Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB I PENDAHULUAN

I.1.

Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan ekonomi negara-negara sedang berkembang,

penggangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di negara-negara sedang berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sangggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk yang berlaku. Pertambahan tenaga kerja ternyata tidak dapat diimbangi oleh pertarabahan kesempatan kerja yang diciptakan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang baru, terutama oleh pertumbuhan kegiatan di sektor industri. Tenaga kerja baru yang tidak dapat memperoleh pekerjaan telah memperbesar jumlah penggangguran yang telah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Oleh karena itu, masalah pengangguran yang dihadapi dari tahun ke tahun semakin lama semakin bertambah serius. Fungsi kapital yang menaikkan produktivitas dalam pertumbuhan ekonomi jangka panjang selain berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapan lainnya, juga dapat berupa human capital. Kapital sebagai alat pendorong perkembangan ekonomi, yang dapat dipergunakan langsung maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah output, meliputi investasi dalam pengetahuan teknik/perbaikan-perbaikan dalam pendidikan, kesehatan dan keahlian.

Keadaan kapital di negara sedang berkembang pada umumnya relatif jarang, karena tingkat akumulasi kapital yang rendah hal ini dapat terjadai karena adanya suatu vicious circle. Di negara sedang berkembang pendapatan rendah, apabila ada tabungan jumlahnya sedikit, konsumsi rendah dan pada tingkat yang subsistence, sehingga tidak dapat dikurangi untuk tabungan. Tabungan yang tidak ada atau sedikit menyebabkan keinginan untuk melakukan investasi juga sedikit. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas dan rendahnya tingkat pendapatan. Di negara sedang berkembang seperti Indonesia peranan pemerintah masih tergolong besar. Anggaran pemerintah sangat mempengaruhi kondisi perekonomian. Anggaran pemerintah dapat mempengaruhi tingkat output. Pengaruhnya tergantung kepada pengaruh anggaran terhadap kegiatan sektor swasta. Pengaruh anggaran pemerintah terhadap sektor swasta dapat bersifat substitusi atau komplementer. Anggaran pemerintah bersifat substitusi dengan sektor swasta jika investasi pemerintah bersaing dengan investasi swasta. Anggaran pemerintah dapat bersifat komplementer dengan sektor swasta apabila investasi pemerintah digunakan dalam pembangunan infrastruktur fisik maupun non fisik. Hal ini akan meningkatkan economies of scale melalui perluasan pasar yang selanjutnya akan meningkatkan keuntungan sektor swasta. Investasi langsung maupun pemerintah tidak juga akan meningkatkan pendapatan secara

langsung melalui multiplier effect, sehingga sektor swasta

akan terdorong untuk melakukan investasi karena keuntungan yang diperoleh akan meningkat sejalan dengan peningkatan pada permintaan terhadap barang akhir. Dari latar belakang masalah terebut maka penulis mengambil judul "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia (1980-1997) ".

I.2.

Rumusan Masalah Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembentukan GNP. Investasi memiliki peranan yang penting dalam permintaan agregat. Biasanya pengeluaran investasi memiliki sifat yang tidak stabil sehingga sering mengalami fluktuasi yang dapat menyebabkan terjadinya resesi dan boom. Investasi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan perbaikan dalam produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada tenaga kerja dan jumlah (stock) kapital. Investasi akan menambah jumlah (stock) dari kapital. Tanpa investasi maka tidak akan ada pabrik, mesin-mesin baru dan dengan demikian tidak ada ekspansi. Dalam kaitannya dengan stabilisasi untuk mengatasi akibat buruk dari adanya fluktuasi investasi maka rumusan masalah yang diambil adalah Bagaimanakah Pengaruh Tingkat Investasi Publik, Suku Bunga Domestik Riil, Inflasi Domestik, Beban Hutang Luar Negeri dan Produk Domestik Bruto terhadap Tingkat Investasi Swasta di Indonesia ?.

I.3.

Tujuan Penulisan Secara rinci penulisan ini bertujuan untuk : 1. 2. Mengetahui pengaruh investasi pemerintah terhadap investasi swasta. Melihat hubungan antara suku bunga domestik riil dan inflasi domestik di Indonesia dengan investasi swasta. 3. Mengetahui swasta. hubungan tingkat Produk Domestik Bruto dengan investasi

4.

Melihat pengaruh beban hutang luar negeri Indonesia.

terhadap investasi swasta di

I.4.

Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Agar memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang investasi swasta di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Bagi Jurusan dan Fakultas Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah dunia ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu ekonomi pembangunan. 3. Bagi Pelaku Bisnis atau Investor Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi di dalam pertimbangan untuk membuat keputusan investasi.

I.5.

Hipotesis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Investasi pemerintah berpengaruh negatif terhadap investasi swasta. Apabila terjadi peningkatan pada investasi pemerintah, maka investasi sektor swasta akan menurun. 2. Tingkat suku bunga domestik riil berpengruh negatif terhadap tingkat investasi swasta. Jika tingkat suku bunga domestik riil meningkat maka investasi swasta akan menurun.

3.

Tingkat inflasi domestik berpengaruh negatif terhadap investasi swasta. Apabila terjadi peningkatan pada tingkat inflasi, maka investasi swasta akan menurun.

4.

Beban hutang luar negeri berpengaruh negatif pada investasi swasta. Peningkatan beban hutang luar negeri berarti penurunan pada investasi swasta.

5.

Terdapat hubungan positif antara tingkat Produk Domestik Bruto riil dengan investasi swasta. Bila terjadi peningkatan pada investasi swasta maka tingkat Produk Domestik Bruto riil akan meningkat pula.

I.6.

Kerangka Pemikiran Motivasi pokok dari investasi adalah mencari laba bersih yaitu hasil selama periode ini dan periode yang akan datang melebihi biaya selama periode ini. Dengan demikian kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil pengembalian investasi (terutama dipengaruhi siklus ekonomi), biaya investasi (yang ditentukan oleh kebijakan mengenai tingkat suku bunga dan perpajakan) serta perkiraan akan masa depan. Oleh karena faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi masa depan yang sulit diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah dalam pengeluaran agregat. pengeluaran investasi lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi investasi dapat menyebabkan terjadinya resesi dan boom. Investasi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan perbaikan dalam produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada tenaga kerja dan jumlah (stock) kapital. Investasi akan menambah jumlah (stock) dari kapital. Tanpa investasi maka tidak akan ada pabrik, mesin-mesin baru dan dengan demikian tidak ada ekspansi.

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model produksi yang dapat diformulasikan sebagai berikut : IS = f ( IP, RI, CPI, DS, PDB) Dimana : IS IP RI CPI DS PDB = Tingkat Investasi Swasta = Tingkat Investasi Publik = Suku Bunga Domestik Riil = Tingkat Inflaasi Domestik = Beban Hutang Luar Negeri = Tingkat PDB Riil Berdasarkan hubungan pada persamaan tersebut, model yang diamati menjadi : ISt = a0 + a1IPt + a2RIt + a3CPIt + a4DSt + a5PDBt + a6Ut a1 < 0, a2 < 0, a3 < 0, a4 < 0, a5 > 0 an adalah koefisien regresi, dimana n = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan U t adalah variabel gangguan. Model tersebut menjelaskan bahwa variabel investasi pemerintah, suku bunga domestik riil, tingkat inflasi domestik dan beban hutang luar negeri berhubungan negatif dengan investasi swasta di Indonesia. Sedangkan variabel PDB riil berhubungan positif dengan investasi swasta. Adapun pengujian-pengujian yang dilakukan dibagi dalam beberapa tahap yaitu : 1. Tahap regresi 2. Tahap pertama yang kedua adalah menguji kesesuaian tanda masing-masing koefisien

diperoleh dengan teori ekonomi. adalah menguji baik secara statistik yang terdiri dari :

Pengujian

tidaknya

garis

regresi sampel mewakili data (goodness

of fit).

Besaran yang biasa digunakan

untuk melakukan pengujian

ini

adalah R2 (koefisien determinasi). Uji t, yaitu pengujian tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi yang diperoleh dari perhitungan. Uji F, yaitu menguji semua koefisien penaksiran regresi secara serentak.

Tahap ketiga adalah melakukan pengujian terhadap pelanggaran asumsi klasik yaitu heteroskedastisitas/ multikolinearitas dan autokorelasi.

1.7.

Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini secara garis besar akan diuraikan menjadi

bagian-bagian sebagai berikut : BAB I, tentang pendahuluan yang mencakup masalah, tujuan penulisan, latar belakang masalah, rumusan metodelogi penelitian dan

hipotesis penelitian,

sistematika penulisan. BAB II, tentang landasan teori, merupakan tinjauan pustaka yang membahas

teori investasi yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. BAB III, Metodelogi Penelitian, membahas tentang sumber data, dan model yang digunakan. BAB IV, tentang Perkembangan perekonomian di Indonesia, merupakan penjelasan mengenai perkembangan situasi perekonomian makro di Indonesia serta yang diteliti pengaruhnya terhadap investasi

perkembangan dari variabel-variabel swasta di Indonesia. BAB V,

tentang data dan analisis hasil regresi yang meliputi deskripsi data,

metode analisis dan analisis hasil. BAB VI, merupakan bagian akhir dari skripsi yang menguraikan

kesimpulan dan saran.

Vous aimerez peut-être aussi