Vous êtes sur la page 1sur 17

Intan buhati

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari waktu ke waktu, jumlah manusia diatas muka bumi senantiasa bertambah. Bertambahnya jumlah manusia tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan oleh manusia untuk menjaga kelangsungan hidup. Dilain pihak, barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut terbatas jumlahnya. Terbatasnya barang yang tersedia, sebagai konsekuensi dari terbatasnya bahan mentah yang disediakan oleh alam. Adapun terbatasnya jasa, sebagai konsekuensi dari semakin banyaknya masalah-masalah baru yang lebih rumit yang memerlukan keahlian khusus untuk dapat menyelesaikannya. Terbatasnya bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan barang jadi serta semakin meningkatnya kebutuhan akan keahlian-keahlian khusus tersebut menuntut manusia untuk menciptakan ilmu-ilmu baru dalam rangka meningkatkan kemampuan penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut. Dengan ilmu-ilmu tersebut, diharapkan manusia dapat memanipulasi alam sehingga dapat dihasilkan barang dalam jumlah besar serta dapat ditemukan keahlian-keahlian baru yang dapat memenuhi kebutuhan akan jasa yang semakin meningkat dan beragam. Salah satu contoh penerapan ilmu dalam memanipulasi alam dalam rangka meningkatkan produksi barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dalah proses produksi ayam potong. Dahulu untuk menghasilkan ayam yang siap potong harus dimulai dari proses bertelur dan pengeraman hingga menetas menjadi anak ayam. Anak ayam tersebut diasuh oleh induknya dan diberi makan hingga tumbuh besar sampai pada tahap siap potong. Proses alami ini tentu saja memakan waktu yang relatif lama dan jumlah yang dihasilkan terbatas. Seiring dengan peningkatan kebutuhan akan ayam sebagai akibat semakin meningkatnya jumlah manusia, maka proses alami tersebut tidak dapat digunakan lagi. Manusia harus berpikir keras bagaimana

Sarana berpikir ilmiah

Page 1

Intan buhati

menciptakan suatu proses produksi ayam potong yang dapat menghasilkan dalam jumlah besar dalam kurun waktu yang relatif singkat. Dari sinilah akhirnya ditemukan ilmu baru dimana penetasan telur ayam dilakukan dengan menggunakan panas listrik dan pembesaran dilakukan dengan pemberian pakan dan obat-obatan yang padat gizi dan tanpa pengasuhaln oleh induk. Dengan cara ini, dimungkinkan proses produksi secara masal dan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Ilmu-ilmu baru tersebut tidak serta merta muncul melainkan lahir dari proses kegiatan ilmiah. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir yang ilmiah juga. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan. Dengan kata lain, mempelajari sarana ilmiah sangat penting bagi semua orang yang melakukan kegiatan ilmiah. Oleh karena itu, kami tertarik untuk membahas hal tersebut dalam makalah ini dengan judul Sarana Berpikir Ilmiah

B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa saja sarana berpikir ilmiah? 2. Apa saja peranan sarana berpikir ilmiah tersebut? 3. Bagaimanakah hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa,

matematika dan statistika?

Sarana berpikir ilmiah

Page 2

Intan buhati

PEMBAHASAN

Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini sebaiknya kita telah menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah tersebut. Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh. Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu : a. Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui, salah satu diantara ciri-ciri ilmu umpamanya adalah penggunaan induksi dan deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda dengan sarana berpikir ilmiah. b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk

mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.

Sarana berpikir ilmiah

Page 3

Intan buhati

Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dan bahkan merupakan ilmu tersendiri. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo menyatakan ada empat sarana yang diperlukan untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik yaitu bahasa, logika, matematika, dan statistika. Hal ini selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Jujun yang juga menyatakan sarana berpikir ilmiah adalah di ada empat yakni bahasa, logika, matematika dan statistika. Namun demikian Jujun hanya menekankan pada tiga sarana berpikir ilmiah saja yaitu bahasa, matematika dan statistika. Adapun Tim Dosen Filasafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM membagi membagi sarana berpikir ilmiah menjadi tiga yaitu Bahasa Ilmiah, Logika dan metematika, Logika dan Statistika. (Tim Dosen Filsafat Ilmu, Yogyakarta) Menurut Jujun, bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir induktif dan berpikir deduktif. Untuk itu, maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan penting dalam bepikir deduktif ini, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. (Jujun :175) Dalam kesempatan kali ini penulis hanya akan membahas tiga sarana berpikir ilmiah saja yakni bahasa, matematika dan statistika. A. Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah, dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain,

Sarana berpikir ilmiah

Page 4

Intan buhati

baik pikiran yang yang berlandaskan logika induktif maupun induktif. Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan tidak benar. Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Tanpa komunikasi maka manusia tidak dapat bersosialisasi dan dengan tidak bersosialisasi maka manusiapun tidak layak untuk disebutkan sebagai makhluk sosial. Dengan kemampuan bahasa akan terbentang luas cakrawala berpikir seseorang dan tiada batas baginya, sesuai dengan pernyataan Wittgenstein Batas duniaku adalah batas bahasaku Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Dalam hal ini maka Ernest Cassirer menyebut manusia sebagai manusia Animal simbolik, makhluk yang menggunakan simbol, yang secara generik mempunyai cakupan yang lebih luas dari Homo Sapiens yakni makhluk yang berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia menggunakan simbol. Batasan-batasan tentang simbol ini perlu diteliti setiap unsurnya, antara lain 1. Simbol-simbol : sesuatu yang menyatakan sesuatu yang lain 2. Simbol-simbol vokal : bunyi-bunyi yang urutan-urutan bunyinya dihasilkan dari kerjasama berbagai organ atau alat tubuh dengan sistem pernapasan 3. Simbol-simbol vokal arbitrer : arbitrer atau istilah mana suka dan tidak perlu ada hubungan yang valid secara filosofis antara ucapan lisan dan arti yang dikandungnya. 4. Suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol yang arbitrer. Hubungan antara bunyi dan arti ternyata bebas dari setiap suara hati nurani, logika atau psikologi, namun kerjasama antara bunyi-bunyi itu sendiri, di dalam bahasa tertentu, ditandai oleh sejumlah konsistensi, ketetapan intern. (www.wikipedia.com)

Sarana berpikir ilmiah

Page 5

Intan buhati

Lalu Apa Sebenarnya Bahasa? Sebagian orang mendefinisikan bahasa sebagai berikut: 1. Satu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan. 2. Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran orang lain 3. Satu kesatuan sistem makna 4. Satu kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna. 5. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh :Perkataan, kalimat, dan lain lain.) 6. Satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik. Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan. Ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut sebagai linguistik, atau pakar bahasa. (http://blog.unsri.ac.id/aprizal/sarana-berpikir-ilmiah-bahasa-matematikadan-statistika/sr/3560/) Namun menurut Jujun, pertama-tama bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi. Dalam hal ini kita mempergunakan bunyi sebagai alat komunikasi dengan mempergunakan alat-alat lain, umpamanya saja dengan menggunakan berbagai isyarat. Manusia menggunakan bunyi sebagai alat komunikasi yang paling utama. Dan tentu saja mereka yang tidak dianugerahi kemampuan bersuara, harus menggunakan alat komunikasi yang lain sebagaimana yang dilakukan oleh orang bisu. Komunikasi semacam ini dikatakan juga kominikasi verbal, dan manusia yang masyarakat dengan alat komunikasi bunyi, disebut juga sebagai masyarakat verbal. (Jujun : 176) Kedua, bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata

Sarana berpikir ilmiah

Page 6

Intan buhati

melambangkan suatu objek tertentu umpanya saja gunung atau seekor burung merpati. Perkataan gunung atau merpati sebenarnya merupakan lambang yang kita berikan kepada dua objek tersebut. Kiranya patut disadari bahwa kita memberikan lambang kepada dua objek tadi seccara begitu saja, dimana tiap bangsa dengan bahasanya yang berbeda, memberikan lambang yang berbeda pula. Bagi kita objek tersebut kita lambangkan dengan bunyi gunung sedangkan bagi bahasa lain dilambangkan dengan Mountain dalam bahasa inggris atau Jaba dalam bahasa Arab. Demkian juga dengan merpati yang berubah menjadi dove dalam bahasa Inggris dan Japati dalam bahasa Sunda. (Jujun : 177) Fungsi Bahasa Fungsi Bahasa, secara umum, antara lain : 1. Kordinator kegiatan-kegiatan masyarakat 2. Penetapan pemikiran dan pengungkapan 3. Penyampaian pikiran dan perasaan 4. Penyenangan jiwa 5. Pengurangan goncangan jiwa (http://blog.unsri.ac.id/aprizal/sarana-berpikir-ilmiah-bahasa-matematikadan-statistika/sr/3560/) B. Matematika

1) Matematika sebagai bahasa Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus

Sarana berpikir ilmiah

Page 7

Intan buhati

yang mati. Alfred North Whitehead mengatakan bahwa x itu sama sekali tidak berarti. (Jujun : 190) Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan, untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa verbal, kita berpaling kepada matematika. Dalam hal ini, kita katakan bahwa matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Lambang lambang matematika dapat dibuat bersifat artifisial dan individual yang merupakan ketentuan khusus untuk masalah yang sedang dikaji. Sebuah objek yang sedang dikaji dapat dilambangkan dengan apa saja sesuai dengan ketentuan yang kita buat. Misalnya jumlah uang kita lambangkan dengan Y, jumlah buah mangga dilambangkan dengan X dan harga mangga per biji dilambang dengan B. Jika ditanya berapa nilai uang yang harus dibayar untuk mendapatkan sejumlah buah mangga dapat dilambangkan dengan Y = BX. Pernyataan dengan bahasa matematika bersifat jelas, tidak multitafsir dan terbebas dari konotasi emosional. (Jujun : 190) Kelebihan Matematika dibandingkan dengan bahasa verbal adalah sifat kauntitatif matematika. Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Dengan bahasa verbal bila membandingkan 2 benda yang berbeda misal tikus dengan kucing. Dengan bahasa verbal kita dapat menyampaikan bahwa kucing lebih besar dari tikus. Kalau kita ingin mengetahui lebih jauh mengenai ukuran kucing dan tikus tersebut, maka kita akan menemukan kesulitan. Dan jika kita ingin menyampaikan secara eksakta berapa besar perbandingan kedua objek tersebut, maka bahasa verbal tidak dapat menyampaikannya. Dan untuk menjelaskan semua itu secara eksakta, maka memerlukan bahasa matematika yang bersifat kuantitatif. Kesimpulannya, bahasa verbal hanya mampu mengatakan pernyataan yang bersifat kualitatif. Sedangkan sifat kuantitatif dari matematika merupakan daya prediktif dan control dari ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang
Sarana berpikir ilmiah Page 8

Intan buhati

memungkinkan

pemecahan

masalah

secara

tepat

dan

cermat.

(http://blog.unsri.ac.id/aprizal/sarana-berpikir-ilmiah-bahasa-matematika-danstatistika/sr/3560/) 2) Matematika sebagai sarana berpikir deduktif Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari atas pengalaman seperti halnya yang terdapat didalam ilmu-ilmu empiris, melainkan didasarkan atas deduksi (penjabaran). Secara deduktif, matematika menemukan pengetahuan yang baru berdasarkan premis-premis tertentu, walaupun pengetahuan yang ditemukan ini sebenarnya bukanlah konsekuensi dari pernyataan-pernyataan ilmiah yang kita telah temukan sebelumnya. Meskipun tak pernah ada kejutan dalam logika , namun pengetahuan yang didapatkan secara deduktif sangat berguna dan memberikan kejutan yang sangat menyenangkan. Dari beberapa premis yang kita telah ketahui, kebenarannya dapat diketemukan pengetahuanpengetahuan lainnya yang memperkaya perbendaharaan ilmiah kita. Namun demikian menurut Jujun, tidak semua ahli filsafat setuju dengan pernyataan bahwa matematika adalah pengetahuan yang bersifat deduktif. Emanuek kant (1724-1804) misalnya berpendapat bahwa

matematika merupakan pengetahuan sintetik apriori dimana eksistensi matematika tergantung pada dunia pengalaman kita. (Jujun : 195) Selain itu, matematika juga dapat digunakan untuk kegiatan praktis sehari-hari misalnya untuk mengukur luas sebuah rumah diperlukan pengukuran dan perhitungan secara matematik. Sementara itu dalam tujuan umum pendidikan matematika

(Depdiknas, 2002: 3) menyebutkan berbagai peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah ditekankan pada kemampuan untuk memiliki:
Sarana berpikir ilmiah Page 9

Intan buhati

a. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. b. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi.

Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.Kemampuankemampuan di atas berguna bagi seseorang untuk berpikir ilmiah dalam pendidikan dan berguna untuk hidup dalam masyarakat, termasuk bekal dalam dunia kerja.

C. Statistika Pada awalnya statistika diartikan oleh Godfried Achenwall pada tahun1749 sebagai Kumpulan data mengenai negara dan jumlah penduduknya untuk menunjang administrasi pemerintahan atau Ilmu politik dari beberapa negara.(http://blog.unsri.ac.id/aprizal/sarana-berpikir-ilmiah-bahasamatematika-dan-statistika/sr/3560/) Secara etimologi, kata statistik berasal dari kata status (latin) yang punya persamaan arti dengan state (bahasa inggris) dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah Negara. Pada mulanya statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu Negara. Perkembangannya, arti kata statistik hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja. (Jujun : 215)

Sarana berpikir ilmiah

Page 10

Intan buhati

Secara terminologi, dewasa ini istilah statistik terkandung berbagai macam pengertian : 1. Statistik kadang diberi pengertian sebagai data statistik yaitu kumpulan bahan keterangan berupa angka atau bilangan 2. Kegiatan statistik atau kegiatan perstatistikan atau kegiatan penstatistikan 3. Metode statistik yaitu cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan menganalisis dan memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka itu dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu. 4. Ilmu statistik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan

memperkembangkan secara ilmiah tahap-tahap yang ada dalam kegiatan statistik. (http://blog.unsri.ac.id/aprizal/sarana-berpikir-ilmiah-bahasa-matematika-danstatistika/sr/3560/) Adapun metode dan prodesur yang perlu ditempuh atau dipergunakan dalam rangka : a. b. c. d. e. f. g. Pengumpulan data angka Penyusunan atau pengaturan data angka Penyajian atau penggambaran atau pelukisan data angka Penganalisaan terhadap data angka Penarikan kesimpulan (conclusion) Pembuatan perkiraan (estimation) Penyusunan ramalan (prediction) secara ilmiah

Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti tabel, grafik, data informasi, angka-angka, informasi. Sedangkan kata statistika berarti ilmu pengumpulan, analisis dan klarifikasi data, angka sebagai dasar untuk induksi. Jadi statistika merupakan

Sarana berpikir ilmiah

Page 11

Intan buhati

sekumpulan metode untuk membuat keputusan yang bijaksana dalam keadaan yang tidak menentu. Peranan Statistika Statiska bukan merupakan sekumpulan pengetahuan mengenai objek tertentu melainkan merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan. Metode keilmuan, sejauh apa yang menyangkut metode, sebenarnya tak lebih dari apa yang dilakukan seseorang dalam

mempergunakan pikiran-pikiran tanpa ada sesuatu pun yang membatasinya. Penguasaan statistika mutlak diperlukan untuk dapat berpikir ilmiah dengan sah sering kali dilupakan orang. Berpikir logis secara deduktif sering sekali dikacaukan dengan berpikir logis secara induktif. Kekacauan logika inilah yang menyebabkan kurang berkembangnya ilmu dinegara kita. Kita cenderung untuk berpikir logis cara deduktif dan menerapkan prosedur yang sama untuk kesimpulan induktif. Untuk mempercepat perkembangan kegiatan keilmuan dinegara kita maka penguasaan berpikir induktif dengan statistika sebagai alat berpikirnya harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Dalam perjalanan sejarah, statistika memang sering mendapat tempat yang kurang layak. Statistika sebagai disiplin keilmuwan sering dikacaukan dengan statistika yang berupa data yang dikumpulkan. Statistika merupakan sarana berpikir yang diperluaskan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, maka statistika membantu kita untuk mengeneralisasikan dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.

Sarana berpikir ilmiah

Page 12

Intan buhati

Dr. Ir. Dedi Sufyadi, M.S menyatakan di bidang pembangunan ilmu, kedudukan statistik sangat jelas sebagai salah satu komponen dari sarana berpikir ilmiah di samping logika, bahasa, dan matematika. Bila matematika selalu menuntun kita dalam proses berpikir deduktif, maka statistika senantiasa membimbing kita dalam proses induktif. Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan berpikir deduktif dan induktif yang merupakan ciri dari berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan baik. (Tim Dosen : Yogyakarta) Dr. Ir. Dedi Sufyadi, M.S juga mengatakan bahwa peranan statistik sangat banyak dalam penelitian, mulai dari tahap pengambilan sampel sampai dengan tahapan pengujian hipotesis. Dengan demikian dapat dikatakan statistik merupakan pengetahuan untuk melakukan penarikan kesimpulan induktif secara lebih seksama. Oleh karena itu statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan berpikir deduktif dan induktif yang merupakan cara dan berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan baik. D. Hubungan antara sarana ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika Sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataanpernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk

Sarana berpikir ilmiah

Page 13

Intan buhati

menyusun argumentasi yang diakhiri pernyataan yang bersifat umum, umpamanya kita mempunyai fakta bahwa kerbau mempunyai mata, lembu mempunyai mata, harimau mempunyai mata, dan gajah mempunyai mata. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik bahwa semua binatang mempunyai mata. Statistik mempunyai peranan yang penting dalam berpikir induktif. Sebaliknya deduktif, cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, mengunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Contohnya semua mahluk mempunyai mata (permis mayor), si bolan adalah seorang makluk (permis minor), jadi si bolan mempunyai mata (kesimpulan). Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif. Matematika juga merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan.

Sarana berpikir ilmiah

Page 14

Intan buhati

PENUTUP

A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pembahasan pada pembahasan diperoleh kesimpulan : Ada tiga sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika dan statitika. 1. Bahasa dapat dikatakan sebagai rangkaian bunyi dan juga dapat dikatakan sebagai simbol/lambang dari sesuatu hal/benda. 2. Matematika, yaitu bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. 3. Statistika, yaitu sekumpulan metode untuk membuat keputusan yang bijaksana dalam keadaan yang tidak menentu. Peranan Sarana Berpikir Ilmiah 1. Peranan Bahasa Bahasa berperan sebagai alat berpikir ilmiah dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang yang berlandaskan logika induktif maupun induktif. Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan tidak benar. 2. Peranan Matematika Secara deduktif, matematika dapat berperan untuk menemukan pengetahuan yang baru berdasarkan premis-premis tertentu, walaupun

pengetahuan yang ditemukan ini sebenarnya bukanlah konsekuensi dari pernyataan-pernyataan ilmiah yang telah temukan sebelumnya. 3. Peranan Statistika Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, maka statistika membantu untuk mengeneralisasikan dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.
Sarana berpikir ilmiah Page 15

Intan buhati

Hubungan antara sarana ilmiah Bahasa, Matematika dan statistika Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.

B. SARAN Permasalahan yang diambil masih sangat sederhana, sehingga untuk pengkajian lebih lanjut dapat dilakukan pembahasan mengenai: 1. Pembahasan selanjutnya dapat membahas tentang kekurangan dan kelebihan dari masing-masing sarana berpikir ilmiah. 2. Pembahasan dapat dilanjutkan dengan membahas sarana berpikir ilmiah logika.

Sarana berpikir ilmiah

Page 16

Intan buhati

DAFTAR PUSTAKA Suriasumantri, S. Jujun 2005. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta Tim Dosen Filasafat Ilmu. 1996. Filsafat Ilmu. Liberty Yogyakarta: Yogyakarta. Aprizal.Sarana Berpikir ILmiah. http://blog.unsri.ac.id/aprizal/sarana-berpikirilmiah-bahasa-matematika-dan-statistika/sr/3560/ (Dikases tanggal 1 Oktober 2011) www.wikipedia.com (Diakses tanggal 1 Oktober 2011)

Sarana berpikir ilmiah

Page 17

Vous aimerez peut-être aussi