Vous êtes sur la page 1sur 1

N

: Bagaimana Anda mendefinisikan diri Anda sendiri?

W : Saya bukan waria, saya pria metroseksual. Kalau saya berdandan seperti perempuan itu ya gara-gara profesi saya mengharuskan begitu. N : Selain menari di Cabaret Show, anda menari di mana saja?

W : Saya sih terserah, Mas, yang penting kalau ada job ya diambil aja. Tanggal 7 November nanti saya akan pentas tari Gemblak, di SMKI. Tonton lah kalau ada waktu. N : Bagaimana mulanya acara Cabaret Show?

W : Itu awalnya dari Mirotanya yang pengen. Terus ada yang ngontak temen-temen untuk pentas. N W : Anda sepertinya sibuk sekali akhir-akhir ini? : Ya itu tadi yang aku bilang, banyak pentas. Jadi mesti banyak latihan.

N : Banyak yang menyangka, kalau acara Cabaret Show itu adalah performance tari banci. Bagaimana tanggapan Anda? W : Begini, Mas, mereka datang dengan kacamata, kepalanya sudah terisi, sudah ada frame kalau yang nari nanti itu banci. Ya jadinya mereka ga bisa menikmantinya lah. Paling hanya ketawa-ketawa. Mereka ga pernah berpikir kalau pentas itu datang dari latihan-latihan yang terus menerus. N : Pekerjaan lain selain menari?

W : Saya mengajar tari di sebuah SMP, kegiatan ekskul gitu. Biasanya kalau mau pensi akhir tahun aku harus ngeluangin lebih banyak waktu untuk ngajar tari. N W : Di mana awalnya Anda belajar tari? : Saya kuliah di ISI, di Seni Tari. Sekarang sudah rampung sih.

N : Apakah teman-teman yang menari di Cabaret Show itu tergabung dalam sebuah organisasi atau komunitas? W : Tidak, semua penarinya freelancer. Kami bekerja kalau ada job, dan tidak ada tuh, kalau organisasi-organisasian gitu.

N (Nafe) W(Wisnu)

Vous aimerez peut-être aussi