Vous êtes sur la page 1sur 2

Aceh - Kamis, 11 Agt 2011 01:16 WIB Kawasan Aceh Besar Mulai Kekurangan Air

Banda Aceh dan Aceh Besar Alami Kekeringan

(Analisa/iranda novandi) Areal sawah milik warga Gampong Mibo Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh retak-retak akibat kekeringan menyusul kemarau panjang, sehingga tidak dapat lagi diusahai. Foto diabadikan, Rabu (10/8).

Banda Aceh, (Analisa). Kota Banda Aceh dan Aceh Besar hingga saat ini mengalami kemarau panjang, sehingga sejumlah wilayah di dua daerah tersebut mengalami kekeringan hebat dan masyarakatnya sangat resah. Keresahan masyarakat sangat beralasan karena kekeringan yang melanda kabupaten/kota itu yang sudah berjalan hampir sebulan dan kini mulai mengancam sumber kehidupan masyarakat, dimana ada sejumlah daerah sudah kekurangan air. Hingga saat ini warga tidak bisa memanfaatkan lahan persawahan milik masing-masing untuk menanam padi maupun palawija. Pasalnya, areal persawahan yang ada kini telah kering kerontang dan anahnya retak-retak. Pantauan Analisa, Rabu (10/8) kondisi persawahan yang mengalami retak-retak tersebut memang sangat memprihatinkan. Dimana keretakannya ada yang mencapai 30 cm dan hewan-hewan yang biasanya ada di areal persawahan tersebut ikut mati kekeringan seperti bakicot dan cacing tanah. "Ada puluhan hektar persawahan di sini yang tak bisa diusahai lagi karena telah retak-retak sedalam 10-30 cm," ujar Yusran, tokoh pemuda Banda Aceh Rabu (10/8). Bahkan, lanjut Yusran, ada kawasan rawa-rawa dan kolam warga yang sebelumnya tak pernah kering, pada musim kemarau kali ini turut kering. Sehingga beberapa hari lalu, saat air sudah menipis, warga berbondong-bondong menangkap ikan yang sudah mengapung dan menggelepar karena tak ada air. Kondisi kekeringan juga dirasakan warga Lhong Raya Banda Aceh, bahkan ada warga yang kini mulai kekurangan air, akibat sumurnya mulai kering. Dimana, jika dulu warga bisa menimba sumur mereka dengan menggunakan tali yang memiliki panjang 2-3 meter, kini harus menyediakan tali ukuran 7-10 meter. Mahmud (61) warga Lhong Raya menyebutkan, jika air sumurnya terus disedot dengan menggunakan pompa air selama sekitar 30 menit, maka jangkauan pipa tak bisa lagi menyentuh air. Untuk itu diperlukan waktu beberapa jam lagi biar kesediaan air terpenuhi sebelum disedot kembali. "Kita khawatir, jika kemarau ini terus berkepanjangan, air

sumur bisa betul-betul kering," ujar Mahmud. Tanaman Padi Mati Sementara di Kawasan Aceh Besar, sejumlah areal persawahan yang telah ditanam sebelum memasuki bulan Ramadhan lalu, banyak yang mulai mati kekeringan. Dengan kondisi ini, bisa dipastikan Aceh Besar akan mengalami puso atau gagal panen untuk musim tanam tahun ini. Para tokoh masyarakat meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar segera mencarikan solusi untuk mengatasi ancaman gagal panen terhadap ratusan hektare tanaman padi akibat krisis air sebagai dampak kemarau panjang ini. Seorang tokoh masyarakat Aceh Besar, Rusli Muhammad mengungkapkan, kekeringan pada lahan pertanian antara lain melanda kawasan Indrapuri dan Samahani, dimana saluran irigasi tidak lagi berfungsi secara maksimal. "Kita akui faktor cuaca dalam beberapa bulan terakhir mengakibatkan intensitas hujan jauh berkurang dan persediaan air menurun, sehingga banyak areal persawahan mulai-retak-retak," ujar Rusli yang juga pernah menjabat Pj Bupati Aceh Besar masa pemerintahan Gubernur Abdullah Puteh lalu. Untuk itu, Rusli juga menyarankan agar pemerintah bersama para ulama segera mengajak seluruh masyarakat untuk menggelar doa bersama agar kekeringan yang terjadi segera berakhir. (irn)

Vous aimerez peut-être aussi