Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing :
Oleh:
Disetujui oleh
Tim Penguji : Dosen Pembimbing :
ii
iii
ABSTRAK
iii
iv
ABSTRACT
v
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WR.Wb.
Alhamdulillah! Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya hingga selesainya tugas akhir ini
dengan judul :
“Simulasi Perhitungan dan Perencanaan FEXT dan NEXT
Microstripline dengan Mengunakan Software Ansof 2D”
Proyek Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) di Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya (ITS).
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan buku proyek
akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Penulis berharap agar
buku ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dan
semoga dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS-ITS) pada
khususnya serta dapat memberikan nilai lebih bagi para pembaca
pada umumnya.
Akhir kata, segala kritik dan saran sangat saya harapkan
untuk pengembangan proyek akhir selanjutnya.
Wassalamu’alaikum WR.Wb.
Penulis
vii
vi
ix
vii
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vii
UCAPAN TERIMA KASIH ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. PEUMUSAN MASALAH DAN BATASAN 1
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT 2
1.4. METODOLOGI 2
1.5. SISTEMATIKA DAN PEMBAHASAN 3
xi
viii
DAFTAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN A PROSEDUR PENGGUNAAN ANSOFT 2D 53
LAMPIRAN B TABEL HASIL NEXT DAN FEXT 85
xii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Crosstalk 5
Gambar 2.2. NEXT 7
Gambar2.3. FEXT 8
Gambar 2.4. Microstripline 9
Gambar 2.5. Bidang Elektrik dan Bidang Magnetik 9
Gambar 2.6. Extremely wide 11
Gambar 2.7. Extremely narrow 11
Gambar 2.8 . Ansoft 2D 12
Gambar 2.9 . Ansoft 2D Control Panel 13
Gambar 3.1 . Flowchart System 16
Gambar 3.2 . Solver 20
Gambar 3.3 . Drawing Type 22
Gambar 3.4 . Geometric Model 23
Gambar 3.5 . Draw Model 24
Gambar 3.6 . Material Manager 25
Gambar 3.7 . Boundary / Sources 27
Gambar 3.8 . Even Mode dan Odd Mode 29
Gambar 3.9. Pengaturan Parameter Executive 30
Gambar 3.10. Solver 32
Gambar 3.11. Solutions/Matrix 33
Gambar 3.12. Magnetudo B 34
Gambar 3.13. Magnetudo D 34
Gambar 4.1. Mutual Capacitance dan Mutual Inductance 35
Gambar 4.2. Matrik Induktansi 37
Gambar 4.3. Matrik Kapasitansi 37
Gambar 4.4. Magnetudo E dengan Substrate Alumina,w/h=0,25
dalam Even Mode 39
Gambar 4.5. Arah Vektor Medan Elektrik pada Even Mode 39
Gambar 4.6. Arah vektor Medan Magnetik pada Even Mode 40
Gambar 47. Magnetudo H dengan Substrate Alumina,w/h=0,25
dalam Even Mode 40
Gambar 4.8. Arah Vektor Medan Elektrik pada Odd Mode 41
Gambar 4.9. Magnetudo E dengan Substrate Alumina,w/h=0,25
dalam Odd Mode 41
Gambar 4.10. Magnetudo H dengan Substrate Alumina,w/h=0,25
dalam Odd Mode 42
Gambar 4.11 Arah Vektor Medan Magnetik pada Odd Mode 42
Gambar 4.12 NEXT pada rasio w/h=0,25, l=1m, s=0.8mm 44
xiii
x
xiv
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Dielektrik Substrate Meterials 10
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4. METODOLOGI
Dalam menyelesikan proyek akhir ini langkah – langkah yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
• Mempelajari berbagai referensi mengenai FEXT, NEXT,
crosstalk, microstripline, serta software Ansoft 2D.
• Mempelajari konsep tentang saluran transmisi dalam
microstripline.
• Menentukan parameter – parameter yang akan digunakan
dalam pembuatan simulasi saluran transmisi microstripline.
Pada bagian ini akan dimasukkan parameter – parameter dari
microstripline, seperti merubah nilai – nilai dari w (lebar
microstripline), h (tinggi dielectric substrate), t (tinggi plat
tembaga), dan jenis dari dielectric substrate ( εr ). Berikut ini
merupakan parameter dan perhitungan dari microstripline [1]
ε r + 1 ε r − 1 ⎡⎛ ⎛ w⎞ ⎤
−1 / 2 2
12 ⎞
ε re = + ⎢⎜1 + ⎟ + 0.04⎜1 − ⎟ ⎥
2 2 ⎣⎢⎝ w / h ⎠ ⎝ h ⎠ ⎦⎥ (1-1)
o Mutual Capacitance
Perhitungan mutual capacitance dinyatakan dengan
persamaan :
Cm ε r
2
⎛ w⎞
≈ K L1 K C1 ⎜ ⎟ F m
l ε0 ⎝d ⎠ (1-2)
o Mutual Inductance
Perhitungan mutual capacitance dinyatakan dengan
persamaan :
Lm μ r μ0 ⎡ ⎛ 2h ⎞ ⎤
2
≈ ln ⎢1 + ⎜ ⎟ ⎥ Η m
l 4π ⎢⎣ ⎝ d ⎠ ⎥⎦ (1-3)
BAB II
DASAR TEORI
2.1. UMUM
Pada bab ini akan diberikan teori – teori dasar yang melandasi
permasalahan dan penyelesaiannya yang diangkat dalam proyek akhir
ini. Dasar teori yang diberikan meliputi : crosstalk, Near End Crosstalk
(NEXT), Far End Crosstalk (FEXT), microstripline, juga tentang
software Ansoft 2D.
2.2. CROSSTALK
Dalam bahasa Indonesia, crosstalk dapat diartikan sebagai
pembicaraan silang. Crosstalk atau pembicaraan silang adalah suatu
sambungan (coupling) yang tidak diinginkan yang terjadi pada saluran
transmisi. Crosstalk dapat digambarkan seperti pada gambar 2.1 di
bawah ini.
Gambar 2. 1. Crosstalk
5
6
Vt1 = +1
Tx Rx
Vt2 = - 1
. capacitive .
coupling
Vr1 = +0.01
Rx Tx
Vr2 = - 0.01
. .
Gambar 2.2. NEXT
Tx Rx
Vt2 = - 1V Vr2 = -100mV
. inductive .
coupling
Vr3 = +10mV
Tx Rx
Vr4 = - 10mV
.
Gambar 2.3. FEXT
Secara umum nilai dari FEXT tidak sebesar nilai dari NEXT (seperti
pada gambar 2.3 di atas), namun bagaimanapun juga FEXT harus tetap
diperhatikan. FEXT didominasi oleh adanya coupling inductive yang
mentransfer frequensi sinyal yang lebih rendah ke sisi ujung sebelah
receiver (Rx). Perhitungan nilai FEXT dilakukan dengan
membandingkan sinyal level tegangan di titik akhir (Rx) pengiriman
pada media transmisi dengan Rx pada media transmisi yang lainnya.
Hasil dari penelitian di atas menunjukkan akan adanya pengaruh
crosstalk berupa FEXT dan NEXT pada sepasang kabel saluran transmisi
yang sejajar
2.3 MICROSTRIPLINE
Suatu microstripline merupakan salah satu jenis tipe yang populer
dari jenis saluran transmisi planar karena merupakan buatan pabrik dan
kecocokkannya dengan piranti gelombang microwave aktif maupun
pasif. Gambar 2.4 berikut ini merupakan gambar dari sebuah
microstripline, suatu jalur transmisi tembaga dengan lebar w, tinggi h,
dan ketebalan (t) dengan relative permitivitas (ε r ) dengan sebuah
tembaga sebagai ground di bawahnya.
9
Material εr μr Thermal
Conductivity
Deroid 1 1 0
¾ Odd Mode
11
2.3.3 RASIO ( w / h )
Ada dua macam bentuk dari perbandingan rasio w/ h , yaitu
extremely wide ( w >> h ) dan extremely narrow ( w<< h )[5],
penggambarannya dapat dilihat pada gambar 2.6 dan 2.7 berikut ini
w h εr
w
h
εr
BAB III
PERENCANAAN SIMULASI
3.1. UMUM
Pada bab ini berisi tentang pembahasan proses pembuatan desain
saluran transmisi microstripline dengan munggunakan software Ansoft
2D. Pada bagian ini pula akan di bahas tentang proses pemasukan nilai –
nilai dari dielectric substrate yang digunakan dalam tugas akhir ini.
15
16
Tidak
+1V +1V
+1A +1A
+1V
+1A
+1V
+1A
+1V +1V
+1A +1A
18
+1V
+1A
+1V
+1A
+1V +1V
+1A +1A
+1V
+1A
+1V
+1A
+1V -1V
-1A +1A
19
-1V
+1A
+1V
-1A
+1V -1V
-1A +1A
-1V
+1A
+1V
-1A
+1V -1V
-1A +1A
20
-1V
+1A
+1V
-1A
3.3.1. SOLVER
Menu solver ini digunakan untuk memilih bidang yang akan di
gunakan untuk simulasi berupa bidang elektrik atau bidang magnetik
dalam pemodelan. Pada Ansoft 2D dapat dilihat pada gambar 3.2
berikut :
SOLVER
Dalam menu solver ini terdapat beberapa menu yang dapat di pilih
dari Executive Command menu yaitu :
1. Electrostatic
2. Magnetostatic
3. Eddy Current
4. DC Conduction
5. AC Conduction
6. Eddy Axial
7. Transient
Untuk menjalankan program, pilih salah satu menu dari solvers
yang diinginkan sesuai dengan pemodelan yang akan dibuat. Pemilihan
yang tidak sesuai akan mengakibatkan tidak tercapainya solusi yang
diinginkan dalam simulasi.
1. Electric Fields
Paket Electric Fields menyediakan menu solver untuk simulasi
bidang electrik, AC Conduction, dan DC Conduction. Menu ini
akan menghitung bidang electric statis yang dibangkitkan dari beda
potensial dan cahrge distributions. Menu ini digunakan dalam
pemodelan potensial distributons, bidang electric, strored energy,
capacitance, forces, torques, dan electric flux linkage.
2. AC Magnetics
Paket AC Magnetics menyediakan menu solver untuk simulasi
Eddy Current dan Eddy Axial. Paket ini digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dari efek time varying current.
3. DC Magnetics
Paket DC Magnetics memungkinkan para designer untuk
melakukan rancangan dan analisa bidang magnetik statis dalam
struktur linear dan non linear.
4. Transient Solver
Dengan menggunakan paket ini dapat dilakukan analisa solusi
dalam setiap step waktu dari transient solusion. Paket ini digunakan
untuk menentukan force dan torque dalam model yang bergerak
22
DRAWING
TYPE
3.6.2. SOURCES/SUMBER
Sources disini didefinisikan bagaimana cara mendistribusikan
beban, tegangan, dan arus dalam model, apakah merupakan garis atau
objek padat (solid).
¾ Sumber yang berupa solid (solid sources) digunakan untuk
pemodelan yang yang mendistribusikan arus, beban, atau
teganan dalam objek.
29
3.9. SOLVE
Setelah pilihan solusi ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah
melilih Solve dari menu Executive Commands, kemudian sistem akan
memberikan solusi pada permasalahan yang terjadi. Secara umum
pemberian solusi dalam proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
¾ Jika tidak ada batasan untuk elemen mesh, maka secara
otomatis simulator akan menentukannya sendri. Pada awalnya
mesh yang terjadi sangatlah kasar. Kemudian saat adaptive
solution bekerja, mesh akan diperbaiki di tempat yang
mempunyai tingkat kesalahan besar.
¾ Simulator kemudian akan memproses bidang electrik dan
bidang magnetik dalam model, berdasarkan bidang solver yang
dipilih.
32
SOLVER
3.9.1. SOLUTIONS/MATRIX
Jika perhitungan martik telah selesai, pilih Solutions/Matrix untuk
menampilkan hasil. Nilai yang didapatkan dari perhitungan matrik itulah
yang akan digunakan untuk mencari nilai – nilai C dan L. Niali C dan L
yang telah didapatkan akan dijadikan sebagai parameter dalam
perhitungan NEXT dan FEXT pada microstripline. Pada menu Solution
ini tidak dapat dilihat analisa dari bidang solusi. Untuk melihat analisa
dari bidang solusi digunakan modul Post Process dari menu Executive
Commands. Gambar 3.11. berikut merupakan contoh hasil dari
perhitungan matrik pada konduktor microstripline :
33
MATRIK
BAB IV
ANALISA DAN PERHITUNGAN
4.1 UMUM
Pada bab ini akan dibahas tentang pengolahan data mulai dari
pengolahan nilai dari matrik untuk mendapatkan nilai C dan L. Nilai C
dan L tersebut akan digunakan sedgai parameter untuk mendapatkan
nilai tegangan dari FEXT dan NEXT dalam rasio w/h yang berbeda –
beda sesuai dengan variasi yang ditentukan. Pada bagian akhir juga
ditunjukan tampilan dari visualisasi berupa tampilan GUI yang didesain
dari Visual Basic 6.0.
35
36
[5]
Rangkaian di atas bila diturunkan menjadi persamaan akan
tampak pada persamaan (4-1), (4-2), (4-3), (4-4) berikut
∂ν 1 ∂i ∂i ∂ν ∂i ∂i
= − L1 1 − M 2 ; 2 = − L1 2 − M 1 (4-1)
∂z ∂t ∂z ∂ν z ∂t ∂z
∂i1 ∂ν ∂ (ν 1 − ν 2 ) ∂i2 ∂ν ∂ (ν 2 − ν 1 )
= −C1G 1 − CM ; = −C2G 2 − CM
∂z ∂t ∂t ∂z ∂t ∂t (4-2)
∂ ⎡ν 1 ⎤ ⎡L M ⎤ ∂ ⎡ i1 ⎤ ∂ ⎡i ⎤
⎢ ⎥ = −⎢ 1 ⎥ ⎢ ⎥ = −[L] ⎢ 1 ⎥ (4-3)
∂z ⎣ν 2 ⎦ ⎣M L2 ⎦ ∂t ⎣i2 ⎦ ∂t ⎣i2 ⎦
∂ ⎡ i1 ⎤ ⎡C + C M − C M ⎤ ∂ ⎡ν 1 ⎤ ∂ ⎡ν ⎤
= − ⎢ 1G = −[C ] ⎢ 1 ⎥
∂z ⎢⎣i2 ⎥⎦ ⎣ − CM C 2G + C M ⎥⎦ ∂t ⎢⎣ν 2 ⎥⎦ ∂t ⎣ν 2 ⎦ (4-4)
[C ] = ⎡⎢
C11 C12 ⎤
⎣C 21 C 22 ⎥⎦ (4-5)
37
dan
[L] = ⎡⎢
L11 L12 ⎤
⎣ L21 L22 ⎥⎦ (4-6)
+1 +1
+1 -1
+1 -1
dan
dimana : Vinput = 1 V
l = panjang konduktor microstripline
TD = propagation delay
yang memiliki nilai permitivitas yang tinggi seperti alumina dan silicon
nilai tegangan NEXT dan FEXT yang terjadi lebih kecil. Hasil
perhitungan tegangan NEXT dan FEXT secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran B.
Pada bahan yang memiliki nilai permitivitas besar seperti silicon
dan alumina hasil yang didapatkan tampak bahwa nilai tegangan NEXT
yang timbul rendah. Hal ini membuktikan bahwa nilai permitivits bahan
mempunyai pengaruh dalam besar kecilnya tegangan NEXT yang terjadi.
Semakin tinggi nilai permitivitas bahan maka nilai tegangan NEXT akan
semakin kecil.
Nilai NEXT dan FEXT yang terjadi akan berpengaruh pada sinyal
yang dikirimkan dari transmitter menuju ke receiver. Semakin besar
NEXT dan FEXT yang timbul maka sinyal yang diterima pada receiver
akan semakin rusak.
Gambar 4.13. Tampilan E saat w/h=0.25 s=0.8 sedang substrate alumina saat
kondisi Even Mode
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil simulasi, perhitungan, dan analisa yang dilakukan
pada Tugas Akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut
1. Dalam sebuah saluran transmisi yang menggunakan 2 buah
konduktor sejajar berupa microstripline akan terjadi suatu
mutual capacitance dan mutual inductance.
2. Pada jenis substrate yang sama, nilai tegangan NEXT pada Even
Mode sama nilainya dengan Odd Mode, namun nilai tegangan
FEXT pada Even Mode lebih besar daripada Odd Mode.
¾ Nilai tegangan NEXT silicon saat kondisi rasio w/h = 0,25
dan l = 0.8mm adalah sama, yaitu 0.29954 V pada Even Mode
maupun Odd Mode.
¾ Nilai tegangan FEXT silicon dengan rasio w/h = 0,25 dan l
= 0.8mm adalah -2.44087e-006 V pada Even Mode dan -
6.24663e-006 V pada Odd Mode.
3. Nilai tegangan NEXT tetap pada setiap variasi panjang
konduktor (l), namun nilai tegangan FEXT akan semakin
menurun dalam Even Mode ataupun Odd Mode.
¾ Nilai tegangan NEXT silicon pada kondisi rasio w/h = 0,25
saat l = 0.5m sama dengan nilai tegangan NEXT saat l =
1m, l = 10m, l = 50m,dan l = 100m yaitu 0.29954 V.
¾ Nilai tegangan FEXT silicon pada kondisi rasio w/h = 0,25
saat l = 0.5m berbeda dengan nilai NEXT saat l = 1m, l =
10m, l = 50m,dan l = 100m yaitu padaEven Mode sebesar
-2.44087e-006 V (l = 0,5m), -3.45183e-006 V (l = 1m), -
1.09157e-005 V (l = 10m), -2.44087e-005 V (l = 50m), -
3.45183e-005 V (l = 100m) dan pada Odd Mode sebesar -
6.24663e-006 V (l = 0,5m), -8.83357e-006 V (l = 1m), -
2.79342e-005 V (l = 10m), -6.24663e-005 V (l = 50m), dan -
8.83357e-005 V (l = 100m).
49
50
5.2. SARAN
Untuk mengembangkan Tugas Akhir ini lebih lanjut maka ada
beberapa saran antara lain :
1. Simulasi kali ini masih dalam bentuk 2 dimensi sehingga dapat
dikembangkan menjadi 3 dimensi.
2. Dalam Tugas Akhir ini selanjutnya dapat dilakukan variasi
dengan perubahan frequensi dan impedansi.
51
DAFTAR PUSTAKA
51
52
LAMPIRAN A
PROSEDUR PENGGUNAAN ANSOFT 2D
53
54
kecil_jauh, dan kecil_dekat dalam odd mode dan even mode pada
masing – masing direktori project yang telah ditentukan sebelumnya.
Langkah – langkah untuk membuat project baru diberikan sebagai
berikut :
1. Dalam Project Manager, klik New dalam daftar Project.
Kemudian Enter project name and select project type akan
terbuka.
2. DISPLAY AREA
1. MENU
3. SOLUTION MONITORING
3. Pilih Ok.
3.7. Pembuatan Geometry
Pembuatan Geometri microstripline dalam tugas akhir ini dibedakan
dalam 2 Mode yaitu Even Mode dan OddMode dengan 6 desain yaitu :
¾ Besar_jauh (besar_jauh)
¾ Besar_dekat (besar_dekat)
¾ Sedang_jauh (sedang_jauh)
¾ Sedang_dekat (sedang_dekat)
¾ Kacil_jauh (kecil_jauh)
¾ Kecil_dekat (kecil_dekat)
61
Terdapat dua tipe batasan kondisi dan sumber yang akan digunakan
dalam pembahasan masalah dalam saluran transmisi microstripline ini
yaitu :
1. Baloon : hanya dapat digunakan sebagai batasan terluar, dan
model diasumsikan jauh sumber elektromagnetik yang lainnya.
2. Sources : digunakan untuk menentukan besarnya tegangan
yang diberikan dalam objek model.
71
4. 2. 1. Solver Electromagnetic
9 Memberikan nilai tegangan pada microstripline sebelah kiri :
1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan
Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Pilih pada microstripline sebelah kiri. Kemudian warna object
akan menjadi lebih tebal sebagai indikasi bahwa object tersebut
telah dipilih.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Source>Solid.
6. Pilih Voltage.
7. Untuk desain Even Mode dan Odd Mode, rubah nilai pada
Value menjadi 1V. Berinama kirisource.
8. Pilih Assign.
8. Pilih Assign.
4. 2. 2. Solver Magnetostatic
9 Memberikan nilai tegangan pada microstripline sebelah kiri :
73
9 Prosedur umum
1. Pilih Setup Solution Options, maka menu Solve Setup akan
terbuka separti pada gambar 3.9 di bawah :
77
pilih Solve pada Executive Commands. Setelah menu ini dipilih maka
proses solusi akan dimulai.
6. CONVERGENCE
Menu ini digunakan untuk menampilkan data – data dari hasil
perhitungan dan melihat informasi yang ada. Terdapat dua opsi pada
menu ini, yaitu Convergence Data dan Convergence Display.
Convergence Data digunakan untuk melihat hasil perhitungan secara
angka dalam bentuk tabel. Sedangkan Convergence Display digunakan
untuk melihat hasil perhitungan dalam bentuk plot atau grafik. Tampilan
grafik dari Convergence Display dapt dipilih sesuai dengan nilai
parameter yang telah dimasukkan pada Setup Executive Parameters.
80
7. ANALISA SOLUSI
Analisa proses solusi dilakukan melalui menu Post Processor.
Melalui menu ini akan dilakukan proses untuk plot tegangan dan
pertitungan kapasitansi diantara dua buah microstrips dalam pemodelan.
9 Mengakses Post Processor.
1. Pilih Post Process. Tampilan menu 2D Post Processor akan
muncul
81
LAMPIRAN B
TABEL HASIL NEXT DAN FEXT
1. Tabel Alumina
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.300288 0.300288 0.300288 0.300288 0.300288
dekat
Besar jauh 0.200083 0.200083 0.200083 0.200083 0.200083
Sedang 0.306071 0.306071 0.306071 0.306071 0.306071
dekat
Sedang 0.194379 0.194379 0.194379 0.194379 0.194379
jauh
Kecil 0.31025 0.31025 0.31025 0.31025 0.31025
dekat
Kecil jauh 0.184995 0.184995 0.184995 0.184995 0.184995
85
86
2. Tabel Berrylia
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.33224 0.33224 0.33224 0.33224 0.33224
dekat
Besar jauh 0.22254 0.22254 0.22254 0.22254 0.22254
Sedang 0.33533 0.33533 0.33533 0.33533 0.33533
dekat
Sedang 0.21587 0.21587 0.21587 0.21587 0.21587
jauh
Kecil 0.33678 0.33678 0.33678 0.33678 0.33678
dekat
Kecil jauh 0.204753 0.204753 0.204753 0.204753 0.204753
85
88
3. Tabel Duroid
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642
dekat
Besar jauh 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993
Sedang 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079
dekat
Sedang 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384
jauh
Kecil 0.32378 0.32378 0.32378 0.32378 0.32378
dekat
Kecil jauh 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705
4. Tabel Silica
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.30869 0.30869 0.30869 0.30869 0.30869
dekat
Besar jauh 0.20475 0.20475 0.20475 0.20475 0.20475
Sedang 0.31356 0.31356 0.31356 0.31356 0.31356
dekat
Sedang 0.198877 0.198877 0.198877 0.198877 0.198877
jauh
Kecil 0.3172 0.3172 0.3172 0.3172 0.3172
dekat
Kecil jauh 0.18914 0.18914 0.18914 0.18914 0.18914
5. Tabel Silicon
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.29954 0.29954 0.29954 0.29954 0.29954
dekat
Besar jauh 0.19939 0.19939 0.19939 0.19939 0.19939
Sedang 0.30486 0.30486 0.30486 0.30486 0.30486
dekat
Sedang 0.193715 0.193715 0.193715 0.193715 0.193715
jauh
Kecil 0.309126 0.309126 0.309126 0.309126 0.309126
dekat
Kecil jauh 0.18438 0.18438 0.18438 0.18438 0.18438
6. Tabel Teflon
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642
dekat
Besar jauh 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993
Sedang 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079
dekat
Sedang 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384
jauh
Kecil 0.323786 0.323786 0.323786 0.323786 0.323786
dekat
Kecil jauh 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705
BIODATA PENULIS
email : cartyca@yahoo.co.id