Vous êtes sur la page 1sur 23

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

KOMPONEN-KOMPONEN AKREDITASI PROGRAM DIPLOMA VOKASIONAL Abdul Muis Mappalotteng

Jurusan Elektronika Fakutas Teknik Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

Proses akreditasi merupakan penilaian terhadap komponen-komponen yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan program diploma untuk mencapai kualitas pendidikan sesuai dengan standar atau ketentuan yang telah ditetapkan, dan sesuai pula dengan karakteristik program pendidikan diploma. Komponen-komponen tersebut merupakan komponen kegiatan sehari-hari yang berlaku di setiap lembaga pendidikan. Proses akreditasi program diploma yang dimaksudkan adalah akreditasi terhadap lembaga penyelenggara program diploma tersebut yang meliputi beberapa program studi tingkat diploma satu sampai dengan diploma empat. Keywords: komponen akreditasi, Program Diploma

PENDAHULUAN Sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan tinggi di Indonesia memiliki dua jalur. Jalur program akademik yang sifat programnya broad-based di mana porsi terbesar adalah basic sciences, yang biasa kita sebut enabling competences. Jalur

program pendidikan profesional, di mana pemikiran program awalnya pendidikan dirumuskan tinggi sebagai kejuruan

(Fachhochschule). Ciri-ciri pendidikan profesional pada hakekatnya teknologi terkodefikasi adalah penguasaan terapan

yang sudah mapan dan dan serta kesiapan menyerap

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional235

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

teknologi baru, sehingga program pendidikan dan pelaksanaanya selalu mengacu pada standar dan norma-norma industri yang baku. Ini sangat penting karena lulusan program diploma akan melaksanakan pekerjaan yang mengikuti standar dan norma baku atau melakukan tugas yang menuntut standar dan norma baku itu. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Nasional tidak mungkin lagi menutup diri dari tekanan kecenderungan pendidikan global, di mana batas-batas negara akan semakin kabur. Tekanan dari standar kompetensi global akan semakin kuat di mana mutu nyata menjadi indikator utamanya. Pada saat ini sistem pendidikan

mahasiswa, dengan penilaian berdasarkan indikator kinerjanya. pendidikan Arah tinggi tema di

pengembangan

Indonesia sekarang ini ditujukan pada aspekaspek relevansi, suasana akademik manajemen management),

(academic kelembagaan

atmospere), (institusional

keberlanjutan program (sustainability), dan effisiensi (RAISE). Untuk mendapatkan

lembaga pendidikan tinggi yang memenuhi standar tersebut, Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi mendorong penerapan kelima tema tersebut dalam pelaksanaan akreditasi program dan lembaga perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Badan Akreditasi (BAN-PT). Pengendalian mutu pendidikan tinggi yang dikembangkan Direktorat Jenderal Nasional Pendidikan Tinggi

negara-negara anggota Uni Eropa sedang dalam proses perubahan menuju satu sistem yang diterima oleh semua anggota dalam semangat menuju standar kualitas global. Terjadi pergeseran paradigma

Pendidikan Tinggi dilaksanakan melalui : a. Pengawasan internal yang dilakukan oleh lembaga itu sendiri yang dapat berupa self evaluation yang terprogram.

pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia. Paradigma pendekatan baru yang itu mengarah berorientasi pada pada

236 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

b. Pengawasan luar yang dilakukan oleh lembaga/institusi khusus yang ditunjuk, seperti Badan Akreditasi Nasional

pasar, di mana pada periode tertentu dilakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang berperan penting untuk menentukan kualitas internal lembaga pendidikan itu. Aspek utama yang menentukan kualitas program dan lembaga pendidikan, termasuk proigram pendidikan diploma antara lain adalah : a. Kurikiulum yang berbasis pada hasil (result/outcomes) yang mengacu pada kebutuhan (dimand) b. Tenaga pengajar yang kompeten c. Sumber daya yang tersedia, baik finansial, fisik, maupun teknologi d. Proses pembelajaran yang terpadu dengan sistem jaminan mutu sesuai dengan yang digariskan oleh kurikulum (programoriented) e. Sistem pengelolaan dan administrasi yang efektif dan efisien f. Kualitas peserta didik g. Hasil pendidikan atau kualitas lulusan.

Perguruan Tinggi c. Penyusunan dan penerapan peraturan

perundang-undangan yang mengatur atau menetapkan syarat yang harus dipenuhi program-program program diploma. d. Pemberian kebebasan kepada masyarakat (dunia usaha dan industri) untuk menilai lulusan sebagai produk suatu pendidikan, termasuk

institusi/lembaga pendidikan. Lulusan yang berkualitas dan memenuhi standar

kebutuhan pasar kerja akan memenangkan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan dan sebaliknya lulusan yang tidak

berkualitas akan tersingkir. Pengendalian seperti ini disebut pengendalian dengan mekanisme pasar. e. Pengembangan sistem akreditasi sebagai upaya pengendalian mutu di samping pengendalian yang berdasarkan mekanisme

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional237

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

A. Komponen-komponen Akreditasi Akreditasi pendidikan penilaian program dan lembaga melalui

depannya dengan memperhatikan tuntutan lokal, nasional dan global, serta

diploma terhadap

dilakukan

keseimbangan proporsional antara orientasi produk (product-oriented) (servicepernyataan tentang dan orientasi Visi (a)

komponen-komponen

sebagai berikut : 1. Visi, misi, sasaran, dan tujuan, mencakup: a. Rumusan visi program studi yang konsisten dengan visi lembaga. b. Rumusan misi program studi yang diturunkan dari misi lembaga. c. Rumusan tujuan program studi yang merujuk tujuan lembaga. d. Rumusan sasaran program studi yang relevan dengan misinya. Visi sebuah program studi/lembaga perguruan tinggi, dalam hal ini politeknik dengan program D-I, D-II, D-III, dan D-IV, merupakan pernyataan yang berorientasi ke masa depan mengenai gambaran program studi/lembaga perguruan tinggi itu di masa yang akan datang, termasuk pandangan mengenai pendidikan profesi dan masa

layanan/jasa mencakup antisipasi

oriented). mengenai: dan

kondisi

kinerja

program studi/lembaga perguruan tinggi yang membaik pada masa yang akan datang; (b) antisipasi tentang kecenderungan

perkembangan historis, budaya, dan nilainilai tinggi; program (c) studi/lembaga kemampuan perguruan tinggi perguruan program yang

studi/lembaga

istimewa; (d) standar yang istimewa yang dilandasi oleh ambisi dan aspirasi positif; (e) rangsangan ke arah inspirasi, antusiasme, dan komitmen yang tinggi; dan (f) mengarah kepada rumusan sasaran dan tujuan yang jelas. Misi program studi/lembaga perguruan tinggi merupakan deskripsi tugas,

kewajiban dan tanggung jawab, dan

238 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

rencana

tindakan,

yang

dirumuskan

b. Personil beserta fungsi dan tugas pokoknya. c. Mekanisme tata pamong. Suatu perguruan tinggi harus memiliki suatu sistem pengelolaan program yang memadai, termasuk tata pamong

sesuai dengan visi program studi/lembaga perguruan tinggi, yang akan digunakan sebagai program penelitian masyarakat. Sasaran perguruan program tinggi studi/lembaga adalah rumusan dasar untuk pengembangan pengajaran, kepada

pendidikan/ dan

pengabdian

kelembagaan dan aspek sistem kelembagaan lainnya. Perguruan tinggi harus memiliki pedoman tertulis mengenai pengelolaan

ekspektasi umum dan komprehensif yang akan dipenuhi melalui pencapaian

lembaga dan program. Khusus bagi program Diploma,

misinya. Tujuan program studi/lembaga

struktur organisasi hanya terddiri atas unsur pimpinan (direktur), ketua program studi, kepala urusan, dan kepala unit penunjang (perpustakaan, laboratorium, dll). Untuk yang hanya mempunyai relatif satu jurusan dan

perguruan tinggi adalah rumusan hasil khusus yang diharapkan program studi dalam bentuk suatu profil kompetensi yang diharapkan dari lulusan sesuai dengan ke butuhan dan standar yang dituntut oleh stakeholder internal dan eksternal, termasuk tuntutan pasar kerja. 2. Tata pamong (governance) mencakup: a. Struktur organisasi.

mahasiswanya

sedikit

beberapa

jabatan yang ada dirangkap oleh unsur pimpinan dalam rangka efisiensi.

Pengelolaan manajerial di dalam suatu akademik dilakukan (program melalui studi) sistem selayaknya perencanaan

implementasi, kontrol dan evaluasi. Sistem

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional239

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

perencanaan dirancang secara menyeluruh dan meliputi pengembangan institusi, SDM (dosen, mahasiswa, staf), kurikulum, dan lain-lainnya. Perencanaan tersebut dibangun berdasarkan kebutuhan institusi yang

yang merupakan sumber informasi yang difungsikan untuk mengembangkan program studi dalam mengakomodasikan kemajuan teknologi dan gobalisasi. Program

dikembangkan berdasarkan analisis SWOT terhadap informasi yang komprehensif dan relevan yang diperoleh dari evaluasi-diri, evaluasi program dan proses, penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa,

merupakan umpan balik (feedback) dari sistem-sistem secara disiplin. 3. Pengelolaan lembaga (institutional management), mencakup: evaluasi yang diterapkan

a. Kepemimpinan. b. Perencanaan dan pengembangan program. c. Pelacakan lulusan. d. Jaminan mutu program studi dan lembaga perguruan tinggi. e. Dampak proses penjaminan mutu terhadap pengalaman belajar mahasiswa. Program pengembangan. Suatu

pelacakan lulusan, dan kepuasan pelanggan (customers satisfaction index: CSI). Masukan dari masyarakat dan kajian terhadap kecenderungan per-tumbuhan global adalah variabel yang penting untuk sistem development

dipertimbangkan perencanaanya.

dalam Tenure of

mengikuti masa jabatan ketua program studi yakni 4 ( empat) tahun, dan dikembangkan

program studi/lembaga perguruan tinggi harus memiliki suatu program pengembangan yang jelas dan komprehensif dalam rangka perbaikan dan peningkatan program.

rinciannya dalam setiap tahun. 4. Mahasiswa dan layanan pembimbingan, mencakup: a. b. c. Profil. Sistem seleksi. Pelayanan untuk mahasiswa:

Perencanaan dan pengembangan program dilakukan berdasarkan hasil evaluasi program


240 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

1) Bantuan tutorial yang bersifat akademik. 2) Informasi dan bimbingan karir. 3) Konseling pribadi dan sosial. d. Keterlibatan mahasiswa dalam berbagai organbisasi kemahasiswaan. e. Kegiatan non-kurikuler. Profil mahasiswa merupakan kepedulian utama suatu program studi/lembaga perguruan tinggi, dan dianggap sebagai indikator penting dari keberhasilan program studi/lembaga perguruan tinggi. Kualitas awal mahasiswa dan kemajuaan hasil belajar yang signifikan pada akhir program

administrasi. Pada dasarnya sistem seleksi diterapkan untuk mendapatkan calon mahasisiwa yang memiliki dasar pengetahuan, minat, dan keteram-pilan yang siap

dikembangkan melalui proses pembelajaran sesuai dengan kuriokulum yang berlaku. Dalam beberapa hal, suatu program studi dapat menerima mahasiswa yang

keterampilan dasarnya kurang, tetapi hal itu memerlukan program matrikulasi, agar dasar keterampilan mereka menjadi homogen. Layanan bantuan bagi mahasiswa. Suatu program studi harus penyediakan layanan bantuan yang komprehensif dan seimbang bagi semua mahasiswa yang mencakup: (a) tutorial akademik, termasuk penyesuaian mahasiswa baru terhadap

menandai kualitas keseluruhan program. Sistem seleksi yang tepat sangat diperlukan untuk mendapatkan calon

mahasiswa yang memenuhi kriteria yang ditetapkan yang telah ditetapkan oleh

program pendidikan secara keseluruhan, penyesuaian mahasiswa terhadap mata-mata pelajaran yang dipilihnya dan membantu mahasiswa untuk memiliki keterampilan belajar yang tepat, (b) pemecahan masalah sosial-pribadi, dan penyajian informasi dalam

program studi diploma. Sistem seleksi ini dapat berupa ujian tertulis tentang

kemampuan akademik dan pro-fesional, tes psikologis, tes kesehat-an, dan seleksi

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional241

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

rangka

pengem-bangan

karir.

Layanan

mehasiswa profesinya. Mahasiswa

sesuai

dengan

minat

kepada mahasiswa itu dapat diberikan oleh para dosen, terutama dosen pembimbing akademik (dosen PA), sehingga tercipta interasksi yang sehat yang dapat memelihara suasana akademik, dan mendukung keberhasilan proses belajar-mengajar. Keterlibatan berbagai siswaan. kemampuan menambah mahasiswa orgenisasi Untuk dalam kemahamengasah dan

Badan merupakan

Eksekutif lembaga

eksekutif mahasiswa yang dipimpin oleh seorang ketua. Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan organisasi

kemahasiswaan untuk menyalurkan hobi, minat dan bakat mahasiswa dalam bidang olahraga, seni budaya, kerohanian, pramuka, palang merah, cinta alam dan bela negara. Kegiatan non-kurikuler. Mengingat keterampilan mahasiswa memerlukan sistem pembelajaran yang

berorganisasi wawasan,

mahasiswa

seyogianya melibatkan diri dalam organisasi Himpunan kemahasiswaan Mahasiswa seperti Jurusan

maksimal, maka mahasiswa perlu dibina dengan kegiatan-kegiatan nonkurikuler yang fungsinya untuk

/Profesi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BAM), Mahasiswa atau Unit Kegiatan Himpunan

(UKM).

memperkaya (enrich) atau memfasihkan keterampilannya. Kegiatan tersebut disajikan di luar kelas dalam suasana informal atau kondisi

Jurusan Mahasiswa Jurusan (Profesi merupakan organisasi kemaha-

siswaan yangn berfungsi membina dan mengembangkan kegiatan

pembelajaran

dimana

mahasiswa

penalaran dan perluasan wawasan

242 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

dapat

mengontrol

laju

pem-

lulusan lembaga pendidikan terlkait. Pengelolaan sumberdaya menusia

belajarannya secara mandiri. 5. Sumber daya manusia (SDM), mencakup: a. Pengelolaan sumber daya manusia. b. Ketersediaan dosen, tenaga administrasi, teknisi dan pendukung. c. Mutu, kualifikasi, dan kesesuaian sumber daya manusia. d. e. f. g. Kecukupan. Pengembangan staf. Peraturan kerja. Kode etik.

dimulai dari proses rekrutmen, sistem seleksi, penempatannya pada bidang yang tepat, pengembangan,

pembinaan danb penyuluhan staf, sampai pada sistem pemutusan kerja. Dari keseluruhan sistem pengelolaan SDM, pengelolaan dosen mem-

punyai kedudukan yang amat penting dan strategis, karena dosen harus menguasai dan memahami sasaran

dan tujuan program studi, kurikulum, metode pembelajaran dan penilaian serta sandar-sandar yang berkaitan dengan mata Para kuliah dosen yang harus

Pengelolaan sumbardaya manusia merupakan aspek yang sangat penting dan strategis bagi kelang-sungan suatu lembaga pendidikan sebagai lembaga pembweri jasa. Unsur orang (people) yang melaksanakan proses pendidikan akan menentukan kualitas

diajarkannya. menyadari pencapaian

kontribusinya sasaran dan

terhadap tujuan

program studi. Dengan demikian dalam sistem pengelolaan sumber daya manusia, unsur dosen harus mendapat perhatian utama, karena

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional243

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

melalui dosen, kompetensi, pengetahuan dan keterampilan dapat

pembentuk

keterampilan

tentunya

menempati porsi yang lebih banyak. Kecukupan staf dosen untuk setiap program diploma sekurang-kurangnya

ditransfer dan ditanamkan kepada mahasiswa. Ketersediaan administrasi dosen serta dan staf tenaga

merujuk nisbah dosen tetap dengan mahasiswa 1:30 untuk ilmu

pendukung lainnya minimal harus mengacu kedpada Kepmendiknas No. 234/U/2000 atau Kepdirjendikti No. 108/Dikti.Kep/2001 persyaratan minimal dosen tentang serta

pengetahuan sosial, dan 1:20 untuk IPA (Kepmendiknas 234/U/2000). Pengembangan staf untuk program diploma seyogianya berorientasi pada peningkatan profesikonalisme dosen, termasuk kegiatan magang pada

kualifikasinya, tenaga administrasi pen unjang akademik dan serta

industri, pengikutsertaan sertifikasi profesi kualifikasi serta dan pengembangan kualitas perlu dosen. menjadi

kualifikasinya,

kesesuaiannya

dengan keperluan program studi. Melihat rasio muatan perkuliahan antara teori (pengetahuan) dan

Keseluruhannya

komitmen lembaga perguruan tinggi yang bersangkutan. Peraturan kerja untuk menjamin kelancaran, kelangsungan ketertiban, kegiatan dan belajar-

praktek (keterampilan) pada masingmasing program D-I, D-II, D-III, dan D-IV adalah 20-80, 30-70, 40-60 dan 50-50 maka tenaga dosen yang berfungsi sebagai instuktur

mengajar seyogianya dibuat secara tertulis dan disosialisasikan dengan

244 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

baik kepada semua pihak terkait untuk kemudian diterapkan dan

d. e.

Akuntabilitas. Auditabilitas.

diawasi pelaksanaannya mengarah kepada pembinaan disiplin kerja

Untuk menjamin keberlanjutannya, program studi harus beroperasi

semua pihak terkait. Kode etik merupakan unsur penting dalam pendidikan program diploma karena pada hakekatnya program diploma menyiapkan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam profesi tertentu. Setiap dosen, instruktur, tenaga

dengan pembiayaan yang memadai, yang disediakan oleh perguruan tinggi terkait dan sumber dana lainnya, seperti industri dan instansi lain yang peduli akan kualitas lulusan yang akan dipekerjakannya. Biaya harus dirancang sesuai dengnan standar finansial yang baku agar

administrasi, dan tenaga pendukung lainnya harus memahami dan

memungkinkan tercapainya sasaran dan tujuan program studi/lembaga perguruan meliputi program, tinggi. biaya Biaya tersebut

berusaha menaati kode etik sebagai rule of conduct dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga mampu menjadi panutan peserta didik. 6. Pembiayaan mencakup: a. b. c. Pengelolaan. Sumber dana dan pembiayaan. Kecukupan. dan sumber dana,

penyelenggaraan dan

pengadaan

pemeliharaan materi

pembelajaran

dan fasilitas lain yang dibutuhkan untuk program. Biaya perkuliahan untuk pengelolaan program Diploma pada umumya mendukung pelaksanaan

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional245

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

diperoleh melalui SPP mahasiswa. Mengingat bahwa pratikum di

a. b.

Pengelolaan. Ketersediaan gedung, ruang dan kualitas lab,

laboratorium memerlukan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan c.

kuliah,

perpustakaan, dll. Fasilitas pendukung pembelajaran dan penelitian terapan dan tindakan. d. e. Kecukupan. Kesesuaian.

dengan perkuliahan dalam kelas, maka biaya laboratorium dihitungdan dibayarkan secar terpisah yang

meliputi pembelian bahan, perawatan peralatan, kebersihan dan lain-lainya. Biaya pratikum khusus dikumpulkan secara khusus pula; misalnya, ke tempat-tempat tertentu yang

Komponen ini mencakup instalasi dan fasilitas pendukung, termasuk

dilaksanakan secara insidentil, suatu kegiatan yang tidak dicantumkan dalam kurikulum. Dana pengelolaan dan pengembangan akademik juga dapat diperoleh dari kerjasama lintas institusi ; misalnya, antara perguruan tinggi dengan dunia industri yang menempatkan dirinya sebagai clients/ customers pada perguruan tinggi tersebut. 7. Sarana dan Prasarana (Infrastruktur), mencakup:
246 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

gedung, perabotan, perpustakaan, dan sumber serta materi pembelajaran, ruang dosen dan ruang rapat, ruang kelas, studio, laboratorium, bengkel kerja, ruang dan fasilitas serba guna, alat bantu pembelajaran bahan dijital), (alat cetak, dan

pandang-dengar, elektronik, dan

sebagainya. Pengadaan sarana dan prasarana harus konsisten dan relevan dengan sasaran dan tujuan program

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

studi,

sesuai

dengann Pengadaan

tuntutan dan

f. g. h.

Mata kuliah pilihan. Skripsi/tesis/disertasi/tugas akhir. Struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/ organisasi).

kurikulum.

pemeliharaan sarana dan prasarana biasanya terpusat pada tingkat

univeritas/lembaga perguruan tinggi. Perbagian sumber (resource sharing) antara fakultas, jurusan dan program studi harus ditata secara efektif dan efisien. i.

Peluang bagi mahasiswa untuk: melanjutkan studi, mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai

8. Kurikulum: rancangan, isi, dan implementasinya, mencakup: a. Kesesuaian kurikulum dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan. b. Relevansi terhadap tuntutan dan kebutuhan stakeholders. c. Kompetensi diharapkan. d. Derajat integrasi materi lulusan yang

dengan bidang studinya, mengembangkan keterampilan sesuai engnan norma dan standar-standar baku dunia kerja yang dapat dialihkan (transferable skills), terorientasikan ke arah pekerjaan, pengembangan karir, pemerolehan pekerjaan, dan tuntutan kerja mandiri. Dalam pengertian yang luas dan umum, kurikulum berarti keseluruhan program kegiatan dan sumber-sumber

pembelajaran. e. Kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdekat dan kepentingan internal lembaga.

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional247

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

yang disediakan untuk pencapaian sasaran dan tujuan suatu program studi, termasuk program belajar-

program studi, dan mencakup struktur serta isi yang dipilih sesuai dengan sasaran dan tujuan program studi. Pada umumnya, perguruan tinggi memiliki kurikulum inti yang bersifat nasional, yang ditetapkan oleh

mengajar yang mencerminkan proses pengalihan/pemerolehan ilmu

(tranfer/acquisition of knowledge), pembuktian knowledge) keterampilan ilmu dan (skill (validation of

pemerintah. Kenyataannya , tidak semua kurikulum program Diploma telah ditetapkan oleh pemerintah. Kalaupun ada, kurikulum tersebut kurang pengelola keterampilan diharapkan Mengingat memberikan untuk ruang bagi

pengembangan development),

sumber-sumber, penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa (formatif dan sumatif), dan lain sebagainya. Dalam evaluasi proses pembelajaran dan

membangun yang

akademik oleh bahwa

sekaligus

tercermin

masyarakat. kebutuhan

(imbedded) jaminan mutu (QA) untuk mencapai diharapkan. kepentingan hasil (outcomes) tetapi, yang untuk dan

masyarakat sebagai pengguna lulusan perguruan tinggi selalu berubah, maka kurikulum program Diploma diubah, disesuaikan, diperbaiki secara

Akan

pengamatan

pengkajian yang spesifik, kurikulum didefinisikan pengajaran dituntut sebagai yang dari program dan untuk

periodik, maksimal setiap 2 (dua) tahun sekali. Masukan informasi

ditawarkan

mahasiswa

untuk perubahan kurikulum dapat dikumpulkan secara internal dari data

mencapai sasaran dan tujuan suatu

248 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

keefektifan

pengelolaan

belajar

keterampilan

kemampuan

akan

mengajar dan juga secara eksternal dari masukan dunia usaha, industri, atau kelompok masyarakat lainnya. Program Diploma menghasilkan

penguasaan tugasnya. Pada dasarnya program Diploma adalah program siap pakai sehingga setiap kelompok mata kuliah harus ada kegaiatan laboratorium/prak-

tenaga siap kerja, bukan siap latih, yaitu seorang praktisi yang terampil dan cakap, oleh karena itu harus memiliki visi dengan

tikum, studi kasus dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan perbandingan prosentasi jam pembelajaran teori dan praktek sebagai berikut. Pada Program D-I perbandingan

pengkomunikasikan dan pemahaman yang jelas sehingga menjadi milik seluruh diwujudkan civitas dalam akdemi misi dan yang

teori dengan praktek adalah 20 : 80 Pada Program D-II 30 : 70 Pada Program D-III 40 : 60 Pada Program D-IV 50 : 50 9. Suasana akademik, mencakup: a. Ketersediaan memelihara mahasiswa, sarana interaksi baik di untuk dosen dalam

dilaksanakan dalam setiap kegiatan. Serta memiliki struktur dan yang

menempatkan

orang-orang

mempunyai keahlian sesuai dengan tempatnya yang tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar digambarkan bahwa makin tinggi tingkat perbandingan antara teori dengan praktek maka makin nampak

maupun di luar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang

mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/professional.

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional249

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

b.

Kuantitas

kegiatan

akademik

Belajar, termasuk: 1) Keterlibatan mahasiswa. 2) Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan:

dosen dan mahasiswa. c. Kualitas kegiatan akademik dosen dan mahasiswa. d. Rancangan menyeluruh untuk suasana

a) pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai bidangnya,


b)

mengembangkan

akademik yang kondusif untuk pembelajaran. e. f. g. Hubungan dosen-mahasiswa. Kegiatan seminar di kampus. Keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan ilmiah. 10. Pembelajaran, mencakup: a. Mengajar, termasuk: 1) Kesesuaian strategi

keterampilan umum dan spesifik yang dapat dialihkan (transferable genedric and specific skills),

c) pemahaman dan pemanfaatan kemampuannya sendiri, d) kemampuan mandiri, dan e) nilai, motivasi dan sikap. b. Fasilitas belajar Media dominan pendidikan belajar yang paling program adalah belajar

dan metode dengan tujuan. 2) 3) Relevansi. Efisiensi

produktivitas. 4) Struktur dan rentang

kegiatan mengajar. 5) Penggunaan teknologi

dalam diploma

informasi.

laboratorium, studio dan bengkel

250 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

sebagai sarana untuk membentuk keterampilan. Secara fisik, laboratomerupakan

2) Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa.


3)

rium/studio/bengkel

Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan). pendidikan).

seperangkat alat atau instrumen pembelajaran dalam bentuk

rangkaian bangunan. Secara nonfisik, Leboratorium/studio/bengkel merupakan seperangkat program kegiatan yang memberikan
4)

Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa (student satisfaction index).

fasilitas kepada mahasiswa untuk berinteraksi dengan dirinya

Suatu

program

studi

harus

memiliki sistem evaluasi dan penilaian (baik formatif maupun sumatif) yang jelas dan

sendiri dalam rangka membentuk keterampilan. Kelengkapan untuk melaksana-kan program kegiatan tersebut panduan, dapat berujud buku

komprehensif yang memungkinkan program studi menilai:

modul,

buku/lembar

sampai dimana tujuan program telah tercapai, sampai di mana program telah memenuhi

kerja dan sebagainya. Penilaian: 1) Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa.

kebutuhan dan tuntutan para stakeholders program); (yaitu sampai evaluasi di mana

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional251

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

efektivitas dan efisiensi prosesproses dilakukan pendidikan dalam yang rangka

pengembangan bidang studi/profesi yang ditekuni mahasiswa di masa mendatang. Perbandingan prosentase antar jam pembelajaran dan

pencapaian sasaran dan tujuan program (evaluasi proses); dan sampai di mana kualitas hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program (penilaian kemajuan

pengetahuan

keterampilan untuk program D-I, D-II, D-III, dan D-IV, masingmaqsing sebesar 80-20, 70-30, 60-40, dan 50-50. Penempatan pengembangan keterampilan

dan keberhasilan mahasiswa). Proses pembelajaran: 1) Pembentukan/pengembangan kompetensi yang diharapkan. 2) Efisiensi eksternal. Proses pembelajaran dimaksudkan untuk pembentukan dan internal dan

dapat dipisahkan menjadi satuan kegiatan praktikum tersendiri atau dalam mata kuliah lainnya yang diberikan bobot terapan dalam metodologi mengajar yang

digunakan. Penempatan pengembangan keterampilan itu pada struktur kurikulum tergantung

pengembangan komptensi yang diharapkan yaitu suatu perpaduan proporsional antara pengetahuan, keterampilan dan sikap serta

pada hakikat bidang studi yang dikelola. Sementara itu, tenaga dosen yang difungsikan sebagai pengajar pada perkuliahan tatap muka di dalam kelas adalah

kemampuan mempertimbangkan (capacity of ilmu-ilmu judgement), dan untuk

pendukung

252 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

tenaga

akademik

yang

selama sembilan tahun terakhir. d. Yudisium lulusan. e. Kepuasan mahasiswa/lulusan. Kualifikasi lulusan adalah

mempunyai wawasan/pengalaman lapangan di sektor riil, sehingga dosen itu akan lebih berkualitas . Adapun, mereka yang bertugas untuk membangun keterampilan mahasiswa di laboratorium adalah tenaga profesional yang memiliki keahlian Kualifikasi dalam bidamgnya. yang

berpengetahuan dan mempunyai keterampilan dalam bidangnya. Pengetahuan difungsikan untuk mengembangkan keterampilan

akdemik

secara mandiri setelah lulus : dan keterampilan adalah kompetensi optimal yang menjadi bekal bagi mahasiswa untuk memasuki

dimilikinya tidak harus sarjana; namun, untuk mengontrol kinerja mereka Sarjana diperlukan dengan seorang kualifikasi

dunia kerja. Evaluasi terhadap kinerja lulusan, melalui studi pelacakan terhadap

kedosenan yang memenuhi syarat. Hasil pembelajaran: a. Kompetensi yang dicapai

employability/customers satisfaction mahasiswa index menjadi (CSI) penting

dibandingkan dengan yang diharapkan. b. Produktivitas sistem pembelajaran. c. Data tentang kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa

karena hal itu adalah umpan balik yang berharga bagi program studi baik untuk perbaikan (continuous

berkelanjutan

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional253

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

improvement)

maupun

untuk

mengenai mutu kemajuan dan keberhasilan mahasiswa; mutu kinerja dan kompetensi lulusan dibandingkan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan stakeholders, yang ditandai oleh penyerapan lulusan dalam bagian terkait pada pasar kerja; keluhan dan masukan dari masyarakat mengenai kompertensi kinerja dan lulusan;

mengembangkan pendidikannya. Kualitas lulusan merupakan salah satu indikator dari keberhasilan program studi. Lulusan harus memenuhi tuntutan kelulusan

program studi sesuai dengan sasaran dan tujuannya. Program studi harus memiliki pedoman yang jelas dan operasional serta rencana untuk pelacakan lulusan sebagai cara untuk memperbaiki program secara berkelanjutan, dan untuk memperbaiki kinerja dan profil kompetensi lulusan program studi pada masa yang akan datang sesuai dan dengan tuntutan

keberhasilan karir lulusan; angka putus kuliah. 11. Penelitian terapan/tindakan dan publikasi, mencakup: a. Kualitas, produktivitas, relevansi sasaran (diutamakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terumuskan secarea baik (well-defined/closed ended problems), efisiensi pemanfaatan dana. b. Agenda penelitian, keberlanjutan, diseminasi hasil penelitian.

kebutuhan

masyarakat dan stakeholders. Program studi harus memiliki dan dapat menyajikan catatan mengenai mahasiswa dan lulusan yang mencakup: data berkala

254 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

c. Hubungan penelitian.

pengajaran

dan

c. Hubungan pengabdian/pelayanan masyarakat penelitian. d. Pengabdian/pelayanan dengan

program kepada program

d. Banyak dan kualitas kegiatan penelitian dan publikasi dosen. e. Kegiatan penelitian bersama

kepada

dosen dan mahasiswa. f. Banyak dan kualitas kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa. g. Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian dengan lembaga dalam dan luar negeri 12. Pengabdian/pelayanan kepada masyarakat, yang pada hakekatnya mempunyai nilai ekonomi langsung), mencakup: a. Kualitas, produktivitas, relevansi sasaran, efisiensi pemanfaatan dana. b. Agenda kepada pengabdian/pelayanan masyarakat,

masyarakat oleh dosen yang berorientasi nilai ekonomi. e. Kegiatan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat dosen

bersama mahasiswa f. Banyak dan kualitas kegiatan pengabdian/pelayanan kepada

masyarakat oleh mahasiswa g. Kerjasama dan kemitraan dengan lembaga di dalam dan luar perguruan tinggi 13. Sistem peningkatan dan pengendalian mutu, mencakup: a. Sistem penjaringan calon

mahasiswa baru. b. Pengelolaan mutu secara internal pada tingkat program studi

keberlanjutan, diseminasi hasil pengabdian/pelayanan kepada

masyarakat yang bersifat terbuka.

(misalnya monitoring

kajian dan

kurikulum, mekanisme

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional255

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

balikan bagi mahasiswa, dosen dan penguji eksternal). c. Hubungan dengan penjaminan mutu pada tingkat lembaga. d. Dampak proses penjaminan mutu terhadap pengalaman belajar mahasiswa. e. Pengembangan program. f. Metodologi (benchmarking). g. Penilaian dan pengembangan baku mutu

Suatu

program

studi/lembaga

perguruan tinggi harus memiliki dan menerapkan manajemen pelaksanaan program. sistem untuk dan Sistem informasi mendukung pengembangan informasi

manajemen ini harus mencakup pengumpulan,analisis, panan, pemunculan penyimkembali

(retrieval), dan penyajian data dan informasi bagi pihak-pihak terkait. 15. Keberlanjutan mencakup: a. Pembiayaan. b. Prasarana. c. Ketenagaan. d. Peminat. e. Pasar kerja. (Sustainability) ,

pranata kelembagaan. h. Akreditasi/evaluasi eksternal. 14. Sistem informasi manajemen,

mencakup: a. Sarana dan prasarana. b. Tenaga. c. Dana. d. Kesesuaian. e. Kecukupan. f. On-campus connectivity (intranet). g. Global connectivity (internet).

PENUTUP Komponen-komponen akreditasi

program diploma menyangkut 15 komponen antara lain: visi misi, tata pamong,

256 Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional

Homec

Abdul Muis Mappalotteng

pengelolaan layanan

lembaga,

mahasiswa Sumber

dan Daya

pembimbingan,

Manusia, Pembiayaan dan sumber dana, sarana dan prasarana, kurikulum, suasana akademik, pembelajaran, penelitian terapan, pengabdian peningkatan pada masyarakat, mutu, sistem sistem

pengendalian

informasi manajemen, dan keberlanjutan. DAFTAR PUSTAKA Diknas, 2001. Akreditasi Program Studi pada Program Diploma, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Diknas, 2007. Naskah akademik Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional. Sri Soejatminah Ekroman. 2002. Qualty assurance dalam sistim pendidikan tinggi. Jakarta: Sekjen Depdiknas

Komponen-Komponen Akreditasi Program Vocasional257

Vous aimerez peut-être aussi