Vous êtes sur la page 1sur 4

Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Ibu Nifas

PEMBAHASAN 2.Definisi Aspek adalah suatu hal yang mendasar Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang bersal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Sosial berarti kata society berasal dari bahasa latin societas yang berarti hubungan persahabatan yang lain. Societas diturunkan dari katasocius yang berarti teman sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Jadi sosial mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Masa nifas adlah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamnya enam minggu. Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan. 2. macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas a.masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak. b.Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam c.masa nifas dilarang tidur siang e.Masa nifas /saat menyusui setelah waktunya Maghrib harus puasa tidak makan makanan yang padat f.Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Dampak positif:

g.Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam . h.Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim Dampak positif :

Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain: 1.Harus pakais andal kemana pun Bufas pergi, selama 40hari. 2.Harus memakai Stagen /udet/ centing. (positif) 3.Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula. 4.Pakai lulur param kocok keseluruh badan, biar capek pada badannya cepat hilang. 5.Tidak boleh bicara dengan keras keras 6.tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah lancar . 7.kalau tidur/ duduk kaki harus lurus. Tidak boleh ditekuk /posisi miring, hal itu dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru melahirkan/ mudah terkena Varises. 8Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran. 9Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi. Nifas ialah darah yang keluar dari rahim disebabkan kelahiran, baik bersamaan dengan dengan kelahiran itu, sesudahnya atau sebelumnya (2 atau 3 hari) yang disertai dengan rasa sakit.Bahwa dalam aspek social budaya dalam masa nifas dipengaruhi dengan adat istiadat masyarakat di Indonesia. Factor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil,bersalin, dan nifas adalah factor lingkungan yaitu pendidikan disamping factor-faktor lainnya. Pengaruh social budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil hingga pada masa nifas. Upacaraupacara yang sering diselenggarakan sesuai dengan adat istiadat masyarakat di Indonesia yang sangat beragam menurut daerah masing-masing, mulai dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas . Contohnya di daerah Maluku terdapat pantangan makanan pada masa nifas, seperti pantangan memakan terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih dan pantangan memakan nanas dan mangga karena tidak bagus untuk rahim. Lain halnya di daerah Jawa, pantangan makanan pada masa kehamilan dan masa nifas, seperti pantangan makan-makanan yang setengah matang dan daging kambing, karena tidak baik bagi kesehatan sang ibu dan bayi, karena daging kambing bersifat panas

A. FAKTOR-FAKTOR YANG BRHUNGAN DENGAN PEMBERIAN VITAMIN KEPADA IBU NIFAS Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi yang perlu diberikan dan penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Pedoman nasional yang ada saat ini merekomendasikan bahwa 100% ibu nifas menerima satu kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI paling lambat 30 hari setelah melahirkan. Cakupan ibu nifas yang mendapatkan vitamin A di wilayah Puskesmas Payung Rejo tahun 2009 hanya 49,24%, masih sangat rendah dibandingkan target Nasional sebesar 90%. Tidak tercapainya target dikarenakan faktor kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang vitamin A, kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan dan distribusi vitamin A. Hasil studi pendahuluan di wilayah puskesmas Payung Rejo, dari 10 orang ibu nifas, terdapat 80% tidak mengetahui pemberian kapsul vitamin A setelah melahirkan dan bidan tidak memberikan vitamin A pada ibu nifas sebesar 90%, karena tidak tersedianya kapsul vitamin A di puskesmas. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah kerja Puskesmas Payung Rejo Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010 Penelitian ini adalah jenis penelitian analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPS wilayah Puskesmas Payung Rejo sebanyak 135 orang, yang seluruhnya menjadi sampel penelitian disebut sampel jenuh atau sampel populasi. Metoda pengumpulan data dengan angket melalui kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.

B.FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN TIDUR PADA IBU NIFAS

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.1 Menurut Abraham Maslow dalam teori hirarki kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar, yang meliputi oksigen, cairan, nutrisi, keseimbangan suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal, kebutuhan seksual, serta istrahat dan tidur.1 Tidur adalah suatu keadaan dimana derajat kesadaran seseorang sangat menurun sampai dibawah keadaan tak sadar, tetapi yang bersangkutan masih dapat dibangunkan dengan suatu rangsangan sensoris atau rangsangan lainnya.2 Kebutuhan tidur seseorang tergantung pada kualitas tidurnya, selain dari kuantitas atau lamanya seseorang tertidur. Indikator tercukupinya waktu tidur tersebut adalah kondisi tubuh waktu bangun tidur, jika merasa segar setelah bangun tidur berarti tidur kita sudah cukup dan jika badan masih terasa tidak bersemangat (lemah, merasa mengantuk) ketika bangun tidur berarti tidurnya masih kurang3,7. Pemenuhan kebutuhan tidur pada ibu nifas

periode early puerperium menjadi tidak teratur dengan masalah utama berupa siklus tidur yang terputus-putus4. Masa nifas periode early puerperium adalah masa yang rentan terhadap gangguan pemenuhan tidur dan merupakan hari yang paling sulit bagi ibu akibat nyeri karena persalinan, kecemasan terhadap kebutuhan menyusui, serta kondisi lingkungan fisik Rumah Sakit missalnya : Tempat tidur, pencahayaaan, suhu ruangan, suara gaduh.

Vous aimerez peut-être aussi