Vous êtes sur la page 1sur 2

Indonesia terkenal akan keanekaragaman jenis floranya.

Para ahli memperkirakan bahwa jenis flora Indonesia tidak kurang dari 40.000 jenis yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dan baru kurang lebih 3000 jenis tumbuhan yang dapat diketahui potensinya dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin maupun tumbuhan obat. Tumbuhan obat merupakan sumber daya alam hayati yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan digunakan secara luas oleh masyarakat khususnya kelompok masyarakat yang belum memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengobatan moderen (Anonim a, 2002). Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya lebih diutamakan sebagai preventif untuk menjaga kesehatan, meskipun ada pula upaya sebagai pengobatan suatu penyakit. Dengan semakin berkembangnya obat tradisional, ditambah dengan imbauan di masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature), telah meningkatkan popularitas obat tradisional (Santoso, 2000). Salah satu kelompok obat tradisional adalah jamu. Jamu sudah dikenal di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebagai sarana perawatan kesehatan sehari-hari maupun sebagai sarana pemulihan kesehatan bila telah sembuh dari sakit. Ramuan yang ada di dalam jamu terdiri dari berbagai bagian tumbuh-tumbuhan yang saling bekerja sama membantu perawatan dan untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian penggunaan jamu sejak dahulu kala bermanfaat untuk preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif (Soedibyo, 2004). Dalam proses pembuatan jamu racikan yang sederhana tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya pencemaran oleh mikroba, sehingga perlu dilakukan pengujian cemaran mikroba dalam jamu racikan. Pengambilan sampel jamu racikan dilakukan dengan mengambil sampel jamu gendong racikan. Uji cemaran mikroba, dalam hal ini adalah kapang/khamir dilakukan dengan metode uji cemaran angka lempeng kapang/khamir total. Setiap sediaan mensyaratkan batas angka bakteri dan kapang/khamir tertentu yang masih dianggap aman untuk dikonsumsi, yaitu < 104 koloni per ml untuk kapang/khamir dan < 106 koloni per ml untuk bakteri (Anonimb, 1992). Hasil penghitungan angka lempeng total dan angka kapang / khamir total dibandingkan dengan standar uji cemaran mikroba SNI 19-2897-1992.

ALAT dan BAHAN : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Cawan petri Tabung reaksi Erlenmeyer Gelas ukur Blue yip Pipet mikro Autoklaf Incubator 9. Sample jamu racikan 10. PDA 11. Kentang 12. Larutan fisiologi steril (NaCl Infus)

PROSEDUR : Pembuatan media

formula medium : a.Kentang........................................................................................500g b. Agar powder.................................................................................2 bungkus c.Aquadest....................................................................................1000L

(Catatan : Perhitungkanlah terlebih dahulu dengan seksama medium sebanyak yang diperlukan dengan berdasarkan perbandingan formula tersebut diatas) dimasukkan medium tersebut kedalam beaker glass 1000ml, lalu panaskan diatas api kompor gas sampai larutan menjadi homogen. Kemudian meyiapkan 6 tabung reaksi untuk tiap kelompok kerja.menuangkan 9ml medium kedalam tiap tabung reaksi, ini harus dilakukan sebelum medium menjadi dingin dan mengental. Kemudian, menyumbat semua tabung reaksi itu dengan kapas penyumbat, lalu mensterilisasikan dengan menggunakan autoklaf beserta dengan 6 cawan petri.
Penyeterilan media

penyeterilan media dilakukan dengan mengisi autoklaf dengan air kran setinggi batas sarangan. mengoleskan vaselin dengan tipis dan merata pada teri autoklaf bagian tempat dan ditutup. 3.Masukkan semua bahan dan alat yang akan disterilisasikan ke dalam autoklaf, lalu tutuplah autoklaf tersebut. 4. Aturlah posisi katub air pada tutup autoklaf, sehingga posisisnya tegak. Nyalakan stopkontak. 5. Tunggulah sampai ada uap air yang keluar melalui celah katup, kemudian lipatlah katup tersebut sehingga posisinya mendatar. 6. Tunggulah sampai jarum manometer menunjukkan angka 15 berarti tekanan angka autoklaf telah mencapai 15 lbs, pertahankan agar tetap 15 lbs sampai 15 menit. 7. setelah itu biarkan sampai tekanan yang ditunjukkan oleh manometer menjadi 0 lbs. 8. Tegakkan posisi katub uap air sehingga uap air keluar, kemudian bukalah tutup autoklaf dan keluarkan bahan dan alat yang telah disterilkan. 9Medium yang tidak segera dipakai dapat disimpan dalam lemari es.
Pembuatan seri pengenceran sampel Sebanyak 1 ml sampel yang akan diperiksa dilarutkan dalam 10 ml larutan pengencer yaitu berupa larutan fisiologis steril NaCl Infus untuk uji ALT. Dibuat seri pengenceran hingga 10-6 untuk uji ALT cemaran kapang dan khamir. Pengujian cemaran kapang/khamir Pengujian cemaran kapang/khamir dari sampel jamu racikan dengan metode uji angka kapang/khamir total dilakukan sebanyak 5 kali replikasi. Media PDA steril yang telah dicairkan dan dituang ke dalam cawan petri hingga membeku. Sebanyak 1 ml suspensi hasil pengenceran sampel dituang pada permukaan media PDA yang telah beku dalam cawan petri dengan metode pour plate, Sebagai kontrol digunakan media yang telah ditambahkan larutan fisiologis steril NaCl infus. cawan petri selanjutnya diinkubasi pada temperatur 20-25C selama 1-2 hari. Penghitungan jumlah koloni kapang/khamir yang tumbuh pada media dilakukan sesuai cara penghitungan yang ditetapkan dalam prosedur operasional baku pengujian mikrobiologi oleh Badan POM.

Vous aimerez peut-être aussi