Vous êtes sur la page 1sur 16

ASAL TEORI QUANTUM

Teori butir cahaya Newton (1675) bahwa cahaya yang terlihat terdiri dari partikel kecil
yang dipancarkanoleh sumber, diterima oleh sebagian besar ilmuwan, bahkan meskipun Hyugen
sudah mengusulkan sebuah gelombang seperti alamiahnya cahaya. Teori butir cahaya merajalela
sampai awal abad ke sembilan belas, saat Thomas Young (1800) menunjukkan keunggulan teori
gelombang yang menjelaskan reIleksi dan pembiasan cahaya. Dia menemukan Ienomena
interIerensi dan menjelaskan Iormasi dari lingkaran Newton (1801). Fresnel (1815) menemukan
kembali interIerensi dari lingkaran itu. Dia lalu memberikan suatu dasar matematika untuk teori
gelombang. Sepanjang abad ke Sembilan belas, beberapa bukti ditemukan untuk mendukung
teori gelombang. menjelang akhir abad kesembilan belas, teori gelombang dan gelombang
mekanik klasik mampu menjelaskan semua Ienomena yang diamati.
Kemudian dengan tiba-tiba, ditemukan banyak penemuan baru. Rontgen menemukan x-rays
(1895), Thomson menemukan elektron (1897), Max Planck merancang teori radiasi tubuh hitam
(1900), Einslien menjabarkan eIek photoelektrik (1905). Nampaknya Hal tersebut menjadi
sangat gamblang bahwa teori gelombang tidaklah mampu dalam menjelaskan Ienomena yang
menimbulkan teka-teki ini. Ini dihasilkan dalam perkembangan teori kuantum baru, yang
sekarang disaring ke dalam semua Iase Iisika dan kimia dari sudut pandang struktural, mekanis,
dan IilosoIis.
Radiasi Black Body
Tubuh yang panas diobservasi untuk memancarkan radiasi panas yang mana elektromagnetik di
alam dan memiliki panjang gelombang yang lebih tinggi dari radiasi yang nampak/terlihat.
Energi dari radiasi dari tubuh yang panas yang disebarkan yang bergerak ke panjang gelombang
lebih pendek pada suhu tinggi (Gambar 2.1). Jadi di bawah 600 K, (mmol radiasi adalah radiasi
energi rendah, berbaring di daerah inIra merah jauh, namun pergeseran ke daerah batang pada
merah-panas dan untuk daerah putih di incandescend suhu (di atas 3500 K).
Absorsivitas A benda dideIinisikan sebagai bagian kecil dari peristiwa serapan cahaya. Benda
yang menyerap semua radiasi termasuk yaitu A1, disebut benda hitam. Ruangan yang terisolasi
baik dengan sebuah lubang kecil untuk pemancaran radiasi, contoh sepotong besi dengan sebuah
lubang di tengah, merupakan sebuah benda hitam. Pada kesetimbangan, sebuah benda hitam
memancarkan radiasi yang sama ke segala penjuru (KirchoII, 1859). Anggapan bahwa benda
hitam bersiIat sebagai sebuah lingkungan isothermal yang memiliki oscillator ukuran-ukuran
molekuler, Wien, menggunakan teori elektromagnetik, menghitung kekuatan/daya emisi
monokromatis E (Energi terpancar di antara panjang gelombang dan /) sebagai
z =
u
x
2
exp -
b
xT
(2.1)
Di mana a /an b constant. Persamaan ini disesuaikan dengan daerah berenergi tinggi. Persamaan
Rayleigh-Jean (2.2), dihitung menggunakan equipartisi hokum energy, didapatkan untuk
disesuaikan ke dalam distribusi spectral yang terlihat pada energy rendah.
z =
2nk1c
x
4
(2.2)
Pada persamaan (2.2), adalah konstanta Boltzman dan c adalah kecepatan rambat cahaya
ambar
ambar 2.1 distribusi spectral dari intensitas radiasi benda hitam. RJpersamaan Rayleigh Jean,
Wpersamaan Wien dan Ppersamaan Planck
Dalam urutan untuk mencocokkan data percobaan ke dalam satu kesatuan, Iungsi-Iungsi sama
empirisnya dengan persamaan (2.3) ditentukan yang diambil dari kedua persamaan (2.1) dan
(2.2).
EcT
5-m
exp (-b/
nTn
) (2.3)
Agar nilai sesuai dari m /an n. untuk m5 /an n1, sebagai contoh persamaan (2.1) dan untuk
m4 /an n0, persamaan (2.2) dihasilkan. Pada tahun 1900, Max Plank membuat pengecualian
dari model klasik dan mengusulkan bahwa ascilator benda hitam dapat mnyerap energy hanya
dalam perkalian integral yang berlainan dari
0
dan tidak terus-menerus dari no sampai
seterusnya. Anggapan kemunculan oscillator harmonic sederhana yang hanya dapat menyerap
energy dalam perkalian unit energy dasar
0
yaitu dalam n
0
di mana n merupakan bilangan bulat,
Planck menurunkan persamaan (2.4) di mana h merupakan konstanta Planck yang memiliki nilai
6,624610
-34
Js (6,624610
-27
erg s), c adalah cepat rambat / kecepatan cahaya dan adalah
konstanta Boltzman; diasumsikan bahwa
0
hv
=
2nhc
\
2
1
cxp
ch
k1\
, -1
(2.4)
Di mana v adalah Irekuensi dari radiasi yang dipancarkan.
Pada panjang gelombang yang lebih randah,
exp(
I

, )~1
dengan begitu persamaan (2.4) berkurang menjadi
=
2nhc
\
2
exp-
I

,
Yang mana persamaan (2.1) dengan a2ahc
2
/an bch/. pada panjang gelombang yang lebih
tinggi,
exp(ch/T) exp ( menjadi Iactor bilangan berpangkat)
1
2

1 4 jika
2
dan bilangan yang lebih tinggi dapat diabaikan.
Karena itu, persamaan (2.4) menjadi persamaan Rayleigh-Jean (2.20
= (n
2
z
5
)(I z) /
-1
= nI z
4
/ /

Efek Fotolistrik
Dengan penemuan elktron, diterima bahwa electron hilang ketika logam dikenai sinar ultraviolet,
dan Ienomena tersebut ditentukan sebagai eIek Iotolistrik. Electron yang terpancar membuat arus
listrikmengalir melalui galvanometer yang terpasang 6 (gambar 2.2). teori klasik gagal dalam
menjelaskan dua observasi penting, viz (1) peningkatan intensitas dari peristiwa radiasi tidak
meningkatkan energy dari elktron yang keluar; dan (2) jika Irekuensi radiasi tersebut di bawah
nilai tertentu, secara keseluruhan tidak ada electron yang dikeluarkan. Secara klasik, energy dari
electron yang keluar akan meningkat dengan intensitas radiasi, dan jika suatu permukaan harus
mengeluarkan electron, akan begitu jika peristiwa radiasi dibiarkan jatuh pada permikaan tersebt
dengan cukup terlepas dari panjang gelombangnya.
Mengingat cahaya tersusun dari Ioton-Ioton dengan energy c
0

0
hv (2.5)
Einstein (1905) menerapkan gagasan Planck pada eIek Iotolistrik. Ketika Ioton dengan energy hv
jatuh pada permukaan logam dan sebuah electron dilepaskan dengan kecepatan v, energy kinetic
dari pelepasan electron
1
2
mv
2
(m merupakan massa elktron)harus sama dengan perbedaan energy
dari peristiwa Ioton dan energy w perlu untuk membiarkan electron lepas dari permukaan. Sejak
w juga dinyatakan dalam ketentuan-ketentuan energy dari Ioton yang lain, whv
0
Energy kinetic
1
2
mv
2
hv-wh(v
1
-v
0
)
Jika intensitas cahaya meningkat, hanya beberapa Ioton yang mencapai permukaan meningkat,
yang melepaskan electron lebih banyak dengan kecepatan yang sama. Di sisi lain, jika energy
penembakan Ioton lebih rendah daripada v
0,
maka gagal untuk menyediakan energy yang
diperlukan bagi electron untuk melepaskan diri, dan tidak ada electron yang dilepaskan tanpa
memperhatikan jumlah Ioton yang mencapai permukaan.


Efek Compton
Selama penghamburan sinar x, Compton mengamati bahwa sinar x yang terhambur tidak hanya
dari panjang gelombang asli mereka, tetapi juga dari panjang gelombang yang dimodiIikasi.
Compton menjelaskan perilaku ini dengan menganggap bahwa pertukaran linear dari momenta
antara Ioton sinar x (10.000 MJ, 10
5
ev) dan elktron-elektron menahan atom-atom target (dengan
energy ikat sekitar 1 MJ atau ev). Menganggap elktron dalam keadaan istirahat itu mempunyai
energy yang setara dengan moc
2
dan momentum nol (mo merupakan massa rehat dari electron
dan c adalah kecepatan cahaya). Setelah tabrakan tersebut, jika electron melepaskan atom dengan
kecepatan v, dan m adalah massa electron pada kecepatan v, energy dan momentumnya berturut-
turut akan menjadi mc
2
dan mv. Foton memiliki energy hv, dan mengansumsikan bahwa itu
memiliki sebuah momentum h
0
/c setelah tabrakan |dari persamaan de Braglie (2.11)|, energy dan
momentum dari Ioton yang terhambur dapat dituliskan berturut-turut sebagai hv
1
dan hv
1
/c, di
mana v
1
adalah Irekuensi dari Ioton setelah tabrakan.
Pertimbangan konsevasi energy (gambar 2.3) memberikan
Hvmoc
2
hv
1
mc
2
(2.6)
Konservasi momentum sebelum dan sesudaha tabrakan memberikan bahwa (i) dalam sebuah
arah yang sejajar dengan peristiwa Ioton
Hv
1
c(hv
1
/c) cos0mv cos
Dan (ii) dalam sebuah arah yang tegak lurus dengan peristiwa Ioton
0(hv
1
/c) sin 0-mv sin
Di mana sudut-sudutnya 0 dan , dideIinisikan dalam gambar 2.3
Eliminasi dari persamaan (2.7) dan persamaan (2.8), dan menggunakan hubungan Lorentz-
Einstein antara massa rehat dan massa m dari partikel ketika partikel bergerak dengan kecapatan
v |persamaan (1.20)| bersama-saman dengan persamaan (2.5) memberikan

1
-A c(1-cos 0) (2.9)
di mana
1
adalah panjang gelombang yang sesuai dengan Irekuensi v
1
, dan
c
, panjang
gelombang Compton adalah hm
0
/c2,426308910
-12
m
ini sesuai dengan hasil observasi.
Oleh karena itu diperlukan untuk menguji kebalikan dari Ienomena di atas, di mana sebuah
partikel materi bisa dinilai terkait dengan siIat gelombang juga. Dan ini cocok untuk
pertimbangan dualitas gelombang-partikel.

:alitas elombang Partikel
Gelombang de Bragile
Persamaan Einstein untuk energy Ioton yang diasosiasikan dengan gelombang Irekuensi v adalah
Ehv (2.5)
Dari teori reltiIitas, energy c diasosiasikan dengan partikel massa m yang diberikan oleh
Emc
2
(2.10)

di mana c adalah kecepatan rambat radiasi,
dari persamaan (2.5) dan (2.10)
mc
2
hv atau mchv/c
dengan mengganti p untuk momentum Ioton (pmc), dan mengingat bahwa vc/ (persamaan
1.34)
phv/ch/ atau =
h
p
(2.11)
(pengukuran sinar x dari elktron-elektron bebas di dalam graIit meninjukkan bahwa Ioton-Ioton
memiliki momenta).
Persamaan (2.11) memegang untuk Ioton dengan siIat ganda sebuah gelombang dengan
Irekuensi v dan kecepatan c mengikuti hokum-hukum pergerakan gelombang, dan juga sebuah
partikel yang memiliki massa m, dan akan menjadi sah hanya jika Ioton berjalan/bergerak
dengan kecepatan cahaya, dengan begitu persamaan (2.10) dapat menjadi sah.
De Braglie |(1925) seorang yang diberi penghargaan nobel pada tahun 1929| mengusulkan
bahwa dualism gelombang partikel ini harus dapat diterapkan pada semua partikel yang berjalan
dengan kecepatan terbatas, dan untuk beberapa partkel bukan hanya untuk sebuah Ioton. Panjang
gelombang dari gelombang partikel ditetapkan sebagai panjang gelombang de Braglie.
Untuk sebuah electron dengan energy rendah 110
-17
J (62 ev), panjang gelombang de Braglie
adalah 120 pm, urutan yang sama dari jarak sebagai jaraj pola-pola geometris molekul-molekul
dalam Kristal. Menggunakan Iakta ini, Davisson (seorang yang diberi penghargaan nobel pada
tahun 1937) dan Gremmer (1927) menunjukkan bahwa electron sesungguhnya memproduksi
pola-pola diIraksi ketika melewati Kristal nikel logam seperti sebuah gelombang.
Panjang gelombang elktron-elektron ditemukan sangat dekat dengan panjang gelombang de
Braglie sendiri. Kemudian, pola-pola diIraksi neutron-neutron dan atom-atom Helium juga
diperoleh sebagaimana yang diharapkan.
Di sini sebuah gagasan rupanya tidak sesuai dengan pengalaman kami tentang hal tersebut.
Sebagai contoh, jika sebuah benda padat mempunyai siIat gelombang juga, maka itu akan
menghilang di tempat seperti beberapa gelombang lainnya. Sekarang apakah gelombang-
gelombang de Braglie adalah gelombang-gelombang yang benar atau tidak, sulit untuk
menjawabnya. Untuk sebuah benda besar, katakanlah beratnya 1 kg, bergerak dengan kecepatan
1 ms
-1
(3,6 kmph), panjang gelombang de Braglie menjadi
2410
-34
] s)
(1 kg)(1 ms
-1
)
=
-34

Ini adalah panjang gelombang yang sangat pendek, dan jika ukuran energy bisa diasosiasikan
dengan sebuah gelombang yang diterapkan, energy yang dihubungkan menjadi 310
8
J molekul
-
1.
Jadi partikel yang bergerak biasa akan diasosiasikan dengan gelombang-gelombang berenergi
sangat tinggi, yang Nampak agak tidak meyakinkan. Tetapi sebagai zat yang bersiIat ganda,
menjelaskan lebih banyak siIat daripada beberapa model zat lainnya, harusnya lebih dekat
dengan kenyataan. Persamaan antara gelombang tali yang bergetar, riak-riak air di kolam,
gelombang suara dan gelombang-gelombang zat adalah perilaku matematisnya.

Asas Ketidakpastian
Pertimbangan cahaya sebagai Ioton-Ioton membawa kita saat itu juga pada ketidakpastian.
Mempertimbangkan sebuah percobaan yang ideal untuk penentuan posisi dan momentum
elektron. Untuk menentukan posisi, menyesuaikan mikroskop yang ideal dan menorotkan
seberkas cahaya untuk menemukan posisinya dalam ruang. Jelas, akan ada batas yang ditetapkan
pada ketepatan penentuan, yang akan tergantung pada panjang gelombang dari cahaya yang
digunakan. Untuk penentuan yang akurat, kesalahan ini harus sekecil mungkin. Oleh karena itu
cahaya panjang gelombang lebih pendek harus digunakan untuk penentuan yang lebih akurat dari
posisi elektron. Namun, Ioton sesuai dengan panjang gelombang lebih pendek akan: memiliki
energi yang lebih tinggi dan karenanya, momentum yang lebih tinggi. Posisi sebuah elektron
hanya dapat ditemukan ketika bertabrakan dengan sebuah Ioton. Karena tumbukan, momentum
elektron akan berubah. Perubahan ini akan menjadi lebih besar sebagai Ioton dari panjang
gelombang lebih pendek digunakan.
Oleh karena itu jika posisi elektron akan ditentukan secara akurat, maka akan Al biaya
perubahan momentum, dan sebaliknya. Ini adalah Heisenberg Prinsip Ketidakpastian terkenal.
Hal ini menyatakan bahwa jika A adalah kesalahan minimum dalam penentuan posisi partikel
dan Ap

adalah kesalahan minimum dalam penentuan momentum partikel pada saat yang sama.
Ap

_h/2a (2.12)
disebut Dirac h, dalam hubungan kecepatan dan posisi dari pyang bergerak dengan massa m,
asas ketidakpastian mengatakan bahwa
Av

_h/2am (2.13)
Dengan kata lain, untuk sebuah partikel subatomik, adalah mustahil untuk menentukan posisinya
secara bersamaan serta momentum (atau kecepatan). Batas-batas kesalahan yang terlibat dapat
dinilai dengan melakukan beberapa perhitungan. Dengan asumsi 0,01 ketidaktepatan dalam
penentuan kecepatan dengan berat 1 kg bergerak dengan kecepatan dari 1 di (360 kmph), kita
memiliki
Ap0.01 /ari 100 ms
-1
0.01 ms
-1
,
Memberikan
A h/2amAv

(2410
-34
]s)
23141(1kg)(001ms
-1
)

1,110
-32
m ira-ira
Kesalahan ini terlalu kecil untuk dapat dideteksi oleh bahkan instrumen yang paling canggih,
sehingga untuk partikel materi, ada tampaknya tidak ada kesulitan dalam menentukan, posisi
serta momentum dari partikel bergerak. Tapi, untuk partikel subatomik, seperti elektron,
memiliki massa 9,11 x 10
-31
kg, dan melakukan perjalanan di kecepatan 10
6
ms
-1
ms di dalam
percobaan-percobaan pipa pelepasan, untuk akurasi 1, kita memiliki
h/2amAv

(2410
-34
]s)
23.141(91110
-31
kg)(10
4
s
-1
)

1.1610
-8
m1,1610
1
pm
jika kita berhadapan dengan partikel dengan dimensi urutan ukuran atom (100 pm), kesalahan ini
sesuai dengan kesalahan dari 1,16 x 10
4
.
Oleh karena itu untuk sistem berukuran atomik, kita harus mengenali karakter probabilitas
observasi kita. Jika posisi elektron justru dikenal pada suatu waktu, kita dapat memiliki perkiraan
saja n kemungkinan momentum. Di sisi lain, jika momentum elektron suatu saat secara akurat
dikenal, kita tidak dapat sekaligus berharap untuk menentukan posisinya dalam ruang secara
akurat.
F:ngsi-F:ngsi elombang dan persamaan -Persamaan elombang
Intepretasi F:ngsi elombang
Jika electron bertingkah laku seperti sebuah gelombang kemudian pergerakannya akan
digambarkan dengan sebuah persamaan gelombang, di mana biasanya merupakan urutan kedua
dari persamaan yang berbeda. Untuk gelombang diteruskan sepanjang tali di arah sumbu x.

Di mana Iungsi gelombang 1, pemindahan tali, merupakan Iungsi dan waktu t, c, merupakan
kecepatan perambatan. Dalam tiga dimensi, persamaan ini menjadi

Atau secara sederhana

Di mana v merupakan operator Laplacian, diberikan dalam tiga dimensi sebagai

dalam masalah ini, Iungsi gelombang 1, harus menjelaskan beberapa properti dari elektron.
SigniIikansinya tidak begitu berarti dan masuk akal untuk elektron seperti untuk gerakan
gelombang yang Iamiliar. Bahkan sebelum sebuah gambar konseptual untuk 1 dapat
dikembangkan untuk elektron, Erwin Schrodinger matematis menunjukkan keberhasilan dari
gelombang mekanik untuk partikel subatomik.
Gagasan sekarang menerima kami 1, didasarkan pada prinsip ketidakpastian ini disebabkan Max
Dorn (1926). Oleh karena itu, 1, untuk partikel subatomik bukanlah Iungsi amplitudo dalam arti
umum, tetapi adalah ukuran probabilitas dari suatu peristiwa. Ketika 1, tinggi, probabilitas yang
tinggi, ketika 1, rendah, probabilitas Apakah rendah. Interpretasi, meskipun berbeda dari
gerakan gelombang Iisik, Apakah Oulliiltent dengan interpretasi dalam jumlah tertentu dari
gelombang Olectromagnetic.
Intensitas I dari seberkas cahaya dideIinisikan sebagai jumlah Ioton melintasi melalui luas
penampang satuan per detik. jika kecepatan Ioton adalah c, di dt waktu, itu akan menempuh jarak
dz cdt lentur penampang luas tegak lurus permukaan untuk jalan dari Ioton adalah dxdy, Ioton
hadir dalam dxdydz volume yang akan menyeberangi permukaan dalam waktu dt. Oleh karena
itu, I akan sebanding dengan jumlah Ioton dalam dxdydz volume. Dari teori gelombang, I
diberikan oleh
H =
c
n
+
2

di mana 1, adalah amplitudo gelombang di permukaan. Maka jumlah Ioton melewati satuan luas
per busur kedua proporsional dengan kuadrat amplitudo Iungsi gelombang 1.
Mempertimbangkan diIraksi Ioton melalui celah sempit. Sebuah pelat IotograIi ditempatkan di
belakang celah itu, setelah terkena, memberi daerah gelap dan terang alternatiI yang sesuai
dengan intensitas tinggi dan rendah masing-masing. Lebih banyak Ioton menyerang pada daerah
yang yang mewakili intensitas tinggi dibanding mereka yang menyerang di daerah yang
intensitas yang lebih rendah. Tentang penggunaan cahaya dari intensitas rendah, perbedaan
relatiI dalam kegelapan dan kecerahan penurunan daerah. Oleh karena itu, jika cahaya dari
intensitas menurun yang digunakan, yang Apakah setara dengan menggunakan jumlah yang
lebih kecil dari Ioton, perbedaan (An) dalam jumlah Ioton yang menyerang pada daerah yang
terang (katakanlah 'n) dan mereka yang menyerang pada daerah yang gelap (n
n
) (per satuan luas)
akan menurun. Pada intensitas yang sangat rendah Seorang akan menjadi diabaikan. Dalam
situasi seperti itu, pelat IotograIi akan menunjukkan kegelapan atau kecerahan seragam. Oleh
karena itu, Ioton akan seragam didistribusikan melalui pelat IotograIi keseluruhan. Ada poin
yang tak terbatas oleh karena itu, di mana sebuah Ioton tunggal dapat menyerang pelat IotograIi,
dan kita tidak dapat memprediksi dengan pasti di mana sebuah Ioton yang dipilih akan
menyerang piring. Apa yang dapat kita katakan adalah bahwa jika sejumlah besar Ioton busur
yang digunakan, akan lebih banyak menyerang pada daerah yang gelap daripada di daerah
terang.
Oleh karena itu, posisi Ioton hanya dapat dinyatakan dalam bentuk probabilitas yang dalam
dxdydz volume tertentu adalah proporsional dengan 1
2
.
Sebagai diIraksi elektron analog dengan diIraksi cahaya, di atas. interpretasi 1, harus terus untuk
elektron juga. Oleh karena itu, 1 untuk sebuah elektron dapat dianggap sebanding dengan
probabilitas untuk menemukan elektron dalam jumlah dxdydz. interpretasi ini mungkin Atau
mungkin tidak benar, tetapi tampaknya konsisten dengan pengamatan eksperimental. Salah satu
dukungan terkuat untuk keabsahannya perlakuan terhadap ikatan kovalen dalam molekul arah,
kerapatan elektron tertinggi bekerja di arah pembentukan ikatan. Jadi, untuk H
2
s , suIut ikatan
Ialam H-S-H adalah 90
o
, sudut di antara daerah kepadatan electron maksimum di sekitar atom
sulIur dihitung menjadi 90
o
.
Solusi 1 untuk electron seringkali berisi kuantitas imajiner dan dapat dinyatakan sebagai
1aib (I\-1)
Sejak kemungkinan ditemukannya elktron dalam unsure volume yang diberikan haruslah sebuah
kuantitas nyata, hasil 1 1 lebih digunakan daripada 1
2
, di mana 1 merupakan (konjugasi)
kompleks dari 1
Dengan begitu
1 1(aib)(a-ib)a
2
-i
2
b
2
a
2
b
2

Menjadi sebuah kuantitas nyata. Bagaimanapun juga, jika 1 nyata, b0, /an 1 1 1
2
Sol:si :nt:k persamaan gelombang
solusi yang tepat dari persamaan Schrdinger agak sulit. Kita harus menunjukkan prosedur
umum yang diadopsi dengan mempertimbangkan masalah yang relatiI sederhana dan
menunjukkan bagaimana gelombang mekanik memberikan solusisangat berbeda untuk masalah
ini.
Partikel dalam kotak sat: dimensi
Pertimbangkan sebuah partikel dalam kotak satu dimensi yang ditunjukkan dalam Fig. 2.5. Batas
dari kotak dalam satu pesawat yang dideIinisikan oleh x 0 dan x a. Di dalam kotak,
potensinya dianggap nol, jadi bahwa tidak ada pembatasan pada pergerakan partikel dalam kotak
karena ada gradasi potensial. di luar kotak, v potensial dianggap tak terbatas, sehingga partikel
tidak dapat melepaskan kotak.


V v0 v

X0 xa
Fig. 2.5 Partikel dalam kootak
Newtonian mekanik Klasik memprediksi bahwa partikel dalam kotak bisa memiliki energi E dan
bahwa probabilitas ditemukannya partikel pada setiap titik di dalam kotak adalah sama pada
setiap titik lain. Oleh sebab itu, seperti V 0, energy kinetic dari partikel (dan karenanya,
kecepatannya) bisa memiliki nilai. Namun demikian, hasil gelombang mekanik adalah berbeda,
seperti terlihat dibawah ini.
Persamaan Schrdinger untuk satu dimensi adalah

2
1
dx
2
+
8n
2
(L-v)
h
2
1 = (2.20a)
Di luar kotak, V jadi persamaannya menjadi

2
1
dx
2
+
8n
2
(L-)
h
2
1 =
yang dapat menahan hanya jika 1 0, jika sisi kiri dari persamaan akan tak terhingga. Oleh
karena itu, di luar kotak, partikel tidak memiliki keberadaan.
Di dalam kotak, V 0, jadi persamaan (2.20a) menjadi

d
2
1
dx
2
+
8a
2
E
h
2
1 = (2.24)
Menerapkan kondisi bahwa
Iungsi gelombang harus kontinu(semua gelombang nyata adalah kontinu), nilai-tunggal, dan. sia-
sia (probabilitas ditemukannya partikel pada titik harus terbatas)kita asumsikan sebuah solusi
percobaan sebagai persamaan (2.25) dan menetapkan &, W, dan b.
1 & cos b W sin b (2.25)
Membeda-bedakan persamaan (2.25) dua kali terhadap x untuk mendapatkan
V
2
1
Vx
2
= -b
2
(cos b +sin b) = -b
2
1
Sehingga
d
2
1
dx
2
+ b
2
1 = (2.26)
Perbandingan dari persamaan (2.24) dan persamaan (2.26) menghasilkan
b
2
=
8a
2
(2.27)
Dengan menerapkan syarat batas bahwa pada x 0, 1 0, persamaan (2.26) menjadi
0 & cos 0 b W sin 0 b
Seperti sin 0 0 dan cos 0 1, ini menghasilkan & 0 dan persamaan (2.24) disederhanakan
menjadi
1 W sin b (2.28)
menerapkan kondisi batasan lainnya bahwa pada a, 1 0
0 W sin ba
Dari W = 0, (jika tidak maka Iungsi gelombang persamaan (2.28) dihilangkan; W 0
memberikan hasil yang dapat diterima bahwa probabilitas untuk menemukan partikel dalam
kotak adalah nol) kita dapat menyimpulkan bahwa
sin ba 0 sin na, di mana n adalah bilangan bulat.
Oleh sebab itu
b na/a %
2

2
(2.29)
pemecahan untuk persamaan gelombang, oleh karena itu menjadi
1 W sin nax/a
Dari persamaan (2.29) energy E dari partikel yang diditentukan dengan
E n
2
h
2
/8ma
2
(2.30)
Untuk kotak tiga dimensi, hasilnya dibahas setelah ini.
Normalisasi persamaan (2.30)
probabilitas bahwa partikel berada dalam ruang x dan x dx untuk kotak satu dimensi
ditentukan oleh
} 1 1 /
Menerapkan kondisi bahwa probabilitas ditemukannya partikeldalam kotak, i.e. di antara 0
dan a, adalah sebuah (partikel partikel harus di suatu tempat di dalam kotak), dapat kita
tuliskan
1 ++ =
2
u
0
sn
2
b
u
0

Jadi


1
2
o seperti sin 2basin 2na0 |menggunakan persamaan (2.27)|dan sin 00
Olehkarena itu
= _
2
u
(2.31)
Dan solusi terakhir untuk persamaan gelombang menjadi
+ = _
2
u
sin _
8
2
mL
h
2
(2.32)

gambar. 2.6 Fungsi gelombang 1 dan 12 untuk
partikel dalam kotak masalah. Energi
adalah independen dari x dan tergantung
pada n2 hanya. Diadaptasi dengan ijin
dari: Obligasi surai Chanda, Struktur Ato
mdan kimia, 2
nd
. ed.. 1979, Tata
McGraw-11111,14m Delhi, p. 79.
Plot dari 1, dan 1
2
terhadap untuk partikel dalam kotak dengan satu-satunya dimensi yang
ditunjukkan pada Gambar. 2,6. Fitur dari solusi adalah sebagai berikut.
(1)Probabilitas untuk menemukan partikel tergantung pada x dan energi E.
(2)Nilai F adalah independen dari x |Persamaan. (2.31)| tetapi tergantung pada a.
(3)Bersandar hanya memiliki nilai-nilai diskrit |Persamaan. (2.31)|.
(4)Jumlah node (titik dimana probabilitas ditemukannya partikeladalah nol) selalu sama dengan
n 1
(5)bilangan kuantum n yang dapat mengambil hanya nilai-nilai integral, 1, 2, 3, ... diperlukan
untuk derajat kebebasan diizinkan untuk partikel.
Partikel dalam Kotak Tiga-imensi
Persamaan gelombang untuk kotak tiga dimensi akan menjadi persamaan diIerensial dari urutan
kedua yang melibatkan semua tiga koordinat ruang x, y, dan z sebagai variable. Hal
ini terpecahkan dengan asumsi bahwa variable x, y, dan z dapat dipisahkan dan persamaan (2.20)
dapat ditulis sebagai produk dari tiga Iungsi gelombang.
1 1
xyz
1
x
1
y
1
z
(2.33)
Di mana 1 mewakili Iungsi gelombang yang tergantung hanya pada satu variablel (i x, y, or :).
Untuk J 0, persamaan Schrdinger (2.20) menjadi
=

2
x
2
+

2

2
+

2
z
2
+ + + +
8
2
mL
h
2
+ + + (2.34)
Sejak


Persamaan (2.34)dapat disederhanakan

Memisahkan 1 1 1y 1z = 0, dan dan mengubah urutannya

Jika dan : tetap constant



seperti perbedaan lainnya dalam Pers. (2.35) menjadi independen dari x, lenyap. Sejak RHS Pers. (2.35)
adalah konstan untuk E tetap, kita dapat menulis

Jadi, persamaan (2.35) dikurangi menjadi

sedikit penyusunan kembali persamaan dari set (2,36) memberikan

Yang mirip dengan persamaan (2.26) dan, oleh karena itu, pemecahannya

Solusi secara keseluruhan dari persamaan (2.34) karenanya menjadi

di mana a, b, dan c adalah dimensi dari kotak sepanjang tiga sumbu.
Di sini sekali lagi, energi partikel terkuantisasi dan membutuhkanpengetahuan dari tiga bilangan
kuantum nx, ny, dan nz untuk tiga derajat kebebasan yang diizikan. Mempertimbangkan ukuran
Ienomena makromolekuler,bagaimanapun, tidak ada konIlik antara teori dan percobaandiamati
sebagai pemisahan energi antara tingkat yang berbeda dalam mengatakannya, gas, begitu dekat
sehingga pendistribusian ini pada dasarnya berkelanjutan.
Pen:r:nan Level Energi
Energy sebuah partikel dalam kotak dengan tiga dimensi tergantung pada tiga nomor. Jika satu
kubik kotak dihitung, a b c (gambarannya dapat diperluas pada kasus saat a, b, dan c
semuanya berbeda), sama (2.42) untuk energy dari partikel menjadi
E h2 (n
x
2
n
y
2
n
z
2
)/8ma
2
(2.43)
keadaan energi terendah E
1
akan menghasilkan n
x
n
y
n
z

1 (n tidak boleh nol)
jadi bahwa keadaan energi terendah ditunjukkan dengan
E
1
3h
2
/8ma
2
3E
0
Di mana
E
0
3h
2
/8ma
2
.
Keadaan energy selanjutnya E
2
akan diperoleh saat dua nomor adalah 1 dan nomor ketiga adalah
2. Ada Tiga kemungkinan untuk pasangan itu (n
x
, n
y
, n
z).
yaitu (1,1,2), (1,2,1), (2,1,1). Energy
untuk semua keadaan ini akan menjadi sama, yaitu 6E
0
. Dari tiga kemungkinan perbedaan
dengan energy yang sama hadir, level energy ini disebut triply degenerate.
Level E
a
selanjutnya juga akan menjadi triply degenerate (1,2,2), (2,1,2) dan (2,1,1), masing2
memiliki energy 9E
0
. Sama halnya E
4
pada 11E
0
akan menjadi triply degenerate

Vous aimerez peut-être aussi