Vous êtes sur la page 1sur 17

A. LATAR BELAKANG Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan.

Manusia seperti halnya semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam bidang endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi oleh enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua. Presbiopi merupakan kelainan pada mata yang kita kenal dengan sebutan mata tua, di mana si penderita tidak dapat meliha benda dari jarak dekat dan dari jarak jauh maupun membaca tulisan dengan ukuran yang agak kecil seperti tulisan yang terdapat dalam koran atau majalah dengan jelas. Bertambahnya usia akan mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60 tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda, penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua, yang pada umumnya diderita oleh orang-orang yang sudah mulai memasuki usia 45 tahun sampai dengan usia 50 tahun. Dan sekalipun telah menggunakan bantuan kaca mata, namun bagaimanapun juga tetap saja akan merasa kurang nyaman, jika harus membaca tulisan sekecil itu. Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12 juta orang, tujuh juta dari 12 juta penderita diabetes melitus sudah terdiagnosis sisanya tidak terdiagnosis. Di Amerika Serikat, kurang lebih 650.000 kasus diabetes baru didiagnosis setiap tahunnya. (Healthy People, 1990). Jumlah penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan meningkat, jumlah pasien DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta, 1998 kurang lebih 150 juta, tahun 2000 = 175,4 juta (1 kali tahun 1994), tahun 2010 = 279,3 juta (2 kali 1994) dan tahun 2020 = 300 juta atau 3 kali tahun

1994. Di Indonesia atas dasar prevalensi 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM pada tahun 1994 adalah 2,5 juta, 1998 = 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan 2020 = 6,5 juta. Penderita diabetes melitus kini dapat hidup semakin lama oleh karena itu baik diabetes tipe I atau tipe II lebih sering terlihat dalam populasi lansia, tanpa tergantung pada tipe diabetes atau lamanya sakit diabetes. Tujuan terapi diabetus mungkin perlu diubah ketika merawat pasien lansia, fokusnya adalah masalah kualitas hidup seperti mempertahankan kemampuan untuk mengurus diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain dan meningkatkan kesehatan secara umum. Sebagian besar lansia tidak mampu untuk melaksanakan rencana terapi diabetes yang rinci, namun demikian kita tidak boleh berasumsi bahwa semua pasien yang berusia lebih tua hanya dapat mengikuti susunan terapi yang sederhana, meskipun tujuan terapi yang sederhana, meskipun ujuan terapi semata-mata adalah untuk menghindari hipoglikemia, simptomatik pasien tertentu mungkin menghendaki terapi yang kompleks sehingga memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar terhadap susunan diet dan jadwal hariannya. Beberapa barier yang menghambat pembelajaran dan perawatan mandiri pada lansia mencakup penurunan daya penglihatan, pendengaran, kognitif, mobilitas serta koordinasi motorik halus, peningkatan tremor, depresi dan perasaan kesepian, berkurangnya sumber-sumber keuangan, serta keterbatasan yang berhubungan dengan penyakit. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan perawatan pada lansia dengan Diabetus mellitus. B. PERNYATAAN MASALAH Ny. M (70 tahun), diagnosa presbiopi. Ny. M mengeluh tangannya tidak sepanjang seperti dulu lagi. Ny. M tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Ny. M juga mengeluh ia hanya bisa membaca sebentar saja, itupun tidak jelas lagi, bahkan suka berbayang. Ny. M hanya bisa melihat jika membaca di lampu/cahaya terang. Ny. M akhir-akhir ini merasa pusing dan suka

kelelahan. Ny. M mengatakan ia menderita kencing manis sejak 5 tahun yang lalu. Ny. M merasa cemas akhir-akhir ini dan suka memikirkan nasibnya yang sudah sendiri dan ditinggal suaminya. Anak-anak Ny. M tinggal di seberang pulau. Diagnosa medis : Presbiopi dan Diabetes Mellitus Masalah keperawatan : C. TUJUAN Ny. M menyatakan dapat melihat dengan jelas Klien menyatakan pusing mulai menghilang Klien menyatakan kelelahan yang dirasakan mengalami penurunan atau menghilang Klien tetap dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya Klien menyatakan tidak merasa cemas D. KONSEP KONSEP PRESBIOPI Definisi Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah (AOA, 2006). Presbiopi atau mata tua yang disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat memfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat. sehingga mata tidak Gangguan penglihatan Gangguan rasa nyaman: nyeri Intoleransi aktivitas kecemasan

bisa melihat yang jauh maupun dekat. daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih (Wikipedia, 2009). Gejala dan tanda Seorang yang mengalami presbiopi biasanya saat membaca buku, majalah, koran dan bahan bacaan yang lain dengan memanjangkan tangan (menempatkan bahan bacaan dengan jarak yang jauh dari mata) untuk mendapatkan fokus yang sesuai. Ketika melakukan pekerjaan yang membutuhkan jarak yang dekat dengan mata seperti menyulam dan menulis biasanya otang dengan presbiopi merasakan sakit kepala, otot mata menegang , atau perasaan lelah. Etiologi Presbiopi disebabkan oleh proses penuaan. Presbiopi dipercaya disebabkan karena penebalan secara bertahap dan kehilangan fleksibilitas dari lensa. Perubahan karena penuaan ini dikaitkan dengan perubahan pada protein di lensa mata yang membuat lensa lebih keras dan kurang elastis dari waktu ke waktu. Pemeriksaan Penunjang Penyedia layanan kesahatan akan melakukan pengkajian mata secara umum meliputi pengkajian untuk menentukan resep untuk kacamata atau lensa kontak. Pemeriksaannya meliputi:

Pengkajian retina Test integritas otot Test refraksi Slit-lamp test Visual acuity

Penatalaksanaan: Eyewear Kacamata dengan bifocal atau progressive addition lenses (PALs) merupakan kacamata yang umum digunakan untuk mengoreksi

presbiopi.

Pilihan yang lain dapat menggunakan kacamata baca.

Kacamata baca tidak seperti bifocal dan progressive addition lenses (PALs) yang digunakan yang digunakan orang sepanjang hari tetapi kacamata baca ini hanya digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan yang butuh kontak mata yang dekat. Selain itu presbiopi juga dapat diatasi dengan menggunakan lensa kontak baik multifocal contact lenses maupun monovision (Judith Lee and Gretchyn Bailey, 2009) Pembedahan Prosedur pembedahan dapat nenjadi solusi apabila implantasi accommodative intraocular lenses (IOLs) KONSEP DIABETES MELLITUS Pengertian Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan insulin. Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) Etiologi Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut. Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas, aktivitas fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum tidak ingin

menggunakan lensa kontak atau kacamata. Pembedahan ini meliputi

dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor. Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler. Obesitas, banyak makan. Aktivitas fisik yang kurang Penggunaan obat yang bermacam-macam. Keturunan Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress

Gambaran Klinis Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM lansia umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim. Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah : Katarak Glaukoma Retinopati Gatal seluruh badan Pruritus vulvae

Infeksi bakteri di kulit Infeksi Jamur dikulit Dermatopati Neuropati perifer Neuropati viseral Amiotropi Ulkus Neuropatik Penyakit ginjal Penyakit pembuluh darah perifer Penyakit koroner Penyakit pembuluh darah otak Hipertensi

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak. Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.

Komplikasi 1. 2. 3. Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati. Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600 mg/dL) Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)

Penatalaksanaan Menurut Steven diperkirakan 25 50% dari DM lansia dapat dikendalikan dengan baik hanya dengan diet saja. 3% membutuhkan insulin dan 20 45% dapat diobati dengan oral anti diabetik dan diet saja. Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar DM pada lansia adalah tipe II, dan dalam penatalaksanaannya perlu diperhatikan kasus perkasus, cara hidup pasien, keadaan gizi dan kesehatannya, adanya penyakit lain yang menyeertai serta ada/tidaknya komplikasi DM. Pedoman penatalaksanaan DM lansia adalah : 1.
2.

Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia (quality Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah

pendidikan kepada pasien dan keluarganya. of life) seperti rasa haus, sering kencing, lemas, gatal-gatal. 3. tidak terlalu tinggi (200-220 mg/dl) post prandial dan tidak sampai normal betul karena bahaya terjadinya hipoglikemia. 4. Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko hipoglikemia.

E. WEB OF CAUTION Proses penuaan


penurunan pancreas pe Cemas insulin transport glukosa dlm sel terganggu
pe penggunaan glukosa dlm sel

Penumpukan protein lensa Penebalan mata pe fleksibilitas lensa mata pe daya akomodasi
PRESBIO PI

lensa

koping individu Inefektif

fungsi

produksi

kelema han intoleransi

Kerja mata >>> Mata lelah Pusing Gangguan rasa nyaman nyeri

aktivitas

F. IMPLIKASI KEPERAWATAN a. Pengkajian


1. Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan,

pekerjaan
2. Keluhan utama : pasien tidak bisa membaca lama, kadang

berbayang dan hanya bisa membaca pada cahaya terang, mengeluh pusing dan kelelahan
3. Riwayat penyakit dahulu : Pasien menderita kencing manis sejak 5

tahun yang lalu

4. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang. 5. Riwayat spikososial

Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih) Interpersonal : hubungan dengan orang lain. status kesehatan umum : keadaan umum , tanda vital, kesadaran. Pemeriksaan fisik mata antara lain :

6. Pemeriksaan fisik

Pengkajian retina Test integritas otot Test refraksi Slit-lamp test Visual acuity

7. Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan gula darah.

b. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan sensori-perseptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera 2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan proses penyakit 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan 4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 5. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi
c.

Intervensi Keperawatan

1. Gangguan sensori-perseptual :penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera Hasil yang diharapkan Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu

Mengenal perubahan

gangguan

sensori

dan

berkompensasi

terhadap

Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan Rasional Kebutuhan individu dan pilihan intervensi kehilangna bervariasi penglihatan sebab terjadi

Tindakan/ intervensi Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala disorientasi

lambat dan progresif. Memberikan kenyamanan dan menurunkan kecemasan. Terbangun pada lingkungan yang tak tikenal dan mengalami dapat keterbatasan tua. Perhatikan iritasi mata Ingatkan menggunakan katarak yang pasien kacamata tujuannya mata, tentang dimana suram dapat Gangguan penglihatan dan iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi secara bertahap menurun dengan penggunaan. Perubahan kedalaman menyebabkan penglihatan/meningkatkan mengkompensasi ketajaman persepsi dan dapat bingung resiko atau penglihatan kabur dan terjadi bila menggunakan tetes penglihatan peningkatan kekeluargaan,

mengakibatkan bingung pada orang

memperbesar kurang lebih 25 %, penglihatan perifer hilang, dan buta titik mungkin ada. 2.

cedera sampai pasien belajar untuk

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit Hasil yang diharapkan Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang

Klien tidak menyeringai kesakitan Rasional Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya

Tindakan/Intervensi Kaji tingkat nyeri klien

Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan dalam Klien klien berpartisipasi untuk tehnik bila perawatan mengetahui mempraktekkannya

mengurangi nyeri Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi distraksi dn relaksasi sehinggga dapat mengalami nyeri Mengetahui keadaan umum dan Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien 3. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan. Hasil yang diharapkan : menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas, dengan frekuensi jantung/irama dan tekanan darah dalam batas normal, kulit hangat, merah muda dan kering. Rencana intervensi dan rasional: Intervensi Kaji toleransi pasien terhadap aktifitas berikut: frekuensi peningkatan menggunakan nadi nadi TD, 20/mnt parameter di atas catat nyeri Rasional Parameter menunjukkan perkembangan kondisi klien.

respon fisiologis pasien terhadap stres aktifitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan kerja jnatung.

istirahat, dispnea,

dada, kelelahan berat, kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsan. Tingkatkan istirahat, batasi Menurunkan miokard/konsumsi kerja oksigen, aktifitas pada dasar nyeri/respon

hemodinamik, Batas

berikan pengunjung

aktifitas atau

menurunkan resiko komplikasi. Pembicaraan periode kunjungan yang yang panjang tenang pada

senggang yang tidak berat. kunjungan oleh pasien. sangat mempengaruhi pasien, namun bersifat terapeutik. Kaji meningkatkan kesiapan aktifitas untuk contoh: Stabilitas fisiologis istirahat penting untuk menunjukkan tingkat aktifitas individu.

penurunan kelemahan/kelelahan, TD stabil/frekuensi nadi, peningkatan perhatian pada aktifitas dan perawatan diri. Dorong memajukan

Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktifitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung.

aktifitas/toleransi perawatan diri.

Berikan kebutuhan

bantuan (makan,

sesuai mandi,

Teknik

penghematan

energi

menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

berpakaian, eleminasi). Jelaskan pola peningkatan

Aktifitas memberikan meningkatkan

yang kontrol regangan

maju jantung, dan

bertahap dari aktifitas, contoh: posisi duduk ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst. 4.

mencegah aktifitas berlebihan.

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan Hasil yang diharapkan Tampak rileks dan melaporkan bahwa ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi

Menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah Menggunakan sumber secara adekuat Rasional Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, danpotensial siklus ansietas Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan dan harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta tentang pilihan pengobatan Memberikan kesempata pasien untuk menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah persepsi dan pemecahan masalah Memberi keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah

Tindakan/ intervensi Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan tambahan Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan
Identifikasi sumber atau

orang yang dapat membantu

5.

Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi. Hasil yang diharapkan Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan Tindakan/intervensi Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur atau lensa Tekankan pentingnya Pengawasan yang periodik evaluasi perawatan rutin. Beri Rasional Meningkatkan klien. pemahaman

tahu

untuk

melaporkan

menurunkan pada klien.

resiko

komplikasi

penglihatan berawan. Informasikan pasien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas Diskusikan kemungkinan efek atau interaksi antara obat mata dan masalah medis pasien. Ajarkan metode yang tepat memasukkan obat tetes untuk meminimalkan efek sistemik G. KESIMPULAN DAN SARAN

Dapat bereaksi silang/ campur pada obat yang diberikan. Tindakan membatasi yang benar dapat dalam

absorbsi

sirkulasi sistemik.

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa Ny. M mengalami masalah kesehatan presbiopi dikarenakan proses penuaan yang menyebabkan perubahan fungsi normal mata yang memang dapat terjadi secara alamiah pada lansia. Kemudian timbulnya penyakit ini juga dapat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan masa lalunya yaitu kencing manis atau diabetes melitus. Dari beberapa gejala yang ada, telah menimbulkan beberapa masalah keperawatan baik fisik maupun psikologis. Sehingga dalam hal ini perawat perlu untuk memberikan intervensi keperawatan yang berkualitas guna mengurangi dan menanggulangi berbagai masalah keperawatan yang terjadi secara optimal. H. DAFTAR PUSTAKA
-

Samulo, Aldo. 2009. Presbiopi. http://feedraider.com/item/2009 / Anonymous. 2007. Alkitab dengan Huruf Besar. Diakses

7/63860640/Presbiopi. Diakses tanggal 3 Desember 2009 pukul 11.00


-

http://www.alkitab.or.id
-

/content/view/138/2/lang,english/.

tanggal 3 Desember 2009 pukul 11.25 Lee, Judith dan Bailey, Gretchyn. 2009. Presbyopia. http://www.allabout vision.com/condition/presbyopia.htm

Mayo

clinic

staff. manju.

2009. 2008.

Presbyopia. Presbyopia.

http://www.mayoclinic.com /health/presbyopia/DS00589
-

Subramanian,

http://www.midlieplus.com
-

Anonymous. 2006. Presbyopia. http://www.aoa.org/x4697.html Anonymous. 2009. Presbiopi.

http://id.wikipedia.org/wiki/presbiopi

Tugas Kasus CHN

Oleh Kelompok 2 : Ayu Nanda L. A A Wisma W. Dhiar W. Jeni R. Listianingrum Luluk Maria Ulfa Mokhtar Jamil I G A A Sherlyna P 0610720003 06107200 06107200 06107200 06107200 06107200 06107200 06107200

Niko Dima K. Ratna Putri Sari

06107200 06107200

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009

Vous aimerez peut-être aussi