KLIEN DENGAN KEHILANGAN, DEFISIT PERAWATAN DIRI, ANSIETAS dan
HARGA DIRI RENDAH.
DOSEN PEMBIMBING : Ns. Emulyani. S, kep DISUSUN OLEH :
M.Zul`irfan NIM : 09.3.0.1.0023
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU T.A : 2010/2011
GAMBARAN KASUS
A. Ilustrasi Kasus
Nyonya J. 40 tahun pekerjaan ibu rumah tangga, beragama islam. alamat Jln Gajus no 56.Baru pertama kali dirawat di RSJ Tampan karena sejak tiga bulan yang lalu mengurung diri dikamar, menolak makan, minum, dan mandi. Hal ini terjadi sejak anak bungsunya meninggal tiga bulan yang lalu. Klien juga mengatakan dirinya sangat sedih atas kehilangan anak bungsunya. Berdasarkan hasil observasi saat klien dirawat dirumah sakit , klien tampak selalu menyendiri, lebih sering berada ditempat tidur dengan posisi Ietus, saat makan selalu duduk di pojok dan berpindah tempat bila ada yang duduk disebelahnya. Klien jarang mandi dengan alasan malas. Baju hampir tidak pernah diganti, kulit, kuku, dan gigi tampak kotor. Klien mengatakan cemas yang berlebihan karena dia merasa selalu disalahkan oleh suaminya padahal suaminya tidak menyalahkannya. Saat dikaji oleh perawat, klien mengatakan merasa malu bergaul dengan orang lain karena merasa dirinya paling jelek. Klien juga merasa dirinya minder karena selalu gagal dalam membesarkan anak. Klien mengatakan mana ada orang yang mau berteman dengan saya suster saya kan tidak bisa apa-apa, udah jelek bodoh lagi.
B. Pembahasan 1. Pengkajian ari kasus Nona K tersebut dilakukan pengkajian sebagai berikut : a. ata biograIi : Nama : Ny. J Usia : 40 tahun Agama : Islam Pekerjaan : ibu rumah tangga Status : Menikah Alamat : Jln. Gajus no. 56
b. Keluhan utama : Klien mengatakan sangat sedih atas kematian anaknya, malas melakukan aktivitas, cemas yang berlebihan, malu bergaul dengan orang lain. c. Riwayat kesehatan : 1). Riwayat kesehatan dahulu : Belum pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa. 2). Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada riwayat keluarga dengan gangguan jiwa. 3). Riwayat kesehatan sekarang : depresi berat d. Pemeriksaan Fisik : head to toes di dapatkan tanda-tanda vital : tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 102 x/ menit, suhu : 36,4 C, pernapasan : 28 x/ menit, tinggi badan :165 cm, berat badan 42 kg. Klien saat ini merasakan badanya lemah dan lesu. Psikososial: 1). Genogram :
Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, saat ini klien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Pengambilan keputusan dilakukan bersama keluarganya. Saat ini tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 2). Konsep iri. Gambaran diri : klien mengatakan biasa-biasa saja dengan anggota tubuhnya dan klien mengatakan tidak merasa bangga dengan dirinya, anggota tubuh yang disukai yaitu mata dan paha, saat ditanya alasannya, klien mengatakan karena suka saja Ayah Ibu Ny. J Nn. F Identitas : identitas klien di rumah yaitu sebagai anak dan klien mengatakan perasaannya biasa-biasa dengan statusnya sebagai perempuan. Peran : klien mengatakan saat di rumah berperan sebagai istri dan saat ini klien mengatakan merasa gagal merawat anaknya dan klien mengatakan cemas karena takut di salahka oleh suaminya. Ideal diri : klien mengatakan saat ini ingin cepat pulang. Harga diri : klien mengatakan malu jika klien berinteraksi dengan orang lain. Klien tampak sering menyendiri jika tidak diajak berbincang-bincang, dan kadang-kadang menunduk. 3). Hubungan sosial Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya yaitu anak bungsunya karena hanya dia satu-satunya anak perempuan. Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan di kelompok atau masyarakat karena malu karena merasa dirinya jelek dan klien mengatakan malas untuk bergaul dengan tetangganya. Saat ini klien mengatakan malas berhubungan dan berbincang dengan orang lain karena teman-temannya saat ini sudah pulang. Saat diobservasi klien tampak banyak menyendiri, klien tampak melamun tampak malas dan menyendiri di pojokan rumah. 4). Spiritual Klien mengatakan dirinya beragama islam dan percaya dengan adanya tuhan. Klien mengatakan saat di rumah sering beribadah (sholat) lima waktu dan klien mengatakan saat ini jarang beribadah karena malas dan merasa cemas berlebihan..
5). Status mental Penampilan: Penampilan klien kusut dan tidak dapat memakai baju sesuai dengan tempatnya,
Pembicaraan: Pembicaraan terputus-putus, tidak tepat, gagap maupun inkoheren, selain itu klien juga membisu dan tidak mampu memulai pembicaraan
Aktifitas motorik : Klien mengatakan malas dan lesu, selain itu klien juga tampak banyak menyendiri dan klien menunduk saat berbincang-bincang serta pandangan klien kosong. Alam perasaan : Klien mengatakan perasaannya sangat sedih, ketakutan atau khawatir maupun putus asa. Afek : Saat dilakukan pengkajian, aIek klien tampak tidak baik, dapat berespon terhadap pertanyaan. Selain itu aIek klien tidak tumpul maupun labil dan klien tidak mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan. Interaksi selama wawancara : Interaksi klien selama wawancara tidak kooperatiI dan tidak dapat menjawab pertanyaan, tidak tampak perilaku bermusuhan, mudah tersinggung, saat diobservasi kontak mata klien kurang dan kadang-kadang menunduk saat berinteraksi. Proses pikir : Selama dilakukan observasi saat pengkajian, klien tidak tampak blocking (berhenti secara tiba-tiba), maupun sirkumstansial ataupun Ilight oI ideas (pembicaraan meloncat-lincat dari satu topil ke topik lainnya), maupun kehilangan asosiasi. Isi pikir : Saat dilakukan pengkajian selama wawancara, klien depersonalisasi, Iobia, ide yang terkait, hipokondria, cemas. Tingkat kesadaran : Pada saat dilakukan wawancara, kesadaran klien baik, klien tidak mengalami bingung, sedasi maupun stupor (gerakan yang diulang- ulang) dan tidak mampu mengenal waktu, tempat, maupun orang, seperti hari maupun nama perawat. Memori :Klien dapat mengingat kejadian masa lalu seperti saat anak bungsunya meninggal, dan klien masih mengingat kejadian jangka pendek seperti saat klien masuk maupun daya ingat saat ini seperti nama perawat. Tingkat konsentrasi dan berhitungPada saat dilakukan wawancara, klien tidak mengalihkan pembicaraan, dan klien tidak mampu berkonsentrasi maupun berhitung, terbukti klien saat ditanya 20-3 berapa? Klien mampu menjawab 5, begitu juga penambahan maupun perkalian.
Kemampuan penilaian : Klien tidak mampu menentukan pilihan terhadap dirinya, seperti saat ditanya mandi sebelum makan atau makan sebelum mandi ? klien menjawab makan dahulu sebelum mandi, dan saat ditanya alasannya, klien mengatakan biar lebih enak saja. Daya tilik diri : Saat ditanya apakah klien mengalami gangguan jiwa, klien tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami gangguan jiwa, dan klien menyalahkan hal-hal di sekitarnya dan lingkungannya.
2. Analisa Data
No ata Fokus Masalah Keperawatan 1 Data subjektif (DS): Klien mengatakan dirinya sangat sedih atas kehilangan anak bungsunya Data objektif (DO): -Klien terlihat murung, mungurung diri dalam kamar -lebih sering berada ditempat tidur dengan posisi Ietus -saat makan selalu duduk di pojok dan berpindah tempat bila
Ketidak berdayaan: berduka disIungsional
ada yang duduk disebelahnya 2 Data subjektif (DS) : Pasien mengatakan malas beraktivitas, kelemahan. Data objektif (DO): Klien jarang mandi dengan alasan malas. Baju hampir tidak pernah diganti, kulit, kuku, dan gigi tampak kotor.
Kurang perawatan diri :kebersihan diri dan berdandan. 3 Data subjektif (DS) : Pasien mengatakan cemas akan sikap suaminya yang kecewa atas sikapnya. Data objektif (DO): Pasien terlihat gelisah, ketakutan, dan mudah terkejut.
Ansietas
4 Data subjektif (DS) : pasien mengatakan malu bergaul dengan orang lain, merasa dirinya bodoh dalam merawat anak. an
Harga iri Rendah merasa jelek. Data objektif (DO): pasien terlihat menyendiri, tidak mau bergaul dengan orang lain.
3. Daftar Masalah a. Ketidak berdayaan berhubungan dengan berduka disIungsional. b. Kurang perawatan diri:kebersihan diri dan berdandan. c. Ansietas d. Harga diri rendah
. Intervensi
Diagnosa 1 : Ketidak berdayaan berhubungan dengan berduka disfungsional.
1. Merespon kesadaran diri dengan cara : Membina hubungan saling percaya dan keterbukaan. Bekerja dengan klien pada tingkat kekuatan ego yang dimilikinya. Memaksimalkan partisipasi klien dalam hubungan terapeutik. Rasional: Kesadaran diri sangat diperlukan dalam membina hubungan terapeutik perawat klien. 2. Menyelidiki diri dengan cara : Membantu klien menerima perasaan dan pikirannya. Membantu klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya dengan orang lain melalui keterbukaan. Berespon secara empati dan menekankan bahwa kekuatan untuk berubah ada pada klien. Rasional: klien yang dapat memahami perasaannya memudahkan dalam penerimaan terhadap dirinya sendiri. 3. Mengevaluasi diri dengan cara : Membantu klien menerima perasaan dan pikiran. Mengeksplorasi respon koping adaptiI dan mal adaptiI terhadap masalahnya. Rasional: Respon koping adaptiI sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah secara konstruktiI. 4. Membuat perencanaan yang realistik. Membantu klien mengidentiIikasi alternatiI pemecahan masalah. Membantu klien menkonseptualisasikan tujuan yang realistik. Rasional: Klien membutuhkan bantuan perawat untuk mengatasi permasalahannya dengan cara menentukan perencanaan yang realistik. 5. Bertanggung jawab dalam bertindak. Membantu klien untuk melakukan tindakan yang penting untuk merubah respon maladaptiI dan mempertahankan respon koping yang adaptiI. Rasional: Penggunaan koping yang adaptiI membantu dalam proses penyelesaian masalah klien. 6. Mengobservasi tingkat depresi. Mengamati perilaku klien. Bersama klien membahas perasaannya. Rasional: engan mengobservasi tingkat depresi maka rencana perawatan selanjutnya disusun dengan tepat. 7. Membantu klien mengurangi rasa bersalah. Menghargai perasaan klien. MengidentiIikasi dukungan yang positiI dengan mengaitkan terhadap kenyataan. Memberikan kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya. Bersama klien membahas pikiran yang selalu timbul. Rasional: Individu dalam keadaan berduka sering mempertahankan perasaan bersalahnya terhadap orang yang hilang. EVALUASI valuasi akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses pendidikan kesehatan. valasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan.
Diagnosa 3. Ansietas Tujuan: Menberi dukungan, melindungi, dan menurunkan tingkat ansietas pada tingkat sedang atau ringan. Bina hubungan saliung percaya dan terbuka.dengarkan keluhan, dukung untuk menceritakan perasaan, jawab pertanyaan secara lugas, menerima tanpa pamrih, hargai pribadi klien. Sadari dan control perasaan diri perawat: bersikap terbuka sesuai perasaan, terima perasaan positiI dan negative termasuk perkembangan ansietas, menggali penyebab ansietas, pahami perasaan diri secara terapeutik. akinkan klien tentang manIaat mekanisme koping yang bersiIat melindungi dan tidak menIokuskan diri pada perilaku maladaptiI. IdentiIikasi dan mencoba menurunkan situasi yang menimbulkan ansietas. Sikap tenang ; batasi kontak dengan klien lain; identiIikasi dan modiIikasi hal yang menimbulkan cemas; terapi Iisik: mandi air hangat, pijat Anjurkan melakukan aktiIitas di luar yang menarik, share aktivitas yang sering dilakukan; latihan Iisik; buat rencana harian, libatkan keluarga dan support system. Tingkatkan kesehatan Iisik : beri obat-obatan yang meningkatkan rasa nyaman; observasi eIek samping obat dan beri pendidikan kesehatan yang sesuai. Diagnosa . Harga diri rendah. Tujuan : apat mengidentiIikasi kemampuan dan aspek positiI yg dimiliki apat menilai kemampuan yg dpt digunakan apat memilih kegiatan sesuai kemampuan apat melatih kegiatan yg dipilih apa merencanakan kegiatan yang sudah dilatih Intervensi : MengidentiIikasi kemampuan dan aspek positiI yang masih dimiliki pasien Membantu pasien dapat menilai kemampuan yg dapat digunakan Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan/kegiatan yang sesuai kemampuan Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Berikan reward/reinIorcement terhadap kegiatan yang dilakukan pasien sesuai rencana/jadwal kegiatan. 1. MengidentiIikasi aspek positiI: Mendiskusikan aspek positiI dan kemampuan pasien yang masih dimiliki. Beri pujian yg realistis 2. Membantu menilai kemampuan yg dpt digunakan iskusi kemampuan pasien yg masih bisa digunakan saat ini Bantu pasien menyebutkan dan beri penguatan thd kemampuan pasien Respons kondusiI dan menjadi pendengar yang aktiI 3. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dg kemampuan Tindakan keperawatan : Mendiskusikan dengan pasien kegiatan yg dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Bantu pasien menetapkan kegiatan yg dapat di lakukan (mandiri, bantuan minimal, bantuan penuh dari lingkungan terdekat pasien) Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien Susun bersama pasien daItar kegiatan sehari-hari pasien. 4. Melatih kegiatan pasien yg sudah dipilih: Mendiskusikan dan tetapkan urutan kegiatan yg akan dilatih Memperagakan kegiatan yg akan dilakukan pasien. Beri dukungan dan pujian yang realistic 5. Membantu pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih Beri pujian atas aktiIitas/kegiatan4 yang dapat dilakukan pasien setiap hari. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan tingkat toleransi perubahan setiap aktiIitas yang telah dilakukan pasien Susun daItar aktiIitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga. Berikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan akinkan pasien bahwa keluarga mendukung setiap aktiIitas yang dilakukannya