Vous êtes sur la page 1sur 5

Pemahaman Asy ariayah Aliran Asyari mengatakan juga bahwa Allah dapat dilihat di akhirat kelak dengan mata

kepala. Asyari menjelaskan bahwa sesuatu yang dapat dilihat adalah sesuatu yang mempunyai wujud. karena Allah mempunyai wujud ia dapat dilihat . Murjiah
Al-Jahamiyah di pelopori oleh Jahm bin Safwan. Menurut paham ini, iman adalah mempercayai Allah SWT, rasul-rasul-Nya, dan segala sesuatu yang datangnya dari Allah SWT. Sebaliknya, kafir yaitu tidak mempercayai hal-hal tersebut diatas. Apaila seseorang sudah mempercayai Allah SWT, rasul-rasul-Nya dan segala sesuatu yang datang dari Allah SWT, berarti ia mukmin meskipun ia menyatakan dalam perbuatannya hal-hal yang bertentangan dengan imannya, seperti berbuat dosa besar, menyembah berhala, dan minum-minuman keras. Golongan ini juga meyakini bahwa surga dan neraka itu tidak abadi, karena keabadian hanya bagi Allah SWT semata.

Qodariyah
Aliran Qadariyah mempunyai paham bahwa manusia bebas berbuat dan berkehendak serta berpikir untuk menciptakan perbuatannya sesuai kemampuannya. Jabariyah Paham Jabariyah ketika diperhadapkan dengan pendidikan Islam, penganut paham ini senantiasa akan mengatakan bahwa pendidikan tidak perlu diadakan inovasi, bahkan percuma. Karena paham ini menganggap baik buruknya nasib manusia telah ditetapkan oleh Tuhan.

Mu'tazilah

Menetapkan nama Allah mengingkari sifat Allah Pelaku dosa besar tidak mukmin tidak kafir
Pelaku dosa besar kekal di neraka

Khawarij

Khuruj ala ulil amri adalah agama Takfir sahabat Takfir pelaku dosa besar Pelaku dosa besar kekal di neraka Khawarij pecah menjadi banyak (Haruriyyah, Azariqah, Ibadhiyyah, Najdat, Shafaroyyah dll)

Syiah

Ali washi dan khalifah Rasulillah Khulafa` rasyidin zhalim mengghashab khilafah Ghuluw dalam imam ahlul bait hingga diberi hak tasyri dan menasakh hukum Membangun kuburan imam dan melakukan thawaf serta nadzar dan istighatsah kepada yang dikubur disana Meyakini mushhaf Usman ini qur`ab yang muharraf Pecah menjadi banyak (Zaidiyyah, Rafidhah, Ismailiyyah, Fathimiyyash, qaramithah dll)

Salafiyah (Proses Pemahaman)

Salafiyah bukan sikap yang Apatis, Skeptis dan Pessimis, melainkan suatu kesadaran dan pengakuan akan adanya batas-batas kemampuan daya kerja akal manusia dan lapangannya dalam bidang metafisika, dan alam ghaib yang apabila dilampaui maka Ia akan sesat. Aliran salaf telah membicarakan berbagai persoalan Teologi islam, seperti sifat-sifat Tuhan, perbuatan manusia, kemakhlukan Quran atau bukan, dan sifat-sifat atau ayat-ayat yang mengesankan penyerupaan (tasybih) Tuhan dengan manusia. Kesemuanya bisa digolongkan menjadi satu persoalan saja, yaitu keesaan (ketauhidan) yang mempunyai tiga segi, yaitu keesaan dzat dan sifat, keesaan penciptaan dan keesaan ibadah (pengabdian diri kepada tuhan). Masing-masing dari ketiga macam keesaan tersebut kiranya perlu dibicarakan. Berikut ini merupakan pandangan Ibn Taimiyah tentang sifat-sifat Allah. percaya sepenuh hati terhadap sifat-sifat Allah yang ia sendiri atau Rosul-Nya menyimfati. Sifat-sifat yang dimaksud adalah: 1. sifat salbiyah, yaitu qidam, baqa, muhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, wahdanniyah. 2. sifat manawi, yaitu qudrah, iradah, samea, bashar, hayat, ilmu, dan kalam. 3. sifat khabariah (sifat-sifat yang diterangkan Al-Quran dan Hadis walaupun akal bertanya tentangnya). Seperti keterangan yang menyatakan bahwa Allah dilangit; Allah diatas Arasy; Allah turun kelangit dunia; Allah dilihat oleh orang beriman diakhirat kelak; wajah, tangan dan mata Allah 4. Sifat dhafiah, meng-idhafat-kan atau menyandarkan nama-nama Allah pada alam makhluk, rabb al-amin, khaliq al-kaum. Dan falik al-habb wa al-nawa. Pengertian Salafiyah Kata "Salaf" adalah kependekan dari "Salaf al-li" (Arab: ,) yang berarti "terdahulu". Dalam terminologi Islam, secara umum digunakan untuk menunjuk kepada tiga generasi terbaik umat muslim: Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut tabi'in. Ketiga generasi ini dianggap sebagai contoh bagaimana Islam dipraktikkan. Awal penggunaan istilah Salafy yang muncul di dalam kitab Al-Ansab karangan Abu Sa'd Abd alKareem al-Sama'ni, yang meninggal pada tahun 1166 (562 dari kalender Islam). Di bawah untuk masuk dalam pemikiran al-Salafi ujarnya, "Ini merupakan pemikiran ke salaf, atau pendahulu, dan mereka mengadopsi pengajaran pemikiran berdasarkan apa yang saya telah mendengar." Salafy melihat tiga generasi pertama dari umat Islam, yaitu Muhammad dan sahabat-sahabatnya, dan dua generasi berikut setelah mereka, Tabi'in dan Taba 'at-Tabi'in, sebagai contoh bagaimana Islam harus dilakukan. Prinsip ini berasal dari aliran Sunni, hadits (tradisi) diberikan kepada Nabi Muhammad:

Orang-orang dari generasi yang terbaik, maka orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian mereka yang mengikuti kedua (yakni tiga generasi pertama dari umat Islam). Salafy umumnya menisbatkan kepada Mahdzab Imam Ahmad Bin Hambali dan kemudian rujukan pemikiran Ibnu Taimiyah. maka Salafy masih dikategorikan Ahlusunnah Wal Jama'ah .[3]

Sejarah Aliran Maturidiyah Aliran Maturidiyah lahir di Samarkand pertengahan kedua dari abad IX M. Pendirinya adalah Abu Mansur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Al-Maturidi.

Asy`ariyah Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy`ariy. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Ismail bin Abi Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa Al-Asyari, seorang sahabat Rasulullah saw. Kelompok Asyariyah menisbahkan pada namanya sehingga dengan demikian ia menjadi pendiri madzhab Asyariyah. Abul Hasan Al-Asyaari dilahirkan pada tahun 260 H/874 M di Bashrah dan meninggal dunia di Baghdad pada tahun 324 H/936 M. Ia berguru kepada Abu Ishaq Al-Marwazi, seorang fakih madzhab Syafii di Masjid Al-Manshur, Baghdad. Ia belajar ilmu kalam dari Al-Jubbai, seorang ketua Muktazilah di Bashrah. Sebab-sebab munculnya Al-Asyari yang semula berpaham Muktazilah akhirnya berpindah menjadi Ahli Sunnah. Sebab yang ditunjukkan oleh sebagian sumber lama bahwa Abul Hasan telah mengalami kemelut jiwa dan akal yang berakhir dengan keputusan untuk keluar dari Muktazilah. Sumber lain menyebutkan bahwa sebabnya ialah perdebatan antara dirinya dengan Al-Jubbai seputar masalah ash-shalah dan ashlah (kemaslahatan). Sumber lain mengatakan bahwa sebabnya ialah pada bulan Ramadhan ia bermimpi melihat Nabi dan beliau berkata kepadanya, Wahai Ali, tolonglah madzhab-madzhab yang mengambil riwayat dariku, karena itulah yang benar. Kejadian ini terjadi beberapa kali, yang pertama pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, yang kedua pada sepuluh hari yang kedua, dan yang ketika pada sepuluh hari yang ketiga pada bulan Ramadhan. Dalam mengambil keputusan keluar dari Muktazilah, AlAsyari menyendiri selama 15 hari. Lalu, ia keluar menemui manusia mengumumkan taubatnya. Hal itu terjadi pada tahun 300 H. Pemahaman Aliran Maturidiyah
1. Pelaku dosa besar Aliran Maturidiyah, baik golongan Samarkand maupun golongan Bukhara, sepakat menyatakan bahwa pelaku dosa besar masih tetap sebagai mukmin karena adanya keimanan dalam dirinya. Adapun balasan yang diperolehnya kelak di akhirat bergantung pada apa yang dilakukannya di dunia. Jika ia meninggal tanpa bertobat dahulu, keputusannya diserahkan sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. Jika menghendaki pelaku dosa besar itu diampuni, Ia akan memasukkannya kedalam neraka.

2. Iman dan kufur Dalam masalah iman, aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah tashdiq bi al-qalb, bukan semata-mata iqrar bi al-lisan. Pengertian ini dikemukakan oleh Al-Maturidi sebagai bantahan terhadap Al-Karamiyah, salah satu subsekte Murjiah. 3. Perbuatan Tuhan Mengenai perbuatan Allah ini, terdapat perbedaan pandangan antara Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah Bukhara. Aliran Maturidiyah Samarkand, yang juga memberikan batas pada kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan hanyalah menyangkut hal-hal yang baik saja. Dengan demikian, Tuhan mempunyai kewajiban melakukan yang baik bagi manusia. Demikian juga pengiriman rasul dipandang Maturidiyah Samarkand sebagai kewajiban Tuhan. Adapun Maturidiyah Bukhara memiliki pandangan yang sama dengan Asyariyah mengenai faham bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban. Namun, sebagaimana dijelaskan oleh Bazdawi, Tuhan pasti menepati janji-Nya. Seperti memberi upah kepada orang yang berbuat baik, walaupun Tuhan mungkin saja membatalkan amcaman bagi orang yang berdosa besar. Adapun pandangan Maturidiyah Bukhara tentang pengiriman rasul, sesuai dengan faham mereka tentang kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, tidaklah bersifat wajib dan hanya bersifat mungkin saja. 4. Perbuatan Manusia Ada perbedaan antara Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah Bukhara mengenai perbuatan manusia. Kelompok pertama lebih dekat dengan faham Mutazilah, sedangkan kelompok kedua lebih dekat dengan faham Asyariyah. Kehendak dan daya berbuat pada diri manusia menurut Maturidiyah Samarkand, adalah kehendak dan daya manusia dalam arti kata sebenarnya, dan bukan dalam arti kiasan.

Sebab-sebab munculnya salafiyah


Kalau yang dimaksud aliran salaf dalam masalah akidah dan theologi adalah mengikuti manhaj salafus saleh (faham Imam Malik, imam Ahmad bin Hanbal), maka sebenarnya aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aysariyah dan Maturidiyah) juga mengikuti manhaj salaf tersebut. Maka bisa dikatakan dalam theologi : aliran Salafiyah-Asyariyah dan Salafiyah-Maturidiyah. Namun pada kenyataannya, karena sebagian orang-orang penganut mazhab fiqih Hanbali masih mencurigai aliran Asyariyah (bermazhab Syafii dalam fiqih) dan Maturidiyah (bermazhab Hanafi dalam fiqih) mereka tetap menentang kedua aliran tersebut. Jadi yang dimaksud aliran salaf dalam pembahasan sekarang ini adalah aliran salaf pengikut mazhab Hanbali dalam fikih atau aliran Salafiyah-Hanbaliyah. Istilah aliran Salaf, sering dinisbatkan kepada para pengikut Ibnu Taimiyah (661-728 H) yang juga bermazhab Hanbali dalam fiqih. Disamping itu dimasa sekarang ini telah marak gerakan (harokah) dakwah yang menamakan diri SALAFI sehingga seakanakan aliran Salafi ini aliran tersendiri yang berbeda dengan aliran Ahlus Sunnah wal

Jamaah, padahal kalau dalam theologi sebenarnya alirannya sama dengan aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah (Asyariyah / Maturudiyah).

Vous aimerez peut-être aussi