Vous êtes sur la page 1sur 11

TEORI RAMONA T.

MERCER
Posted on 15 April 2011 by andaners TEORI RAMONA T. MERCER KASUS IBU POST PARTUM PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Asuhan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawatan maternitas sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam berbagai tindakan keperawatan seperti uupaya pelayanan antenatal, intranatal, post partum dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai perannya sebagai perawat profesional, perawat maternitas perlu mengembangkan ilmu dan kiat keperawatan yang salah satunya adalah harus dapat mengintegrasikan model konseptual khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas. Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas adalah Maternal Role Attainment-Becoming a Mother yang dikembangkan oleh Ramona T. Mercer. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi tujuan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan bayi dan lingkungannya. Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.

Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk menyusun dan mengaplikasikan format pengkajian bayi baru lahir dengan pendekatan model konseptual Mercer. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu mengaplikasikan pengkajian bayi baru lahir berdasarkan model konsepual Mercer 2. Tujuan Khusus a. Menyusun format pengkajian berdasarkan model konseptual Mercer b. Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir dengan menggunakan format yang telah disusun c. Mendokumentasikan data yang diperoleh d. Menganalisis data e. Merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil pengkajian f. Menganalisa penerapan model konseptual yang dikemukakan oleh Mercer yang tertuang dalam pembahasan TINJAUAN PUSTAKA A. Asumsi yang Mendasari Model Konseptual Maternal Role Attainment-Becoming a Mother adalah model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh Ramona T. Mercer. Model ini tercipta setelah Mercer melakukan perbagai riset yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi parental attachment pada ibu post partum dan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ibu tersebut adalah emosional bayi baru lahir. Mercer mengidentifikais bahwa komponen emosional bayi yang mempengaruhi peran ibu tersebut adalah temperamen bayi, kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan kesehatan umum. Asumsi Mercer berkaitan dengan pengembangan model maternal role attainment ini di antaranya adalah bayi baru lahir diyakini sebagai parner yang aktif dalam proses pencapaian peran ibu, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh peran ibu serta peran pasangan dan bayinya akan mereflesikan kompetensi ibu dalam menjalankan perannya sehingga dapat tumbuh dan berkembang. Perkembangan identitas peran ibu sangat terpengaruh oleh kondisi psikologis dan perilaku ibu dan bayi. Pada bayi respon perkembangan yang berpengaruh terhadap interaksi dengan perkembagan identitas peran ibu antara lain adanya kontak mata sebagai isyarat komunikasi, refleks menggenggam, refleks tersenyum dan tingkah lau yang tenang sebagai respon terhadap perawatn ibu, konsistensi tingkah laku interaksi dengan ibu serta respon ibu terhadap bayinya dapat meningkatkan pergerakan bayi. Dengan demikian kondisi bayi baru lahir sangat berpengaruh terhadap pencapaian dan pengembangan peran ibu sehingga perawat bayi baru lahir adalah komponen penting dalam penerapan model konseptual yang dikemukakan oleh Mercer. B. Sumber Teori Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan konsep Bronfenbrenners (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu. (Gambar 1)

C. Konsep Utama dan Definisi Mercer menggunakan konsep-konsep utama dalam mengembangkan model konseptualnya. Konsep-konsep tersebut adalah : Pencapaian peran ibu (maternal role attainment) adalah suatu proses pengembangan dan interaksional dimana setiap saat ketika ibu menyentuh bayinya akan menciptakan kemampuan mengasuh dan merawat termasuk membentuk peran dan menunjukkan kepuasan dan kesenangan menikmati perannya tersebut. Maternal identity menunjukkan internalisasi diri dari ibu. Persepsi terhadap kelahiran bayi adalah persepsi setiap wanita dalam menunjukkan persepsi pengalamannya selama melahirkan bayinya. Self esteem digambarkan sebagai persepsi individu dalam menggambarkan dirinya sendiri Konsep diri adalah seluruh persepsi individu terhadap kepuasan diri, penerimaan diri, harga diri dan kesesuaian antara diri dan ideal dirinya. Fleksibilitas dikemukaan untuk menunjukkan bahwa peran tidaklah kaku. Fleksibilitas perilaku pengasuhan anak meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan. Ibu yang lebih tua berpotensi untuk mengalami kekakuan pada bayinya dan untuk menyesuaikan pada setiap situasi. Childrearing attitude adalah perilaku ibu atau kepercayaan mengenai pengasuhan anak. Status kesehatan didefinisikan sebagai persepsi orang tua terhadap prioritas kesehatannya, pandangan erhadap kesehatan, kesehatan saat ini, resistensi atau kemungkinan untuk sakit, hal yang dikhawatirkan dalam kesehatan, orientasi sakit dan memutuskan peran sakit. Kecemasan digambarkan sebagai persepsi individu tentang situasi yang penuh stress seperti adanya bahaya atau ancaman. Depresi ditunjukkan dengan adanya beberapa gejala tekanan yang ditunjukkan dari perilaku ibu. Role strain-role conflict (konflik peran) didefinisikan sebagai konflik dan kesulitan yang dirasakan oleh wanita dalam penyesuaiannya terhadap tugas peran ibu. gratification-satisfaction digambarkan sebagai kepuasan, kenikmatan, umpan balik dan kebanggaan yang diekspresikan oleh wanita dalam berinteraksi dengan bayinya dan dalam memenuhi tugas rutinnya sebagai seorang ibu. Attachment adalah komponen dari peran orang tua dan identitas yang digambarkan sebagai proses dalam mempertahankan komitmen sikap dan emosi yang telah terbentuk. Infant temperament dikaitkan dengan apakah bayi sulit mengirimkan untuk membaca isyarat, arahan pada perasaan ketidakmampuan dan keputusasaan dari ibu. Status kesehatan bayi (infant health status) adalah kesakitan yang disebabkan oleh permisahan ibu dan bayi, mempengaruhi proses kasih sayang (attachment). Karaktersitik bayi (infant characterize) meliputi temperamen bayi, penampilan dab status kesehatan. Isyarat-isayarat bayi (infant cues) adalah perilaku bayi yang menunjukkan respon terhadap ibunya. Keluarga (family) didefinisikan sebagai sistem yang dinamis yang terdiri atas subsistem-individu (ibu, ayah, janin/bayi) dan dyad (ibu-ayah, ibu-janin/bayi, ayah-janin/bayi) yang bersama dalam satu sistem. Fungsi keluarga (family functioning) adalah pandangan individu terhadap aktivitas

dan hubungan antara kelurga dan sub sistem serta unit sosial yang tinggal dalam rumah Ayah atau pasangan intim (father or intimate partnert) berkontribusi pada proses pencapaian peran ibu yang pada pelaksanaannya tidak bisa digantikan oleh orang lain. Interaksi ayah membantu mengurangi tekanan dan memfasilitasi pencapaian peran ibu. Stress terbentuk dari persepsi positif atau negatif tentang hidup dan lingkungan. Dukungan sosial (social support) adalah sejumlah bantuan yang diterima, puas dengan bantuan tersebut dan orang-orang disekitarnya selalu siap untuk membantu. Terdapat empat area dukungan sosial yang mencakup dukungan emosional, informasi, fisik dan penilaian. Hubungan ibu-ayah (mother-father relationship) adalah persepsi tentang hubungan pasangan yang mencakup nilai, tujuaan antara kedun dan perjanjian. Kasih sayang ibu terhadap bayinya berkembang seiring dengan lapangan emosional dari hubungan orangtuanya D. Paradigma Keperawatan Bedasarkan Model Konseptual Ramona T. Mercer Keperawatan Mercer (2004) mengemukakan bahwa keperawatan adalah profesi yang dinamis dengan tiga fokus utama yaitu promosi kesehatan, mencegah kesakitan dan menyediakan layanan keperawatan bagi yang memerlukan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian untuk memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan. Pengkajian selanjutnya pada klien dan lingkungan, perawat mengidentifikasi tujuan klien, menyediakan layanan pada klien yang meliputi dukungan, pendidikan dan pelayanan keperawatan pada klien yang tidak mampu merawat dirinya sendiri. Manusia Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep manusia namun mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian dari peran yang dimainkan. Wanita sebagai individu dapat berperan menjadi orang tua jika telah melalui mother-infant dyad. Inti dari manusia tersusun dari konteks budaya dan dapat mendefinisikan dan membentuk situasi. Konsep kepercayaan diri dan harga diri sebagai manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya dan ayah dari bayinya atau orangg lain yang berarti yang saling mempengaruhi. Kesehatan Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi kesehatan yang mereka lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko terhadap penyakit, kekhawatirkan dan perhatian tentang kesehatan, orientasi pada penyakit dan penyembuhannya, status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan status kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan bahwa stress suatu proses yang memerlukan perhatian penting selama perawat persalinan dan proses kelahiran. Lingkungan Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari definisi Bronfenbrenners tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori awalnya. Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian dari lingkungan, terdapat akomodasi mutual antara perkembangan individu dan perubahan sifat dengan segera. Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan dipengaruhi untuk mencapai peran maternal dan paternal serta perkembangan anak. E. Pencapaian Peran Ibu : Mercers Original Model

Maternal Role Attainmen yang dikemukakan oleh Mercer merupakan sekumpulan siklus mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Model ini dikembangkan oleh Mercer sejalan pengertian yang dikemukakan Bronfenbrenners, yaitu : a. Mikrosistem adalah lingkungan segera dimana peran pencapaian ibu terjadi. Komponen mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan sosial, status ekonomi, kepercayaan keluarga dan stressor bayi baru lahir ang dipandang sebagai individu yang melekat dalam sistem keluarga. Mercer (1990) mengungkapkan bahwa keluarga dipandang sebagai sistem semi tertutup yang memelihara batasan dan pengawasan yang lebih antar perubahan sengan sistem keluarga dan sistem lainnya. b. Mesosistem meliputi, mempengaruhi dan berinteraksi dengan individu di mikrosistem. Mesosistem mencakup perawatan sehari-hari, sekolah, tempat kerja, tempat ibadah dan lingkungan yang umum berada dalam masyarakat. c. Makrosistem adalah budaya pada lingkungan individu. Makrosistem terdiri atas sosial, politik. Lingkungan pelayanan kesehatan dan kebijakan sistem kesehatan yang berdampak pada pencapaian peran ibu. Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap penguasaan peran, yaitu : Antisipatori : tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup data sosial, psikologi, penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap peran, belajar untuk berperan, hubungan dengan janin dalam uterus dan mulai memainkan peran. Formal : tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran dan pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal, harapan konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu. Informal merupakan tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan ataucara khusus yang berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita membuat peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan ke depan. Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap perannya. Perngalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri, kemampuan dalam menampilkan perannya dan pencapaian peran ibu. Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir tampak dari Gambar 1. Respon perkembangan bayi sebagai respon terahadap perkembagan peran ibu adalah a. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam b. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu c. Perilaku interaksi tang konsisten dengan ibu d. Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan aktifitas. G. Becoming a Mother : Model Revisi Pada tahun 2003, Mercer merevisi model maternal role attainment menjadi a becoming mother.

Pada model ini ditempatkan interaksi antara ibu, bayi dan ayah sebagai sentral interaksi yang tinggal dalam satu lingkungan. Dalam model ini dijelaskan variabel lingkungan keluarga dan teman meliputi dukungan sosial, nilai dari keluarga, budaya, fungsi keluarga dan stressor. Lingkungan komunitas meliputi perawatan sehari-hari, tempat kerja, sekolah, rumah sakit, fasilitas rekreasi dan pusat kebudayaan. Lingkungan yang lebih besar dipengaruhi oleh hukum yang berhubungan dengan perempuan dan anak-anak, termasuk ilmu tentang bayi baru lahir, kesehatan reproduksi, budaya terapan dan program perawatan kesehatan nasional. TINJAUAN KASUS a. Hasil Pengkajian pada Bayi Baru Lahir dengan Mengggunakan Model Mercer 1. Pengkajian Ibu a. Identitas Ibu Nama Ibu : Ny. I Usia : 25 tahun Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Pendidikan : SLTA Alamat : Jl. Bintara I Rt. 016 Rw. 02. Bekasi Utara Tanggal pengkajian : 20 November 2007 b. Antisipatori 1) Riwayat kahamilan ibu yang lalu : ibu mengatakan bahwa kehamilannya yang lalu sama dengan kehamilannya sekarang tidak ada masalah yang berarti. HPHT tanggal 3 Pebruari 2007, Taksiran Partus tangga 21 Nopember 2007. Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak kehamilan 18 minggu di RB. Rumah Sakit Ananda, Bekasi. Imunisasi TT dilakukan sebanyak dua kali di rumah sakit yang sama. Ibu mengatakan tidak ada masalah pada masa kehamilan hanya klien merasakan pusing yang hebat pada awal kehamilan yang lambat laun berkurang sampai hilang. 2) Riwayat psikologis selama hamil : ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini sangatlah diharapkan mengingat usia anaknya yang pertama sudah menginjak 7 tahun. Ibu mengungkapkan bahwa suami dan keluarganya sangat senang dengan kehamilannya. Klien mengatakan dirinya menjadi percaya diri saat mengetahui hamil lagi karena dirinya merasa sempurna menjadi wanita. 3) Interaksi selama hamil : ibu mengatakan bahwa suami dan keluarganya sangat menjaga dan memperhatikan dirinya meskipun kehamilannya ini adalah yang kedua sehingga ibu merasa kedekatan dirinya dengan keluarga semakin erat. Selama hamil sampai usia kehamilan 8 (delapan) bulan, klien masih bekerja sehingga sering bertemu dengan teman-teman kerjanya yang biasa memberikan pengalaman kehamilan mereka. 4) Harapan selama kehamilan : Ibu mengatakan bahwa dirinya ingin kehamilannya tidak bermasalah, bayinya sehat dan nomal tidak mempermasalahkan jenis kelamin bayinya nanti. 5) Peran yang dilakukan ibu selama hamil berhubungan dengan bayinya : ibu mengatakan bahwa selama hamil klien selalu bersikap hati-hati, berusaha mengkonsumsi makanan yang bergizi dan senang mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan bayinya nanti.

c. Formal 1) Riwayat kelahiran : Ibu mengatakan bahwa anak pertamuanya lahir 7 (tujuh) tahun yang lalu dengan spontan di tempatt yang sama. Ibu mengatakan tidak ada masalah pada persalinannya yang lalu. Bayi lahir sehat dengan BB 3050 gr dan PB 50 cm. Riwayat kelahiran saat ini : pada tanggal 20 Nopember 2007, pukul 08.00 WIB, ibu mengeluarkan bercak darah pada pakaian dalamnya. Ibu minta diantar ke RS. Ananda. Hasil pemeriksaan dalam pkl. 08.45 WIB, pembukaan 1 dan pembukaan lengkap terjadi pada pukul 16.50 WIB. Ibu dipimpin meneran dan bayi lahir pk. 17.10 WIB dengan jenis kelamin perempuan. Nilai APGAR pada menit ke-1 : 7 dan pada menit ke-5 : 9. Berat badan 3600 gr, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C. Placenta lahir lengkap pada pukul 17.15 WIB. Tidak tampak adanya kecacatan pada tubuh bayi. 2) Fase penerimaan bayi : ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya, hal tersebut tampak saat ibu memeluk dan menyentuh bayinya dengan tampak senyum kebahagiaan. 3) Bonding attachment : segera setelah lahir bayi diletakkan di perut ibu, bayi tampak tenang dalam dekapan ibunya. Bayi dibiarkan merangkak dan mencari puting ibunya. Perawat dan keluarga menjaga dan mengawasi di dekat ibu. Sekitar 40 menit kemudian bayi berhasil mencapai puting dan menghisap puting ibu. 4) Breast feeding/ kolostrum : Bayi sudah bisa menghisap puting ibu. Ibu mengatakan bahwa ingin sekali menyusui bayinya untuk seterusnnya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI baru sedikit dan khawatir produksi ASI tidak banyak seperti pada pengalaman anak pertama dulu sehingga perlu dibantu dengan susu formula. 5) Interaksi sosial selama kelahiran : ibu dapat kooperatif selama kelahiran. Hal ini dibuktikan dengan ibu mengikuti instruksi pimpinan persalinan dengan baik. 6) Peran ayah selam kelahiran : suami Ny. I tampak setia mendampingi saat proses persalinan dan memberikan dukungan. d. Informal 1) Orang yang terlibat dalam perawatan bayi : ibu mengatakan bahwa dia akan merawat bayinya sendiri dibantu oleh suami dan orang tuanya. 2) Peran dalam perawatan bayi : ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan merawat bayinya sebaik-baiknya dan untuk sementara akan berhenti bekerja. 3) Pengalaman dalam perawatan bayi : ibu mengatakan sudah mempunyai cukup gambaran dalam hal perawatan bayi mengingat ibu sudah memiliki pengalaman dalam merawat anak pertamanya. 4) Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang : ibu mengatakan tidak berencana untuk memiliki anak lagi tetapi jika memang nanti diberi kepercayaan untuk memiliki bayi lagi, ibu mengatakan akan lebih mampu merawat bayinya sejak kehamilan dengan pengalamannya merawat anak-anaknya terdahulu. e. Personal 1) Pandangan ibu terhadap perannya : ibu mengatakan dirinya merasa sangat bahagia dengan dikaruniai bayi perempuan karena anak sebelumnya adalah laki-laki dan mengatakan akan merawat bayinya dengan baik dan berperan penuh sebagai ibu bagi anak-anaknya. 2) Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu : ibu mengatakan mendapatkan pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu yang baik dari ibunya yang merawatnya dengan

baik meskipun dengan jumlah anak yang banyak. 3) Percaya diri dalam menjalankan peran : ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa mampu mejadi ibu, karena dukungan dari suami dan orang tua yang cukup baik. 4) Pencapaian peran : selama pengamatan ibu masih tampak merawat bayinya karena masih dalam keadaan kelelahan tetapi ibu sudah memluk dan menyentuh bayinya. 2. Pengkajian pada Bayi a. Temperamen bayi : segera setelah lahir bayi menangis kuat, saat bayi diletakkan di perut ibu bayi tampak berhenti menangis dan tenang. Selanjutnya bayi terlelap. b. Kemampuan berespon terhadap stimulus : saat diletakkan di atas perut ibu, bayi tampak merangkak dan mencari puting ibu kemudian menghisap puting. Segera setelah lahir bayi diberi rangsangan dengan menyentuh telapak tangan bayi dengan tangan perawat bayi langsung menggenggam. c. Penampilan umum : Berat badan 3600 gr, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C. d. Karakteristik umum : a) Usia bayi : 1 jam b) Postur : lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi c) Integumen : warna umumnya merah muda, tidak tampak ikterik, tidak tampak adanya hiperpigmentasi, tidak ada edema, vernik kaseosa sedikit seperti keju dan tidak berbau, lanugo menipis, deskuamasi terdapat pada buku jari-jari. d) Kepala : bentuk kepala simetris atau tidak ada kelainan bentuk fontanel anterior teraba datar, bentuk seperti berlian, fontanel posterior berbentuk segitiga dan lebih kecil dari anterior, sutura teraba dan tidak menyatu. e) Mata : kelopak mata terbuka, kedua mata dan jarak masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar kantus ke bagian kantus yang lain, bentuk simetris, terdapat refleks mengedip ada, kelopak mata terdapat edema ringan, tidak ada rabas, bola mata dapat bergerak bebas, ukuran pupil sama dan bereaksi terhadap cahaya. f) Hidung : bentuk simetris berada di garis tengah, tampak tidak ada tulang hidung, terdapat sedikit mukus tetapi tidak ada lendir yang keluar. g) Telinga : letak telinga sesuai dengan garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata, pinna fleksibel, berespon terhadap suara dengan memberikan rangsang suara yang keras bayi tampak terkejut (refleks startle), lubang telinga terbuka, tidak terdapat sekret. h) Mulut : bentuk bibir simetris, warna merah mudak, palatum lunak dan keras utuh, terdapat refleks rooting, sucking dan ekstruksi, gusi berwarna merah muda, lidah tidak menonjol. i) Wajah : Bentuk simetris j) Leher : Pergerakan bebas, tidak terjadi webneck. k) Dada : bentuk bulat, puting susu menonjol, letak simetris, bunyi jantung tidak terdapat murmur dan kecepatan jantung reguler, bunyi nafas bronkial jelas, rektraksi dada tampak teratur. l) Abdomen : bentuk bulat, terdapat tali pusat tampak satu vena dua arteri, warna putih kebiruan, sedikit tampat perdarahan dari ujung puntung tali pusat, terdengar bising usus, mekonium keluar sudah keluar. Tampak pernafasan perut reguker. m) Genetalia : klitoris edema, labia mayora metutupi labia minora, terdapat rabas mukoid, meatus urinarius terdapat di bawah klitoris. Tampak keluar urine berwarna jernih. n) Ektremitas

Lengan : Sikap fleksi, ukuran lengan simetris, pergerakan bebas, jumlah jari utuh, saat diberi rangsangan bayi dapat menggenggam (refleks menggenggam). Bayi di letakkan pada daerah datar kemudian diberi rangsangan dengan hentakan di sekitar bayi. Bayi menunjukkan respon mengembangkan jari-jarinya dengan sedikit tremor dan gerakan tangan memeluk kemudian kembali ke posisi fleksi. Tungkai dan kaki : panjang simetris, sikap fleksi, gerakan bebas, terdapat refleks babinski,refleks menggenggam (refleks plantar) , saat kaki bayi disentuhkan pada daerah datar kaki bayi tampak seperti akan melangkah (refleks melangkah), dan saat ditengkurapkan bayi tampak bergrak maju. o) Punggung utuh p) Anus : lubang anus terbuka, mekonium sudah keluar. q) Usia kematangan bayi berdasarkan New Ballards Score Kematangan fisik Kulit tampak mengelupas dan terdapat ruam, vena jarang (nilai 2) Lanugo tampak menipis (nilai 2) Garis telapak tangan beberapa garis di 2/3 anterior (nilai 3) Payudara tampak areola muncul lebih jelas dengan tonjolan 3-4 mm (nilai 3) Telingan tampak bentuk lebih baik, mudah membalik (nilai 2) Genetalia perempuan tampak labia mayora sudah menutupi labia minora (nilai 4)Kematangan Neuromuskuler Sikap : kedua bahu dan kedua kaki bengkok dan menutup ke arah badan (nilai 4) Sudut siku : 0 (nilai 4) Kelenturan lengan : < 90 (nilai 4) Sudut popliteal : < 90 (nilai 5) Tanda scarf : siku tidak melewati midline (nilai 4) Tumit ke telinga : lutut bengkok,tumit sampai 45 dari bidang datar (nilai 4) Jumlah Skor = 41, usia gestasi bayi adalah 40 minggu e. Responsiverness b) Kontak mata : belum tampak jelas adanya kontak mata antara ibu dengan bayinya. c) Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada telapak tangan dan di bawah jari kaki. d) Tersenyum : bayi belum tampak tersenyum e) Perubahan interaksi konsistensi bayi : belum tampak adanya perubahan interaksi yang konsisten dari ibu dan bayinya, tetapi ibu sudah berupaya untuk memeluk dan menyentuh bayinya dan ibu belum mencoba secara aktif untuk menyusui. f) Rangsangan yang dapat meningkatkan pergerakkan : bayi sudah dapat bekah dan respon terhadap rangsangan terhadap refleks startle, refleks moro, refleks babinski, refleks melangkah, refleks mengisap dan refleks merangkak. PEMBAHASAN Pada awalnya model konseptual Mercer lebih lebih ditujukan pada pengkajian ibu post partum karena model ini berfokus pada proses pencapaian peran ibu dan bagaimana menjadi seorang ibu. Namun jika meninjau konsep model yang dikemukakan oleh Mercer ini bayi adalah bagian yang sangat penting dapam proses pencapaian peran tersebut, dimana interaksi bayi dengan ibu yang terjalin utuh dan sistematis akan mempererat kasih sayang antara keduanya.

Penerapan konsep model Mercer dalam praktek keperawatan maternitas dikenal sebagai bonding attachment. Bonding attachment adalah interaksi antara orang tua dengan bayinya yang dimulai sejak dalam kandungan, dilanjutkan saat proses persalinan serta dipertahankan selama dan setelah proses post partum. Pengertian bonding sendiri adalah dimulainya interaksi emosi, fisik dan sensoris antara orang tua dan bayinya segera setelah lahir ditampilkan melalui daya tarik satu araj oleh orang tua tehadap bayinya. Sedangkan attachment adalah ikatan perasaan kasih sayang antara oarang tua dengan bayinya meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi, fisik yang kuat berupa hubungan timbal balikyang saling menguntungkan melalui sinyal antara pemberi asuhan utama dan bayi yang berkembang secara berangsur-angsur. (Matterson, 2001). Pengkajian terhadap bonding dapat dilakukan dengan melakukan observasi terhadap perilaku orang tua dengan mengenali bayinya, memberi nama dan mengakui adanya bayi sebagai anggota keluarga. Attachment meliputi pengkajian verbal dan non verbal ibu dan keluarga saat berinteraksi dengan bayinya, meliputi respon orang tua saat bayi menangis, apakah orang tau menunda pekerjaan atau kebutuhan dan berjalan mendekat, menerima tanggung jawab mengasuh bayinya dan melaksanakan perawatan pada bayi, merubah panggilan orang tua dengan panggilan yang diharapkan anak. (Mercer, 1995). Perilaku orang tua yang menunjukkan adanya bonding attachment adalah adanya sentuhan fisik dengan menyusui, sentuhan kulit, adanya kontak mata saat menyusui dan saat bayi terbangun, berbicara serta memeriksa tubuh bayi. Peran ayah yang aktif dalam proses persalinan maupun perawat bayi akan menunjukkan keterikatan yang lebih kuat dari pada ayah yang tidak terlibat dalam proses persalinan dan perawatan bayi (Reeder, 1997). Hal-hal tersebut sejalan dengan bagaimana Mercer menggambarkan bagaimana pencapaian peran menjadi ibu. Mercer menegaskan pada teorinya bahwa proses pencapaian peran ibu yang dilalui dengan empat fase akan selalu berhubungan dengan respon bayi. Pada fase anticipatory yang dimulai sejak kehamilan, bayi juga dilibatkan untuk berinteraksi, lalu fase kedua yang dimulai saat kelahiran bayi yang juga memerlukan peran perawat dalam melakukan pengkajian fisik secara umum, model Mercer ini juga mendukung dengan pengkajian yang lebih difokuskan pada psikososial. Pada fase ketiga informal, peran ibu dalam proses interaksi dengan bayinya menjadikan ibu lebih matang di dalam menjalankan perannya. Fase keempat personal, ibu telah menginternalisasi perannya sehingga ibu mulai merasa percaya diri,merasa mampu dalam menjalankan tugasnya. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu yang meliputi : temperamen, kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan kesehatan umum.Mercer juga mengembangkan teorinya pada bayi baru lahir yang lebih spesifik dengan mengkaji kontak mata antara bayi dengan ibunya sebagai isyarat pembicaraan,adanya refleks menggenggam, refleks tersenyum dan tingkah laku yang tenang sebagai respon terhadap perawatan yang dilakukan ibu. Konsistensi tingkah laku interaksi dengan ibu dan respon yang datang dari ibu akan meningkatkan pergerakan. Sejalan dengan asumsi Mercer ini, May (1990) membedakan perilaku bayi khususnya temperamen bayi ke dalam 2 (dua) ketegori : 1. Tipe easy infant dimana bayi menunjukkan fungsi tubuh yang teratur, perasaan yang positif dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan.

2. Tipe difficult infant dimana bayi menunjukkan irama tubuh yang tidak beraturan serta berespon lambat terhadap rangsangan atau situasi yang baru. Proses pencapaian identitas peran ibu ini menurut model konseptual Mercer dapat memakan waktu sebulan atau beberapa bulan. (Mercer, 1995). Sedangkan masa bayi baru lahir atau neonatus berlangsung selama 40 hari bahkan di klinik bersalin atau rumah sakit pengaplikasian pada bayi baru kurang dari 24 jam. Perawatan bayi selanjutkan menjadi tanggung jawab perarwat yang ada di komunitas dan perawat anak. Meighan (2001), mengemukakan bahwa teori Mercer sangat relevan digunakan pada berbagai setting praktek keperawatan maternitas dan anak. Hal ini didasarkan pada hasil penelitiannya yang selalu dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan. Penerapan konsep Mercer ini lebih banyak terfokus pada kondisi psikologis dan fisik sedangkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia tidak terkaji. Oleh karena itu agar dapat menggali data yang komprehensif konsep model Mercer ini harus dikombinasi dengan teori lain yang mencakup kebutuhan dasar manusia. Pada kasus pengkajian Ny.I belum didapatkan hasil bahwa proses pencapaian peran ibu sudah hampir dicapai oleh ibu hanya ibu belum mampu memberikan ASI secara mandiri segera karena kondisi ibu yang kelelahan yang disebabkan proses persalinan. Namun sifat dan perilaku ibu seperti empati, sensitive terhadap isyarat bayi, kematangan sikap, riwayat kehamilan yang normal, dimana menurut teori sikap itu dapat mempengaruhi bayinya, sehingga hal tersebut dapat menjadi berpotensi untuk penyebab keadaan bayi yang baik dan sejahtera. Pada proses persalinan bayi Ny. I dilakukan tehnik inisiasi dini. Hal ini ditujukan untuk memfasilitasi bonding attachment dengan segera. Segera setelah lahir, bayi lansung dileletakkan diatas abdomen. Selama di atas perut ibu, bayi tampak tenang kemudian beberapa saat kemudian bayi merangkak

Vous aimerez peut-être aussi