Vous êtes sur la page 1sur 5

Ada banyak teori yang berkembang di bidang geologi.

Teori ini muncul untuk menjawab semua rasa keingin tahuan manusia dan rasa ketidak puasan manusia terhadap teori yang ada. Teori ini berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Untuk itu para ahli geologi dengan kolaborasi teknologi mengembangkan berbagai macam teori. Teori tersebut seperti yang dijelaskan berikut. 1. Teori Geosinklin Konsep geosinklin pertama kali berkembang pada pertengahan abad ke 18 saat geologiawan Amerika, James Hall dan James Dwight Dana menaruh perhatian besar terhadap Pegunungan Appalachian. Meskipun sering diterjemahkan sedikit berbeda oleh beberapa peneliti tapi secara umum teori ini adalah cekungan yang terus menerus mendalam sepanjang batas benua yang kemudian terdefomasi menjadi bagian dari pegunungan. Beberapa fase yang penting dari geosinklin, tektogenik dan orogenesa diantaranya adalah pengakumulasian sedimen pada palung subduksi yang hadir bersamaan dengan endapan marginal atau hasil erupsi submarine dari lava basa dan ultra basa termasuk ofiolit; terdapatnya lipatan, sesar anjakan dan separasi pada batuan di geosinklin; pengangkatan dan penggantian sedimentasi pada daerah palung marginal pada pelebaran zona geosinklin, metamorfisme regional dam penggantian oleh batolit; pengangkatan epirogenik dengan erupsi volkanik dari basalt, andesit, dan riolit serta intrusi plutonik yang ko-magmatis dan peneplasi. 2. Pengapungan Benua ( Continental Drift) Teori tektonik lempeng sudah muncul ketika gagasan mengenai hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift) diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred Wegener (1915) dalam bukunya The Origins of Oceans and Continents. Pada hakekatnya hipotesa pengapungan benua adalah suatu hipotesa yang menganggap bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya bersatu yang dikenal sebagai super-kontinen yang bernama Pangaea. Super-kontinen Pangea ini diduga terbentuk pada 200 juta tahun yang lalu yang kemudian terpecahpecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang kemudian bermigrasi

(drifted) ke posisi seperti saat ini. Ia juga mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya. Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan lajur-lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada kedua sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas. Kemajuan pesat dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian mengukuhkan tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam segi penjelasan dan prediksi. Teori lempeng tektoniik dikemukakan oleh Harry Hess pada tahun 1968 yang menyebutkan bahwa lempeng tektonik adalah berupa kerak bumi atau litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer yang bersifat plastis akibat proses naiknya magma ke permukaan. Lempeng-lempeng ini bergerak seperti rakit atau ban berjalan merayap dengan kecepatan orde sentimeter per tahun. Lempeng ini saling bertemu di tepi garis yang berbeda yaitu: Perluasan lempeng yang terjadi pada pematang samudera (Zona Divergen). Ditandai dengan adanya prit ( palung) tempat satu lempeng menghujam di bawah lempeng yang lain (Zona Konvergen). Saling bergesekkan pada sisinya ketika saling melewati (Zona sesar

mendatar) Lempeng tektonik ini secara umum dibedakan menjadi: Plate Benua (lempengn benua) yaitu merupakan lempeng tektonik yang bergeser membawa benua, Plate Lautan (lempeng samudera) yaitu merupakan lempeng tektonik yang bergeser membawa dasar samudera. Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah: 1. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California. 2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen 3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc).

Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu: 1. Lempeng Afrika, meliputi Afrika (Lempeng benua). 2. Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika (Lempeng benua). 3. Lempeng Australia, meliputi Australia (Lempeng benua). 4. Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa (Lempeng benua). 5. Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut (Lempeng benua). 6. Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan (Lempeng benua) 7. Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik (Lempeng samudera).

Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia. Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya)

PL 2102 ANALISIS SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TUGAS: LEMPENGAN TEKTONIK

Oleh: VANNY WULANDARY KATILI 15410017

SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

Vous aimerez peut-être aussi