Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB I Pendahuluan 1.

Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Allah SWT menciptakan manusia dengan sempurna, baik wujudnya maupun sistem-sistemnya. Patut disyukuri bahwa manusia diberi kelebihan oleh allah dari pada mahluk lain yang Allah ciptakan, yaitu beripa akal (fikiran). Dengan adanya akal (fikiran) kita mampu untuk menata hidup kita secara teratur, namun pada akhirnya semua yang kita tata atau rencanakan itu kembai kepada Allah sang pencipta. Dalam hal ini Allah menciptakan mahluknya secara berpasang-pasangan, yaitu salah satunya kita (mannisia), ada laki-laki dan ada perempuan sehingga hidup kita semakin indah dan sempurna. Namun tidak hanya manusia yang berpasang-pasangan melainkan masih banyak mahluk Allah yang berpasang-pasangan, diantaranya langit dengan bumi,siang denga malam dan lain sebagainya. Menyikapi masalah perempuan bahwasannya Allah SWT sering menjelaskan dalam Al-Quran, begitupun nabi kita Muhammad SAW yang menjunjung tiunggi perempuan. Karena perempuan banyak sekali jasanya terhadap kita, yaitu diantaranya mengandung Sembilan bulan, kemudian melahirkan, menyusui, merawat, mendidik kita agar menjadi anak-anaknya manusia yang taat kepada tuhannya. Sekilas menyikapi perempuan yang amat berjasa Allah SWT pun memberikan keringanan kepada kaum perempuan untuk sejenak beristirahat dalam hal ibadah kepadanya yaitu diantaranya memberikan haid dan nifas. Dengan adanya keringanan tersebut Allah melarang keras kaum perempuan untuk melaksanakan shalat, puasa, membaca al-quran, masuk mesjid, dan termasuk berjima dengan suaminya manakala ia sedang haid atau nifas. Dalammakalah ini akan dibahas secara terperinci mengenai darah-darah yang keluar dari farji kaum perempuan yang mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya.

2. Batasan-Batasan Masalah a. Wanita muslimah b. Keringanan bagi wanita


1

c. Keharaman bagi wanita yang sedang haid atau nifas d. Haramnya berjima dengan suami ketika sedang haid atau nifas e. Pengertian Haid, Nifas dan Istihadlah (darah penyakit)

3. Rumusan Masalah Setelah penulis membatasi masalah, kini penulis akan merumuskan masalah yang sekiranya akan dibahas dalam pembahasan makalah ini. a. Seperti apakah wanita muslimah b. Apasajakah keringanan yang Allah berikan kepada wanita c. Ibadah seperti apakah yang Allah haramkan bagi wanita yang sedang haid atau nifas d. Mengapa haram bagi suami istri berjima ketika istri sedag haid atau nifas e. Apa yang dimaksud dengan Haid, Nifas dan istihadlah

4. Tujuan Penulisan a. Tujuan umum Mengetahui masalah-masalh kewanitaan dalam perpektif islam b. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui cara berpakaian wanita muslimah 2. Untuk mengetahui hal-hal yang dilarang oleh Allah bagi wanita yang sedang haid dan nifas 3. Untuk mengetahui darah-darang yang keluar dari farji wanita 4. Untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan wanita ketika haid dan nifas 5. Untuk mengetahui darah istihadlah

5. Manfaat Penulisan a. Manfaat bagi penulis Diharapkan bagi penulis agar senantiasa memperdalam ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang agama b. Manfaat bagi institusi pendidikan Supaya pendidik lebih dapat mendidik mahasiswanya kearah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Haid Menurut Syech Ibrahimm Muhammad Al-Jamal dalam bunkunya yang berjudul Fiqih Wanita darah haid adalah darah yang keluar dari farji perempuan dalam keadaan sehat, bukan karena melahirkan anak ataupun pecahnya selaput dara. Berdasrkan pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa darah haid tidak bisa dikatakan sebagai darah penyakit selama bentuk warna, bau, dan waktunya itu tidak berbeda. Pertama keluarnya darah haid itu tidak kurang dari umur 9 tahun, namun dalam hal ini berbeda pendapat misalkan menurut Madzhab Maliki yang di kutip oleh sech Ibrahim Muhammad Al-jamal mereka mengatakan bila seorang gadis remaja antara umur 9-13 tahun telah mengeluarkan darah, maka hendaknya ia menanyakan hal itu kepada kakak-kakaknya yang telah dewasa dan lebih berpengalaman, apakah itu haid atau bukan. Kalau mereka memastikan itu haid atau ragu-ragu, maka anggaplah itu darah haid. Tapi kalau mereka memastikan itu bukan haid, maka pendapat mereka patut di ikuti, jadi itu Cuma darah penyakit. Dan boleh juga menanyakannya kepada seorang dokter yang berpengalaman dan terpercaya. Adapun darah yang keluar dari wanita yang umurnya lebih dari 13 tahun sampai dengan 30 tahun, itu sudah pasti darah haid. Kemudian darah yang keluar dari mereka yang berumur lebih dari 50 sampai 70 tahun, patut ditanyakan kepada kaum wanita yang lain, dan pendapat mereka harus diikuti. Sedang yang keluar dari wanita yang melebihi umur 70 tahun, dapat dipastikan itu bukan haid lagi, tapi darah istihadhah (yang akan kita bicarakan nanti). Dan begitu pula darah yang keluar dari gadis kecil yang belum mencapai umur 9 tahun. Darah yang keluar dari anak perempuan umur 9 tahun, adalah darah haid, demikian pendapat yang patut dipilih dari para ulama Madzhab Hanafi. Jadi ia wajib meninggalkan puasa dan shalat. Demikian seterusnya tiap bulan sampai tua
3

dimana ia takkan barharap dapat haid lagi, yaitu jika telah mencapai umur 55 tahun menurut pendapat yang terpilih dalam Madzhab ini. Artinya bagi wanita yang umurnya lebih dari 55 tahun tapi masih juga mengeluarkan darah, maka darah itu bukanlah darah haid, kecuali jika ternyata darah itu warnanya kuat, yakni hitam atau merah tua, barulah dapat dianggap darah haid. Batas umur iyas, di mana wanita boleh menganggap dirinya tak akan kedatangan haid lagi, adalah umur 50 tahun. Jadi kalau sesudah itu ia masih juga melihat darah keluar dari farjinya, itu tidak dianggap darah haid, sekalipun nampaknya darah yang kuat warnanya. Tak ada batas akhir bagi umur haid wanita. Jadi haid itu kapan saja bisa datang selagi wanita itu masih hidup, sekalipun pada umumnya ia akan terhenti pada umur 62 tahun, yaitu yang umum disebut masa iyas (masa putus dari haid). 3.2 Pengertian Nifas Sehabis melahirkan, wanita biasanya masih mengeluarkan darah. Darah yang keluar dari farji wanita sehabis melahirkan anak, ataupun darah yang keluar sesudah keluarnya sebagian besar anak, sekalipun hanya berupa anak guguran asal sudah nyata sebagian bentuknya, itu disebut darah nifas. Lamanya Nifas Masa nifas paling lama adalah 40 hari. Dan tidak ada ketentuan berapa lamakah masa nifas yang paling singkat. Karena untuk mengetahui nifas memang tidak diperlukan tanda lain selain melahirkan anak itulah. Dalam pada itu memang ada pendapat lain mengenai masa nifas ini. menurut Madzhab Syafii, masa nifas yang paling lama ialah 60 hari. Sedang 40 hari adalah yang dialami oleh umumnya kaum wanita. Dan begitu pula madzhab Maliki berpendapat bahwa masa nifas yang terpanjang adalah 60 hari. Terhentinya Darah Selama Masa Nifas Keluarnya darah selama masa nifas, bagi beberapa wanita kadang-kadang tidak lancer. Umpamanya sehari keluar sehari tidak. Menanggapi masalah ini, pendapat para ulama bisa kita lihat sebagai berikut:
4

Dalam Madzhab Hanafi, terhentinya darah yang menyelai-nyelai keluarnya yang tidak teratur selama masa nifas, masih tetap terhitung nifas, sekalipun terhentinya itu sampai melebihi 15 hari. Dan demikian pula Madzhab Syafii masih menganggap nifas, jika terhentinya hanya sampai 15 hari, yakni menurut pendapat yang lebih kuat dala madzhab ini. Tapi kalau sesudah melahirkan sama sekali tidak keluar darah, dan sesudah itu ditunggu sampai 15 hari juga tidak keluar darah sama sekali, maka hari-hari itu semua dianggap suci. Dengan demikian, seluruh kewajiban yang tertinggal selama itu wajib di qadha. Adapun kalau sesudah itu kemudian keluar darah, maka darah itu darah haid. Jadi dalam kasus seperti ini wanita itu tidak bernifas sama sekali. Sedang menurut madzhab Maliki, kalau terhentinya darah itu mencapai setengah bulan, itu dianggap suci. Dan darah yang keluar sesudah itu adalah darah haid. Tapi kalau terhentinya itu kurang dari setengah bulan, maka darah yang keluar selanjutnya terhitung darah nifas. Kemudian diadakan perhitungan, beberapa hari-hari harikah yang masa tidak mengeluarkan mengeluarkan darah, Bila dengan masa

mengenyamping

darah.

mengeluarkan darah itu telah samapi 60 hari masa nifas terpanjang dalam madzhab Maliki--, itu berarti masa nifas telah habis. Sementara itu pada hari-hari yang tidak mengeluarkan darah, wanita itu wajib melakukan kewajiban-kewajiban sebagaimana wanita yang suci, seperti shalat, puasa dan lain-lain. Sekarang bagaimanakah pendapat madzhab Hambali? Seperti halnya madzhab Maliki, mereka menganggap suci saat-saat terhentinya darah di sela-sela keluarnya selama masa nifas. Jadi menurut mereka wanita piada saat-saat itu berkewajiban melaksanakan kewajiban-kewajiban wanita yang tidak nifas. Hal-hal Yang Tak Boleh Dilakukan Selama Nifas Semua yang tidak boleh dilakukan selama haid, maka tak boleh dilakukan selama masa nifas, yaitu: shalat, puasa, masuk masjid, membaca dan menyentuh Al-Quran, thawaf dan bersetubuh. 3.3 Pengertian Istihadhah

Istihadhah adalah darah yang keluar dari bagian bawah rahim pada saat sealain waktu haid dan nifas. Jadi darah yang keluar melebihi masa haid atau nifas terpanjang, atau kurang dari masa haid atau nifas terpendek, itulah darah istihadhah. Dan juga darah yang keluar dari perempuan sebelum menncapai umur dewasa ( 9 tahun ). Penderita istihadhah ( mustahadhah ) adalah termasuk mereka yang kena uzur, seperti penderita mimisan, beser dan lain-lain. HUKUM DARAH ISTIHADHAH Isdihadhah adalah peristiwa yang tidak menentu kesudahannya. Oleh karena itu bukan merupakan penghalang ( mani ) bagi shalat, puasa, dan ibadahibadh lain yang tidak boleh dilaksanakan pada masa haid dan nifas dalilnya adalah hadits sebagai berikut, yang artinya : dari aisyah ra. Ia berkata : Fatimah binti abi hubaisy pernah datang kepada rosulullah SAW. Lalu bertanya : sesungguhnya saya ini menderita istihadhah hingga aku tak kunjung bersih, haruskah aku meninggalkan shalat? Maka sabda rosul kepdanya : jangan !!! tinggalkanlah shalat ( hanya ) pada hari-hari (yang biasanya) kau haid saja. Kemudian mandilah dan berwudhu tiap kali hendak shalat kemudian tetaplah shalat, sekalipun darah menetes pada tikar. MACAM-MACAM DARAH ISTIHADHAH 1. Darah yang keluar kurang dari ukuran masa haid yang terpendek 2. Darah yang keluar melebihi ukuran masa haid terpanjang 3. Darah yang kurang dari ukuran masa nifas pendek 4. Darah yang keluar melebihi ukuran masa nifas terpanjang 5. Darah yang melebihi kebiasaan haid and nifas yang sudah-sudah, yakni melebihi kebiasaan keduanya yang terpanjang; yang kalou tidak terjadi demikian maka disebut haid atau nifas 6. Menurut ahmad dan para ulama hanafi, termasuk juga darah yang dari wanita hamil karuna tersumbatnya mulut rahim. HAL-HAL YANG BOLEH DILAKUKAN KETIKA ISTIHADHAH

Darah istihadhah juga bisa dikatakan darah penyakit karena darah ini darah yang keluar dengan secara tidak normal, oleh karena itu wanita yang sedang istihadhah boleh melakukan ibadah yang tidak boleh dilakukan saat haid dan nifas misalnya : shalat, puasa, membaca al-quran, masuk mesjid dan boleh juga berjima dengan suaminya. Kaena ada hadits nabi yang diriwaytkan oleh ikramah yang artinya : Dari ikramah ra. Ia berkata : ummu habibah menderita istihadhah sedang suaminya tetap menyetubuhinya. BAB III PEMBAHSAN 4.1 Wanita Muslimah Wanita muslimah tidak dapat di definisikan secara harfiah karena perilaku seseorang tidak dapat dilihat berdasarkan kasat mata saja, yang mengetahui dia muslimah ataupun tidak hany dia yang tahu dan pencipta-NYA. Namun yang kita ketahui bahwasanya banyak persepsi mengenai wanita muslimah yang dilihat dari kasat mata. Diantaranya terlihat taat beribadah kepada Allah (menajalkan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya), senantiasa menutup auratnya, menjaga lisan dari perkataan-perkataan yang tidak baik, menjaga hubungan dengan seorang laki-laki yang bukan muhrimnya, dan sentiasa melaksanakan sunah-sunah rosulnya. Mengenai aurat wanita banyak sekali di jelasakn di dalam AL-Quran dan ALHadist bahwasanya wanita muslimah senantiasa menutupi auratnya. Di lihat dari define aurat sendiri yaitu Barang Yang Buruk yakni wanita buruk karena matanya hanya satu, yang dimaksud adalah bagian tubuh yang tidak patut di perlihatkan kepada orang lain, karena dengan tidak memperlihatkan auratnya kepada siapapun yang tidak di izinkan melihatnya, sehingga mendapatkan ridha Allah dan berhak tinggal di surga yang telah di persiapkan oleh Allah bagi orang yang bertaqwa.

4.2 Keringanan Bagi Wanita

Sebagai seorang wanita yang memiliki jasa yang begitu besar kepada kita semua, dengan adanya wanita hidup kita jadi lebih indah dan bermakna. Berkat seorang wanita kita sebagai anak dari wanita atau ibu kita bisa tumbuh dan berkembang di muka bumi ini hingga menjadi seperti saat ini. Dengan demikian, karean wanita sering di sibukan dalam kesehariannya, Allah memberikan keringanan kepada wanita yang berupa Haid dan Nifas, sehingga wanita dapat sejenak beristirahat untuk tidak melaksanakan ibadah kepada Allah akan tetapi dia selalu melaksanakan perintah Allah, karena dia mentaati larangan Allah.

4.3 Keharaman bagi wanita yang sedang haid atau nifas Inilah salah satu keringan yang Allah berikan kepada seorang wanita, Haid dan Nifas adalah suatu pemeberian yang Allah berikan kepada seorang wanita yang melarang wanita untuk melaksanakan ibadah kepada Allah yang berupa sholat, puasa, membaca ataupun memegang Al-quran, memasuki mesjid, bahkan wanita yang sedang haid atau nifas, di haramkan untuk berjima dengan suaminya. Karena di lihat dari sisi kesehatan Haid dan Nifas merupakan darah yang kotor yang keluar dari farji wanita dan jika seorang wanita melakukan jima dengan suaminya bisa mengakibatkan penyakit yang sangat berbahaya bagi keduanya. Menurut Syech Ibrahim Muhammad AL-Jamal dalam bukunya fiqih wanita, bahwa Haid adalah Darah yang keluar dari farji perempuan dalam keadaan sehat, bikan karena melahirkan anak ataupun pecahnya selaput darah. Jadi memang haid ini darah yang keluar dari farji wanita secara fitrah yang allah berikan kepada seorang wanita.

BAB IV PENUTUP

5.1 KESIMPULAN Allah SWT memberikan keringanan kepada wanita berupa haid dan nifas sematamata Allah menguji kaum wanita agar senantiasa mentaati perintahnya dan menjauhkan diri dari apa-apa yang Allah larang baginya, sehingga Allah akan menggolongkan ia kepada golongan orang-orang yang bertaqwa. Karena kita beribadah kepada Allah bukan hanya menjalankan perintah-Nya saja melainkan kita juga harus menjauhi larangan-Nya. Maka seorang wanita yang muslimah ia akan senatiasa melaksanakan syaiat-syariat agama. 5.2 SARAN Sungguh sangat kuasa Allah SWT yng telah menjdikan manusia yang sempurna baik fisiknya maupun siste-sistemnya. Untuk itu mari kita mendekatkan diri kepada Allah dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan senantiasa menjauhi segala sesuatu yang telah Allah larang bagi kita semua, semuga dengan itu semua kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang bertaqwa.

DAFTAR PUSTAKA 1. Al-jamal, Muhammad Ibrahim, FIKIH WANITA, internasional best seluler, semarang 2008 cet. Ke-25 ed.

10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang senantiasa memmberikan nikmat pada setiap mahluknya tanpa pandang setatus, karena dengan atas nikmat yang telah Allah berikan kepada penulis, penulis dapat menyelasaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya yang di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama dengan tema DARAH-DARAH WANITA. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada nabi besar nabi akhir zaman nabi Muhaammad SAW yang termasuk manusia ciptaan Allah yang plng sempurna diantara manusia-manusia yang lain, dengan akhlak yang beliau miliki menjadikan penulis mengidolakannya. Namun bukan hanya itu, beliau sebagai pembawa risalah yang tak pernah khianat, tak penah dusta, cerdas dan lain sebagainya menjadikan bumi ini menjadi penuh dengan cahaya ilmu.

11

MAKALAH
DARAH-DARAH WANITA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama

Disusun oleh: Kelompok III


Dede Miskanda Dede riyan Dede sofyan Dede suherni Dede sunandar Dedi firnandi Denny damora Dewi

12

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang masalah 2. Batasan Masalah 3. Rumusan Masalah 4. Manfaat penulisan BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Haid 3.2 Pengertian NIfas 1. Lamanya nifas 2. Terhentinya darah selama masa nifas 3. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama nifas 3.3 Pengertian Istihadhah 1. Hukum darah istihadhah 2. Macam-macam istihadhah 3. Hal-hal hyang boleh dilakukan ketika istihadhah BAB III : PEMBAHASAN

4.1 Wanita muslimah 4.2 Keringanan bagi wanita 4.3 Keharaman bagi wanita yang sedang haid atau nifas BAB IV : PENUTUP

1. Kesimpulan 2. Saran DAFTAR PUSTAKA

13

Vous aimerez peut-être aussi