Vous êtes sur la page 1sur 12

AKHLAK

Akhlak berasal dari kata akhlaq yang merupakan jama dari khulqu dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah). Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya. Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu". Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT , akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang maruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana alam di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleb tangan manusia. (Timbulnya yang demikian) karena Allah hendak merusakan mereka sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)".

ISLAM MENGUTAMAKAN AKHLAK Mungkin banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Di satu sisi kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan. Sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan awam, seperti ucapan : Wah udah ngerti agama kok kurang ajar sama orang tua. Atau ucapan : Dia sih agamanya bagus tapi sama tetangga tidak pedulian, dan lain-lain. Seharusnya ucapan-ucapan seperti ini ataupun yang semisal dengan ini menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak. Islam bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat bahwa tauhid sebagai sisi pokok/inti islam yang memang seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat. Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seorang muwahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.

RASUL DIUTUS UNTUK MENYEMPURNAKAN AKHLAK Muhammad shalallahu alaihi wa salam, rasul kita yang mulia mendapat pujian Allah. Karena ketinggian akhlak beliau sebagaimana firmanNya dalam surat Al Qalam ayat 4. bahkan beliau shalallahu alaihi wa sallam sendiri menegaskan bahwa kedatangannya adalah untuk menyempurnakan akhlak yang ada pada diri manusia, Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak. (HR.Ahmad, lihat Ash Shahihah oleh Asy Syaikh al Bani no.45 dan beliau menshahihkannya). Anas bin Malik radhiallahu anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya. (HR.Bukhari dan Muslim). Dalam hadits lain Anas memuji beliau shalallahu alahi wasallam : Belum pernah saya menyentuh sutra yang tebal atau tipis lebih halus dari tangan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Saya juga belum pernah mencium bau yang lebih wangi dari bau Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Selama sepuluh tahun saya melayani Rasulullah shalallahu alahi wa sallam, belum pernah saya dibentak atau ditegur perbuatan saya :

mengapa engkau berbuat ini ? atau mengapa engkau tidak mengerjakan itu ? (HR. Bukhari dan Muslim). Akhlak merupakan tolak ukur kesempurnaan iman seorang hamba sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam : Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. (HR Tirmidzi, dari abu Hurairah radhiallahu anhu, diriwayatkan juga oleh Ahmad. Disahihkan Al Bani dalam Ash Shahihah No.284 dan 751). Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdillah bin amr bin Al Ash radhiallahu anhuma disebutkan : Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya.

KEUTAMAAN AKHLAK Abu Hurairah radhiallahu anhu mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau shalallahu alaihi wasallam menjawab : Taqwa kepada Allah dan Akhlak yang Baik. (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Lihat Riyadus Sholihin no.627, tahqiq Rabbah dan Daqqaq). Tatkala Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menasehati sahabatnya, beliau shalallahu alahi wasallam menggandengkan antara nasehat untuk bertaqwa dengan nasehat untuk bergaul/berakhlak yang baik kepada manusia sebagaimana hadits dari abi dzar, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik. (HR Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan, dan dishahihkan oleh syaikh Al Salim Al Hilali). Dalam timbangan (mizan) amal pada hari kiamat tidak ada yang lebih berat dari pada akhlak yang baik, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam :

Sesuatu yang paling berat dalam mizan (timbangan seorang hamba) adalah akhlak yang baik. (HR. Abu Daud dan Ahmad, dishahihkan Al Bani. Lihat ash Shahihah Juz 2 hal 535). Dari Jabir radhiallahu anhu berkata : Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya orang yang paling saya kasihi dan yang paling dekat padaku majelisnya di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya. (HR. Tirmidzi dengan sanad hasan. Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Lihat Ash shahihah Juz 2 hal 418-419).

Dari hadits-hadits di atas dapat dipahami bahwa akhlak yang paling baik memiliki keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya setiap muslimah mengambil akhlak yang baik sebagai perhiasannya. Yang perlu diingat bahwa ukuran baik atau buruk suatu akhlak bukan ditimbang menurut selera individu, bukan pula hitam putih akhlak itu menurut ukuran adat yang dibuat manusia. Karena boleh jadi, yang dianggap baik oleh adat bernilai jelek menurut timbangan syariat atau sebaliknya. Jelas bagi kita bahwa semuanya berpatokan pada syariat, dalam semua masalah termasuk akhlak. Allah sebagai Pembuat syariat ini, Maha Tahu dengan keluasan ilmu-Nya apa yang mendatangkan

kemashlahatan/kebaikan bagi hamba-hamba-Nya. Wallahu Taala alam

Macam-Macam Akhlak Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam merupakan sistem moral yang berdasarkan Islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah kepada Nabi atau Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya. Secara garis besar akhlak dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu sebagai berikut: 1. Akhlak Al-Karimah Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a. Akhlak Terhadap Allah Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya. b. Akhlak terhadap Diri Sendiri Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaikbaiknya. Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela. c. Akhlak terhadap sesama manusia Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita, dan merupakan orang yang

paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya. 2. Akhlak Al-Mazmumah Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya: 1. Berbohong ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. 2. Takabur (sombong) ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih hebat. 3. Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain. 4. Bakhil atau kikir ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang lain. Sebagaimana diuraikan di atas maka akhlak dalam wujud pengamalannya dibedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak yang tercela. 1. Akhlak Al-Karimah (Akhlak terpuji) Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma atau ajaran Islam. Akhlak yang terpuji dibagi menjadi 2 bagian, (Hamka, 1981 : 180) yaitu: 1. Taat lahir Taat lahir berarti melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan Tuhan, termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan, dan dikerjakan oleh anggota lahir, beberapa perbuatan yang dikategorikan taat lahir adalah : a. Tobat, dikategorikan kepada taat lahir dilihat dari sikap dan tingkah laku seseorang. Namun sifat penyesalannya merupakan taat batin. Tobat, menurut para sufi adalah fase awal perjalanan menuju Alloh (taqorub ila Alloh).

b. Amar makruf, dan nahi munkar, perbuatan yang dilakukan kepada manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran. Sebagai implementasi perintah Alloh, dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang maruf dan mencegah yang mungkar (QS. Ali Imron : 104). c. Syukur, berterima kasih kepada nikmat yang telah dianugerahkan Alloh kepada manusia dan seluruh makhluknya. Perbuatan ini termasuk yang sedikit dilakukan oleh manusia, sebagaimana firman Alloh, dan sedikit sekali dari hamba-hamba yang berterima kasih (QS. Saba : 13). 2. Taat batin Sedangkan taat batin adalah segala sifat yang baik, yang terpuji yang dilakukan oleh anggota batin (hati) a. Tawakkal, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Alloh dalam menghadapi, menanti, atau menunggu hasil pekerjaan. b. Sabar dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sabar dalam beribadah, sabar ketika dilanda mala petaka, sabar terhadap kehidupan dunia, sabar terhadap maksiat, sabar dalam perjuangan. Dasarnya adalah keyakinan bahwa semua yang dihadapi adalah ujian dan cobaan dari Alloh SWT. c. Qanaah, yaitu merasa cukup dan rela dengan pemberian yang dianugerahkan oleh Alloh. Menurut Hamka, Qanaah meliputi : 1) Menerima dengan rela akan apa yang ada 2) Memohon kepada Tuhan tambahan yang pantas dan ikhtiar 3) Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan 4) Bertawakkal kepada Tuhan 5) Tidak tertarik oleh tipu daya dunia Taat batin memiliki tingkatan yang lebih dibandingkan dengan taat lahir, karena batin merupakan penggerak dan sebab bagi terciptanya ketaatan lahir. Dengan terciptanya ketaatan batin (hati dan jiwa), maka pendekatan diri kepada Tuhan (bertaqarrub) melalui perjalanan Ruhani (saliis) akan dapat dilakukan (Zahruddin, Hasanuddin Sinaga, 2004 : 160-161).

2. Akhlak Al-Mazmumah (Akhlak Tercela) Akhlak tercela (Akhlakul mazmumah), yaitu segala tingkah laku yang tercela atau akhlak yang jahat, dan hal tersebut sangat di benci oleh Allah SWT.

1. Kufur 2. Riya 3. Nifaq 4. Syirik 5. Sombong

Definisi Kufur Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara kufur adalah tidak beriman kepada mendustakannya. 1. Jenis Kufur Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Kufur besar ada lima macam: y Kufur Karena Mendustakan Dalilnya adalah firman Allah. Artinya : Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengadaadakan dusta terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala yang hak itu datang kepadanya ? Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ? [Al-Ankabut : 68]. y Kufur Karena Enggan dan Sombong, Padahal Membenarkan. Dalilnya firman Allah. Artinya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, Tunduklah kamu kepada Adam. Lalu mereka tunduk kecuali iblis, ia enggan dan congkak dan adalah ia termasuk orang-orang kafir [Al-Baqarah : 34] y Kufur Karena Ragu Dalilnya adalah firman Allah. Artinya : Dan ia memasuki kebunnya, sedang ia aniaya terhadap dirinya sendiri ; ia berkata, Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Rabbku, niscaya akan kudapati tempat kembali yang baik Temannya (yang mukmin) berkata kepadanya, Apakah engkau kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian Dia menjadikan kamu seorang lakiAllah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak

laki ? Tapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah Rabbku dan aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun [Al-Kahfi : 35-38] y Kufur Karena Berpaling Dalilnya adalah firman Allah. Artinya : Dan orang-orang itu berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka [Al-Ahqaf : 3] y Kufur Karena Nifaq Dalilnya adalah firman Allah Artinya : Yang demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu kafir (secara batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti [Al-Munafiqun : 3] y Kufur Kecil Kufur kecil yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam AlQuran dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya. Artinya : Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir [An-Nahl : 83] Termasuk juga membunuh orang muslim, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Artinya : Mencaci orang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekufuran [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]

2.

Pengertian Riya' Riya merupakan mashdar dari raa-a yuraa-i yang maknanya adalah melakukan suatu

amalan agar orang lain bisa melihatnya kemudian memuji. Termasuk ke dalam riya juga yaitu sumah, yakni agar orang lain mendengar apa yang kita lakukan lalu kitapun dipuji dan tenar. Riya dan semua derivatnya itu merupakan akhlaq yang tercela dan merupakan sifat orang-orang munafiq. Allah berfirman: Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (An-Nisaa: 142)

Riya ini termasuk syirik ashgar namun terkadang bisa juga sampai pada derajat syirik akbar. Al-Imam Ibnul Qayyim berkata ketika memberikan perumpamaan untuk syirik ashgar: Syirik ashgar itu seumpama riya yang ringan. Perkataan beliau ini mengindikasikan bahwa ada riya yang berat yang bisa sampai pada derajat syirik akbar, wallahu alam.

Definisi Nifaq Menurut bahasa: Nafiqaa: salah satu lobang tempat keluarnya yarbu (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, dimana jika ia dicari dari lobang yang satu, ia akan keluar dari lobang yang satunya. Nafaq: lobang tempat bersembunyi Menurut syara: menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Jenis Nifaq a) Nifaq Itiqadi (keyakinan) Ada 4 macam: 1. Mendustakan Rasulullah atau mendustakan sebagaian dari apa yang beliau bawa 2. Membenci Rasulullah atau membenci sebagian apa yang beliau bawa 3. Merasa gembira dengan kemunduran agama Rasulullah 4. Tidak senang dengan kemenangan agama Rasulullah b) Nifaq Amali (Perbuatan) Perbedaan antara Nifaq besar dan Nifaq kecil 1. Nifaq besar : Mengeluarkan pelakunya dari agama Islam Nifaq kecil : Tidak mengeluarkan pelakunya dari agama Islam 2. Nifaq besar : Berbedanya yang lahir dgn yang bathin dalam hal keyakinan Nifaq kecil : Berbedanya yang lahir dengan yang bathin dalam hal perbuatan 3. Nifaq besar : Tidak terjadi dari seorang mumin Nifaq kecil : Bisa terjadi dari seorang mumin 4. Nifaq besar : Pada ghalibnya pelaku nifaq besar tidak bertaubat Nifaq kecil : Pelakunya dapat bertaubat kepada Allah, sehingga Allah menerima taubatnya

Definisi Syirik

Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. JENIS-JENIS SYIRIK Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil Syirik Besar Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat. Syirik Besar Itu Ada Empat Macam a. Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdo'a kepada selainNya. b. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. c. Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah d. Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan. Syirik Kecil. Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar. Syirik Kecil Ada Dua Macam a. Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik" b. Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'" Definisi Sombong SOMBONG bererti terasa kelebihan dan kehebatan yang ada pada diri sendiri, kemudian ditambah dengan sifat suka menghina dan merendahkan orang lain. Orang sombong memandang rendah manusia lain kerana berasakan sesuatu kelebihan yang ada pada diri mereka. Begitulah sombongnya Iblis yang enggan sujud kepada Nabi Adam. Tidak cukup dengan kesombongannya kepada Allah, lalu ia menempelak: Mana bisa aku bersujud kepada manusia, kerana aku dijadikan dari api yang mulia, sedangkan Adam dijadikan dari tanah yang hina. Penyakit sombong akan menyerang sesiapa saja, baik lelaki atau perempuan, golongan bangsawan atau bawahan, berjawatan tinggi ataupun pengemis di jalanan. Allah berfirman yang bermaksud: Aku akan belokkan dari keterangan-Ku, orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi, di luar kebenaran. (Surah al-Araaf, ayat 146) Sombong yang paling keji ialah bersifat sombong terhadap Allah. Tercatat dalam alQuran, antara manusia yang pernah sombong terhadap Allah ialah Namrud yang ingin memerangi tuhan, keduanya Raja Firaun yang pernah mengaku dirinya Tuhan. Allah berfirman yang bermaksud: Sesungguhnya, orang yang menyombongkan dirinya dari menyembah Aku, akan masuk neraka jahanam dengan kehinaan. (Surah al-Mumin, ayat 60) Sombong yang kedua ialah bersifat sombong kepada Rasul dan ajarannya seperti tidak mengiktiraf rasul yang diutus Tuhan kerana kemiskinan dan kehinaan keturunan, seperti Firaun yang mengaku dan menganggap dirinya tuhan, tidak mengaku Nabi Musa rasul utusan Allah. Begitu juga Abu Lahab serta kaum Quraisy yang enggan menerima Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman. Oleh itu mari kita memeriksa diri, apakah kita sudah dijangkiti virus sombong ini atau tanpa diketahui kita adalah salah seorang penghidap serius penyakit itu selama berpuluh tahun. Iman Al-Ghazali menyimpulkan ada tujuh cara untuk mengenali seseorang yang sedang dan sudah menghidap penyakit hati yang merbahaya ini :

Pertama, kelebihan seseorang kerana pengetahuan ilmunya, baik ilmu dunia atau ilmu akhirat. Apabila ilmu sudah penuh di dada dia menganggap semua orang lain jahil belaka, semua orang buta dan jika ada pandangan yang bernas tetapi tidak diterimanya. Orang sombong seumpama ini, menghendaki dirinya selalu dihormati oleh orang lain terutama ketika di khalayak ramai, oleh anak muridnya dan orang bawahannya serta sentiasa meminta diberi layanan mulia.

Vous aimerez peut-être aussi