Vous êtes sur la page 1sur 13

RESUME

Asas-asas keterampilan dasar pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Disusun Oleh : Futiharrohmah Maulidiyah Alawiyah Dyah Rosita Dewi Musyriatul Fikriyah 100210102012 1002101020 100210102071 100210102073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2011

Asas-asas keterampilan dasar pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

A. Tahapan pembelajaran Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Dalam prosesnya pengelolaan tersebut harus diarahkan hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam pembentukan kemampuan siswa. Oleh karena itu, kegiatan belajar selain dikembangkan secara sistematis, efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternatif untuk menumbuh kembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar. 1. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran(pendahuluan) Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran disebut juga dengan pra-instruksional. Fungsi kegiatan ini adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Dengan waktu yang relatif singkat guru harus dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa yang efektif. Untuk memahami tentang kegiatan dan prosedur dalam kegiatan awal pembelajaran, di bawah ini akan diuraikan tentang kegiatan tersebut. a. Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus dimulai dari tahap pendahuluan atau awal pembelajaran. Upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik di antaranya: b. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku bahkan takut. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat kreativitas siswa.

c. Mengabsen Siswa Guru mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa dapat dilakukan dengan cara siswa yang hadir disuruh menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan mengapa yang bersangkutan tidak hadir? dan seterusnya. d. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa Kesiapan (readinees) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat dalam belajar siswa, khususnya dalam awal pembelajaran, alternatif yang perlu dilakukan guru di antaranya: membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar menujukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menarik perhatian siswa menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.

e. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis Pada hakikatnya suasana belajar yang demokratis dapat dikondisikan melalui pendekatan proses belajar CBSA (Cara Belajar Siswa aktif). Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide- ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performace). Suasana belajar yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran, guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas. f. Melaksanakan Kegiatan Apersepsi dan atau Melaksanakan Tes Awal. Penilaian awal atau pre tes tujuannya adalah untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Kemampuan awal tersebut sebagai dasar untuk kelanjutan bahan pelajaran

yang harus dipelajari oleh siswa. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam kegiatan apersepsi di antaranya: Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan dibahas Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa

2. Kegiatan inti dalam Pembelajaran Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang

dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Langkah kegiatan inti yang perlu dilakukan dalam pembelajaran secara sistematis sebagai berikut: a. Memberitahukan tujuan atau garis besar materi dan kemampuan yang akan dipelajari. Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran, adalah memberitahukan tujuan atau garis besar materi dan kemampuan apa yang akan dipelajari siswa. Sehingga siswa menyadari dan mengetahui apa yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan tersebut. b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari topik-topik maupun kemampuan tersebut. Efektivitas dan efisiensi belajar sangat dipengaruhi oleh teknik belajar yang digunakan siswa.

c. Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran. Pembahasan atau penyampaian materi pelajaran harus mengutamakan aktivitas siswa, sehingga dalam prosesnya guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena melalui kegiatan ini akan terjadi suatu proses perubahan tingkah laku, dari tidak memahami menjadi memahami, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak mampu menjadi mampu dan dari tidak terampil menjadi terampil. d. Menyimpulkan pelajaran. Menyimpulkan pelajaran dirumuskan oleh siswa di bawah bimbingan guru. Langkah ini dalam prosesnya sebagai teknik untuk penguatan terhadap hasil belajar siswa secara menyeluruh. Kriteria yang harus diperhatikan dalam menyimpulkan pelajaran di antaranya adalah: Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami oleh siswa Kesimpulan tidak keluar dari topik yang telah dibahas Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

3. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa. Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru di antaranya: a. Menilai hasil proses belajar mengajar b. Memberikan tugas/latihan yang dikerjakan di luar jam pelajaran c. Memberikan motivasi dan bimbingan belajar d. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang dapat di lakukan siswa di luar jam pelajaran e. Berdasarkan hasil penilaian belajar siswa, kemungkinan siswa harus diberikan program pembelajaran secara perorangan atau kelompok untuk melaksanakan program pengayaan dan atau perbaikan yang dilakukan di luar jam pelajaran.

Kegiatan akhir dan tindak lanjut harus dilakukan secara sistematis dan fleksibel, sehingga dalam prosesnya akan dapat menunjang optimalisasi hasil belajar siswa. Prosedur kegiatan yang perlu ditempuh, setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti dalam pembelajaran, serta setelah menyimpulkan pelajaran, maka langkah selanjutnya yang harus dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan penilaian akhir Penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (postest), tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Teknik lain yang dapat digunakan adalah secara tertulis yang dikerjakan oleh siswa di rumah, kecuali kalau waktunya memungkinkan dapat dilaksanakan di sekolah. b. Mengkaji hasil penilaian akhir Setelah melaksanakan kegiatan penilain guru harus mengkaji apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran?/Apakah tingkat ketercapaian siswa dalam kelas/individu terhadap tujuan pembelajaran sudah mencapai pada batas/tingkatan (persentase) minimal? Apabila penilaian dilaksanakan secara lisan, maka dalam tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam menganalisis/mengidentifikasi hasil belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa. c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran. Kegiatan tidak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar jam pelajaran, sebab kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Tindak lanjut pembelajaran esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Untuk itu, marilah kita mengiingat kembali tentang kegiatan belajar perseorangan yang berkenaan dengan pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remidial). Adapun kegiatankegiatan yang harus dikerjakan di antaranya: Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa Menugaskan pada siswa untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

d. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan dating Dalam kegiatan akhir/tindak lanjut pembelajaran di antaranya guru harus mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran. Dengan harapan siswa tersebut akan mempelajari terlebih dahulu sebelum dibahas/dipelajari di sekolah. e. Menutup kegiatan pembelajaran Setelah guru mengganggap kegiatan akhir selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka langkah selanjutnya guru harus menutup pelajaran. Apabila jam pelajarannya yang paling akhir, maka harus dibiasakan siswa menutup dengan berdoa.

B. Keterampilan bertanya dan member penguatan 1. Keterampilan bertanya Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah. Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan adalah untuk: a. mengembangkan pendekatan CBSA b. menimbulkan rasa keingintahuan c. merangsang fungsi berpikir d. mengembangkan keterampilan berpikir e. memfokuskan perhatian siswa f. menstruktur tugas yang akan diberikan g. mendiagnosis kesulitan belajar siswa h. menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya i. terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.

Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik. Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan tugas pembelajaran, antara lain sebagai berilut: a. pertanyaan permintaan b. pertanyaan mengarahkan atau menuntun c. pertanyaan yang bersifat menggali serta d. pertanyaan retoris Selain itu ada juga pertanyaan inventori yang terdiri dari 3 jenis yaitu: a. pertanyaan yang mengungkap perasaan dan pikiran b. pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan pikiran dan perbuatan c. pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi akibat-akibat dari perasaan, pikiran dan perbuatan Pertanyaan-pertanyaan berguna untuk memacu gagasan peserta didik misalnya dalam hal memancing gagasan/ide peserta didik dalam memecahkan masalah. 2. Keterampilan memberi penguatan Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak meny enangkan. Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif.

Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Penguatan dengan maksud seperti itu terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa pemberian ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa merasa terbebas dari keadaan seperti itu. Agar memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan katakata yang tidak pada tempatnya.

C. Keterampilan dalam pendampingan belajar 1. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri atas: a. Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara: menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa merespon secara positif pendapat siswa membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai menunjukkan kesiapan untuk membantu

menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.

b. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara: memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar membentuk kelompok yang tepat mengkoordinasikan kegiatan membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.

c. Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan cara: memberi penguatan secara tepat melaksanakan supervisi proses awal melaksanakan supervisi proses lanjut melaksanakan supervisi pemaduan.

d. Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara: membantu siswa menetapkan tujuan belajar merancang kegiatan belajar bertindak sebagai penasihat siswa membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri

2. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu format pembelajaran yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. melibatkan 3 9 orang siswa setiap kelompoknya b. mempunyai tujuan yang mengikat c. berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal d. berlangsung menurut proses yang sistematis

Diskusi kelompok kecil bermanfaat bagi siswa untuk: a. mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi b. meningkatkan disiplin c. meningkatkan motivasi belajar d. mengembangkan sikap saling membantu e. meningkatkan pemahaman. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil mencakup: a. perhatian siswa b. memperjelas pendapat siswa c. menganalisis pandangan siswa d. meningkatkan kontribusi siswa e. mendistribusikan pandangan siswa f. menutup diskusi Dalam penerapannya, guru harus memperhatikan hal-hal berikut: a. harus ada kesamaan latar belakang pengetahuan di antara para anggota kelompok b. anggota diskusi kelompok harus mampu mengemukakan pendapatnya secara lisan c. topik yang dibahas harus bersifat terbuka untuk menampung banyak pendapat d. diskusi harus berlangsung dalam suasana keterbukaan e. pelaksanaan diskusi harus mengingat keunggulan dan kelemahan-kelemahannya f. memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang g. guru harus mampu mencegah timbulnya hal-hal yang dapat menghambat jalannya diskusi

3. Keterampilan mengelola kelas Berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu: a. Berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach) Pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (weber).

b. Pendekatan permisif (permissive approach) Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas. c. Pendekatan modifikasi tingkah laku Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilku yang bersifat positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa. Untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka unsure-unsur

pengelolaan meliputi dua tindakan yaitu: a. Model tindakan 1. Preventif yaitu upaya sedini mungkin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaraan. Tanggap /peka, yaitu kemampuan guru merespon terhadap prilaku atau aktifitas yang dianggap akan mengganggu pembelajaraan. Perhatiaan, selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul. 2. Refresif Kemampuan guru untuk mengatasi, mencari dan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajaraan. 3. Modifikasi tingkah laku Modifikasi tingkah laku,yaitu bahwa tingkah laku dapat diamati. Pengelolaan kelompok, yaitu untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan berbagai komponen atau unsure yang terkait. Diagnosis, yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsure-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsure-unsur yang akan menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaraan.

b. Peran guru 1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya 2. Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan tata tertib kelas 3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkahlaku yang sesuai dengan aktivitas kelas. c. Hal-hal yang harus dihindari 1. campur tangan yang berlebihan 2. kesenyapan 3. ketidak tepatan 4. penyimpangan 5. bertele-tele.

Vous aimerez peut-être aussi