Vous êtes sur la page 1sur 10

Patofisiologi dan Rehabilitasi Osteoartritis

Osteoartritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut terutma pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi oleh hambatan gerak. Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling sering menyerang manusia dan dianggap sebagai penyebab ketidakmampuan pada orang tua. Penyakit radang sendi ini mulai dikenal sejak abad ke-19, dan pada waktu itu dipandang sebagai akibat dari suatu proses aus karena dipakai selama hidup. Menjelang abad ke-20, penyakit kelainan sendi adalah penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia, dan dianggap sebagai kecacatan yang kedua di Amerika serikat setelah penyakit jantung rematik. Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka dan laporan kasus tentang rehabilitasi medik pada Osteoartritis shoulder bialteralis.

Definisi Osteoartritis adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan menipisnya kartilago secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru pada tepi sendi (osteofit). Proses osteoartritis secara histopatologis ditandai dengan menipisnya kartilago disertai pertumbuhan dan remodeling tulang diikuti dengan atrofi dan destruksi tulang sekitarnya. Epidemiologi Prevalensi osteoartritis secara jelas meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Kondisi ini jarang ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Usia, jenis kelamin, pekerjaan dan kegemaran, ras, dan hereditas seluruhnya bisa berperan dalam manifestasi klinis osteoartritis. Di Amerika Serikat dan Eropa, hampir semua orang mengalami degenerasi sendi setelah usia 40 tahun. Jumlah penderita osteoartritis setiap tahunnya mencapai 16 juta orang, wanita 2 kali lebih banyak menderita osteoartritis dibanding pria. Data di Indonesia yang didapat dari Malang dimana prevalensinya sekitar 10-13,5%, sedang di pedesaan Jawa tengah prevalensi osteoartritis klinis sekitar 5,1%. Di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta menunjukkan 43,8% (1991-1994) 35% (2000) adalah osteoartritis.

Etiologi Etiologi pasti dari osteoartritis sampai saat ini tidak diketahui, akan tetapi beberapa faktor predisposisi terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh: - Umur Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50 tahun) - Jenis Kelamin Kelainan ini ditemukan baik pada pria maupun wanita, dimana osteoartritis primer lebih banyak ditemuakn pada wanita pasca menopause, sedangkan osteoartritis sekunder lebih banyak pada laki-laki. - Ras Lebih sering pada orang Asia khususnya China, Eropa dan Amerika daripada kulit hitam. - Faktor keturunan - Faktor metabolik/endokrin Pada penderita obesitas, hipertensi, hiperurisemia dan diabetes lebih rentan - Faktor mekanik serta kelainan geometri sendi. - Trauma dan faktor okupasi Patogenesis Terdapat dua perubahan utama yang mewarnai osteoartritis yaitu kerusakan vokal tulang rawan sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi dan tepi sendi. Pembentukan tulang baru (osteofit) merupakan proses perbaikan untuk membentuk kembali persendian. Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat menerima beban, osteofit mungkin dapat memperbaiki perubahan-perubahan awal tulang rawan sendi pada osteoartritis. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis ialah nyeri pada sendi yang terkena terutama sewaktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembengkakan sendi dan perubahan gaya berjalan. Lebih lanjut terdapat pembengkakan sendi dan krepitasi tulang. Tempat predileksi osteoartritis adalah sendi karpometakarpal , metatarsofalangeal , apofiseal tulang belakang, lutut dan paha. Tanda-tanda peradangan pada sendi tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat dan kemerahan.

Diagnosis Meskipun osteoartritis mungkin didiagnosis dengan sensitivitas dan spesifitas yang cukup tinggi, pada pasien-pasien dengan nyeri sendi menahun sudah memenuhi kriteria klinis tanpa perubahan radiografi. Gejala klinis perlu diperhatikan oleh karena tidak semua pasien dengan perubahan radiografi osteoartritis mempunyai keluhan sendi. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan foto polos, gambaran yang khas pada foto polos adalah : 1. Densitas tulang normal atau meninggi 2. Penyempitan ruang sendi yang asimetris karena hilangnya tulang rawan sendi. 3. Sklerosis tulang subkondral. 4. Osteofit pada tepi sendi. 5. Kista tulang pada permukaan sendi terutama subkondral.

Penatalaksanaan 1. Medikamentosa; Diberikan analgesik (NSAID) tapi perlu memperhatikan efek samping pada saluran pencernaan dan ginjal 2. Diet; Diet untuk menurunkan berat badan timbulnya keluhan dan peradangan. 3. Rehabilitasi medik pada osteoartritis

Tujuan: Mengurangi nyeri dan spasme Memperbaiki lingkup gerak sendi Meningkatkan kekuatan otot Memperbaiki fungsi Meningkatkan kualitas hidup Istirahat (bidai) Terapi panas, dingin, listrik/TENS, masase Latihan (exercise) khusus Ortosis/ assistive device Proteksi/ pemeliharaan sendi Penurunan berat badan (diet) Konseling/ psikologi

Tindak lanjut Evaluasi keluhan ROM MMT. Deformitas Evaluasi fungsi berkala tergantung berat ringan penyakit

Rujukan Ke instalasi Rehabilitasi medik lebih tinggi Ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan rematologi Ke dokter spesialis bedah ortopedi

Pencegahan komplikasi Edukasi Terapi latihan Ortosis LAPORAN KASUS Identitas Penderita Nama : Ny. BKS Umur : 72 tahun Alamat : Bahu Link. III Pekerjaan : Pensiunan perawat Agama : Kristen Protestan Suku : Minahasa Pendidikan terakhir : Sekolah perawat Pemeriksaan tanggal : 17 Desember 2004 ANAMNESIS Keluhan utama : nyeri pada sendi bahu kanan dan kiri. Riwayat penyakit sekarang 4 bulansNyeri pada sendi bahu kanan dan kiri dialami penderita sejak yang lalu. Nyeri tidak disertai merah dan bengkak. Nyeri sifatnya hilang timbul seperti ditusuk-tusuk, setempat dan tidak menjalar.. Nyeri timbul terutama saat penderita beraktifitas (mencuci, mengangkat ember berisi air) dan nyeri berkurang saat beristirahat. Selain nyeri penderita juga sering merasa kaku terutama pada pagi hari kira-kira s5 menit dan hilang saat penderita sudah menggerak-gerakkan lengannya. Saat menggerakkan lengan secara tiba-tiba, penderita merasa bahunya berbunyi krek. Keadaan ini membuat penderita merasa terganggu jika memakai baju kaos, mengancing tali BH atau menyisir rambut. 2-3 minggu sebelum timbul nyeri dan bengkak (penderitasRiwayat trauma jatuh di jalan, terjerembab dengan kedua lengan menyangga berat badan). Penderita sudah pernah minum obat Natrium diklofenak tapi nyeri tidak berkurang. Buang air kecil dan air besar biasa, tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu : , terkontrol sejak tahun 2000, sakit maag Kolesterol tinggi , asam urat U (terkontrol) sejak tahun 2000, DM hipertensi (terkontrol) Riwayat keluarga : Hanya penderita yang sakit seperti ini. Riwayat Sosial Ekonomi : Penderita adalah pensiunan perawat, suami dosen fakultas pertanian, anak 6 orang semua sudah berkeluarga. Saat ini tinggal dengan suami, 1 anak dan 2 cucu. Rumah permanen, lantai satu, WC duduk. Sumber air PAM, biaya pengobatan diatnggung ASKES Riwayat kebiasaan : Penderita tidak merokok, tidak minum alcohol, penderita bekerja menggunakan tangan kanan. PEMERIKSAAN FISIK Berat badan : 56 kg, Tinggi badan : 151 cm Keadaan umum : cukup Kesadaran : compos mentis Tanda Vital : T: 110/80 mmHg, N: 80 x/mnt, R: 20 x/ mnt, S: 36,70c Kepala : Bentuk : mesosefal, rambut sukar dicabut Mata : konjungtiva anemis -/- sklera ikterik -/Mulut : lidah beslag , carries . Leher : Trakea di tengah, pembesaran kelenjar getah bening Thoraks : Pulmo: Inspeksi : simetris Palpasi : stem fremitus kiri = kanan Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru Auskultasi : SP. vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat Perkusi : Batas kiri: midclavikularis sinistra ICS V Batas kanan: parasternalis dekstra ICS IV Auskultasi : S I-II normal, bising , gallop Abdomen normal: Datar, lemas, bising usus Hepar dan lien tidak teraba Ektremitas : Akral hangat Status Neurologis Kesadaran : GCS : E4 V5 M6 Nervus Kranialis I-X : Dalam batas normal. Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk Status Motorik : Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra Gerakan Terbatas Terbatas Normal Normal Kekuatan Otot 5/5/5 5/5/5 5/5/5 5/5/5 Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Tonus Otot (+) Normal (+) Normal (+) Normal (+) Normal Refleks Fisiologis (+) Normal (+) Normal (+) Normal (+) Normal Refleks Patologis (-) (-) (-) (-) Sensibilitas Test (+) Normal (+) Normal (+) Normal (+) Normal Lingkup gerak sendi bahu Bahu kiri Bahu kanan Aktif Pasif aktif Pasif Extensi Fleksi Abduksi Adduksi Exorotasi Endorotasi 60 (nyeri) 180 150 (nyeri) 75 60 (nyeri) 50 (nyeri) 60 (nyeri) 180 180 (nyeri) 75 70 (nyeri) 70 (nyeri) 60 (nyeri) 180o 160 (nyeri) 75 70 (nyeri) 60 (nyeri) 60 (nyeri) 180o 180 (nyeri) 75 70 (nyeri) 70 (nyeri) Status Lokalis Dekstra Sinistra Inspeksi: - Oedema

- Hiperemi - Deformitas Palpasi: - Nyeri tekan - Nyeri gerak - Ballotement - Krepitasi - Panas perabaan Tes provokasi: - Apply scrath test - Yergason test - Mosley test - Adson test (-) (-) (-) (anterior deltoid) (-) (-) s (-) (-) (-) (-) (-) (anterior deltoid) (-) (-) s (-) (-)

Hasil Laboratorium tanggal 16 Desember 2004: HB: 13,5 gr%, Leukosit: 7.800/ mm3, Trombosit: 334.000/mm3, Ureum: 19 mg%, Kreatinin: 0,9 mg%, GDS: 135 mg%, Kolesterol: 102 mg%, Asam urat: 4,5 mg% Pemeriksaan radiologis Kesan : Osteoartritis Shoulder Dekstra et Sinistra RESUME Seorang wanita 72 tahun, pekerjaan pensiunan perawat, datang berobat ke Unit Rehabilitasi Medik RSU Prof. R.D. Kandou tanggal 17 Desember 2004 dengan keluhan nyeri bahu kanan dan kiri, nyeri seperti ditusuk-tusuk, bersifat hilang timbul terutama waktu pagi hari disertai kekakuan. terkontrol., hipertensi , maag Riwayat penyakit dahulu: asam urat Pada pemeriksaan fisik pada regio glenohumeral joint bilateral; LGS terbatas pada ekstensi, abduksi, eksorotasi dan endorotasi. Juga di anterior dan nyeri tekan , krepitasi terdapat nyeri gerak aktif .deltoid. Pada tes provokasi didapatkan Appley scratch test Pada pemeriksaan radiologis didapatkan kesan osteoartritis shoulder dekstra dan sinistra. Diagnosis Klinis : Osteoartritis Shoulder dekstra et sinistra Diagnosis Topik : Glenohumeral Joint Dekstra et Sinistra Diagnosis Etiologi : Proses Degeneratif Problem Rehabilitasi Medik : - Rasa nyeri disertai kekakuan pada kedua bahu - Keterbatasan lingkup gerak sendi - Gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS) Therapi : Medikamentosa - Analgetik : Natrium diklofenak 2 x 25 mg/ hari - H2 Blocker : Ranitidin 2 x 150 mg/ hari - Suplemen / vitamin untuk tulang

Program Rehabilitasi Medik 1. Fisiotherapi Evaluasi : - Kontak, pengertian dan komunikasi baik. - Nyeri dan kaku (+) terutama pada pagi hari - Penderita masih dapat beraktivitas ringan meskipun masih terasa nyeri pada bahu kanan dan kiri - Tidak ada pembengkakan dan tidak teraba panas. - Bahu kiri masih bisa di gerakkan tapi terasa nyeri - Keterbatasan lingkup gerak sendi pada bahu kanan dan kiri Program : - Terapi dengan Ultrasound daerah bahu kanan dan kiri. - Latihan isometrik bahu kanan dan kiri - Latihan LGS aktif dengan finger ladder. 2. Okupasi Terapi Evaluasi : - Kontak, pengertian dan komunikasi baik. - Penderita dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari tetapi sulit melakukan pekerjaan yang mengharuskan penderita untuk mengangkat benda, mengkait tali BH, menyisir rambut dan memakai baju kaos terutama dengan tangan kanan. Program : - Latihan peningkatan ADL dengan aktivitas (bila tidak nyeri). - Latihan LGS dengan aktivitas (bila tidak nyeri). 3. Ortotik Prostetik Evaluasi : Nyeri pada bahu kanan dan kiri, tetapi penderita masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari yang ringan. Program : Saat ini belum diperlukan. 4. Psikologi Evaluasi : Kontak perhatian dan komunikasi baik Penderita menyadari bahwa mempunyai keterbatasan fisik karena penyakit yang diderita Program : Memberikan dorongan pada penderita untuk berobat dan menjalani terapi rehabilitasi dengan teratur untuk mempercepat proses penyembuhan. 5. Sosial Medik : Evaluasi : Penderita seorang pensiunan perawat, tinggal dengan suaminya, biaya pengobatan ditanggung ASKES, rumah permanen. Program : Saat ini belum ada program dari sosial medik. 6. Terapi Wicara : Evaluasi : kontak, perhatian dan komunikasi baik. Program : sementara ini belum diperlukan program terapi wicara.

DAFTAR PUSTAKA 1. Kalim H. Penyakit Sendi Degeneratif (Osteoartritis). Dalam : Noer HMS, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1, Edisi 3, Jakarta. Balai Pustaka FKUI, 1998 : 76-84. 2. Garison SJ. Osteoartritis. Dalam : Wijaya AC, alih bahasa. Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta : Hipokrates, 1996 : 70-2 3. Broto R. Manfaat Glukosamin dan Kondroitin Sulfate untuk terapi Osteoartritis. Dalam: Setyohadi B, Kasjmir YI, editor. Naskah lengkap Temu Ilmiah Reumatologi. Jakarta, 2002 4. Rosjad C. Kelainan Degeneratif Tulang dan Sendi. Dalam : Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Ujung Pandang : Bintang Lamumpatue; 197-235. 5. Asviarty, Nuhani SA, Tulaar A, dkk. Osteoartritis. Dalam: Standar Operasional Prosedur . DEPKES. Jakarta, 2000; 15-18 6. Unknown. Osteoartritis. Available from: www.arthritis.com/types%20of%20arthritis/osteoartritis. Last updated, 2004. 7. Braunwald E, Fauci AS, et al. Degenerative joint disease. In: Harrison s manual of medicine 15th ed. Boston: McGraw-Hill, 2002.p. 748-49 8. Mansjoer A, dkk. Reumatologi. Dalam: Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI, 1999; 525-6 9. Vogelgesang S. Osteoarthritis. In: West SG, editor. Rheumatology secrets , 2 nd edition. Philadelphia: Hanley & Belfus Inc, 2002.p. 365-74 10. Angliadi LS. Kumpulan Kuliah Rehabilitasi Medik FK UNSRAT Manado : 1999.

Vous aimerez peut-être aussi