Vous êtes sur la page 1sur 38

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

KATA PENGANTAR
Buku pedoman ini disusun dengan tujuan memberikan informasi kepada berbagai pihak terutama untuk para pengurus Majelis Permusyawaratan Mahasiswa. Buku ini berisi informasi mengenai Kepengurusan MPM periode 2011 - 2012 beserta AD-ART KM-Polsri dan peraturan ormawa. Panitia penyusun menyadari Buku Pedoman ini dapat terwujud atas kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga selesainya penyusunan buku pedoman ini. Semoga Buku Pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama Ormawa Polsri. Palembang, Mei 2011

Tim Penyusun

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA MUQADDIMAH
Sesungguhnya pergerakan kearah perbaikan ialah bagian dari hak dan kewajiban mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, oleh karena itu segala tindak tirani dan otoriter kekuasaan ialah bertentangan dengan reformasi. Dengan bergulirnya gelombang reformasi, telah menghantarkan format pergerakan kemahasiswaan memasuki fase dan paradigma baru dengan tetap mempertahankan keindependensian mahasiswa sebagai bagian dari institusi sosial kontrol (agent of social control), generasi masa depan (agent of future), pembaharu (agent of change) dan pendobrak lokomotif status quo (agent of innovator). Dengan ini kami seluruh civitas akademika Politeknik Negeri Sriwijaya tetap menyatu dalam shaf kebenaran dan baris keadilan dengan tetap konsisten menjalankan fungsinya, sehingga terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan syariat agama dan bertanggung jawab atas terwujudnya civitas akademika Politeknik Negeri Sriwijaya menuju masyarakat madani yang sejahtera dalam berkeadilan dan adil dalam kesejahteraan dalam naungan dan ridho dari Allah SWT.

ANGGARAN DASAR
BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya yang selanjutnya disingkat KM-Polsri. Pasal 2 Waktu dan Tempat Kedudukan Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya didirikan di Palembang pada tanggal 16 April 2000 untuk waktu yang tidak ditentukan dan berkedudukan di Politeknik Negeri Sriwijaya. BAB II KEDAULATAN, ASAS, SIFAT DAN PRINSIP Pasal 3 Kedaulatan 1. Keluarga Mahasiswa Polsri ialah organisasi yang berdaulat. 2. Kedaulatan ada ditangan mahasiswa dan dilaksanakan oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). Pasal 4 Asas KM-Polsri berasaskan Pancasila.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

Pasal 5 Sifat KM-Polsri bersifat Akademis, Religius, Kekeluargaan, Adil, Demokratis, Partisipatif, Transparan, Profesional dan Independen. Pasal 6 Prinsip Prinsip KM-Polsri adalah kebenaran hakiki, kebenaran ilmiah, kebebasan akademik, keadilan, keterbukaan dan kekeluargaan. BAB III TUJUAN, USAHA DAN FUNGSI Pasal 7 Tujuan 1. Terbinanya mahasiswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Meningkatkan kerja sama antar mahasiswa di lingkungan Politeknik Negeri Sriwijaya berdasarkan semangat kekeluargaan dan kebersamaan. 3. Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi dan bermoral Pancasila dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pasal 8 Usaha 1. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, pemuda dan masyarakat dalam menopang pembangunan nasional. 2. Mengembangkan potensi kreatif mahasiswa dalam bidang PTKP dan kekaryaan melalui pelaksanaan Garis garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi. Pasal 9 Fungsi 1. Wahana dan saran untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian. 2. Wadah pengembangan keterampilan manajemen bagi mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya dan dilaksanakan oleh majelis mahasiswa guna memajukan politeknik Negeri Srwijaya BAB IV STATUS DAN PERAN Pasal 10 Status Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya merupakan organisasi intra kampus yang menaungi seluruh kegiatan mahasiswa. Pasal 11 Peran Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya berperan sebagai wadah penyalur aspirasi mahasiswa terhadap pihak lembaga Politeknik melalui MPM dan dilaksanakan secara bersama- sama kegiatahn Ormawa guna memajukan Politeknik Negeri Sriwijaya BAB V KEANGGOTAAN dan KEKEBALAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

Pasal 12 Anggota KM-Polsri adalah seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya dalam wadah Keluarga Mahasiswa Polsri yaitu MPM, BEM, HMJ dan UKM. Pasal 13 KM- Polsri tdak dapat dituntut karena pernyataan- pernyataan yang dikemukakan baik terbuka maupun tertutup, baik dinyatakan secara lisan ataupun tertulis kepada presma, ketua Majelis, dan pimpinan mahasiswa yang disertai dengan saksi dan bukti otentik BAB VI STRUKTUR ORGANISASI Pasal 14 Kekuasaan Kekuasaan tertinggi KM-Polsri ada ditangan mahasiswa yang diwujudkan dalam sidang umum MPM. Pasal 15 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Majelis Permusyawaratan mahasiswa (MPM) adalah lembaga perwakilan mahasiswa yang mempunyai kekuasaam legislatif terhadap semua lembaga di bawahnya. Pasal 16 Badan Eksekutif Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah badan pelaksana kegiatan mahasiswa yang mempunyai kekuasaan eksekutif yang disahkan oleh MPM dan harus dipertanggung jawabkan kepada MPM. Pasal 17 Unit Kegiatan Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa dalam satu kegiatan untuk menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat dari mahasiswa Polsri yang bersifat semi otonom. Pasal 18 Himpunan Mahasiswa Jurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi kemahasiswaan di tingkat jurusan, melaksanakan kegiatan yang dapat mengembangkan potensi jurusannya dan dapat berkolaborasi dengan ormawa lain apabila diperlukkan BAB VII KEUANGAN Pasal 19 1. Segala sesuatu tentang hal keuangan yang menyangkut kegiatan organisasi kemahasiswaan diambil dari dana kemahasiswaan dan sumber lain yang halal dan tidak mengikat. 2. Semua sumber dana yang didapat dari kemahasiswaan, seponsor dan dari pihal lain yang tidak mengikat dilaporkan dalam LPJ

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

BAB VIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 20

1. Untuk mengubah AD/ART sekurang-kurangnya 1 2 + 1 jumlah anggota MPM harus hadir


dalam Sidang Umum atau siding istimewa MPM. 2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota MPM yang hadir. BAB IX PEMBUBARAN KELUARGA MAHASISWA POLSRI Pasal 21 1. Pembubaran KM-Polsri dilakukan dengan Sidang Umum KM-Polsri. 2. Sidang Umum KM-Polsri harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah wakil KM-Polsri dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota MPM yang hadir dalam Sidang Umum KM-Polsri yang diselenggarakan oleh MPM. BAB X PENUTUP Pasal 22 1. Hal hal yang belum diatur dalam AD/ART ini, diatur dalam peraturan peraturan lain yang tidak bertentangan dengan AD/ART ini. 2. AD/ART ini berlaku sejak ditetapkan.

Anggaran Dasar KM-Polsri Berisikan 10 Bab dan 22 Pasal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA Pasal 1 1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) terdiri atas perwakilan yang tergabung dalam fraksi jurusan. 2. Majelis melaksanakan tugasnya berlandaskan AD/ART. 3. MPM bersidang sedikitnya satu kali dalam 1 (satu) periode kepengurusan. 4. MPM menetapkan AD/ART, Garis-garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi (GBHPKO) dan seluruh peraturan majelis lainnya. 5. Segala keputusan MPM ditetapkan dalam musyawarah MPM. Pasal 2 Tugas dan Wewenang 1. Mengubah dan menetapkan AD/ART KM-Polsri 2. Menetapkan garis-garis besar haluan program kerja organisasi (GBHPKO) 3. Mengawasi dan mengontrol kinerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melalui komisi yang ada di MPM. 4. Membuat putusan putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga lain. 5. Memberikan penjelasan yang bersifat umum terhadap putusan putusan Majelis. 6. Mengesahkan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa hasil pemilihan umum (PEMILU). 7. Meminta pertanggung jawaban Presiden Mahasiswa mengenai pelaksanaan GBHPKO dan menilai pertanggung jawaban tersebut. 8. Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden Mahasiswa atau Wakil Presiden Mahasiswa dalam masa jabatannya apabila Presiden Mahasiswa atau Wakil Presiden Mahasiswa terbukti melanggar Haluan Organisasi. 9. Menetapkan peraturan Tata Tertib Majelis. 10. Menetapkan Ketua majelis yang dipilih dari dan oleh anggota majelis 11. Mengambil/memberi putusan terhadap anggota yang melanggar janji majelis. 12. Memberi pendapat, usul, saran kepada Pimpinan Polsri dan sebagai wadah penyalur aspirasi terhadap pihak lembaga POLSRI 13. Memeriksa dan menyetujui proposal dan LPJ dari BEM, HMJ, dan UKM dengan mekanisme seperti diatur dalam peraturan-peraturan yang lain. BAB II BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA Pasal 3 Kekuasaan Kekuasaan Eksekutif organisasi tertinggi terletak pada Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. Pasal 4 Presiden Mahasiswa 1. Presiden Mahasiswa memegang kekuasaan eksekutif menurut AD/ART KM-Polsri.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

2. Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya minimall semester 4 dan masih aktif pada saat dipilih. 3. Presiden Mahasiswa dipilih melalui PEMILU secara langsung dan ditetapkan/disahkan melalui Sidang Umum. 4. Presiden Mahasiswa memegang jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan dan sesudahnya tidak dapat dipilih lagi. 5. Jika Presiden Mahasiswa mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya lagi, ia diganti oleh Wakil Presiden Mahasiswa yang dipilih dan di sahkan oleh Sidang Istimewa MPM. 6. Sebelum memangku jabatannya, Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet dan Menteri Keuangan, Menteri Koordinator serta Staf Kabinet BEM mengangkat janji didepan MPM. Pasal 5 Wakil Presiden Mahasiswa Wakil Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya semester 2 dan masih aktif pada saat dipilih. Wakil Presiden dipilih melalui PEMILU secara langsung dan ditetapkan/disyahkan melalui Sidang Umum. Jika Wakil Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan tugasnya maka Wakil Presiden akan dipilih dari anggota BEM yang dimusyawarahkan oleh BEM dan disyahkan oleh MPM. Wakil Presiden Mahasiswa memegang kekuasaan eksekutif menurut AD/ART KM-POLSRI apabila Presiden Mahasiswa berhalangan dalam melaksanakan kewajibannya. Wakil Presiden Mahasiswa membantu Presiden Mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya sebagai mandataris MPM. Pasal 6

1. 2. 3. 4. 5.

Tugas 1. Melaksanakan hasil Ketetapan Sidang Umum KM-Polsri. 2. Melaksanakan program kerja yang telah dirancang oleh lembaga eksekutif yang telah ditetapkan oleh MPM. 3 Menyampaikan pertanggungjawaban kepada MPM melalui Sidang Umum dan rapat paripurna 4. Menyusun Rancangan Anggaran eksekutif yang disampaikan pada Rapat Akbar dan ditetapkan oleh MPM. 5. Menetapkan peraturan BEM untuk menjalankan AD/ART sebagaimana mestinya. 6. Mengesahkan kepengurusan UKM dan HMJ setelah disetujui oleh MPM Pasal 7 Kewenangan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai wewenang pokok melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat Perguruan tinggi dan pemuda, Kekaryaan, Kesejahteraan Mahasiswa dan Hubungan Masyarakat sesuai dengan GBHPKO yang ditetapkan MPM.
BAB III STAF BEM Pasal 8 1. Presiden Mahasiswa dibantu oleh seorang Wakil Presiden, Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, Empat Menteri Koordinator dan Menteri menteri Kabinet serta staf.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

2. Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, Empat Menteri Koordinator dan Staf Kabinet diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Mahasiswa. 3. Empat Menteri Koordinator memimpin Departemen masing masing. Pasal 9 Janji BEM Saya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai Presiden Mahasiswa,Wakil Presiden Mahasiswa dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh AD/ART dan menjalankan segala konstitusi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Almamater. Pasal 10 Tugas Pokok BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat PTKP, Kekaryaan, Kesejahteraan Mahasiswa dan Hubungan Masyarakat sesuai dengan GBHPKO yang ditetapkan oleh MPM. Pasal 11 Fungsi 1. Wahana dan sarana untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler kearah perluasan wawasan dan peningakatan kecendikiawanan serta intergritas kepribadian. 2. Wadah pengembangan keterampilan manajemen bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. Pasal 12 Masa Jabatan Pengurus 1. Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya menduduki masa jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan terhitung sejak tanggal ditetapkan. 2. Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya terkecuali Presiden Mahasiswa setelah masa jabatannya berakhir dapat dipilih kembali untuk masa jabatan pada periode berikutnya. 3. Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan reshuffle pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya yang pelaksanaannya merupakan hak prerogatif Presiden Mahasiswa BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dan dilaporkan ke MPM. Pasal 13 Pertanggung Jawaban Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya bertanggung jawab kepada Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang disampikan pada, rapat paripurna, Sidang Umum dan Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Mahasiswa BAB IV HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN Pasal 14 Gubernur Mahasiswa Jurusan dipilih melalui PEMILU di tingkat jurusan masing masing. Gubernur Mahasiswa Jurusan memegang jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan dan dapat dipilih lagi, jika gubernur mahasiswa tersebut masih semester 4 3. Gubernur Mahasiswa Jurusan bertanggung jawab dalam Rapat Koordinasi BEM. 4. Kegiatan HMJ tidak bertentangan dengan AD/ART KM-Polsri

1. 2.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

5.

Gubernur Mahasiswa Jurusan apabila tidak bisa memegang amanah maka akan diganti oleh orang yang lebih berkompeten yang di sahkan oleh BEM dan telah disetujui oleh MPM

BAB V UNIT KEGIATAN MAHASISWA Pasal 15 1. UKM adalah lembaga non departemen yang bersifat semi otonom bernaung di dalam KM-Polsri. 2. Pimpinan UKM bertanggung jawab langsung kepada Presiden Mahasiswa melalui rapat anggota UKM. 3. Pimpinan UKM menyelenggarakan kepemimpinannya terhadap UKM. Pasal 16 1. Struktur kepengurusan UKM disesuaikan dengan kebutuhan UKM masing masing. 2. Kepengurusan berlaku UKM selama 1 (satu) periode kepengurusan. 3. UKM diwajibkan memiliki AD/ART tersendiri yang tidak bertentangan dengan AD/ART KMPolsri. 4. UKM melaksanakan kebijakan operasional secara independen. 5. Pembentukan dan pengesahan UKM dilakukan melalui verifikasi MPM yang disetujui oleh ketua umum MPM dan diketahui oleh Presiden Mahasiswa. BAB VI Janji HMJ dan UKM Pasal 17 Saya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai Gubernur Mahasiswa Jurusan, Wakil Gubernur Jurusan, sekretaris HMJ, Bendahara HMJ dan staf pengurus HMJ dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh AD/ART dan menjalankan segala konstitusi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Almamater. Pasal 18 Saya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai Ketua UKM , Wakil Ketua UKM, sekretaris UKM, Bendahara UKM,dan anggota UKM dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh AD/ART dan menjalankan segala konstitusi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Almamater. BAB VII PEMILIHAN UMUM (PEMILU) Pasal 19 1. Pemilihan umum (PEMILU) dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap satu periode kepengurusan. 2. PEMILU diselenggarakan untuk memilih anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa dan Gubernur Mahasiswa. 3. Peserta PEMILU adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. 4. PEMILU diselenggarakan oleh suatu Panitia Pemilihan Umum (PPU). 5. Ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan undang-undang.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

BAB VIII ATRIBUT ORGANISASI Pasal 20 Bendera Bendera KM-Polsri ialah bendera Politeknik Negeri Sriwijaya berwarna biru muda dengan lambang ditengah-tengahnya dan perbandingan ukuran 3 berbanding 2. Pasal 21 Lambang 1. Lambang MPM dan BEM ialah lambang Politeknik Negeri Sriwijaya. 2. Lambang HMJ dan UKM disesuaikan A. Lambang HMJ Perubahan lambang disesuaikan dengan hasil rapat koordinasi dan disetujui oleh ketua jurusan ,BEM,MPM, dan diketahui pembantu direktur III B. Lambang UKM Perubahan lambang disesuaikan dengan hasil rapat koordinasi dan disetujui oleh ketua jurusan ,BEM,MPM, dan diketahui pembantu direktur III C. Perubahan lambang HMJ dan UKM dilakukan selambat-lambatnya 2 minggu setelah pelantikan MPM dan BEM Pasal 22 Jaket KM-Polsri ialah jaket almamater lengkap dengan lambang Polsri.

Anggaran Rumah Tangga KM-Polsri Berisikan 8 Bab dan 22 Pasal

10

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

PERATURAN TATA TERTIB MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA (KM-POLSRI)
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang dimaksud dalam Ketetapan ini ialah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam AD/ART KM-Polsri, yang selanjutnya disebut Majelis. 2. Majelis melakukan tugasnya berlandaskan AD/ART KM-Polsri. 3. Anggota-anggota Majelis adalah wakil-wakil mahasiswa dari setiap jurusan, yang selanjutnya disebut Anggota. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN WEWENANG MAJELIS Pasal 2 Kedudukan Majelis adalah perwakilan seluruh mahasiswa Polsri dan merupakan lembaga legislatif pemegang dan pelaksana kedaulatan mahasiswa. Pasal 3 Tugas dan Wewenang Mengubah dan menetapkan AD/ART KM-Polsri Menetapkan garis-garis besar haluan program kerja organisasi (GBHPKO) Mengawasi dan mengontrol kinerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melalui komisi yang ada di MPM. Membuat putusan putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga lain. Memberikan penjelasan yang bersifat umum terhadap putusan putusan Majelis. Mengesahkan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa hasil pemilihan umum (PEMILU). Meminta pertanggung jawaban Presiden Mahasiswa atau wakil Presiden Mahasiswa mengenai pelaksanaan GBHPKO dan menilai pertanggung jawaban tersebut. Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden Mahasiswa atau Wakil Presiden Mahasiswa dalam masa jabatannya apabila Presiden Mahasiswa/Wakil Presiden Mahasiswa yang terbukti melanggar Haluan Organisasi. Menetapkan peraturan Tata Tertib Majelis. Menetapkan Ketua majelis yang dipilih dari dan oleh anggota. Mengambil/memberi putusan terhadap anggota yang melanggar janji majelis. Memberi pendapat, usul dan saran kepada Pimpinan Polsri dan sebagai wadah penyalur Aspirasi Mahasiswa tertahadap pihak lembaga POLSRI

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

13.

Memeriksa dan menyetujui proposal dan LPJ dari BEM, HMJ, dan UKM dengan mekanisme diatur dalam peraturan peraturan yang lain

BAB III KEANGGOTAAN, HAK DAN KEKEBALAN ANGGOTA Bagian 1 Keanggotaan Majelis Pasal 4 Keanggotaan terdiri dari fraksi fraksi jurusan yang benar benar mempunyai semangat akademis, moralis dan bervisi reformis sehingga diharapkan dapat menyelenggarakan fungsi majelis yang adil dan bijaksana serta menjunjung tinggi amanah mahasiswa. Pasal 5 Anggota dinyatakan syah setelah menandatangani berita acara pengesahan dan mengangkat janji di depan mahasiswa yang diketahui oleh Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya. Pasal 6 Anggota berakhir keanggotaannya pada hari anggota Majelis yang baru menandatangani berita acara pengesahan sesuai pasal 5. Pasal 7 1. Anggota berhenti pada periode kepengurusan sebagai anggota karena : 1.a. Meninggal dunia. 1.b. Telah menyelesaikan studi di Polsri. 1.c. Atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Ketua Majelis. 1.d. Tidak dapat menjalankan fungsi sebagai mahasiswa Polsri. 1.e. Berhenti sebagai anggota fraksi jurusan sesuai dengan rekomondasi fraksi. 1.f. Dinyatakan melanggar janji sebagai anggota Majelis dengan keputusan Majelis. 1.g. Terkena larangan perangkapan jabatan. Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh anggota Majelis adalah : a. Presiden Mahasiswa. b. Wakil Presiden c. Staf BEM. d. Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan koordinator UKM. e. Pengurus HMJ. 1.h. Anggota yang tidak aktif 3 kali berturut-turut atau 4 kali tidak hadir dalam rapat dianggap mengundurkan diri kecuali memiliki alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. 2. Anggota anggota yang berhenti pada periode kepengurusan diisi oleh calon dan fraksi yang bersangkutan melalui rekrutmen MPM. 3. Anggota yang berhenti pada periode kepengurusan tersebut digantikan oleh anggota baru yang terpilih dan diletakkan pada posisi yang sesuai dengan kesepakatan bersama. Pasal 8 Janji Majelis Saya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai Anggota Majelis dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh AD/ART dan menjalankan segala konstitusi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Almamater.

12

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

Bagian 2 Hak dan Kewajiban Anggota Pasal 9 1. Setiap anggota berhak dan wajib mengikuti semua kegiatan Majelis sesuai dengan proporsinya. 2. Melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai anggota, dimana setiap anggota mempunyai : 2a. Hak suara 2b. Hak bicara dan mengeluarkan pendapat. Bagian 3 Kekebalan Anggota Pasal 10 Anggota tidak dapat dituntut karena pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dalam rapat rapat Mjelis baik terbuka maupun tertutup baik yang diajukan secara lisan atau tulisan kepada Presiden Mahasiswa, Ketua Majelis dan Pimpinan Polsri. BAB IV FRAKSIFRAKSI MAJELIS Pasal 11 1. Fraksi Majelis adalah pengelompokan anggota yang mencerminkan kontelasi dan pengelompokan jurusan atau program studi. 2. Fraksi fraksi dalam Majelis terdiri dari : 2.a. Fraksi Sipil 2.b. Fraksi Mesin 2.c. Fraksi Elektro 2.d. Fraksi Kimia 2.e. Fraksi Teknik Komputer 2.f. Fraksi Akuntansi 2.g. Fraksi Administrasi Niaga 2.h. Fraksi Manajamen Informatika 2.1. Fraksi Bahasa Inggris bisnis Pariwisata dan Perhotelan 3. Jumlah anggota Fraksi adalah 6 orang mahasiswa semester 2 dan 4 pada setiap jurusan yang dipilih pada PEMILU di jurusan masing masing. 4. Apabila salah satu jurusan tidak memiliki fraksi sampai dengan pemilihan umum maka akan diambil kebijakan oleh MPM Pasal 12 Fraksi dibentuk untuk meingkatkan daya guna kerja Majelis dan anggota dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil mahasiswa. BAB V ALAT KELENGKAPAN MAJELIS Pasal 13 Alat kelengkapan Majelis disusun menurut pengelompokan kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas majelis. Pasal 14 Majelis mempunyai alat kelengkapan sebagai berikut : a. Ketua Majelis b. Wakil ketua Majelis

13

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

c. d. e. f. g.

Sekretaris Majelis Bendahara Majelis Badan Pekerja (BP) Majelis Fraksi Majelis Komisi BAB VI KETUA, WAKIL, SEKRETARIS, BENDAHARA DAN FRAKSI MAJELIS

Pasal 15 Ketentuan Umum Ketua Majelis 1. Ketua Majelis dipilih dari fraksi jurusan yang ada di Politeknik Negeri Sriwijaya. 2. Mahasiswa Polsri minimal semester 4 dan telah berkecimpung di MPM selama 1 periode. Pasal 16 Ketua Majelis dibantu oleh Wakil Ketua yang mencerminkan setiap fraksi fraksi pada jurusan. Pasal 17 Masa jabatan Ketua Majelis adalah satu periode kepengurusan dan dapat diganti melalui putusan rapat Majelis. Pasal 18 Pengisian Lowongan Ketua/Wakil Ketua Majelis 1. Apabila anggota Pimpinan Majelis berhalangan tetap, anggota tersebut diganti oleh anggota fraksi yang bersangkutan. 2. Penggantian sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan Majelis dan diberitahukan kepada anggota melalui fraksi-fraksi. Pasal 19 Perangkapan Jabatan Ketua Majelis Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh Ketua , Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Ketua Komisi, ketua Fraksi, Ketua Badan Pekerja MPM adalah : a. Presiden Mahasiswa b. Wakil Presiden c. Menseknet, Menkeu, Menko, Mentri, Staf BEM d. Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Koordinator HMJ / UKM e. Pengurus HMJ Pasal 20 Jika Ketua Majelis mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya lagi, ia diganti oleh PJS Ketua Majelis yang dipilih dan disyahkan oleh rapat Majelis. Pasal 21 Tugas Ketua Majelis Dalam memimpin Majelis, Ketua Majelis bertugas : 1. Memimpin sidang dan rapat Majelis serta menyimpulkan pembicaraan dalam rapat tersebut. 2. Menjaga ketertiban dalam sidang dan rapat Majelis dengan melaksanakan asas demokrasi. 3. Mengesahkan ketetapan dan keputusan pada setiap sidang dan rapat Majelis. Pasal 22

14

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

Tugas Wakil Ketua 1. Membantu Ketua Majelis dalam melaksanakan sidang dan rapat Majelis. 2. Wakil ketua langsung menjadi ketua fraksi dari setiap jurusan

1. 2. 3. 4.

Pasal 23 Tugas Sekretaris dan Bendahara Sekretaris melaksanakan operasional administrasi Sekretaris Umum Majelis memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada Pimpinan Majelis tentang pelaksanaan tugas kesekretariatan. Bendahara melaksanakan operasional keuangan. Bendahara Umum Majelis memberikan laporan pembukuan secara berkala kepada Pimpinan Majelis tentang pelaksanaan tugas kebendaharaan.

Pasal 24 Tugas Fraksi 1. Tiap anggota fraksi Majelis wajib tergabung dalam salah satu komisi yang ada di Majelis. 2. Segala sesuatu tentang pengaturan intern fraksi menjadi urusan sepenuhnya dari masing-masing fraksi. 3. Setiap fraksi yang dipimpin oleh ketua fraksi meninjau dan menilai HMJ masingmasing jurusan. 4.Menjadi wadah dan penyalur Aspirasi Mahasiswa di jurusannya yang bekerja sama dengan HMJ BAB VII KOMISI MAJELIS Pasal 25 Ketentuan Umum 1. Setiap anggota Majelis harus menjadi anggota salah satu komisi Majelis, kecuali Ketua Majelis, Sekretaris dan Bendahara Majelis 2. Anggota suatu komisi tidak boleh merangkap menjadi anggota komisi lain. Pasal 26 Tugas Komisi Majelis 1. Mengawasi seluruh kegiatan dan kebijakan yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa yang tercermin dalam setiap bidang dalam struktur organisasi BEM. 2. Setiap Komisi berhak membuat ketetapan apabila dibutuhkan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan BAB VIII BADAN PEKERJA MAJELIS Pasal 27 Keanggotaan BP Majelis susunan keanggotaannya mencerminkan fraksi fraksi dalam Majelis. Anggota BP Majelis ditunjuk oleh Pimpinan BP Majelis. Pasal 28 Tugas Badan Pekerja Majelis

1. 2.

15

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

1. 2. 3.

Mempersiapkan rancangan acara dan rancangan putusan Sidang Istimewa dan Sidang Umum Majelis. Membantu Ketua Majelis dalam rangka melaksanakan tugas tugas Ketua Majelis. BP bertugas sampai dilantiknya kepengurusan MPM yang baru.

1. 2.

Pasal 29 Pimpinan BP Majelis Pimpinan BP Majelis dipilih melalui rapat Majelis Pimpinan BP Majelis memimpin seluruh agenda kegiatan BP Majelis. BAB IX PERSIDANGAN DAN RAPAT RAPAT MAJELIS

Pasal 30 Rentetan rapat rapat paripurna Majelis pada suatu masa tertentu disebut masa sidang, baik untuk Sidang Umum (SU) atau Sidang Istimewa (SI). 1. 2. Pasal 31 SU ialah sidang yang diadakan pada permulaan masa jabatan keanggotaan Majelis. SI ialah sidang sidang yang diadakan diluar Sidang Umum apabila ada hal yang mengganggu stabilitas KM-Polsri dan terjadi pelanggaran terhadap AD ART dan GBHPKO

Pasal 32 Rancangan acara sidang disampaikan oleh Ketua Majelis kepada rapat paripurna Majelis untuk disahkan. 1. 2. Pasal 33 Ketua atau Wakil Ketua Majelis membuka sidang pada hari pertama dengan pidato pembukaan dan menutup sidang pada hari terakhir dengan pidato penutupan. Pidato pembukaan sidang menguraikan pekerjaan yang dihadapi oleh Majelis, sedang pidato penutupan mengemukakan hasil hasil sidang dalam masa sidang bersangkutan.

Pasal 34 Jenis jenis Rapat majelis Majelis mengenal 7 (tujuh) jenis rapat : a. Rapat Paripurna. b. Rapat Ketua atau Wakil Ketua Majelis. c. Rapat Fraksi Majelis. d. Rapat Komisi Majelis. e. Rapat gabungan Ketua Majelis dengan Pimpinan Komisi dan Badan Pekerja Majelis. F. Rapat Akbar. g. Rapat BP Majelis. Pasal 35 Rapat rapat tersebut dalam pasal 32 diatas diadakan sesuai acara acara persidangan atas putusan pimpinan rapat yang bersangkutan. Pasal 36 Persiapan dan Persyaratan Rapat Majelis

16

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

1. 2. 3.

Sebelum menghadiri rapat, setiap anggota menandatangani daftar hadir. Apabila daftar hadir telah ditandatangani oleh lebih dari sepauh anggota, maka pimpinan membuka rapat. Jika pada waktu yang telah ditetapkan untuk dimulainya rapat, jumlah anggota yang tertulis pada ayat (2) belum juga tercapai, maka pimpinan rapat menunda 1x15 menit, setelah itu pimpinan rapat membuka rapat. Pasal 37 Tata Cara Berbicara Sebelum berbicara setiap peserta harus mendapat izin dari pimpinan sidang. Peserta harus menyampaikan permasalahan atau pendapat secara jelas, singkat dan sopan. Setiap anggota berhak untuk menyampikan interupsi untuk : a. Meminta penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya. b.Memberi penjelasan tentang masalah yang sedang dibicarakan. c. memberi penjelasan materi pembicaraan diluar permasalahan. d.Mengajukan usul untuk menunda sementara rapat. Pasal 38 Tata Cara Pengambilan Keputusan Pengambilan putusan sedapat mungkin dilakukan secara musyawarah mufakat. Apabila point (1) tidak tercapai, maka keputusan dilakukan dengan lobying. Apabila point pertama dan kedua tidak tercapai, maka keputusan dilakukan dengan pengambilan suara terbanyak (voting) Keputusan berdasarkan suara terbanyak diambil bila ada pertentangan yang tidak dapat dipertemukan lagi atau faktor waktu yang sangat mendesak.

1. 2. 3.

1. 2. 3. 4.

Pasal 39 Pelaksanaan Putusan Setiap hasil putusan baik hasil mufakat maupun berdasakan suara terbanyak harus diterima dan dilaksanakan dengan kesungguhan, keikhlasan hati, kejujuran dan tanggung jawab. BAB X BENTUK BENTUK PUTUSAN MAJELIS 1. 2. Pasal 40 Ketetapan MPM adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatan hukum keluar dan kedalam Majelis. Ketetapan MPM adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatan hukum mengikat kedalam Majelis. BAB XI GARIS-GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KERJA ORGANISASI DAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PRESIDEN MAHASISWA Pasal 41 Garis-garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi ditetapkan dalam bentuk ketetapan Majelis. Pasal 42

17

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

1. 2. 3. 4. 5.

6.

Untuk menerima LPJ Presiden Mahasiswa/Mandataris Majelis tentang pelaksanaan GBHPKO, diadakan rapat paripurna Majelis dalam Sidang Umum (SU). Dalam rapat paripurna Majelis untuk LPJ Presiden Mahasiswa/Mandataris Majelis, Presiden Mahasiswa/Mandataris Majelis dapat menggunakan hak jawabnya atas pemandangan umum fraksi. Dalam hal LPJ, apabila Majelis menilai bahwa LPJ masih kurang lengkap, maka Presiden Mahasiswa harus melengkapinya. Apabila pada pandangan umum fraksi terdapat syarat yang diajukan maka presiden mahasiswa harus memenuhi persyaratan tersebut. Bagi ORMAWA yang ingin melaksanakan kegiatan harus menyerahkan LPJ di akhir pelaksanaannya. Apabila LPJ tidak dikumpul/diberikan maka ORMAWA tersebut tidak bisa melaksanakan program kerja selanjutnya. LPJ dikumpulkan minimal 2 minggu setelah hari pelaksanaan. Presiden Mahasiswa wajib hadir dalam Rapat Paripurna Majelis pada Penyampaian Pandangan Umum dan Pendapat Akhir Fraksi-fraksi Majelis terhadap Laporan/ Pertanggungjawaban Presiden. BAB XII SEKRETARIAT UMUM MAJELIS

Pasal 43 Majelis mempunyai suatu Sekretariat Umum berkedudukan sebagai sekretariat Majelis. BAB XIII TATA CARA PENGARSIPAN SURAT Pasal 44 Surat-Surat Masuk 1. Semua surat-surat masuk setelah diberi nomor agenda oleh Sekretaris Umum Majelis disampaikan kepada Ketua majelis. 2. Ketua Majelis menetukan apa yang harus diperbuat dengan surat-surat masuk tersebut. 3. Semua surat-surat masuk disimpan di Sekretariat Umum majelis. Pasal 45 Surat-Surat Keluar Semua surat-surat keluar diberi nomor oleh Sekretaris Umum Majelis. Surat-surat keluar ditandatangani oleh Ketua Majelis secara bersama-sama atau oleh Sekretaris Umum Majelis. Semua arsip surat-surat keluar disimpan di Sekretariat Umum Majelis. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 46 Usul perubahan dan tambahan mengenai ketetapan ini dapat diusulkan oleh sekurangkurangnya dari seluiruh anggota majelis. Usul perubahan dan tambahan yang dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini ditandatangani oleh para pengusul dan disertai penjelasan. Usulan perubahan dan tambahan tersebut disampaikan pada Rapat Paripurna Majelis. Majelis memutuskan usul tersebut dapat disetujui seluruhnya, disetujui dengan perubahan, atau ditolak.

1. 2. 3.

1. 2. 3. 4.

18

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

5.

Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan.

Peraturan tata tertib MPM Terdiri dari XIV bab dan 46 pasal
PERATURAN PENYELENGGARAAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA (KM-POLSRI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. BEM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa yang sebagaimana dimaksud dalam AD/ART KM-Polsri. 2. Lembaga eksekutif adalah Badan eksekutif mahasiswa dan himpunan mahasiswa jurusan. 3. Menteri Keuangan adalah pengurus badan eksekutif mahasiswa yang memiliki kewenangan untuk mengatur tata kelola keuangan lembaga eksekutif. 4. Menteri sekretaris cabinet adalah pengurus badan eksekutif mahasiswa yang memiliki kewenangan untuk mengatur tata kelola naskah di lingkungan lembaga eksekutif. 5. Menteri Koordinator adalah pengurus badan eksekutif mahasiswa yang diamanahkan oleh presiden mahasiswa untuk mengatur masing-masing departemen. 6. Menteri kabinet adalah pengurus badan eksekutif mahasiswa yang diamanahkan oleh menteri coordinator masing-masing departemen untuk mengelola bidang masing-masing. 7. Staf kabinet adalah pengurus badan eksekutif mahasiswa yang berada di masing-masing bidang 8. Pengurus BEM adalah presiden mahasiswa, wakil presiden mahasiswa, menteri sekretaris cabinet, menteri keuangan, para menteri coordinator, para menteri cabinet dan staf cabinet. 9. Departemen adalah bagian dari badan eksekutif mahasiswa yang memiliki tugas spesifik yang lebih besar 10. Bidang adalah bagian dari tiap departemen yang memiliki tugas spesifik turunan dari tiap departemen.

BAB II KEKUASAAN, TUGAS, KEWENANGAN, PERTANGGUNGJAWABAN dan FUNGSI BEM Pasal 2 Kekuasaan Kekuasaan Eksekutif organisasi tertinggi terletak pada pada Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. Pasal 3

19

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

Tugas 1. Melaksanakan hasil Ketetapan Sidang Umum KM-Polsri. 2. Melaksanakan program kerja yang telah dirancang oleh lembaga eksekutif yang telah ditetapkan oleh MPM. 3 Menyampaikan pertanggungjawaban kepada MPM melalui Sidang Umum. 4. Menyusun Rancangan Anggaran eksekutif yang disampaikan pada Rapat Akbar dan ditetapkan oleh MPM. 5. Menetapkan peraturan BEM untuk menjalankan AD/ART sebagaimana mestinya. 6. Mengesahkan kepengurusan UKM dan HMJ 7. Mengesahkan pembentukan UKM dan HMJ melalui persetujuan MPM Pasal 4 Kewenangan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai wewenang pokok melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat Perguruan tinggi dan pemuda, Kekaryaan, Kesejahteraan Mahasiswa dan Hubungan Masyarakat sesuai dengan GBHPKO yang ditetapkan MPM. Pasal 5 Pertanggungjawaban Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya bertanggung jawab kepada Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang disampaikan pada Sidang Umum dan Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Pasal 6 Fungsi BEM 1. Wahana dan sarana untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler kearah perluasan wawasan dan peningakatan kecendikiawanan serta intergritas kepribadian. 2. Wadah pengembangan keterampilan manajemen bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. 3. Pelaksana amanah sebagaimana peraturan tata tertib MPM pasal 3 angka 12. BAB III STRUKTUR ORGANISASI Pasal 7 Struktur Kepengurusan BEM Kepengurusan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya terdiri dari : 1. Presiden Mahasiswa adalah Pimpinan BEM yang memegang kekuasaan eksekutif. a. Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya ialah penanggung jawab seluruh kegiatan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya. b. Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai tugas memimpin lembaga eksekutif Politeknik Negeri Sriwijaya sesuai dengan tugas pokok yang telah ditetapkan dalam AD/ART KM-Polsri dan GBHPKO. c. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Presiden Mahasiswa dibantu oleh Wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet , Menteri Keuangan Menteri koordinator, Menteri kabinet serta staf kabinet.

20

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

d. Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya minimal semester 4 dan aktif kuliah pada saat dipilih. e. Presiden Mahasiswa dipilih melalui PEMILU secara langsung dan ditetapkan/disahkan melalui Sidang Umum. f. Presiden Mahasiswa memegang jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan dan sesudahnya tidak dapat dipilih lagi. g. jika Presiden Mahasiswa mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya lagi, ia diganti oleh Wakil Presiden Mahasiswa yang dipilih dan di Sahkan oleh Sidang Istimewa MPM. h. Sebelum memangku jabatannya, Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa Menteri Sekretaris Kabinet dan Menteri Keuangan, menteri coordinator, menteri kabinet serta Staf kabinet mengangkat janji didepan MPM. 2. Wakil Presiden MahasiswaWakil Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai tugas yaitu membantu dan menggantikan Presiden Mahasiswa yang berhalangan hadir dalam menjalankan kegiatan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya sesuai dengan tugas pokok yang telah ditetapkan dalam AD/ART dan GBHPKO. a. Wakil Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya semester dua dan masih aktif pada saat dipilih. b. Wakil Presiden dipilih melalui PEMILU secara langsung dan ditetapkan/disahkan melalui Sidang Umum. c. Jika Wakil Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan tugasnya maka Wakil Presiden akan dipilih oleh presiden mahasiwa dari salah satu pengurus BEM dan disahkan oleh MPM. d. Wakil Presiden Mahasiswa memegang kekuasaan eksekutif menurut AD/ART KMPOLSRI apabila Presiden Mahasiswa berhalangan dalam melaksanakan kewajibannya. e. Wakil Presiden Mahasiswa membantu Presiden Mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya sebagai mandataris MPM. 3. Menteri Sekretaris Kabinet a. Menteri Sekretaris Kabinet membantu tugas Presiden Mahasiswa dalam menjalankan tugas protokol, tata kelola naskah sesuai pembagian kerja masing masing. b. Menteri Sekretaris Kabinet memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada Presiden Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya. Menteri Keuangan a. Menteri Keuangan membantu tugas Presiden Mahasiswa dalam menjalankan tata kelola keuangan lembaga eksekutif. b.Menteri keuangan memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada Presiden Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya. Empat Menteri Koordinator a. Menteri Koordinator PTKP ialah penanggung jawab operasional pada departemen Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan kepemudaan. b.Menteri Koordinator Kekaryaan ialah penanggung jawab operasional pada departemen Kekaryaan. c. Menteri Koordinator Kesejahteraan mahasiswa ialah penanggung jawab Kesejahteraan departemen Mahasiswa. d.Menteri Koordinator Hubungan masyarakat ialah penanggung jawab pada departemen Hubungan Masyarakat.

4.

5.

21

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

6. Menteri Kabinet ialah menteri yang memimpin masing-masing bidang dan bertanggung jawab kepada presiden mahasiswa melalui Menteri Koordinator masing-masing. 7. Staff Kabinet ialah membantu tugas dan kewajiban Menteri Kabinet bidang masing-masing. Pasal 8 Janji BEM Saya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, menteri koordinator, menteri kabinet serta Staf Kabinet dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh AD/ART dan menjalankan segala konstitusi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Almamater. Pasal 9 Perangkapan jabatan Presiden mahasiswa, Wakil presiden mahasiswa, Menteri sekretaris kabinet, Menteri keuangan, Menteri koordinator, dan Menteri kabinet tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai berikut : a. Anggota MPM b. Ketua, Wakil, Sekretaris, Bendahara atau Koordinator HMJ dan/atau UKM. Pasal 10 Masa Jabatan Pengurus Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya menduduki masa jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan terhitung sejak tanggal ditetapkan. Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya terkecuali Presiden Mahasiswa setelah masa jabatannya berakhir dapat dipilih kembali untuk masa jabatan pada periode berikutnya. Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan reshuffle pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya yang pelaksanaannya merupakan hak prerogatif Presiden Mahasiswa. Pasal 11 Hak dan Kewajiban Pengurus Setiap Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya berkewajiban menjaga nama baik, kehormatan dan ikut serta meningkatkan dan memajukan Lembaga eksekutif. Setiap Pengurus BEM mempunyai hak dan kewajiban mewakili organisasi baik ke dalam maupun ke luar sehubungan dengan hal hal yang menyangkut organisasi melalui otorisasi presiden mahasiswa. Setiap Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai hak suara dan hak bicara dalam persidangan yang berkaitan dengan jabatannya di BEM.

1. 2. 3.

1. 2. 3.

BAB IV PERSIDANGAN Pasal 12 Rapat pengambilan keputusan organisasi terdiri dari : 1. Rapat Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya a. Rapat Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya ialah rapat tertinggi dalam kepengurusan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya.

22

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

2.

3.

4.

5.

b.Rapat Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh seluruh pengurus BEM c. Fungsi dan wewenang Rapat Pleno BEM : - Mendengar dan mengevaluasi Laporan Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya tentang pelaksanaan ketetapan ketetapan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa. - Mengambil kebijakan yang bersifat operasional organisasi, baik intern maupun ekstern. Rapat Kerja Terbatas BEM a. Rapat kerja terbatas BEM ialah rapat yang dihadiri oleh presiden mahasiswa, wakil presiden mahasiswa, menteri sekretaris kabinet, menteri keuangan, dan menteri koordinator BEM. b.Rapat kerja terbatas diadakan sekurang kurangnya satu kali per dua bulan masa kerja. c. Fungsi dan wewenang Rapat kerja terbatas: - Membahas realisasi pelaksanaan ketetapan Sidang Umum MPM. - Mengambil kebijaksan koordinatif. Rapat Kerja Pengurus BEM a. Rapat Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh seluruh Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya. b.Rapat Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dilakukan sesuai dengan kebutuhan. c. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya : - Mensosialisasikan kebijakan yang telah dibuat dalam Rapat kerja terbatas - Membahas dan menjabarkan kebijaksanaan yang diambil atau yang ditetapkan dalam SU MPM, Rapat kerja terbatas, dan/atau Rapat Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya. - Mendengar laporan kegiatan dari seluruh Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya. - Mendengar dan mengevaluasi keputusan keputusan yang diambil. Rapat Departemen BEM Politeknik Negeri Sriwijaya a. Rapat Departemen BEM Politeknik Negeri Sriwijaya adalah rapat tertinggi di departemen. b.Rapat Departemen BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh seluruh pengurus BEM yang berada departemen yang bersangkutan.. c. Fungsi dan wewenang Rapat departemen adalah membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan departemen tersebut. Rapat Koordinasi BEM Politeknik Negeri Sriwijaya a. Rapat Koordinasi BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh peserta rapat kerja terbatas, para Gubernur Mahasiswa dan para Ketua UKM. b.Rapat Koordinasi berfungsi sebagai wadah koordinasi langsung antara BEM, UKM dan HMJ. c. Rapat Koordinasi membahas pemecahan permasalahan yang terjadi di kampus Politeknik Negeri Sriwijaya. Pasal 13 Tata Cara Pengambilan Keputusan

1. Persidangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 sah apabila dihadiri minimal + satu jumlah peserta rapat. 2. Semua keputusan diambil atas musyawarah untuk mufakat. 3. Apabila ayat (2) pasal ini tidak terpenuhi maka, dilaksanakan lobying. 4. Apabila ayat (2) dan (3) pasal ini tidak terpenuhi, maka dilaksanan voting

BAB V SEKRETARIAT BEM

23

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

Pasal 14 BEM mempunyai Sekretariat Umum yang berkedudukan di sekretariat BEM. BAB VI TATA KELOLA NASKAH LEMBAGA EKSEKUTIF Pasal 15 Diatur melalui peraturan yang dikeluarkan oleh sekretaris kabinet, dan diketahui oleh presiden mahasiwa melalui persetujuan MPM BAB VII TATA KELOLA KEUANGAN LEMBAGA EKSEKUTIF Pasal 16 Diatur melalui peraturan yang dikeluarkan oleh menteri keuangan dan diketahui oleh presiden mahasiswa melalui persetujuan MPM

24

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

PERATURAN PEMILIHAN UMUM (PEMILU) ANGGOTA MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA, PRESIDEN MAHASISWA, WAKIL PRESIDEN MAHASISWA DAN GUBERNUR MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA (KM-POLSRI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya yang berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. 2. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa selanjutnya disebut MPM. 3. Presiden Mahasiswa selanjutnya disebut Presma. 4. Wakil Presiden Mahasiswa selanjutnya disebut Wapresma 5. Gubernur Mahasiwa selanjutnya disebut Gubma. 6. Panitia Pemilihan Umum selanjutnya disebut PPU adalah panitia penyelenggara Pemilu. 7. Calon Peserta Pemilu adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. 8. Pemilih adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. 9. Peserta Pemilu adalah perseorangan calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma. 10. Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta Pemilu dan/atau calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan programprogramnya. 11. Tahapan penyelenggaraan Pemilu adalah rangkaian kegiatan Pemilu yang dimulai dari sosialisasi Pemilu, pendaftaran peserta Pemilu, penetapan peserta Pemilu, pencalonan anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, penetapan hasil Pemilu, sampai dengan pengucapan sumpah/janji anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma Pasal 2 1. Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil setiap satu periode kepengurusan. 2. Pemilu dilaksanakan untuk memilih anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma. BAB II PESERTA PEMILIHAN UMUM Pasal 3 1. Peserta Pemilu adalah perseorangan calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma. 2. Untuk dapat menjadi calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma harus memenuhi syarat-syarat administratif yang ditetapkan oleh PPU.

25

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

3. Jadwal waktu pendaftaran peserta Pemilu calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma ditetapkan oleh PPU. 4. Peserta yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 2 tidak dapat menjadi peserta Pemilu. 5. PPU menetapkan keabsahan syarat-syarat sebagaimana Pasal 3 ayat 2 dan penetapan dimaksud bersifat final dan tidak dapat diganggu-gugat. BAB III HAK MEMILIH Pasal 4 Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya yang hadir pada hari pemungutan suara mempunyai hak memilih. BAB IV PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM Pasal 5 1. Pemilu diselenggarakan oleh PPU. 2. PPU bertanggungjawab atas penyelenggaraan Pemilu. 3. Dalam melaksanakan tugasnya, PPU menyampaikan laporan dalam tahap penyelenggaraan Pemilu kepada MPM. Pasal 6 1. Panitia Pemilihan Umum terdiri dari perwakilan MPM, BEM, HMJ dan UKM yang ditetapkan dalam rapat MPM. 2. Keanggotaan PPU terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, dibantu seorang wakil ketua merangkap anggota dan para anggota. 3. Ketua dan wakil ketua PPU dipilih dari dan oleh anggota. 4. Ketua PPU mempunyai hak preogratif dalam pemilihan Tim Verifikasi. 5. Tim Verifikasi merupakan tim dalam pemilihan umum yang bertugas menyeleksi/mengecek kelengkapan administrasi dan fit profer test serta menentukan sanksi terhadap pelanggaranpelanggaran dalam pemilihan umum. 6. Tim Verifikasi adalah mahasiswa Polsri semester minimal semester 5 yang terdiri dari 4 perwakilan MPM, 4 dari perwakilan BEM, 1 dari perwakilan HMJ (GUBMA), dan 1 dari perwakilan UKM (Ketua). 7. Setiap anggota PPU mempunyai hak suara yang sama. Pasal 7 Keuangan PPU bersumber dari Anggaran Dana Kemahasiswaan. Pasal 8 Panitia Pemilihan Umum Tugas dan wewenang PPU adalah : a. Merencanakan penyelenggaraan Pemilu; b. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan Pemilu; c. Menetapkan peserta Pemilu; d. Menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara; e. Menetapkan hasil Pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma.

26

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

f. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pemilu; g. Membentuk tim verifikasi h. Menentukan lambang / logo panitia pemilihan umum keluarga mahasiswa polsri Pasal 9 PPU berkewajiban : a. Memperlakukan peserta Pemilu secara adil dan setara guna menyukseskan Pemilu. b. Memelihara arsip dan dokumen Pemilu serta mengelola barang inventaris PPU. c. Menyampaikan informasi kegiatan kepada mahasiswa. d. Melaporkan penyelenggaraan Pemilu kepada MPM dan Presma. e. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari dana kemahasiswaan. BAB V PENCALONAN ANGGOTA MPM, PRESMA, WAPRESMA DAN GUBMA Pasal 10 Persyaratan Calon Anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma Calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. c. Cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia. d. Memiliki pengalaman berorganisasi. e. Sehat jasmani dan rohani. f. Memiliki kemampuan berbahasa inggris mimimal pasif g. Syarat-syarat yang belum ditentukan diatas diatur oleh Tim Verifikasi. Pasal 11 Tata Cara Pencalonan Anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma Pengajuan calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma dilakukan dengan ketentuan : a. Calon mendaftarkan diri kepada PPU dengan menyebutkan Jurusan atau Program Studi yang diwakilinya. b. Calon menyerahkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 yang batas waktunya ditetapkan oleh PPU. Pasal 12 1. Urutan nama calon dalam daftar calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma untuk setiap daerah pemilihan disusun oleh PPU. 2. Prosedur, format kelengkapan administrasi dan tata pencalon ditetapkan oleh PPU. 3. Nama calon anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan oleh PPU dan diumumkan dan dipublikasikan keseluruh mahasiswa. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan jadwal pencalonan anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma ditetapkan dengan keputusan PPU. 5. Jenis, bentuk dan ukuran formulir untuk keperluan pencalonan anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma ditetapkan dengan keputusan PPU. BAB VI KAMPANYE Pasal 13

27

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

1. Dalam penyelenggaraan Pemilu dapat diadakan kampanye Pemilu yang dilakukan oleh
peserta Pemilu. 2. Kegiatan kampanye dilakukan oleh peserta Pemilu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh PPU. 3. Materi kampanye Pemilu berisi program peserta Pemilu. 4. Penyampaian materi kampanye Pemilu dilakukan dengan cara yang sopan, tertib dan bersifat edukatif. 5. Pedoman dan jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh PPU dengan memperhatikan usul dari peserta Pemilu. Pasal 14 Kampanye Pemilu dilakukan melalui : a. Pertemuan terbatas. b. Tatap muka. c. Penyebaran bahan kampanye kepada mahasiswa. d. Pemasangan alat peraga di tempat yang telah ditentukan oleh PPU. e. Rapat umum. Pasal 15 PPU menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye Pemilu. Pemasangan alat peraga kampanye Pemilu oleh peserta Pemilu dilaksanakan dengan memperhatikan etika, estetika, kebersihan dan keindahan. 3. Atribut kampanye Pemilu harus sudah dibersihkan setelah masa kampanye berakhir. 4. Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan ketentuan pasal ini ditetapkan oleh PPU. 1. 2. Pasal 16 Dalam kampanye Pemilu dilarang : a. Mempermasalahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. b. Menghina agama, suku, ras, golongan seseorang dan/atau calon c. peserta Pemilu yang lain. d. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan maupun antar kelompok mahasiswa. e. Mengganggu ketertiban umum. f. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota mahasiswa, dan/atau peserta Pemilu yang lain. g. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye peserta Pemilu. Pasal 17 Apabila peserta pemilu melanggar ketentuan pasal 16 diatas maka peserta tersebut akan mendapatkan sanksi berupa teguran, peringatan dan pernyataan diskualifikasi. BAB VII PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM Pasal 18 Pemungutan Suara 1. Pemungutan suara Pemilu anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma diselenggarakan secara serentak. 2. Hari, tanggal dan waktu pemungutan suara bagi pemilihan anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma untuk semua daerah pemilihan ditetapkan oleh PPU.

28

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

Pasal 19 1. Untuk memberikan suara dalam Pemilu, dibuat surat suara Pemilu anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma. 2. Surat suara Pemilu anggota MPM memuat nomor urut dan nama calon untuk setiap jurusan. 3. Surat suara Pemilu Presma, Wapresma dan Gubma memuat nama dan foto calon untuk setiap jurusan. 4. Jumlah, jenis, bentuk,ukuran surat suara ditetapkan oleh PPU. Pasal 20 1. Jumlah surat suara sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 yang di setiap jurusan adalah sama dengan jumlah pemilih di derah pemilihan yang bersangkutan. 2. Pemberian suara untuk Pemilu anggota MPM dilakukan dengan melingkari salah satu nomor urut calon yang bersangkutan. 3. Pemberian suara untuk Pemilu Presma dan Gubma dilakukan dengan mencoblos salah satu gambar calon yang bersangkutan. 4. Pemberian suara dilakuakn pada hari pemungutan suara. 5. Tata cara pemberian dan pemungutan suara lebih lanjut diatur oleh PPU. Pasal 21 1. Untuk keperluan pemungutan suara dalam pemilihan anggota MPM, Presma, Wapresma dan Gubma disediakan kotak suara untuk tempat surat suara yang digunakan oleh pemilih. 2. Jumlah, bahan, bentuk, ukuran kotak suara ditetapkan oleh PPU. Pasal 22 1. Suara untuk pemilihan anggota MPM dinyatakan sah apabila : a. Tanda lingkaran pada nama calon anggota MPM berada pada tempat yang disediakan. b. Teknis pelaksanaan tentang ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh PPU. 2. Suara untuk pemilihan Presma, Wapresma dan Gubma dinyatakan sah apabila a. Tanda coblos terdapat pada salah satu gambar calon. b. Teknis pelaksanaan tentang ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh PPU. Pasal 23 Penghitungan Suara 1. Penghitungan suara dilakukan oleh PPU setelah pemungutan suara berakhir. 2. Sebelum penghitungan suara dimulai anggota PPU menghitung : a. Jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih pada Jurusan atau Program Studi yang bersangkutan. b. Jumlah surat suara yang tidak terpakai, dan c. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dalam memilih. Penggunaan surat suara tambahan dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh ketua PPU dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota PPU. Penghitungan suara yang dilakukan dapat dihadiri oleh saksi peserta Pemilu, dan warga mahasiswa. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi peserta Pemilu dan warga mahasiswa yang hadir dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara. Segera setelah penghitungan suara selesai, PPU membuat berita acara hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh ketua PPU, minimal 1 orang saksi dan disahkan oleh ketua tim

3. 4. 5. 6.

29

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

7.

Anggota PPU menyerahkan berita acara, surat suara, dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara segera setelah selesai penghitungan suara. 8. Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan ketentuan pasal ini ditetapkan oleh PPU.

BAB VIII PENETAPAN DAN PEMBERITAHUAN CALON TERPILIH Pasal 24 1. Penetapan calon terpilih anggota MPM didasarkan pada nama calon yang memperoleh suara terbanyak pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam di jurusan yang bersangkutan. 2. Tata cara pelaksanaan penetapan calon terpilih anggota MPM ditetapkan oleh PPU. Pasal 25 1. Penetapan calon terpilih Presma dan Wapresma didasarkan pada nama calon yang memperoleh suara terbanyak. 2. Dalam hal perolehan suara calon terpilih Presma dan wapresma terdapat jumlah suara yang sama maka calon yang memperoleh dukungan pemilih yang lebih merata penyebarannya di seluruh Jurusan dan Program Studi tersebut ditetapkan sebagai calon terpilih. 3. Tata cara pelaksanaan penetapan calon terpilih Presma dan wapresma ditetapkan oleh PPU. Pasal 26 1. Penetapan calon terpilih Gubma didasarkan pada nama calon yang memperoleh suara terbanyak. 2. Tata cara pelaksanaan penetapan calon terpilih anggota MPM ditetapkan oleh PPU. Pasal 27 1. PPU menetapkan nama calon terpilih anggota MPM, Presma dan Wapresma terpilih dan Gubma terpilih dari masing-masing jurusan. 2. Pemberitahuan calon terpilih anggota MPM, Presma dan Wapresma terpilih dan Gubma terpilih dari masing-masing jurusan dilakukan setelah ditetapkannya hasil Pemilu oleh PPU. 3. Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan.

30

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

PERATURAN PERUNDANGAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA (KM-POLSRI)
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan : a. Keluarga Mahasiswa Polsri, selanjutnya disingkat KM Polsri adalah Organisasi Polsri. b. Unit Kegiatan Mahasiswa Polsri, selanjutnya disingkat UKM Polsri adalah Badan semi otonom yang dibentuk oleh beberapa mahasiswa Polsri berdasarkan ketentuan atas dasar persamaan tujuan dan cita-cita sebagai perwujudan untuk mewadahi minat dan bakat ditingkat perguruan tinggi. c. Badan Eksekutif Mahasiswa Polsri, selanjutnya disingkat BEM Polsri adalah lembaga pemegang Eksekutif tertinggi ditingkat perguruan tinggi. d. Majelis Permusyawaratan mahasiswa, selanjutnya disingkat MPM Polsri adalah lembaga pemegang legislatif tertinggi ditingkat perguruan tertinggi. e. Partai Politik yang selanjutnya disingkat parpol adalah Organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia atas dasar persamaan tujuan dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilu Indonasia. f. Organisasi terlarang adalah organisasi yang bertentangan dengan undang-undang yang berlaku di Negara Republik Indonesia. BAB II PEMBENTUKAN, UJI KELAYAKAN DAN TATA CARA PENJARINGAN Pasal 2 Pembentukan 1. UKM didirikan dan dibentuk oleh sekurang-kurangnya 2% dari jumlah mahasiswa dari masing-masing Jurusan (minimal 9 Jurusan). 2. Pendirian dan Pembentukan sebagaiman yang dimaksud pada ayat (1) melalui pendeklarasian yang menyatakan bukti autentik, agenda acara pendeklarasian dan deklarator. 3. UKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didaftarkan kepada kepanitian penjaringan UKM yang dibentuk pada saat itu dengan Persyaratan sebagai berikut :

31

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

a. Mempunyai AD/ART yang sesuai dengan konstitusi KM Polsri dan peraturan perundang-undangan lainnya. b. Memiliki nama dan lambang yang berbeda dengan UKM lain. c. Malampirkan Struktur Kepengurusan d. Memiliki garis-garis besar haluan program kerja organisasi yang tidak bertentangan dengan konstitusi KM Polsri. e. Tidak memiliki karakteristik bidang yang sama dengan UKM yang sudah ada. f. Melampirkan visi dan misi pada Tim verifikasi UKM. g. Khusus untuk UKM yang berkarakteristik religius harus memenuhi kuota minimal 50% dari jumlah mahasiswa. h. Memiliki sekretariatan sementara. 4. Pembentukan UKM baru disahkan oleh Presiden Mahasiswa setelah disetujui oleh MPM. Pasal 3 Uji Kelayakan 1. UKM yang telah ada wajib mendaftarkan ulang setiap satu tahun sekali dengan persyaratan sebagai berikut : a. memiliki anggota minimal 2% dari seluruh jumlah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. b. Teristimewa untuk UKM yang berkarakteristik religius harus memenuhi kuota minimal 50% jumlah mahasiswa Polsri dari tiap jurusan (9 jurusan). c. Uji kelayakan sebagaimana yang dimaksud pada butir (a) dan butir (b) harus memberikan Progress Report kepada panitia penjaringan UKM periode tertentu. 2. UKM sebagaimana yang dimaksud pada pasal (3) ayat 1 harus mendaftar ulang pada kepanitiaan penjaringan UKM yang dibentuk pada saat itu dengan persyaratan sebagai berikut : a. mempunyai AD/ART yang sesui dengan konstitusi KM Polsri dan peraturan perundang-undangan lainnya. b. Memiliki nama dan lambang yang berbeda dengan UKM yang lain. c. Melampirakan struktur kepengurusan. d. Mempunyai garis-garis besar haluan program kerja organisasi yang tidak bertentangan dengan konstitusi KM Polsri. e. Mempunyai sekretariatan tetap dilingkungan Politeknik Negeri Sriwijaya. 3. Hal-hal yang belum diatur dalam uji kelayakan diserahkan kepada Tim verifikasi UKM 4. UKM yang lulus uji kelayakan disahkan oleh Presiden Mahasiswa setelah disetujui oleh MPM. Pasal 4 Tata Cara Penjaringan 1. Kepanitian penjarinag UKM menerima pendaftaran dan atau pendaftaran ulang UKM yang telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3. 2. Pengesahan UKM dilakukan dengan SK Presiden Mahasiswa selambat-lambatnya 30 hari setelah dinyatakan lulus oleh Tim verifikasi UKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 3. Hasil verifikasi UKM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan kepada khalayak ramai melalui pengumuman-pengumuman. 4. Jumlah tim Verifikasi UKM terdiri dari 4 perwakilan MPM dan perwakilan BEM BAB III ASAS DAN CIRI Pasal 5

32

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

1. Asas UKM tidak boleh bertentangan dengan konstitusi KM Polsri dan peraturan perundangundangan lainnya. 2. Setiap UKM dapat mencantumkan ciri tertentu sesuai dengan karakteristik UKM yang tidak bertentangan dengan konsitusi KM Polsri dan peraturan perundang-undangan lainnya. BAB IV TUJUAN Pasal 6 Tujuan UKM adalah a. Mewujudkan cita-cita mahasiswa Polsri sebagaimana termaktup dalam pembukaan konstitusi KM Polsri. b. Sebagai wadah pengembangan minat dan bakat Mahasiswa Polsri.

BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 7 UKM berhak a. memperoleh hak yang sama, sederajat dan adil dari KM Polsri. b. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri. c. Ikut serta dan menyelenggarakan kegiatan mahasiswa baik kedalam maupun keluar. d. Memperoleh dana kemahasiswaan sesuai dengan pembagian yang disepakati oleh Rapat Akbar MPM KM Polsri. Pasal 8 UKM berkewajiban a. melaksanakan konstitusi KM Polsri dan peraturan perundang-undangan lainnya. b. Berperan aktif untuk kemajuan Polsri. c. Mengajukan proposal kegiatan kepihak PD III dengan rekomendasi BEM Polsri dan diketahui oleh MPM. d. Membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan maupun keuangan paling lambat 2 minggu setelah kegiatan berlangsung kepada BEM, MPM dan pihak PD III. BAB VI KEANGGOTAAN Pasal 9 1. Setiap mahasiswa Polsri dapat menjadi anggota UKM. 2. Setiap mahasiswa Polsri yang memiliki religius yang sama dengan karakteristik UKM dapat menjadi anggota UKM tersebut, Khusus untuk UKM yang berkarakteristik religius. 3. Keanggotaan UKM bersifat terbuka, sukarela dan tidak deskriminatif bagi setiap mahasiswa. 4. Segala peraturan lainnya yang berkenaan dengan keanggotaan diatur didalam AD/ART UKM yang bersangkutan dengan tidak bertentangan dengan AD/ART KM-POLSRI. BAB VII KEUANGAN Pasal 10 1. Keuangan bersumber dari : a. Iuran anggota b. Dana kemahasiswaan

33

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

c. Sumber-sumber dana lain yang halal, sah dan tidak mengikat seseuai dengan AD/ART POLSRI. 2. Dana kemahasiswaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) butir b, diajukan dengan bukti proposal kegiatan yang diketahui MPM dan disetujui BEM Polsri kepada pihak PD III sesuai dengan mekanisme tertentu. BAB VIII LARANGAN Pasal 11 UKM dilarang a. Menggunakan lambang dan nama yang sama dengam UKM lain. b. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan konstitusi KM Polsri dan peraturan perundang-undangan lainnya. c. Mendukung suatu organisasi terlarang, parpol serta seseorang atau kelompok tertentu. BAB IX PEMBUBARAN DAN PENGGABUNGAN Pasal 12 UKM bubar apabila a. Membubarkan diri. b. Menggabungkan diri dengan UKM lain yang sejenis. c. Dibubarkan oleh Presiden mahasiswa setelah mendapatkan persetujuan dari MPM Polsri dengan alasan tertentu. d. Melanggar konstitusi KM-POLSRI dan perundang-undangan lainnya. Pasal 13 UKM yang menerima penggabungan sebagaimana dimaksud pada pasal 12 butir b harus mematuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada pasal (2), pasal (3) dan pasal (4). Pasal 14 Pembubaran dan penggabungan UKM sebagaimana dimaksud pada pasal 12 dan pasal 13 diumumkan melalui pengumuman disetiap jurusan. BAB X PERINGATAN DAN SARAN Pasal 15 1. Bem Polsri berhak memberikan peringatan dan sanksi kepada UKM yang melanggar konstitusi KM Polsri dan peraturan perundang-undangan lainnya dengan diketahui MPM Polsri. 2. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam pasal 3, pasal 5 dan pasal 6 dikenai sanksi administratif berupa : a. Peringatan tertulis b. Pencabutan hak sebagai UKM 3. Sebagaimana yang dimaksud pada pasal 15 ayat (2) butir b, pengurus UKM yang bersangkutan wajib didengarkan keteranganya untuk membela diri. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16

34

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

Dengan berlakunya undang-undang ini maka UKM yang sudah disahkan diharapkan segera mendaftar ulang dan segera melengkapi segala hal sesuai dengan peraturan perundangan ini.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2010-2011 BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. 2. 3. Garis-garis Besar Haluan Program Kerja BEM merupakan pencerminan aspirasi mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya (POLSRI) sebagai pola umum program kerja yang ditetapkan dalam Sidang Umum MPM POLSRI. Pola umum program kerja tersebut merupakan rangkaian pengembangan yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Rangkaian program kerja yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sebagai wadah pengembangan diri mahasiswa kearah IMTAQ serta IPTEK, perluasan wawasan dan integritas. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan ditetapkan GBHPKO ini untuk memberikan arah pelaksanaan program kerja bagi BEM POLSRI sehingga tujuan dari program kerja tersebut terwujud.

C.

LANDASAN Landasan GBHPKO BEM POLSRI adalah 1. 2. 3. Landasan Idiil Landasan Konstitusional Landasan Operasional : Pancasila : UUD 1945 : UU No. 21/1989 dan PP No. 30/1990 Kepmendikbud RI No. 155/U/1998 AD/ART KM-POLSRI.

D.

POKOK-POKOK PENYUSUNAN

35

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139
Sistematika GBHPKO BEM POLSRI disusun sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. E. Pendahuluan Pola Dasar Haluan Program Kerja Pola Haluan Program Kerja Jangka Panjang Pola Haluan Program Kerja Jangka Pendek Barometer Keberhasilan PROKER BEM Penutup

PELAKSANAAN 1. GBHPKO BEM POLSRI ini ditetapkan pada Sidang Umum MPM POLSRI dan dilaksanakan oleh BEM yang pelaksanaannya dituangkan dalam bentuk program kerja selama saru periode kepengurusan serta dapat dipertanggungjawabkan. 2. GBHPKO dapat ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Kemajuan dan Perkembangan masyarakat melalui Sidang Umum dan Sidang Istimewa KM-POLSRI. BAB II POLA DASAR HALUAN PRGRAM KERJA

A.

DASAR Pola Dasar Haluan Program Kerja GBHPKO BEM POLSRI berlandaskan tujuan BEM POLSRI yang ditegaskan dalam

AD/ART KM-POLSRI. B. MODAL DASAR DAN FAKTOR DOMINAN Modal dasar GBHPKO BEM POLSRI adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Kemampuan Lembaga dalam mendukung program kerja yang akan dilaksanakan BEM POLSRI. Kemampuan dan kredibilitas pengurus BEM POLSRI. Persatuan dan kesatuan organisasi kemahasiswaan intern POSLRI dengan mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pibadi/golongan. Partisipasi aktif dari civitas akademika POLSRI.

Faktor dominan GBHPKO BEM POLSRI adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. C. Keadaan umum Perguruan Tinggi di Indonesia. Situasi dan kondisi Politeknik Negeri Sriwijaya. Keinginan untuk meningkatkan IPTEK dan IMTAQ seduai dengan tuntutan zaman untuk kemajuan mahasiswa. Dukungan anggaran dan sumber lain yang halal dan tidak mengikat serta berasal dari sponsor yang mencerminkan intelektual mahasiswa. Sponsor pendukung kegiatan ORMAWA yang tidak berdampak negatif dapat mengikat mahasiswa dan lingkungan sekitarnya serta harus sesuai dengan lingkungan pendidikan. Penggunaan sponsor rokok tidak diijinkan dengan aturan apapun.

WAWASAN HALUAN PROGRAM KERJA Wawasan GBHPKO BEM POLSRI adalah perwujudan mahasiswa POLSRI sebagai satu kesatuan yang utuh dalam

berpikir, bersikap serta bertindak lanjut sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam rangka ikut serta mewujudkan pembangunan nasional. BAB III POLA HALUAN PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG

36

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

A.

Berdasarkan Pola Dasar Haluan Program Kerja BEM POLSRI, maka disusunlah Pola Haluan Kerja Jangka Panjang sebagai suatu usaha untuk mengarahkan dan mengantarkan calon intelektual yang berguna bagi bangsa, agama dan Negara Indonesia.

B.

Pola Haluan Program Kerja Jangka Panjang BEM POLSRI berusaha untuk mengarahkan dan mengantarkan mahasiswa POLSRI agar: 1. 2. Mempunyai orientasi ke masa depan. Mampu tanggap dan dapat mengimplementasikannya terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mempunyai tanggung jawab dan dedikasi tinggi terhadap almamater, agama, bangsa, dan Negara Indonesia. 3. 4. 5. Mampu menggalang kerjasama yang harmonis antar organisasi intern dan ekstern yang tidak dilarang di Negara Indonesia. Mampu membentuk manusia yang mempunyai integritas IMTAQ dan IPTEK. Mampu tanggap terhadap perkembangan kondisi (isu) intern dan ekstern POLSRI serta menindaklanjuti bersama MPM dan ORMAWA.

C.

Pola Haluan Program Kerja Jangka Panjang BEM POLSRI merupakan landasan pokok bagi penyusunan Pola Haluan Program Kerja Jangka pendek yang dilaksanakan oleh BEM, HMJ, dan UKM di lingkungan POLSRI yang diimplementasikan dalam bentuk program kerja. BAB IV POLA HALUAN PROGRAM KERJA JANGKA PENDEK

A.

BENTUK BENTUK KEGIATAN 1. 2. 3. 4. Mengembangkan serta meningkatkan kegiatan mahasiswa POLSRI dalam bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP). Mengembangkan serta meningkatkan kegiatan mahasiswa POLSRI dalam bidang Kekaryaan. Mengembangkan serta meningkatkan kegiatan mahasiswa POSLRI dalam bidang Kesejahteraan Mahasiswa dan Hubungan pada masyarakat. Menggalangkan kebebasan akademik mahasiswa tentang masalah sosial budaya yang dititikberatkan pada IPTEK baik nasional maupun internasional dalam segala aspek kehidupan.

B.

POLA HALUAN PROGRAM KERJA JANGKA PENDEK Pola Haluan Program Kerja Jangka Pendek diarahkan pada usaha-usaha sebagai berikut: 1. Konsolidasi pengurus dan anggota melalui: a. b. 2. Media komunikasi Media lain yang menunjang

Menggalang kerjasama dengan badan-badan dan organisasi intern dan ekstern yang saling menunjang.

C.

PELAKSANAAN Pola Haluan Program Kerja Jangka Pendek dilaksanakan oleh BEM, HMJ dan UKM di lingkungan intern dan ekstern.

D.

PERTANGGUNGJAWABAN Seluruh Program Kerja Jangka Pendek dilaksanakan oleh BEM, HMJ dan UKM dikoordinir oleh Presiden Mahasiswa

POLSRI melalui forum resmi BEM yang diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada MPM POLSRI.

37

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


KELUARGA MAHASISWA
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Palembang 30139

BAB V BAROMETER KEBERHASILAN PROGRAM KERJA BEM Barometer keberhasilan program kerja BEM adalah: 1. 2. 3. 4. 90% dari program kerja BEM terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Respon mahasiswa terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh BEM yang berdampak positif bagi KM-POLSRI, berdasarkan persentase keberhasilan sebagai berikut : Seluruh elemen yang terkait dengan unsur-unsur civitas akademika POLSRI dapat berpartisipasi dengan kegiatan yang dilaksanakan BEM. Dana setiap proker BEM yang di ambil dari dana kemahasiswaan harus dapat di pertanggungjawabkan 100% dan adanya transparansi sumber dana lainnya BAB VI PENUTUP Keberhasilan program kerja BEM tidak lepas dari kemauan, kemampuan, partisipasi aktif dan tanggung jawab yang tulus dan ikhlas dari seluruh elemen ORMAWA untuk menjalankan dan mengaplikasikan amanah yang telah dipercayakan oleh mahasiswa kepada KM-POLSRI.

38

Vous aimerez peut-être aussi