Vous êtes sur la page 1sur 10

RELATIONSHIP BETWEEN THE NUTRITIONAL STATUS, WEIGHT AND INCREASED CONTENT IN PREGNANT WOMEN hemoglobin WITH BIRTH WEIGHT

BABIES By: Suparji,Siti Aras Abstract One indicator of the success of health programs toward Healthy Indonesia 2010 if achieved reduction in maternal mortality and under five and the achievement of improved family nutrition (MOH, 2005). Target is a top priority is prone classes of nutrients such as pregnant women have chronic energy deficiency (Chronic Energy Deficiency) Anaemia and Nutrition. This type of study is an observational analytic study with cross sectional approach to design the entire population of pregnant women in the work area health center maternity Poncol Magetan recorded in the book Pregnancy KIA during the year 2010 amounted to 321, using simple random sampling technique for 178. Free variables are: lilac, increase in body weight (BW), levels Hemoglobin.dan bound variable in this study are: Birth Weight Babies (BBL). Collecting data with the study documentation. Staistik test used is the statistical and analytical deskriptip with linear regression test, the error rate is set 0.05. The results illustrate that the Nutritional Status of pregnant women; 92 (51.7%) were on the conditions Energy Less Calories, weight gain of pregnant women describe; 92 (51.7%) are in the condition of Poor Nutrition Hb described 66 pregnant women (37.1%) were on the condition of anemia, and birth weight of an average weight of 2816 and the results of statistical tests derived from linear regression analysis is Y = X1 + +40133 460 275 + 47.201X2 87.155X. Based on the results of the t test results dieroleh X1, p = 0.003, X2, X3 p = 0.000 and p = 0.000. The results of this study is the conclusion of no relationship between statsus nutrition, weight gain and weight infant Hb lahir.Upaya can be done to reduce the incidence of LBW is to monitor and skrening malnutrition in pregnant women. Detection of malnutrition risk in pregnant women is done by measuring Lila on visits K-1 and III trimester of pregnancy, measures the minimal hemoglobin level during the visit of K-1, and third trimester of gestation when inpartu, and measuring the weight gain during pregnancy during antenatal visits . All anthropometric indicators should be recorded in the books MCH.

Key words: Satatus nutrition, weight babies born, hemoglobin.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, PENINGKATAN BERAT BADAN DAN KADAR HAEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR Oleh : Suparji, Siti Aras Abstrak Salah satu indikator keberhasilan program kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 apabila tercapai penurunan angka kematian ibu dan balita serta tercapainya perbaikan gizi keluarga (Depkes RI, 2005). Sasaran yang menjadi prioritas utama adalah golongan rawan gizi seperti ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronik) dan Anemia Gizi . Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan desain cross sectional Populasi seluruh ibu hamil yang bersalin di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan yang tercatat di buku KIA Ibu Hamil selama tahun 2010 sebesar 321, menggunakan teknik simple random sampling sebesar 178. Variabel Bebas adalah; LILA, Kenaikan Berat Badan (BB), Kadar Hemoglobin.dan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Berat Bayi Lahir (BBL). Pengumpulan data dengan studi dokumentasi. Uji Staistik yang digunakan adalah statistik deskriptip dan analitik dengan uji regresi linear, tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah 0.05. Hasil penelitian menggambarkan bahwa Status Gizi ibu hamil ; 92 (51.7%) berada pada kondisi Kurang Energi Kalori,dari kenaikan berat badan menggambarkan ibu hamil ; 92 (51.7%) berada pada kondisi Gizi Kurang kadar Hb ibu hamil digambarkan 66 (37.1%) berada pada kondisi anemia ,dan tentang berat bayi lahir berat rata-rata 2816 dan hasil uji statistik regresi linier yang diperoleh dari analisis adalah Y=460.275+40.133X1 + 47.201X2 + 87.155X. Berdasarkan hasil nilai t test dieroleh hasil X1, p=0.003, X2, p=0.000 dan X3 p=0.000. Hasil kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara statsus gizi, kenaikan berat badan dan kadar Hb dengan berat bayi lahir.Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi angka kejadian BBLR adalah memantau dan skrening kurang gizi pada ibu hamil. Deteksi risiko kurang gizi pada ibu hamil tersebut dilakukan dengan mengukur LILA pada kunjungan K-1 dan kehamilan trimester III, mengukur kadar hemoglobin minimal saat kunjungan K-1, usia kehamilan trimester III dan saat inpartu, dan mengukur pertambahan berat badan selama hamil saat kunjungan antenatal. Kesemua indikator antropometri tersebut harus tercatat di dalam buku KIA. Kata kunci : Satatus gizi, Berat Bayi lahir, Haemoglobin.

PENDAHULUAN Salah satu indikator keberhasilan program kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 apabila tercapai penurunan angka kematian ibu dan balita serta tercapainya perbaikan gizi keluarga (Depkes RI, 2005). Sasaran yang menjadi prioritas utama adalah golongan rawan gizi seperti ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronik) dan Anemia Gizi (Husaini,1998). Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang, karena pertumbuhan dan perkembangan anak sangat ditentukan oleh kondisi saat janin dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir normal terbukti memiliki kualitas fisik, intelegensia maupun mental yang lebih baik dibanding bayi dengan berat lahir kurang, sebaliknya bayi dengan berat badan lahir rendah akan mengalami hambatan dan kemunduran fungsi intelektualnya (Husaini, 1998;25). Status gizi ibu hamil dapat diukur secara antropometri/pengukuran komposisi tubuh dengan mengukur LILA (Lingkar Lengan Atas), disebut KEK bila LILA kurang dari 23,5 cm. LILA merupakan faktor dominan terhadap risiko terjadinya BBLR dengan odd ratio sebesar 8,24 (Budijanto dan Didik, 2000;40). Menurut Surtiati,E (2009;80) faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah; usia kehamilan, usia ibu, peningkatan berat badan selama kehamilan. Peningkatan berat badan selama kehamilan kurang dari 10 Kg berisiko bayinya BBLR ketika lahir sebesar 3,12 kali. Ibu hamil dengan anemia berisiko bayinya BBLR ketika dilahirkan sebesar 10,3 kali. Angka kejadian BBLR di Indonesia pada tahun 2003 sekitar 14 % (Sjahmien M, 2003:20), dan tahun 2010 berdasarkan hasil RISKESDAS 2010 sebesar 11.1% (Kemenkes RI,2010). Prevalensi AKB di Indonesia tahun 2003 sekitar 35 per seribu kelahiran hidup dan angka kematian neonatal sekitar 25 per seribu kelahiran hidup, 50% dari kematian neonatal terjadi karena BBLR (Suryatni, 2004). Angka kejadian BBLR Kabupaten Magetan tahun 2007 sebesar 3,08 % (Dinkes Magetan, 2007;18) dan tahun 2009 sebanyak 3.68%(Dinkes Magetan;2010). Sedangkan angka prevalensi BBLR di Kecamatan Poncol Tahun 2009 sebanyak 4.27% lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan Bendo yang hanya mencapai 2.25% dan angka prevalensi AKB sebesar 1.06% (Dinkes Magetan 2010;15). Survei Peranginangin H (2007;67) terhadap pemanfaatan fasilitas pelayanan untuk pemeriksaan kesehatan selama kehamilan di 10 Kabupaten di Jawa Timur cakupannya baru 83%, di Kabupaten Magetan mencapai kisaran angka 77,43% padahal indicator harapan diatas 90%. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan pada buku pedoman pelayanan antenatal bagi petugas Puskesmas (Depkes RI, 1997;14). Asuhan standar pelayanan antenatal minimal ini sesuai dengan program Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu harapan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, persalinan dan nifas ke tenaga kesehatan yang terlatih yaitu profesi kesehatan yang terakreditasi. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian adalah mengetahui hubungan antara faktor status gizi, kenaikan berat badan, kadar hemoglobin dengan berat bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan.Tujuan Khusus meliputi :1)Mengidentifikasi gambaran status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan, 2)Mengidentifikasi gambaran kenaikan berat badan, ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan, 3)Mengidentifikasi gambaran kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan, 4)Mengidentifikasi gambaran berat bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten

Magetan, 5)Menganalisis hubungan antara status gizi, kenaikan berat badan, kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan. METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan desain cross sectional. Yang artinya variable resiko dan kasus yang terjadi pada obyek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang bersalin di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan yang tercatat di buku KIA Ibu Hamil selama tahun 2010 sebesar 321, besar sampel penelitian sejumlah 178, teknik sampling simple random sampling. Variable penelitian ini meliputi Variabel bebas adalah; LILA, Kenaikan Berat Badan (BB), Kadar Hemoglobin. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Berat Bayi Lahir (BBL) Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data ANC yang berupa data status gizi ibu hamil, kenaikan berat badan dan kadah Hb ibu hamil adalah lembar pengumpulan data dan Buku KIA serta Regester Kohort Ibu Hamil tahun 2010 di wilayah kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Analisis data untuk untuk menguji hipotesis dengan menggunakan pendekatan uji statistic multivariate regresi linear dengan < 0,05 HASIL PENELITIAN Gambaran Umur Ibu Tabel :4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan tahun 2010 Umur Ibu Frekuensi Persentase 1. Reproduksi Sehat 139 78.1 2. Tidak Sehat 39 21.9 Total 178 100.0 Gambaran Paretas Tabel :4.2. Distribusi Frekuensi Paretas Ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan tahun 2010 Paretas Frekuensi Persentase 1. Primipara 109 61.2 2. Multi Para 67 37.6 3. Grande Multipara 2 1.1 Total 178 100.0 Gambaran Umur Kehamilan Tabel :4.3 . Distribusi Frekuensi Umur Ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan tahun 2010 Umur Kehamilan Frekuensi Persentase 1. Sirotinus 29 16.3 2. Aterm 146 82.0 3. Prematur 3 1.7 Total 178 100.0

Gambaran Tinggi Badan Tabel :4.4. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan Ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan tahun 2010 Tinggi Badan Frekuensi Persentase 1. Normal 170 95.5 2. Tidak Normal 8 4.5 Total 178 100.0 Karakteristik Variabel Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi status gizi ibuhamil diwilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan tahun 2010 Status Gizi Frekuensi Persentase 1. KEK 92 51.7 2. Non-KEK 86 41.3 Total 178 100 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi kenaikan berat badan Ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan tahun 2010 Status Gizi Frekuensi Persentase 1. Gizi Kurang 92 51.7 2. Gizi Baik 86 41.3 Total 178 100 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi kadar hemoglobin (Hb) Ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan tahun 2010 Status Gizi Frekuensi Persentase 1. Anemia 66 37.1 2. Tidak anemia 112 62.9 Total 178 100 Hasil Uji Hipotesis Bivariat Berdasarkan hasil uji Pearson, variabel yang berhubungan dengan berat bayi lahir adalah ; status gizi (r hit = 0.275 ; p=0,000); kenaikan berat badan (r hit = 0.412 ; p=0,00) dan kadar hemoglobin trimester III (r hit = 0.407; p=0,00). Ketiga variable yaitu status gizi, kenaikan berat badan dan kadar Haemoglobin berhubungan dengan berat bayi lahir. Gambaran lengkap hasil uji Pearson. Hasil uji korelasi ganda antara variable status gizi, kenaikan berat badan dan kadar Hb ibu hamil secara bersama sama terhadap berat badan bayi lahir sebesar 0.555. Koeffisien determinasi (R) sebesar 0.308. Artinya pengaruh variable status gizi, kenaikan berat badan dan kadar Hb terhadap variable berat bayi lahir adalah 30.8% sedangkan sisanya 69.2% dipengaruhi oleh variable lain selain variable status gizi, kenaikan berat badan dan kadar Hb . Standart kesalahan estimasi adalah 322.40614. Nilai Durbin Watson adalah 1.981. Persamaan Model Regresi Linear uji Anova diperoleh hasil p=0,000 < 0.05 sehingga Ha ditolak dan H1 diterima yang artinya secara bersama sama variable status gizi, kenaikan berat badan dan kadar Hb berpengaruh terhadap berat bayi lahir. Persamaan regresi linier yang diperoleh dari analisis adalah Y=460.275+40.133X1 + 47.201X2 + 87.155X. Berdasarkan hasil nilai t test dieroleh hasil X1, p=0.003, X2, p=0.000 dan X3 p=0.000. Dengan demikian statsus gizi berpengaruh terhadap berat bayi lahir, kenaikan berat badan berengaruh terhadap berat bayi lahir dan kadar Hb berpengaruh terhadap berat bayi lahir.

PEMBAHASAN Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilaporkan oleh Mutalazimah (2005) yang melaporkan bahwa ada hubungan bermakna antara LILA dengan BBLR dengan nilai kemaknaan p=0,029 berdasar uji product moment. Jumlah subyek penelitian yang digunakan oleh Mutalazimah sebesar 106 ibu hamil yang akan melahirkan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Penelitian serupa juga pernah dilaporkan oleh Hanafiah L (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (p=0,000). Penelitian Ngare dan Newnman di Kenya (1998) menyimpulkan bahwa ukuran LILA ibu hamil merupakan salah satu faktor predictor yang meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Penelitian berbeda juga dilaporkan oleh Budiyanto (2000) di Madiun yang menyatakan bahwa ukuran LILA ibu hamil merupakan faktor resiko yang menyebabkan bayi berat lahir rendah. Data kenaikan berat badan selama kehamilan ditentukan dari ukuran berat badan sebelum hamil dan catatan berat badan terakhir sebelum inpartu yang ada pada buku KIA. Hasil Uji Pearson Corelation diperoleh hasil p=0.000< 0.05 . Dengan demikian hasil penelitian ini terdapat hubungan antara kenaikan berat badan selama hamil dengan berat bayi lahir . Kenaikan berat badan memiliki kontribusi terhadap persamaan model regresi lenear untuk memprediksi kejadian BBLR karena nilai p=0,000 (lampiran print out uji statistik). Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan penelitian Damanik R (2009) yang menyatakan bahwa kenaikan berat badan selama hamil berhubungan dengan berat badan bayi lahir dengan nilai p=0,000 Dilihat dari model persamaan garis regresi, hasil penelitian ini mendukung penelitian Notobroto HB (2004) yang menyatakan bahwa pertambahan berat badan selama kehamilan dapat menjelaskan variasi berat badan lahir bayi hanya sebesar 7,8% saja. Hasil uji Pearson Corelation diperoleh nilai p = 0,000< 0.05, artinya variabel kadar hemoglobin trimester III punya kontribusi pada kejadian berat lahir rendah. Pada hasil persamaan model regresi lenear, variabel kadar hemoglobin trimester III memiliki kontribusi terhadap berat bayi lahir rendah karena nilai p=0,000 (lampiran print out uji regresi). artinya bahwa ibu hamil dengan HB < 11gr% dikatakan bermakna sebagai faktor risiko timbulnya berat bayi lahir rendah (BBLR).Apabila ibu hamil disertai anemis akan memiliki pengaruh sebesar 23.5% melahirkan BBLR sedangkan sisanya sekitar 71.5% dipengaruhi oleh variable lain selain variable status gizi, kenaikan berat badan dan kadar Hb . Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mutalazimah (2005) yang melaporkan bahwa ibu hamil anemia (Hb<11 gr%) berkorelasi dengan kejadian BBLR dengan tingkat kemaknaan p=0,000. Indahsari (2009) juga melaporkan bahwa anemia gizi mempunyai peran utama terhadap terjadinya BBLR. Penelitian Barghava di Kenya tahun 2000 melaporkan bahwa ada hubungan positif antara anemia ibu hamil dengan berat bayi lahir. Penelitian Bondevik di Nepal (2000), yang menyatakan bahwa anemia gizi pada ibu hamil berhubungan secara signifikan dengan berat bayi lahir rendah. Anemia pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan nutrisi dan oksigenisasi utero plasenta yang menimbulkan gangguan hasil konsepsi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat, sehingga janin lahir dengan berat badan yang rendah (Soeharyo, 1999). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Apabila kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Lubis Z, 2003).

Fakta ini memberikan gambaran bahwa ibu hamil dalam kondisi anemis hampir setengahnya melahirkan BBLR. Keadaan anemis ini diperiksa saat usia kehamilan trimester III. Energi yang diperlukan tubuh tidak sesuai dengan kebutuhan energi total selama kehamilan. Faktor yang mempengaruhi antara lain; pola makan, kecukupan gizi kurang, kemiskinan, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal. Anemia didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin berada di bawah normal (11 gr%). Di Indonesia anemia pada ibu hamil sebagian besar disebabkan karena kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Ibu hamil akan mengalami deplesi zat besi sehingga kebutuhan janin untuk metabolisme besi tidak normal. Apabila metabolisme besi pada janin berkurang akibatnya adalah gangguan pertumbuhan sel tubuh maupun sel otak. Dampak masalah pada janin antara lain; kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan. Keadaan ini memberikan efek morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal cukup tinggi. Upaya untuk mengurangi resiko morbiditas dan mortalitas adalah mengukur kadar hemoglobin ibu hamil saat kunjungan pertama (K-1) dan saat usia kehamilan trimester III. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian terhadap 178 ibu bersalin selama tahun 2010, di wilayah puskesmas Poncol kabupaten Magetan, maka simpulan penelitian ini sebagai berikut :1) Gambaran kondisi status gizi ibu hamil (57.9%) berada pada kondisi Kurang Energi Kalori, 2) Gambaran riwayat kenaikan berat badan pada ibu hamil ; 104 (58.4%) berada pada kondisi Gizi Kurang ,3) Gambarkan bahwa riwayat kadar hemoglobin (Hb) dari 178 ibu hamil ; 65 (36.5%) berada pada kondisi anemia ,4) Gambaran tentang berat bayi lahir dari 178 ibu yang melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan, berat bayi lahir maksimum 3500 gram, berat minimum 1400 gram dan rata-rata berat bayi lahir adalah 2816 gram sedangkan standart deviasinya sebesar 384.31 gram.5) Hasil uji Anova secara bersama sama variable status gizi, kenaikan berat badan dan kadar Hb berpengaruh terhadap berat bayi lahir. Saran Berdasarkan analisis hasil penelitian dan simpulan, maka saran yang dapat diberikan adalah : 1)Ukuran LILA pada penelitian ini b cukup bermakna sebagai faktor risiko terjadinya BBLR, Kenaikan berat badan selama kehamilan sesuai hasil penelitian cukup bermakna sebagai faktor risiko terjadinya BBLR, maka disarankan setiap pemeriksaan kehamilan (ANC) ibu hamil harus ditimbang dan hasilnya dicatat di buku KIA.2)Anemia ibu hamil beresiko melahirkan BBLR, maka disarankan setiap kunjungan K-1 ibu hamil, trimester III dan saat inpartu bidan harus mengukur kadar hemoglobin ibu dan dicatat pada buku KIA.3)Karena kejadian BBLR bisa diprediksi dari ukuran LILA, Kenaikan berat badan dan kadar hemoglobin, maka setiap ibu hamil harus diukur dan dicatat usia kehamilan menurut patokan HPHT ataupun USG dan diukur serta dicatat kadar hemoglobin saat kunjungan K-1 untuk mengetahui apakah ibu hamil awalnya anemis atau tidak. DAFTAR PUSTAKA Almatsier S, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Alvintasari Berlina. 2007. Anemia Pada Kehamilan Sebagai Faktor Risiko BBLR di RSU Roemani Muhammadiyah Semarang Periode 1 Januari-31 Desember 2007. www.unissula.ac.id. Diakses 24 Juni 2010. Amirudin R, 2006. Risiko Asap Rokok dan Obat-Obatan Terhadap Kelahiran Prematur di Rumah Sakit Siti Fatimah Makasar. J.Meed Nus, Vol 27 No.4 Oktober-Desember 2006.

Andriannz G, 2009. Periode Kritis dalam Rentang Kehamilan, Persalinan dan Nifas dan Penyediaan Berbagai Jenjang Pelayanan Bagi Upaya Penurunan Kematian Ibu, Bayi dan Anak. www.usaid.org. Akses 12 Desember 2009. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Magetan tahun 2007. www.jatim.bps.go.id Akses 06 Nopember 2009. Besral, 2008. Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Pemilihan Penolong Persalinaan. www.lib.ui.ac.id diakses 24 Juni 2010. Budijanto, Didik, Astuti Dwi, Ismono Hadi, 2000. Risiko Terjadinya BBLR di Puskesmas Balerejo Kabupaten Madiun. Majalah, Medika Vol.XXVI/9.p.566-569. -----------------------------------, 2005. Perencanaan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta. --------------------------------, 2009. Pedoman Umum Manajemen Penerapan Buku KIA. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, Jakarta. Ghozali Imam, 2007.Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Penerbit Undip. Semarang. Hanafiah TM, 2006. Perawatan Antenatal dan Peranan Asam Folat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Ibu Hamil dan Janin. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap. www.usu.ac.id , Akses 17 Desember 2009. Hanafiah Lilik (2008). Hubungan Antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RB Pokasi. www.gizi.net. Diunduh 17 April 2010. Handini Novi, 2007. Hubungan Frekuensi dan Kunjungan Pertama ANC dengan Kejadian BBLR di Kulon Progo.PPS IKM FK UGM. www.litbang.ugm.ac.id Diakses 17 Januari 2010. Hasnah, Triratnawati A, 2003. Penelusuran Kasus-Kasus Kegawatdaruratan Obstetri yang Berakibat Kematian maternal di Jawa Tengah. Makara Kesehatan Vol.7 No.2 Desember 2003 p; 38-46. Husaini JK, Husaini, MA, Musa MS, 1998. Keterbatasan Penggunaan Lingkaran Lengan Atas Dalam Memonitor Status Gizi Wanita Hamil Berisiko Tinggi Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah. www.ipb.ac.id Akses 24 Juli 2009. Indahsari, 2009. Pengaruh Paritas, Usia ibu, Penyakit Penyerta Kehamilan, Anemia dan Usia Kehamilan terhadap BBLR. www.adln.lib.unair.ac.id. Diakses, 17 Janauri 2010. Lubis Bidasari, 2008. Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Sejak bayi Sebagai Salah Satu Upaya Optimalisasi Fungsi Kognitif Anak pada Usia Sekolah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap. Universitas Sumatera Utara. www.usu.ac.id. Akses 19 Juli 2009. Lubis Zulhaida, 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan. www.gizi.net. Diunduh 17 Juni 2009. Lutfiana Binti, 2008. Hubungan usia ibu dengan BBLR di Kecamatan Kebonagung Pacitan tahun 2008. KTI, Prodi Kebidanan Magetan. Mutalazimah, 2005. Hubungan Lingkar Lengan Atas dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains&Teknologi, Vol.6 No.2 .p. 114-126. Nasution AH, 2000. Gizi Untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Jakarta. PT Gramedia. Notobroto, Hari Basuki, 2004. Penggunaan Pertambahan Berat Badan dan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil untuk Memprediksi Berat Badan Lahir Bayi. www.adln.lib.unair.ac.id. Diunduh 24 Pebruari 2009. Paluttri S, Nurhayani, Mandak N, 2007. Determinan Kinerja Bidan Di Puskesmas Tahun 2006. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol.10, 4 desember 2007 p;195-200.

Peranginangin H, 2007. Telaah Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care pada Sarana Kesehatan. Makalah PPS702 IPB Bogor. www.rudyct.com/pps702 Akses 24 Desember 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Magetan tahun 2007, www.bankdata.depkes.go.id Akses 06 Nopember 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Magetan Tahun 2008. Dinkes Kab. Magetan. Rozi Anggraini, 2007. Pengaruh Jarak Kehamilan terhadap Risiko Kematian Perinatal di Kabupaten Agam. www.lib.ugm.ac.id. Diakses 16 April 2010. Roeshadi H, 2004. Gangguan dan Penyulit Pada Masa Kehamilan. www.usu.ac.id. Diakses 18 April 2010. Roesmeri, 2000.Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah. www.gizi.net. Diakses 18 April 2009. Sastroasmoro S, 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto, Jakarta Setiyaningrum, 2005. Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan, LILA dan Kadar Hemoglobin Ibu hamil Trimester III dengan BBL di Boyolali. Skripsi. UNNES. Semarang. Solihin Pudjiaji, 2003. Ilmu Gizi Klinik pada Anak. Jakarta, Balai Penerbit FKUI. Sjahmien M, 2003. Ilmu Gizi II, Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta; Papas Sinar Sinarti Bharata. Suryatni, 2004. Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini pada Bayi Berat Lahir Rendah di Pekanbaru. Tesis, PPS IKM FK UGM Yogyakarta. Supariasa IDN, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta, EGC. Surtiati E, 2009. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah. www.poltekkes.bandung.ac.id Diakses 19 Januari 2010. Wahidah Nor, Hasanbasri M, 2006. Making Pregnancy Safer Policy Implementation in Banjar Distric, South Kalimantan Province. Working Paper Series No.4 November 2006. PPS KMKP UGM Yogyakarta. Yayan, 2008. Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah. www.yayankhyar.worldpress.com , Akses 15 Januari 2009.

Vous aimerez peut-être aussi