Vous êtes sur la page 1sur 7

Kata pengantar

Untuk meningkatkan interaksi belajar antara sesama mahasiswa dan dengan dosen dalam mata kuliah Biologi umum 1 khususnya pada bab sistem reproduksi tumbuhan dan hewan. kehadiran suatu makalah sangat di harapkan. Kehadiran makalah sistem reproduksi pada tumbuhan dan hewan ini dimaksudkan untuk meningkatkan interaksi para mahasiswa dalam memahami sistem reproduksi pada hewan dan tumbuhan Makalah sistem reproduksi ini merupakan hasil diskusi kelompok 6 dan didapatkan dari sumber-sumber yang lainnya. Meskipun demikian di sana sini masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari temanteman sejawat atau pun dari dosen kami untuk pemantapan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat meningkatkan interaksi belajar dan sekaligus memotivasi mahasiswa dalam mempelajari dan memahami sistem reproduksi pada tumbuhan dan hewan.

Medan, 12 November 2009

Kelompok 6

Pendahuluan

Untuk mempertahankan jenis atau spesiesnya, semua makhluk hidup harus melakukan reproduksi. Makhluk hidup memiliki umur terbatas, karena ada saatnya kemampuan metabolisme, tumbuh, dan daya adaptasi tidak lagi memadai untuk mempertahankan diri. Serangan predator, parasit, kelaparan, perubahan lingkungan yang ekstrim, atau Karena proses menua ( aging) juga mengakibatkan kematian. Karena itu, agar spesies bisa bertahan hidup jauh lebih lama dari umur hidup individu, setiap individu harus menghasilkan individu baru seblum dia mati. Proses pembentukan individu baru ini di sebut proses berbiak atau reproduksi. Disamping mengganti individu yang mati, reproduksi juga bertujuan untuk menambah keturunan atau menghasilkan variasi. Makalah ini membahas tentang bagaimana proses reproduksi terselenggara pada tumbuhan hewan dan manusia dan bertujuan agar mahasiswa dapat memahami proses reproduksi dari tumbuhan, hewan dan manusia

Laporan hasil diskusi


Pendahuluan Untuk mempertahankan jenis atau spesiesnya, semua makhluk hidup harus melakukan reproduksi. Makhluk hidup memiliki umur terbatas, karena ada saatnya kemampuan metabolisme, tumbuh, dan daya adaptasi tidak lagi memadai untuk mempertahankan diri. Serangan predator, parasit, kelaparan, perubahan lingkungan yang ekstrim, atau Karena proses menua ( aging) juga mengakibatkan kematian. Karena itu, agar spesies bisa bertahan hidup jauh lebih lama dari umur hidup individu, setiap individu harus menghasilkan individu baru seblum dia mati. Proses pembentukan individu baru ini di sebut proses berbiak atau reproduksi. Disamping mengganti individu yang mati, reproduksi juga bertujuan untuk menambah keturunan atau menghasilkan variasi. Makalah ini membahas tentang bagaimana proses reproduksi terselenggara pada tumbuhan hewan dan manusia dan bertujuan agar mahasiswa dapat memahami proses reproduksi dari tumbuhan, hewan dan manusia Nama kegiatan Kegiatan yang di lakukan adalah presentasi kelompok 6 biologi umum. Pelaksanaan Diskusi di laksanakan pada hari : Kamis tanggal : 12 november 2009 waktu : pukul 16.30 17.30 WIB tempat : gedung biologi Panelis Panelis dalam diskusi ini adalah kelompok 6 dari jurusan pendidikan kimia A UNIMED 09/10 dengan makalah yang berjudul Sistem reproduksi pada tumbuhan dan hewan. Peserta Peserta terdiri dari mahasiswa-mahasiswa UNIMED kelas Kimia Dik A 09/10. jumlah keseluruhan peserta 41 orang Uraian singkat diskusi Secara umum, diskusi berjalan lancer selama satu jam. Para peserta mengikuti diskusi yang berlangsung dengan antusias. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan ke panelis. Jika melihat jalannya diskusi, tampaknya para peserta sangat tertarik dengan tema diskusi. Pertanyaan-pertanyaan dari peserta Season 1 1.Shafira atikah P: Coba jelaskan reproduksi lumut melalui gambar J: Di jawab oleh Dewi yuliana sihite Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran keturunan atau metagenesis. Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk

dalam sporofit. Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada. Jika anteridium dan arkegonium dalam satu individu tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis). Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja tumbuhan lumut disebut berumah dua (diesis).

2.Rafika dewi P: bagaimana cara kerja anteridium dan arkegonium pada reproduksi seksual J: Di jawab oleh Beta riski manik a. cara kerja antheridium Bentuknya bulat seperti gada. Dindingnya terdiri dari selapis sel-sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid. Sel induk ini membelah secara meiosis dan menghasikan spermatozoid yang berbentuk seperti spiral pendek. Sebagian besar terdiri dari inti dan pada bagian depannya terdapat dua buluh cambuk b. cara kerja arkegonium bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut lehab, dan bagian sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar, sel ini membelah dan menghasilkan sel telur.

3.Nova Andriani P: bagaimana cara reproduksi pada cumi-cumi J: Dijawab oleh Fariz Cumi-cumi berproduksi secara sexual. Cumi-cumi betina mengeluarkan banyak benang telur ke dalam air. Cumi-cumi jantan mengeluarkan sperma. Beberapa spesies telah dikembangkan untuk menaruh sperma di atau dalam cumi-cumi betina. Ini selalu menjadi misteri ilmu pengetahuan bagaimana telur-telur cumi-cumi didapat terbuahi.

Season 2 1.Mei uli P: apakah pada hewan terjadi fragmentasi? Jika terjadi sebutkan proses dan contohnya J: Dijawab oleh Erika apriani Pada fragmentasi. individu baru terbentuk dari potongan tubuh induknya. Masingmasing potongan tubuh akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planctria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria. Begitu juga ketika dipotong menjadi tiga bagian, masing-masing tumbuh dan berkembang menjadi tiga ekor cacing Planaria. Cacing Planaria bersifat hermafrodit, artinya dalam satu individu terdapat dua macam alat reproduksi, yaitu alat reproduksi jantan dan betina dan dapat melakukan reproduksi secara generatif. 2.Kartika sari P: coba jelaskan proses terjadinya reproduksi seksual angiospermae dan gymnospermae. Sebutkan perbedaannya J: Dijawab oleh Ristanti a. Pada angiospermae Butir serbuk/serbuk sari menempel pada kepala putik membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) inti generatif membelah 2 inti sperma sampai di mikropil, inti vegetatif mati satu inti sperma membuahi sel telur embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga endosperma (makanan cadangan bagi embrio).Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda. b. Pada gymnospermae Strobilus jantan serbuk sari jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) buluh serbuk membelah inti tabung dan inti spermatogen inti spermatogen membelah dua inti sperma membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium zigot lembaga di dalam biji tumbuhan baru.Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur Perbedaannya pada angiospermae pembuahan ganda dan pada gymnospermae pembuahan ganda 3.Lia sirli Muslim P: apa penyebab sperma tidak dapat membuahi ovum? Dan apa penyebab bayi sungsang J: Dijawab oleh beta dan Fariz Sperma tidak dapat embuahi ovm disebabkan oleh beberapa factor misalnya, dipengaruhi suasana asam dan basa dari rahim yang tidak cocok dengan sperma, selain itu disebabkan oleh lemahnya sperma sehingga sebelum sampai ke saluran oviduk (saluran tempat pembuahan sel-sel telur) sperma sudah mati duluan. Biasanya lemahnya sperma disebabkan oleh kurangnya protein Penyebab letak sungsang sering tidak diketahui pasti, secara teori dapat terjadi karena faktor ibu seperti perut kendur, kelainan bentuk rahim, tumor jinak rahim/mioma,

letak plasenta lebih rendah, atau faktor bayi seperti pada bayi kembar, kelainan janin, hidramnion (cairan ketuban terlalu banyak) dll. Karena penyebab letak sungsang tidak diketahui pasti maka pencegahannya pun sulit. Penutup Dengan semakin dipahaminya sistem reproduksi pada hewan dan tumbuhan berarti ilmu dari masing masing peserta diskusi akan bertambah dan pemahaman konsep akan reproduksi pada tumbuhan dan hewan akan semakin baik dan kesalahan konsep tentang reproduksi pun semakin kecil

Kelompok VI (enam) Anggota: Fariz Beta riski manik Dewi yuliana sihite Erika apriani Ristanti

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( FMIPA) Universitas Negeri Medan ( UNIMED ) 2009/2010

Vous aimerez peut-être aussi

  • LKS Siswa
    LKS Siswa
    Document3 pages
    LKS Siswa
    Fariz Muhammad
    Pas encore d'évaluation
  • Bahan Kimia
    Bahan Kimia
    Document2 pages
    Bahan Kimia
    Fariz Muhammad
    Pas encore d'évaluation
  • Tulisan Pertama Aku
    Tulisan Pertama Aku
    Document1 page
    Tulisan Pertama Aku
    Fariz Muhammad
    Pas encore d'évaluation
  • Rumus - Rumus
    Rumus - Rumus
    Document3 pages
    Rumus - Rumus
    Fariz Muhammad
    Pas encore d'évaluation
  • Bosan
    Bosan
    Document1 page
    Bosan
    Fariz Muhammad
    Pas encore d'évaluation
  • Peta Konsep
    Peta Konsep
    Document1 page
    Peta Konsep
    Fariz Muhammad
    Pas encore d'évaluation
  • Bosan
    Bosan
    Document1 page
    Bosan
    Fariz Muhammad
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas Kim - Og 2
    Tugas Kim - Og 2
    Document10 pages
    Tugas Kim - Og 2
    Fariz Muhammad
    Pas encore d'évaluation