Vous êtes sur la page 1sur 4

Pendidikan Karakter Sejak Bocah Windisyah Putra [Dosen STAI Gajah Putih Takengon dan Pemerhati Pendidikan Anak]

| Selasa, 07 Juni 2011 Peradaban suatu bangsa akan tumbuh dan lahir dari sistem pendidikan yang digunakan oleh bangsa tersebut. Masyarakat yang berperadaban adalah masyarakat yang berpendidikan (Yasmadi, 2002: 58). Pendidikan yang ideal ialah pendidikan yang dimulai sejak dini, yaitu pendidikan yang berusaha mengoptimalkan potensi anak sejak anak pada usia awal kelahiran sampai pada usia 6 tahun. Teori lama yang merekomendasikan bahwa pendidikan baru dapat dimulai ketika anak telah berusia 7 tahun, kini terbantahkan. Hasil penelitian mutakhir dari para ahli neurologi, psikologi, dan paedagogi menganjurkan pentingnya pendidikan dilakukan sejak anak dilahirkan, bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibunya. Justru pada masa-masa awal inilah yang merupakan masa emas (golden age) dalam tumbuh kembang anak. Pentingkah Pendidikan Karakter itu Saat ini pendidikan karakter sedang dan telah menjadi trend serta isu penting dalam sistem pendidikan kita. Upaya menghidupkan kembali (reinventing) pendidikan karakter ini tentunya bukanlah hal yang mengada-ada, tetapi justru merupakan amanat yang telah digariskan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanah UU Sisdiknas Tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Pendidikan pada anak usia dini diakui sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia (SDM), sehingga stimulasi dini yang salah satunya adalah pendidikan mutlak diperlukan dalam membentuk kepribadian dan karakter yang tepat pada anak, baik itu yang ada hubungannya dengan dirinya sendiri maupun yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian dan karakter anak sebagai warga Negara yang baik. Pendidikan karakter sama halnya dengan mendidik watak, moral, perilaku atau mendidik akhlak anak sehingga memiliki kepribadian yang luhur. Pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat penting dilakukan, karena dalam pendidikan tersebut merupakan dasar pembentukan kepribadian manusia dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur, kepandaian dan keterampilan. Karakter atau akhlak yang baik dapat mengantarkan manusia untuk mencapai kesenangan, keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak bukan hanya sekedar

teori tetapi juga pernah dipraktikkan oleh sejumlah manusia dalam suatu zaman, sehingga muncul sebagai penyelamat dunia dan pelopor peradaban. Ada sebuah syair yang digubah oleh Syauqi Bek yakni: Suatu bangsa dikenal karena akhlaknya (budi pekerti), jika budi pekertinya telah runtuh maka runtuhlah bangsa itu. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya akhlak sebagai karakter bangsa, bila mereka masih menginginkan eksis di dunia. Artinya bahwa bangsa akan jaya jika negaranya terdiri atas masyarakat yang berakhlak luhur (Mansur, 2009:230). Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan baru-baru ini terjadi kisruh di tubuh PSSI yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan dalam kongres pemilihan ketua, wakil ketua dan exco PSSI. Tentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan bagi pencinta sepak bola Nasional. Hal ini terbukti lemahnya pendidikan karakter yang dimiliki oleh pemegang kebijakan di PSSI tersebut. Sehingga timbul guyonan maju tak gentar membela yang bayar hahaha. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal terutama PAUD yang semakin marak ini diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian anak bangsa melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter. Lalu, Pendidikan Bagaimanakah yang Diperlukan? Tentu saja pendidikan yang tidak sekedar mengejar target kurikulum, atau untuk mengejar keinginan masyarakat atau orang tua, seperti kemampuan anak membaca, menulis dan berhitung secara maksimal, tetapi pendidikan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. PAUD merupakan bagian integral dalam Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah. Konsep PAUD merupakan adopsi dari konsep Early Child Care and Education (ECCE) yang juga merupakan bagian dari Early Child Development (ECD). Konsep ini membahas upaya peningkatan kualitas SDM dari sektor hulu, sejak anak usia 0 tahun bahkan sejak pra lahir hingga usia 6 tahun. Pendidikan agama memegang peranan yang sangat penting juga dalam membangun pendidikan karakter anak di lembaga pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu, orang tua, guru, dan masyarakat juga dituntut memiliki kepekaan dalam membantu anak untuk membentuk karakternya. Bahkan menurut W.H. Clark bahwa anak-anak itu adalah manusia dalam bentuk, akan tetapi dalam arti masih lebih dekat kepada hewan. Maka dalam prosesnya sangat diperlukan suatu keteladanan dari orang tua, guru, dan lingkungannya baik dari perilaku maupun dalam berbicara, dan sebagainya yang berkaitan dengan hal

itu. PAUD akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter pada anak negeri ini, sebagai titik awal dari pembentukan SDM yang berkualitas, yang memiliki wawasan, intelektual, kepribadian, tanggung jawab, inovatif, kreatif, proaktif dan partisipatif serta semangat mandiri. Pendidikan anak memang harus dilaksanakan sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal (Isjoni, 2010: 40). Al-Quran Sebagai Tonggak Utama dalam Pembentukan Karakter Mengingat adanya tuntutan tingkat intensitas dan kualitas pendidikan karakter, proses pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan berpedoman pada pendidikan al-Quran. Karena dalam hal ini, pendidikan al-Qur'an yang apabila ditanamkan sejak kecil, dapat dijadikan sebagai tonggak utama terbentuknya mental dan kepribadian anak yang sehat. Masa kanak-kanak yang bahagia dapat menjamin paling tidak lebih dari separuh keberhasilannya di masa dewasa. Masa-masa ini adalah peletak dasar dalam keberhasilannya kelak di usia dewasa, peletak dasar dalam perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, sosial dan spiritualnya (Diana Mutiah, 2010: 10). Anak usia dini memiliki karakter yang khas, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, metode pengajaran yang diterapkan untuk anak usia dini juga perlu disesuaikan dengan kekhasan yang dimiliki oleh anak. Potensi dan kemampuan anak akan berkembang secara optimal bila penggunaan metode pengajaran yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakter anak sehingga memacu tumbuhnya sikap dan perilaku yang positif. Berkaitan dengan pendidikan al-Quran, biasanya anak kecil oleh kebanyakan orang dianggap tidak layak untuk diberi penjelasan mengenai al-Quran dan dianggap tidak berhak untuk diberi perhatian terhadap mentalitasnya. Padahal sebenarnya mereka mampu menyimpan memori seperti yang dapat disimpan oleh komputer (Samul Munir Amin, 2007: 224). Al-Quran merupakan semboyan agama yang mengukuhkan akidah. Begitu juga Ibnu Sina, dalam kitabnya "asSiyasah", menekankan kaum muslimin seharusnya mempersiapkan fisikal dan mental anak yang dimulakan dengan pengajaran al-Qur'an. Imam al-Ghazali dalam Ihyanya pula mewasiatkan pengajaran al-Qur'an, hadis dan cerita orang-orang soleh kepada anak-anak. Dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter di atas merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang berpedoman pada al-

Quran. Dalam rangka mendidik karakter anak yang berpedoman pada al-Quran sangatlah diperlukan pelaksanaan secara teratur dan terarah agar memperoleh hasil yang lebih baik yaitu mulai dari membaca, menghafal, memahami, menghayati serta cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu PAUD sebagai lembaga formal dalam mendidik anak usia dini perlu menyelenggarakan suatu pendidikan karakter, terutama pendidikan karakter anak yang berbasis qurani.

Vous aimerez peut-être aussi