Vous êtes sur la page 1sur 7

ASPAL Aspal adalah material perekat berwarna hitam atau cokelat tua yang lentur, dengan bentuk solid

atau semisolid dengan unsur penyusun utama bitumen alami yang terdapat di alam atau yang diperoleh melalui hasil penyulingan minyak bumi. (Krebs, Robert D dan Walker, Richard D, 1971). Secara garis besar komposisi kimia aspal adalah sebagai berikut : Karbon : 82% 88% Hidrogen : 8% - 11% Sulfur : 0% 16% Nitrogen : 0% - 1% Oksigen : 0% - 1,5%

Dari segi molekulnya, aspal terdiri atas asphalthenes, resins, dan oils. Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Asphalthenes, merupakan bagian aspal yang memiliki berat molekul terbesar yang menentukan wujud dari aspal. 2. Resins, merupakan bagian yang struktur molekulnya paling labil, sehingga akibat adanya oksidasi, struktur bagian ini akan berubah dan cenderung membentuk molekul yang mempunyai berat yang lebih besar. Jika kandungan resins kurang maka sifat aspal menjadi lebih keras, kurang adhesive dan kurang kenyal. 3. Oils, mempunyai berat molekul paling ringan yang mempengaruhi kekentalan aspal. Macam dan Jenis Aspal Berdasarkan asalnya, aspal dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut : a. Aspal alam terbentuk dari penguapan minyak bumi yang mengalir ke permukaan bumi melalui celah-celah bumi oleh matahari sehingga hanya tertinggal residu yang berwarna hitam dan plastis. Macam aspal alam: Lake asphalt (aspal danau) Rock asphalt (aspal batu) b. Aspal tar merupakan aspal yang diperoleh dari proses destilasi batubara. c. Aspal minyak merupakan residu yang diperoleh dari proses destilasi minyak bumi. Beberapa jenis aspal minyak antara lain : Asphalt cement/AC/aspal keras Yaitu jenis aspal minyak yang pada suhu normal dan pada tekanan atmosfir berbentuk padat. Berikut ini adalah persyaratan aspal keras, yaitu : 1. Kadar parafin tidak melebihi 7% 2. Tidak mengandung air dan tidak berbusa jika dipanaskan sampai 175oC. AASHTO (1982) menyatakan bahwa jenis aspal keras ditandai dengan angka penetrasi aspal. Angka ini menyatakan tingkat kekerasan aspal atau tingkat konsistensi aspal. Semakin besar angka penetrasi aspal maka tingkat kekerasan aspal semakin rendah, sebaliknya semakin kecil angka penetrasi aspal maka tingkat kekerasan aspal makin tinggi. Liquid asphalt/cutback asphalt/aspal cair

Aspal cair adalah aspal minyak yang pada suhu normal dan pada tekanan atmosfir berbentuk cair, terdiri dari aspal keras yang diencerkan dengan bahan pelarut, antara lain : 1. Jika dicairkan dengan benzene dinamakan Rapid Curing (RC) 2. Jika dicairkan dengan kerosene dinamakan Medium Curing (MC) 3. Jika dicairkan dengan minyak dinamakan Slow Curing (SC) Persyaratan aspal cair adalah sebagai berikut : 1. Kadar parafin tidak lebih dari 2% 2. Tidak mengandung air dan jika dipakai tidak menunjukkan pemisahan/pengendapan atau penggumpalan. Selain kedua jenis aspal minyak di atas, terdapat jenis aspal lain yang digunakan yaitu aspal emulsi. Aspal Emulsi adalah aspal yang terdispersi dalam air dengan adanya bahan pengemulsi (emulsifier) yaitu suatu zat yang molekulnya memiliki bagian polar dan nonpolar sehingga dapat larut dalam zat yang polar maupun nonpolar (No.024/T/BM/1999 Lampiran No. 2 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga). Aspal emulsi adalah jenis aspal yang terdiri dari aspal keras, air, dan bahan pengemulsi di mana pada suhu normal dan pada tekanan atmosfir berbentuk cair. Aspal emulsi dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Emulsi Cathionic, terdiri dari aspal keras, air, dan larutan basa sehingga campuran aspal bermuatan positif (+). 2. Emulsi Anionic, terdiri dari aspal keras, air, dan larutan asam sehingga campuran aspal bermuatan negatif (-). Fungsi aspal dalam konstruksi perkerasan jalan Sebagai Bahan Pengikat: Memeberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan antara aspal itu sendiri Bahan Pengisi Mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada antara agregat itu sendiri. Sifat-sifat aspal o o Sifat aspal adalah coloidal antara asphaltens dengan maltene Daya tahan (durabilitas)

daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat penbgaruh cuaca selama masa pelayanan jalan o Sifat adhesi dan kohesi

Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dengan aspal. Kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap pada tempatnyasetelah terjadi pengikatan. o Kepekaan terhadap temperatur

Aspal merupakan bahan yang termoplastis, artinya akan menjadi keras dan kental jika temperatur rendah dan menjadi cair (lunak) jika temperatur tinggi. Akibat perubahan temperatur ini viscositas aspal akan berubah seiring dengan perubahan elastisitas aspal tersebut. oleh sebab itu aspal juga disebut bahan yang bersifat visko elastis. Kepekaan terhadap suhu perlu diketahui untuk dapat ditentukan suhu yang baik campuran aspal di campur dan dipadatkan. o Kekerasan aspal

Kekerasan aspal tergantung dari viscositasnya (kekentalannya). Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal . Pada proses pelaksanaan terjadi oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas (Viskositas bertambah tinggi). Peristiwa tersebut berlansung setelah masa pelaksaan selasai. Pada masa pelayanan aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yan besarnya dipengaruhi ketebalan aspal menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal yang menyelimuti agregat , semakin tinggi tingkat kerapuhan yang terjadi.

BETON Beton pada dasarnya merupakan campuran antara semen, kerikil, pasir, dan air dengan perbandingan campuran yang tertentu. Kadang-kadang beberapa bahan tambahan juga ikut digunakan dalam campuran beton ini untuk membuat beton yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, misalnya fly ash (abu terbang) atau material kimia lainnya. Air dan semen akan bereaksi menjadi pasta semen yang bertugas untuk mengikat kerikil dan pasir sehingga terbentuk struktur yang kaku dan memiliki kekuatan tertentu. Karakteristik Selama terjadi hidrasi dan hardening(pengerasan), beton akan mengembangkan properti kimia dan fisikanya. Diantara kualifikasinya yang dibutuhkan adalah mechanical strength, permeabilitas yang rendah, sifat kimia yang stabil dan volume yang stabil. Workability Adalah kemampuan campuran beton yang masih cair untuk mengisi ruang kosong pada cetakannya atau kemampuan campuran beton untuk membentuk sebuah bentuk dengan bantuan kerja(vibrator) dan tanpa mengurangi kualitas betonnya. Workability bergantung pada kadar air dalam beton, bentuk dan ukuran agregat, tipe semen, dan umur beton(hidration). Workability dapat kita

modifikasi dengan menambah campuran bahan kimia. Dengan menambah kadar air atau menambah bahan kimia dapat menambah Workability. Untuk mengukur Workability dapat dilakuak uji slump. Curing Curing adalah proses penjagaan terhadap campuran beton terhadap kondisi lingkungannya saat keadaan beton belum berhidrasi sempurna. Curing yang biasa dilakukan adalah dengan menjaga terhadap kelembaban dan mengkontrol temperatur. Kelembaban lingkungan berhubungan dengan hidrasi. Meningkatkan hidrasi dengan mengurangi permeabilitas beton dan menambah kekuatan beton akan menghasilkan material yang baik. Strength Beton memiliki sifat kuat terhadap tekan dan lemah terhadap tarik artinya kuat tekan beton tinggi dan kuat tarik beton rendah. Untuk mengatasi kelemahan beton yang lemah terhadap tarik maka biasanya beton dibuat dengan penguatan besi atau fiber. Kekuatan ultimate beton dipengaruhi oleh water-cement ratio (w/c) atau faktor air semen, komposisi material, pencampurannya, dan metode curingnya. Semakin kecil faktor air semen maka kekuatan beton akan semakin kuat dan berlaku kebalikannya. Expansion and Shringkage Beton memiliki nilai coefficient of thermal expansion yang kecil. Bila nilai coefficient of thermal expansion dari sebuah beton tinggi maka akan menyebabkan creep pada beton. Dalam hal penyusutan beton biasanya tidak akan menyusut dalam 30 tahun. Ekspansi dan penyusutan beton harus kita perhatikan pada sambungan-sambungan sebuah bangunan. Cracking Craking adalah proses sebuah beton sebelum failure atau runtuh akibat pembebanan yang lama dan berulang-ulang. Dalam sebuah banguanan kita harus selalu memperhatikan pemeliharaan seuah bangunan, bila dalam sebuah betn terjadi crak dimana beton tersebut menopang beban dari bangunan maka bila terjadi failure hal ini sangat berbahaya dan dapat merusak atau merobohkan bangunan tersebut. Crak dapat terjadi akibat pembebanan yang berulang dan juga dapat terjadi akibat penyusutan dari sebuah beton.

KAYU Kayu adalah bahan konstuksi yang paling mudah didapat karena berasal dari alam dan mungkin kayu adalah material struktur tertua di dunia. Karena kayu mudah didapat dan dibentuk, kayu sering sekali digunakan untuk membangun rumah atau gedung. Sekarang ini, produksi tahunan dari kayu di dunia, sekitar 109 tonnes (metric tones). Fakta bahwa kayu relative lemah dibandingkan terhadap logam struktural atau beton adalah salah. Jika kita membandingkan sifat struktural kayu dengan material lain pada satuan basis massa, kayu adalah yang terbaik. Kelebihan kayu yang lain adalah kayu relatif lebih murah dibandingkan dengan struktur lain. Walaupun kayu tidak tahan terhadap api dan serangan serangga, tetap masih banyak yang

menggunakan kayu untuk membangun rumah. Karena, pada dasarnya, kayu akan bertahan lama, jika dirawat dengan baik. Sifat utama Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Diperkirakan pada abad-abad yang akan dating kayu akan tetap dibutuhkan manusia. Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat utama, yaitu sifat-sifat yang menyebabkan kayu tetap selalu dibutuhkan manusia. 1. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis bila dikelola/diusahakan dengan baik 2. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk menjadi barang lain 3. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain, seperti mempunyai sifat elastic, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus terhadap seratnya atau sejajar seratnya. Sifat Keawetan Kayu Secara alami, kayu sudah mempunyai sifat keawetan sendiri-sendiri, yang berbeda pada setiap jenis kayu. Keawetan kayu tergantung pada penempatan kayu. Kayu yang dilindungi dari ssinar matahari dan hujan tidak akan cepat rusak. Sebaliknya, kayu akan cepat rusak apabila dibiarkan begitu saja. Dalam hal ini dapat diusahakan cara-cara lain untuk mempertinggi umur keawetan kayu, misalnya dengan mengecat, mengetir, mengecat dengan larbolium, minyak, kerosot, dengan obat-obatan dan sebagainya. Macam-macam sortimen kayu yang mempengaruhi harga kayu per m3 ialah: 1. Kualitas kayunya (kualitas impor,kualitas lokal, lokal I, II, III atau IV 2. Ukuran panjang 3. Besarnya diameter kayu Kayu-kayu yang diperdagangkan, yang sudah ada legalisasinya dari instansi kehutanan disebut: kayu resmi/sah. Sedangkan kayu yang tidak ada legalisasinya disebut kayu gelap. Bahan Bangunan dari Kayu a) Fineer Fineer ialah kayu yang tipis. Diperoleh dari penyayatan dolok kayu jenis tertentu. Dasar pembuatan finer adalah perkiraan bahwa produksi kayu jenis-jenis kualitas tinggi tidak mencukupi dan tiap-tiap tahun cenderung menurun. Pemakaian kayu mahal seperti kayu jati, sekarang sudah banyak diganti dengan finer. Fineer juga digunakan untuk membuat triplex atau multiplex yang berasal dari kayu jenis murah, seperti Miranti atau Ramin, yang permukaanya bisa dilapisi dengan kayu mahal, seperti Jati. Fineer biasanya dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu cara mengupas, menusuk, dan dengan menggergaji. b) Kayu Lapis (Plywood) Kayu lapis dibedakan atas kayu triplex (terdiri dari tiga lapisan kayu) dan multiplex (lebih dari tiga lapisan kayu).

c) Pelat Serat Kayu (Softboard dan Hardboard) d) Pelat Tatal Kayu (Chipboard) Dalam perkembangan teknik penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi yang lebih rasional, perlu disebut khusus: Pengetahuan sifat-sifat jenis-jenis kayu serta factor-faktor pengaruh Sambungan dan alat-alat penyambung Pengawetan

Penilaian dan perbandingan teknis daripada kayu dengan bahan-bahan konstruksi lain dapat dicapai dengan meninjau satu demi satu anggapan-anggapan yang biasa diambil dalam perhitungan konstruksi, yaitu mengenai: Serba kesamaan (homogenitas) Hukum Hooke Elastisitas Modulus kenyal daloam tarikan dan tekanan Hipotesa Bernoulli dalam balok terlentur Isotropi

Untung rugi pada umumnya dari kayu sebagai bahan konstruksi dapat dipersingkat sebagai berikut: Kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah, mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat mudah dikerjakan, relative murah, dapat mudah diganti, dan bisa didapat dalam waktu singkat. Kerugiannya antara lain ialah sifat kutang homogen dengan cacat-cacat alam seperti arah serta yang berbentuk menampang, spiral dan diagonal, mata kayu, dsb. Beberapa kayu bersifat kurang awet dalam keadaan tertentu. Kayu dapat memuai dan mnyusut dengan perubahan-perubahan kelembaban dan meskipun tetap elastis, pada pembebanan berjangka lama sesuatu balok, akan terdapat lendutan yang relatif besar.

Sifat-sifat karakteristik ini memperlihatkan perbedaan-perbedaan penting antara kayu and bahan lain yang untuk analisa matematis dalam Ilmu Kekuatan biasanya diidealisir sebagai bahan yang sempurna akan homogenitas dan elastisitasnya. Sifat mekanisme dari kayu Mengacu kepada sifat ortotropik dari kayu, arah pengukuran dari struktur kayu harus jelas untuk setiap sifat mekanis. Ada 2 arah utama : 1. 2. Paralel pada arah serat kayu yang mengacu kepada arah longitudinal. Perpendicular pada arah serat mengacu kepada 2 arah radial dan tangensial

Modulus Elastisitas Pada pembebanan biasa, dengan peralatan laboratorium, kurva tegangan regangan berbentuk linear, kayu mencapai limit tertinggi / proporsional, jika melewati limit tersebut kayu akan berdeformasi. Pada tegangan pada arah longitudinal, limit proporsional sekitar 60% dari beban terbesar ; pada tekanan sekitar 20 50 % dari beban terbesar. Kekuatan Regangan Kekuatan regangan pada kayu pada arah longitudinal cukup tinggi berkisar antara 70 sampai 150 MPa untuk jenis kayu pada structural saat ini. Hal ini dibantu juga oleh perubahan atau deformasi yang relatif kecil sekitar 1%. Sedangkan pada arah radial dan tangensial nilai kekuatan regangannya berkisar antara 2 sampai 9 MPa Kekuatan Tekanan Pada gaya tekan arah longitudinal nilai kekuatan tekan pada kayu berkisar antara 25 sampai 60 MPa, sedangkan pada arah radial dan tangensial nilai kekuatan tekanan berkisar antara 3 sampai 10 MPa Kekuatan Lentur Pada gaya lentur, ada gaya lain yang bekerja pada bagian darar balok, yaitu gaya regangan dan gaya tekanan terjadi pada bagian atas balok. Namun, kekuatan tekan dari kayu (arah longitudinal) hanya sekitar setengah dari kekuatan regangan. Oleh karena itu, kerusakan atau deformasi secara umum pada bagian atas akibat dari gaya tekan. Kekuatan lentur kayu berkisar antara 40 100 MPa Kekuatan Geser Kekuatan geser dibagi menjadi 3 bagian yaitu, gaya geser arah longitudinal, arah tangensial dan radial (memberikan gaya terbesar), arah berputar (rolling). Keluatan gaya geser kayu sekitar 5 sampai 15 MPa

Vous aimerez peut-être aussi