Vous êtes sur la page 1sur 10

SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Genetika Dosen :Hj.Ria Yulia Gloria ,S.P,M.Pd Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd

Oleh : Aris Sunandar 59461159 IPA Biologi A Semester 5

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI - FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2 0 11

Siklus Hidup Drosophila melanogaster


I. Tujuan Mengetahui tahapan tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster Mengetahui lama dari tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster II. Landasan Teori Klasifikasi Drosophilla melanogaster Drosophila melanogaster dikenal umum dengan nama lalat buah. Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992) : Kingdom Filum Kelas Ordo Subordo Famili Subfamili Genus Spesies Animalia Arthropoda Insecta Diptera Brachycera Drosophilidae Drosophilinae Drosophila D. melanogaster

Gambar 1 : Drosophila melanogaster (Sumber: http://www.entomologicalillustration.com)

Jenis Drosophila melanogaster di Indonesia terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku Drosophilidae. Ciri-ciri Umum Drosophilla melanogaster Drosophila melanogaster normal memiliki mata majemuk berwarna merah berbentuk elips; tiga mata oceli (mata sederhana) yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala dan antenna pendek (Ghostrecon, 2008). Selain itu, Drosophila melanogaster normal memiliki sungut (arista) yang berbentuk bulu tidak runcing dan bercabang-cabang 7-12 percabangan untuk mengambil cairan. Drosophila melanogaster memiliki rambut-rambut di punggung mereka

yang sensitif terhadap arus udara; mata mereka yang sensitif terhadap perbedaan-perbedaan kecil dalam intensitas cahaya, dan mereka secara naluriah akan terbang pergi ketika mereka merasakan bayangan atau gerakan (Demerec, 1950). Drosophila melanogaster memiliki sepasang sayap tunggal yang terbentuk dari segmen tengah toraks. Sayap Drosophila melanogaster normal memiliki ukuran yang panjang hingga melebihi abdomen lalat, lurus dengan warna transparan (Ghostrecon, 2008). Dari segmen terakhir thoraks (pada serangga lain mengandung sepasang sayap kedua), pada lalat buah justru terdapat sayap rudimentari yang berfungsi sebagai organ keseimbangan. Lalat buah jantan dan betina dapat dibedakan dengan cara melihat ciri ciri fisik yang terlihat pada lalat tersebut, yaitu : Tabel 1 : Perbedaan Lalat Buah Jantan dan Betina Jantan 1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina 2. Memiliki sayap lebih pendek Betina 1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan 2. Memiliki sayap yang lebih panjang

3. Bagian posterior lebih berwarna gelap dan tumpul daripada yang 3. Bagian posterior lebih runcing betina
4. Memiliki sex comb 4. Tidak memiliki sex comb

Gambar 2 : Lalat Buah Jantan dan Betina(Atas) (Sumber: http://www.eurasnet.info)

Gambar 3 : Lalat Buah Jantan dan Betina (Samping) (Sumber: http://www.bio.ilstu.edu)

Siklus Hidup Lalat Buah Lalat buah merupakan hewan yang mengalami metamorfosis, yaitu metamorfosis jenis holometabola atau metamorfosis sempurna (Syamsuri, 2004). Hewan yang mengalami metamorphosis sempurna akan sangat berbeda ketika masih muda dan ketika sudah dewasa. Setelah terjadi fertilisasi, maka perkembangan terjadi dalam 2 periode, yaitu periode embrionik dan periode postembrionik. Periode embrionik terjadi di dalam telur saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003). Dan pada periode postembrionik terbagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa dan imago.

Gambar: Siklus Hidup Drosophila melanogaster III. Alat dan Bahan Alat : Botol dan tutup busa steril Bahan : Drosophila melanogaster dan Media makanan (Pisang)

IV. Prosedur Kerja a. b. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Menghaluskan pisang

c.

Memasukkan pisang tersebut ke dalam botol selai yang telah dibersihkan dan steril,

d. Memasukkan lalat buah (Drosophila sp) ke dalam botol selai tadi,

kemudian menutup permukaan botol selai tadi dengan tutup busa. e. Mengamati perubahan yang terjadi pada biakkan setiap hari selama 7 hari dan mencatat perubahan yang terjadi. V. Hasil Pengamatan Pengamatan Pertama muncul Telur Tanggal/ jam 13 Desember 2011 17.00 Keterangan Pengamatan Bentuk bulat Ada lalat yang lonjong, berwarna mati 2 ekor. putih, botol. Sangat pipih, menempel di media dan kaca Larva Instar I 14 Desember 2011 11.00 kecil, 1 lalat yang mati berwarna Hasil

berbentuk lonjong putih,bergerak

Larva Instar II

15 Desember 2011 14.00

seperti cacing Berbentuk lonjong 3 lalat yang mati pipih, ujung berwarna berwarna putih, salah satu kehitaman. Ukurannya sedikit lebih besar. Berbentuk lonjong 1 lalat yang mati pipih, ujung berwarna berwarna putih, salah satu

Larva Instar III

16 Desember 2011 16.00

kehitaman. Ukurannya sedikit lebih besar dari Prepupa 17 Desember 2011 15.00 hari sebelumnya Berbentuk lonjong, berwarna putih, menempel di dinding botol, Pupa 18 Desember 2011 15.00 tutup botol Berbentuk lonjong, berwarna cokelat, menempel di dinding botol, tidak segmen Imago 20 Desember 2011 12.00 berjalanterlihat jalan/bergerak, jelas. Tubuh terbagi atas Ada 4 lalat yang cephal, thoraks & mati. abdomen, majemuk mata merah, ,2 lalat yang mati 1 lalat yang mati

sayap normal & transparan, seperti lalat parentalnya,

VI. Pembahasan Drosophila melanogaster merupakan hewan yang seringkali dijadikan model dalam penelitian, sebagai objek penelitian. Terdapat

beberapa hal yang dapat dijadikan alasan dijadikannya Drosophila sebagai model dalam penelitian, antara lain: Drosophila memiliki siklus hidup yang pendek yaitu berkisar antara 7 s.d 10 hari bergantung pada kondisi lingkungan termasuk suhu sekitar; memiliki jumlah keturunan yang banyak; Memiliki banyak variasi sifat yang diturunkan; Jumlah kromosom yang sedikit (8 kromosom) sehingga memudahkan dalam pengontrolan; dan memiliki nilai kepraktisan dan keekonomisan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tahapan tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster,serta mengetahui lama dari tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster. Pada percobaan yang praktikan lakukan,pada botol media terdapat kontaminasi jamur di atas media makanan. Hal ini disebabkan karena media kultur semakin membusuk. Akan tetapi, lama kelamaan jamur yang tumbuh di atas media menghilang karena Drosophila melanogaster memakan jamur yang tumbuh dalam media . Pada percobaan yang diamati, Drosophila melanogaster memiliki tujuh tahapan dalam siklus hidupnya yaitu telur, larva instar 1, larva instar 2, larva instar 3, prepupa, pupa, dan imago (Henuhili, 2002). Sekitar 1 hari setelah praktikan memasukkan lalat ke dalam medium, muncul adanya telur. Telur-telur tersebut berbentuk bulat lonjong, berwarna putih susu, dan kebanyakan menempel pada media. Praktikan kadang salah mengiranya sebagai kontaminasi jamur. Kemudian dalam pada hari berikutnya telur menetas menjadi larva instar 1. Larva instar 1 ini berbentuk lonjong pipih, berukuran sangat kecil, aktif bergerak seperti cacing dan berada di atas media. Selanjutnya dalam waktu sekitar 2 hari 3 jam setelah parental dimasukkan, larva instar 1 berubah menjadi larva instar 2. Larva instar 2 ini berukuran sedikit lebih besar dari sebelumnya yaitu larva instar II, berbentuk lonjong pipih memiliki spirakel anterior dan salah satu ujungnya berwarna kehitaman

yang diasumsikan sebagai mulut dan gigi. Selain ukurannya yang bertambah panjang, larva instar 2 lebih aktif dibanding larva instar 1 dan bergerak lebih cepat. Dalam waktu sekitar 3 hari setelah lalat parental dimasukkan, larva instar 2 berubah menjadi larva instar 3. Larva instar 3 ini memiliki berbentuk lonjong pipih, berukuran lebih besar, memiliki spirakel anterior dan tonjolan pada spirakel anterior, bersegmen, memiliki mulut dan gigi berwarna kehitaman yang lebih jelas, dan bergerak seperti cacing. Larva instar 3 lebih aktif dibanding larva instar 2 dan kecepatan makannya sangat tinggi. Selain berjalan-jalan di atas media makanan, larva instar 3 juga suka merayap ke dinding botol. Sekitar 4 hari setelah lalat parental dimasukkan, larva instar 3 memasuki tahap prepupa. Prepupa terbentuk setelah larva instar 3 merayap pada dinding botol, berwarna putih (kadang terlihat seperti cokelat muda), menempel di tempat yang kering, tidak aktif (tidak berjalan-jalan). Prepupa masuk ke tahap pupa sekitar 5 hari setelah lalat parental dimasukkan. Pada tahapan pupa, pupa lalat ini berwarna lebih cokelat dibanding prepupa, memiliki segmen yang jelas, tidak bergerak (tidak aktif), melekat pada dinding botol. Pada hari ke delapan , praktikan melihat suatu perubahan, yakni pupa berubah menjadi imago. Tubuh imago terbagi atas chepal, thorax dan abdomen, berwarna putih transparan, sayap transparan, bermata majemuk merah. Dari beberapa pengamatan yang diamati praktikan, pada tahap terakhir ada imago yang belum bisa terbang. Dalam setiap hari pengamatan, selalu ditemukan adanya lalat yang mati. Kematian ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu yang menjadi faktor penting adalah ketersediaan makanan. Praktikan tidak menambahkan ekstrak buah sebagai sumber makanan ke dalam botol. Selain

itu kondisi botol media terlalu padat juga menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada lalat dewasa

VII. Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tahapantahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster dimulai dari telur larva instar I larva instar II larva instar III prepupa pupa imago. Lama fase telur sekitar 1 hari, larva instar 1 sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar 3 sekitar 1 hari, prepupa 1 hari, dan pupa 2 hari. Lama siklus hidup lalat Drosophila melanogaster sejak telur menjadi imago adalah selama 8 hari. Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan termasuk suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan.

Daftar Pustaka Dwijoseputro. 1991. Pengantar Genetika. Jakarta: Brata Aksara. Suryo. 1990. Genetika. Yogyakarta: UGM Press. Ghostrecon. 2008. Drosophila melanogaster. Dikutip dari http://one.indoskripsi.com/judulskripsi/tugas-makalah/biologiumum/drosophila-melanogaster/ tanggal 7 September 2011 Borror, J.D., Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Lampiran

Vous aimerez peut-être aussi