehidupan kita, namun belajarlah untuk bersyukur dengan segala yang kita miliki. Hidup hanya sekali dan jadikanlah hidup yang kita miliki ini indah, berguna dan bermanfaat. Ingatlah, bahwa kesusahan 1 hari cukuplah untuk sehari, karena setiap hari memiliki kesusahannya masing-masing ( Matius 5 ; 34 ). Segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Tuhan. Jangan pernah menyerah dengan segala masalah di sekeliling kita. Intinya, apakah kita sudah yakin bahwa Allah beserta kita? Jangan pernah takut untuk menghadapi hari depan. Hidup ini indah dan penuh harapan, mari nikmati hidup yang kita miliki sekarang bersama dengan Tuhan, Ia pasti akan memelihara kita. Belajarlah untuk mengampuni orang lain, apapun yang mereka lakukan, tinggalkan dosa yang masih menguasai kita, apapun bentuknya dan berjalanlah bersama Tuhan. Refleksi Pribadi :

Melalui kotbah ini, saya mendapat banyak masukan yang sangat menguatkan iman saya bahwa bagaimana setiap saat dalam hidup saya, itu semua adalah berkat dan anugerah Allah, oleh karena itu selayaknyalah saya menggunakan hidup saya untuk memuliakanNya. Seringkali saya mengeluh terhadap segala hal yang menimpa saya, ketika jalan hidup saya tidak mulus, ataupun ketika saya diperhadapkan dengan begitu banyak cobaan dan rintangan dalam mencapai sesuatu hal. Namun sekarang saya belajar untuk selalu bersyukur, dan yakin bahwa Tuhan tidak akan merancangkan rancangan yang membawa celaka kepada anakanakNya. Cara saya mengaplikasikan firman ini ke dalam kehidupan saya sehari-hari antara lain dengan belajar untuk menjalani hari-hari saya dengan keyakinan yang baru, bahwa saya berjalan bersama Tuhan dan percaya akan penyertaanNya. Dalam menjalani hidup, saya tidak lagi berorientasi hanya demi kepentingan diri saya sendiri namun saya belajar untuk bagaimana menjadikan hidup saya berguna bagi sesama saya, dan yang terutama bagaimana dalam setiap aspek hidup saya, saya dapat memuliakan Allah. Karena sekarang, saya telah menemukan arah hidup saya yang sebenarnya. Hal tersebut saya praktekkan melalui aplikasi dalam sikap, tingkah-laku, perkataan, pikiran saya sehari-hari.

CHAPEL ATTENDANCE 3 Tanggal Chapel Bacaan Alkitab : : Selasa, 26 January 2010 : Tuesday Chapel @ Grand Chapel UPH

1 Korintus 13 :11 :

Ringkasan Kotbah

Dalam 1 Korintus 13 : 11 Paulus berkata Ketika aku kanak-kanak, aku berkata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Kita perlu menanggalkan cara berpikir kita yang seperti anak-anak, karena anak-anak cenderung berpikir secara konkrit. Mereka tidak dapat melakukan penalaran secara abstrak. Apa yang mereka inginkan, harus pada saat itu juga dipenuhi. Jadi, ada begitu banyak hal mengenai bagaimana cara anak-anak berpikir yang perlu kita singkirkan pada waktu kita bertumbuh. Banyak sekali miskonsepsi yang dibawa orang Kristen dewasa dari mereka masi kanak-kanak sampai mereka bertumbuh menjadi

dewasa. Adalah tugas bagi kita untuk membantu orang lain mengembangkan pola pikir mereka sebagai orang Kristen dewasa. Ada banyak anak muda Kristen di masa sekarang yang berpikir bahwa Tuhan hanya menyediakan 1 orang saja untuk dinikahi sehingga mereka berusaha dengan sepenuh hati mencari orang tersebut. Pada kenyataannya, alkitab hampir tidak pernah menulis tentang menikahi 1 orang saja, namun Alkitab mengatakan bagaimana kita harus menjadi suami/istri yang baik. Maksud dari perrnyataan di atas bukan berarti Alkitab mengijinkan kita untuk memiliki lebih dari 1 suami / istri (pasangan hidup ), namun yang dimaksud seringkali kita hanya focus dalam mencari pasangan yang telah Tuhan sediakan tersebut, kita terus mencari 1 orang pilihan Tuhan bagi kita itu dan mengabaikan faktor lain yang tidak kalah pentingnya. Padahal yang Alkitab inginkan, kita harus terus focus terhadap bagaimana kita menjadi pria dan wanita yang baik di mata Tuhan, karena pada saat itu terjadi, kita dapat menjadi pasangan Kristen yang kuat, yang setia dan tahan terhadap berbagai godaan perzinahan di sekitar kita. Yang penting adalah bukan bagaimana kita harus segera menemukan pasangan hidup kita yang telah Tuhan tetapkan itu, namun bagaimana kita mempersiapkan diri agar ketika telah datang waktu yang tepat bagi Tuhan untuk mempertemukan kita dengan pasangan pilihanNya, kita telah siap menjadi pasangan Kristen yang sesuai dengan kehendakNya. Bila kita mengasihi Tuhan dan melayaniNya, maka Ia pun akan melindungi kita dan seisi keluarga kita. Allah menciptakan anakanak dengan maksud dan tujuan agar mereka dapat merasakan adanya kebutuhan akan sosok seorang ayah. Bagi kita yang seringkali sibuk dengan pelayanan, kita harus tetap ingat bahwa kita juga harus membagi waktu untuk keluarga kita. Maka dari itu alangkah baiknya bila kita melibatkan atau mengikutsertakan keluarga kita untuk turut ambil bagian dalam pelayanan kita,sehingga anak-anak / keluarga tidak membenci pelayanan dan Tuhan karena telah mengambil waktu kita. Cara berpikir kanak-kanak adalah apabila kita melakukan apa yang berada diluar kehendak Tuhan. Mungkin kita memiliki masa kanakkanak yang suram, seperti : pelecehan sexual, orangtua bercerai, dsb. Namun alkitab mengajak kita untuk meninggalkan masa lalu dan terus maju, melihat ke depan untuk meraih apa yang kita inginkan. Semua hal-hal yang menyakitkan di masa lalu haruslah kita lupakan dan tinggalkan. Dalam Filipi 3, Paulus mengajak kita untuk melupakan justru hal-hal baik yang pernah kita dapatkan di masa lalu, ayat ini juga mengingatkan kita untuk rendah hati. Sekalipun Paulus telah melakukan hal baik di masa lalu, namun ia berani meninggalkan semua itu untuk pandangan yang lebih tinggi lagi.

Tuhan menciptakan kita untuk mengalami proses pertumbuhan yang lambat laun dan itu juga mencakup bagaimana kita menangani diri sendiri dan orang lain. Allah adalah Allah yang atas proses. Allah tidak terburu-buru dalam bertindak, tidak sama dengan kita yang selalu tergesa-gesa dalam mengambil suatu keputusan. Kita harus betul-betul memperhatikan masa lalu kita karena dengan masa lalu, kita mendapat gambaran untuk bagaimana mengatasi masa skarang ( masa lalu memiliki pengaruh terhadap kehidupan kita di masa sekarang ). Hal yang paling dalam dari sebuah eksistensi manusia adalah perasaan manusia dengan manusia lain, sehingga kita mengendalikan perasaan tidak hanya dengan emosi, namun juga kita perlu melibatkan hal-hal lainnya. Alkitab menjabarkan bahwa paling tidak, Kristus memiliki 20 macam perasaan ( marah, sedih, dsb ). Hidup emosional Yesus begitu besar dan sebagai orang Kristen, kita pun haruslah demikian. Seorang Kristen dewasa harus memiliki relasi yang baik dengan orang dewasa lainnya. Jika kita marah/sedih, bukan berarti kita harus melampiaskan kepada orang lain, melainkan kita harus belajar membagikan dengan orang lain. Sebagai orang Kristen, kita harus memikirkan ulang apakah hal-hal yang kita terima tadinya dari masa kanak-kanak. Kadang-kadang, hal apa yang kita anggap sebagai kebenaran, itu adalah tipu muslihat yang dipakai oleh iblis. Allah ingin mentransform kita untuk menjadi semakin serupa dengan Allah. Refleksi Pribadi :

Melalui kotbah ini, saya belajar bagaimana Tuhan ingin kita semakin hari semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Dia, semakin dewasa dalam kehidupan kerohanian kita dan tidak lagi bersikap, bertingkah laku, berpikir, dan berkata-kata seperti kanak-kanak. Saya belajar untuk mengubah pola pikir saya yang mungkin masih seperti anak-anak, menjadi lebih matang dan lebih dewasa dengan terus mencari kehendak Tuhan dalam diri saya. Saya juga belajar agar dapat lebih bijaksana dalam membagi waktu saya sehari-hari, antara keluarga,kesibukan pribadi, dan pelayanan. Jangan sampai salah satu dari ketiga hal tersebut mendominasi karena bila demikian, dampaknya akan menimbulkan adanya kebencian satu dengan yang lain. Cara saya mengaplikasikan firman ini ke dalam kehidupan saya sehari-hari antara lain dengan berusaha untuk ikut melibatkan keluarga dalam pelayanan saya, entah dengan mengajak mereka ikut pelayanan bersama sehingga sekaligus saya dapat belajar bagaimana melakukan pelayanan bersama dengan keluarga. Di samping itu saya juga berusaha untuk lebih bijaksana dalam menyikapi segala sesuatu, sehingga saya dapat membedakan mana yang adalah kehendak Tuhan dan mana yang adalah tipu muslihat iblis semata. Saya mau memberi diri untuk

dipersiapkan oleh Allah dan diproses agar semakin menjadi serupa sesuai dengan gambaran dan kehendakNya, sehingga tidak hanya secara fisik saya bertambah dewasa, namun dalam kehidupan kerohanian saya pun saya dapat menjadi seorang Kristen yang dewasa.

CHAPEL ATTENDANCE 4 Tanggal Chapel Bacaan Alkitab Pengkotbah : : : Jumat, 29 January 2010 : Student Fellowship Gedung D 501

Kejadian 37 : 5-8; Yeremia 29 : 11 Pdt. Yohan Candawasa :

Ringkasan Kotbah

Apa yang Tuhan lakukan atas Yusuf juga berlaku untuk hidup kita. Tuhan memiliki rancangan indah atas hidup kita. Bukan rancangan kecelakaan melainkan rancangan yang membawa damai sejahtera untuk memberikan harapan di hari depan. Perjalanan hidup Yusuf seringkali disalah artikan karena seakan-akan Yusuf selalu mengalami malapetaka. Hidup Yusuf nampak makin lama makin mengalami celaka yang berkepanjangan. Itu sebabnya kita harus berhati-hati terhadap jawaban kita pada saat ditanyakan apakah Tuhan punya rancangan terhadap hidup kita? Doa dalam kasus Yusuf seakan-akan malah membawa kepada masa depan yang semakin suram. Bila kita tidak memiliki keterbukaan, maka dengan mudah iman kita akan mudah rontok. Lantas, bagaimana Tuhan menggenapi rencanaNya dalam hidup kita? 1. Ketika Yusuf berpindah-pindah tempat dari sumur tempat perbudakan penjara, pada awalnya kita melihat penjara sebagai tempat yang buruk. Namun di sisi lain, penjara sekaligus menjadi tempat yang paling dekat dengan penggenapan janji Tuhan. Ketika rencana Tuhan makin dekat dengan kesempurnaan, apakah hidup Yusuf semakin terang atau justru sebaliknya menjadi semakin hancur? Jawabannya adalah semakin hancur. Maka dari itu, ketika begitu banyak masalah melanda, jangan kita merasa Allah meninggalkan kita. Semakin dekat Tuhan menggenapi rencanaNYa, keadaan justru semakin sulit untuk menangkap kuasa Tuhan. Penghalang terbesar bagi kita untuk melihat rencanaNya adalah karena kita memiliki paradigma yang buruk.Pada waktu Yusuf berdoa meminta Tuhan menyelamatkan dia dari pencobaan, Tuhan tidak mengabulkannya. Karena itu berarti menggagalkan rencana Tuhan. Rencana Tuhan adalah membawa Yusuf ke tempat Firaun. Oleh sebab itu, DOA adalah salah satu kehidupan rohani yang paling

berat. DOA adalah disiplin rohani yang paling keras karena disitulah kehendak kita berbenturan dengan kehendak ALLAH. 2. Pada waktu hidup sulit, jangan diartikan bahwa Tuhan meninggalkan kita. Seperti yang dapat kita lihat dalam Kejadian 39 : 3-4 dan ayat 2123, meskipun Yusuf tampak terus diliputi dengan berbagai macam pencobaan, namun Allah tetap menunjukkan penyertaanNya yang luar biasa atas Yusuf. Dikatakan dalam ayat ini bahwa .Tuhan membuat berhasil segala yang dikerjakannya, kepada Yusuf diberikan segala kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Jalan hidup seringkali memang naik dan turun, namun 1 hal yang pasti, Allah tetap menyertai kita. Kalau Tuhan menyertai, lantas mengapa tampaknya Yusuf terus menerus mengalami penderitaan? Arti dari kata menyertai di mata kita berbeda dengan apa yang Tuhan maksud. Karya dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita jangan diartikan seolah-olah kita selalu berada dalam keadaan tanpa masalah. Dalam Mazmur 23, Daud mengatakan bahwa di dalam lembah kekelaman sekalipun, Tuhan tetap menyertai dan menghibur. 3. Tuhan punya rancangan masa depan yang baik bagi kita. Berhasil bagi dunia sama dengan keberhasilan pada saat itu juga. Namun konsep berhasil yang benar adalah berhasil di tempat dimana kita berada / ditempatkan. Contoh : Pada waktu Yusuf berada sebagai budak, ia pun berhasil sebagai budak. Ketika ia dipindahkan menjadi tawanan penjara, ia pun berhasil di penjara sebagai orang kepercayaan. Keberhasilan dalam hal ini bukan jenjang naik, bahkan Yusuf dapat dikatakan turun dari posisi sebagai kepala budak menjadi pengurus para nabi namun ia tetap dianggap sebagai orang kepercayaan yang sukses di mata Tuhan, karena dimanapun Yusuf ditempatkan, ia selalu mampu menjalankan apa yang menjadi tanggungjawabnya di tempat tersebut, karena ia tahu ada penyertaan Tuhan di situ dan dari penyertaan Tuhan, ia dapat menjadi berkat untuk orang-orang disekitarnya. Jadi, bagaimana Tuhan ingin kita memandang masa depan ? 1. Tuhan punya rancangan indah untuk kita 2. Jangan pernah berharap Tuhan selalu memberikan rancangan yang tanpa masalah 3. Dimana pun kita berada, Tuhan ingin kita bertanggung jawab terhadap apa yang ada pada kita.

Refleksi Pribadi

Melalui firman Tuhan ini saya mendapat pelajaran berharga mengenai rancangan Tuhan dalam hidup saya. Seringkali saya mengalami jatuh bangun akibat berbagai cobaan yang tidak ada hentinya Tuhan berikan. Bahkan saya sempat meragukan perlindungan Tuhan atas diri saya. Namun melalui firman ini, iman saya kembali dikuatkan dan diteguhkan bahwa Tuhan adalah Allah yang Maha Besar, yang selalu menyediakan rancangan yang terbaik bagi anak-anakNya. Cara saya mengaplikasikan firman ini ke dalam kehidupan saya sehari-hari antara lain dengan belajar untuk mencari tahu kehendak Tuhan dan tidak menafsirkan segala sesuatu yang saya alami dengan sudut pandang saya sendiri. Karena apa yang dinilai manusia buruk, seringkali merupakan sesuatu yang sangat baik di mata Tuhan. Hal ini saya lakukan dengan terus berdoa untuk meminta petunjuk Tuhan, apakah pilihan saya benar sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak, karena melalui doalah saya dapat berkomunikasi secara intim dengan Tuhan. Saya juga mau belajar seperti Yusuf yang selalu bertanggungjawab terhadap setiap kewajiban yang dipercayakan kepadanya, kapanpun,dimanapun,dan apapun bentuknya. Seperti Yusuf yang percaya pada pimpinan dan penyertaan Tuhan, saya pun berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin dari sebelumnya, lebih bertanggungjawab terhadap setiap hal yang telah Tuhan percayakan kepada saya. Dengan demikian, rancangan Tuhan dapat disempurnakan melalui kehidupan saya.

CHAPEL ATTENDANCE 5 Tanggal : Jumat, 5 February 2010

Chapel Tema :

: Cinta :

Student Fellowship gedung D 501

Ringkasan Kotbah

Ada 3 macam cinta, yaitu : 1. Self sacrificing love GOD vs human being-agapao/agape Cinta yang tidak menuntut apapun, bukan cinta yang aku mencintaimu karena 2. Philanthropy love friend & family phileo Kasih terhadap keluarga dan sesama 3. Sexual Love man vs woman eros Cinta antara pria dan wanita ( tidak berdosa karena hal ini memang dibutuhkan ) Sayangnya, dalam dunia yang penuh kebebasan seperti zaman sekarang ini, seringkali kita mengartikan cinta eros dalam konteks yang salah ( parties, change partner, free sex ). Kata yang lebih tepat untuk menggambarkan keseluruhan dari 3 macam cinta di atas adalah kasih sayang. Mengapa kita harus mencintai Tuhan? (matius 22 : 37-38) Karena itulah hukum yang terutama dan yang utama. Inti dari iman Kristen adalah love / kasih. Meskipun kita memiliki iman yang tinggi, kalau tanpa kasih, iman itu adalah 0 / kosong belaka. Dalam 1 Yohanes 4 : 19-21, dikatakan dalam ayat 19 : kita mengasihi Tuhan karena Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita, ayat 20 : bila kita belum dapat mengasihi sesama kita, berarti kita belum dapat mengasihi Tuhan, ayat 21 : siapapun yang mengasihi Tuhan haruslah mengasihi sesamanya juga. Bagaimana cara kita mengasihi Tuhan? Apakah dengan menjalin komunikasi yang baik denganNya? Caranya dengan membaca firmanNya, mendengarkan dan taat pada perintahNya, berdoa, serta memuji Tuhan. Atau dapat pula dengan mengorbankan / memberi yang terbaik untuk Tuhan seperti uang, waktu, pikiran, serta kehendak-kehendak kita. Kita dapat pula menunjukkan cinta kasih kita kepada Tuhan dengan membagikan kasih kita kepada orang lain ( Matius 25 : 45 ). Refleksi Pribadi :

Melalui kotbah ini, saya belajar akan berbagai macam jenis cinta yang ada dalam dunia. Ternyata kata cinta itu sendiri mengandung makna yang sangat kompleks dan berbeda-beda

maksud serta tujuannya. Namun 1 hal yang saya peroleh, seringkali sebagai orang Kristen, kita mengatakan bahwa kita mencintai dan mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati kita. Namun pada kenyataannya, dalam kehidupan di masyarakat, kita sering mengalami konflik dengan sesama kita yang kemudian berujung pada rasa saling membenci, iri hati, amarah, dengki, dan sebagainya. Maka dari itu, cara saya mengaplikasikan firman ini ke dalam kehidupan saya sehari-hari antara lain dengan belajar untuk secepatnya menghilangkan segala perasaan benci, amarah, dengki, perpecahan,iri hati, ataupun akar pahit dalam diri kita terhadap sesama kita. Semua sakit hati yang masih tersimpan di dalam diri saya, saya transformasikan ke dalam bentuk kasih dan perhatian yang tulus terhadap sesama. Dengan adanya kasih yang tulus, tentu segala kebencian,amarah,dan sakit hati yang pernah menoreh hati saya dapat dipulihkan. Di samping itu, dengan mengasihi sesama yang kelihatan, hal ini merupakan bukti konkrit bagaimana saya juga mengasihi Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi kita sekalian.

Vous aimerez peut-être aussi