Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB I PENDAHULUAN a.

Latar Belakang Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah lebih tinggi dari 160/90 mmHg merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat. Hipertensi merupakan penyebab utama dari kematian dan gangguan kardiovaskular. Hipertensi juga sering disebut dengan sebagai silent killer karena menimbulkan komplikasi pada jantung, otak dan ginjal. Namum sayangnya sekitar 50% penderita hipertensi tidak menyadari adanya hipertensi tersebut sehingga penderita yang dapat diobati dalam arti hipertensinya terkendali dengan baik, hanyalah sekitar 10 12%. Masalah utama pada hipertensi adalah bahwa lebih dari 90% penderita termasuk golongan esensial yaitu yang tidak atau belum diketahui penyebabnya, 75% termasuk penderita hipertensi ringan (diastolik 90 105 mmHg) dan hipertensi sedang (diastolik (105 115mmHg). Keadaan ini mempunyai kaitan dengan kebijaksanaan tatalaksana terapinya dan rencana perawatan klien dirumah atau masyarakat, karena menyangkut jumlah populasi yang besar dan beban masyarakat yang berat bila terapi dan asuhan keperawatan klien tidak direncanakan dengan seksama. Menurut Lembaga Kesehatan Nasional (The Nation Institutes of Health) mendefenisikan hipertensi sebagai tekanan sistolik yang sama atau di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic yang sama atau di atas 90 mmHg. Setiap peningkatan 10 angka di atas tekanan sistolik akan meningkatkan resiko terkena penyakit jantung atau stroke sebanyak 30%.  Klasifikasi hipertensi menurut WHO (1978) 1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg 2. tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141 149 mmHg dan diastolik 91 94 mmHg
1

3. tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg  Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of Hipertension-4 (JNC-4 tahun 1988) 1. Diastolik < 85 mmHg Tekanan darah normal 85 99 mmHg Tekanan darah normal tinggi 90 104 mmHg Hipertensi ringan 105 114 mmHg Hipertensi sedang > 115 mmHg Hipertensi berat 2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg) < 140 mmHg Tekanan darah normal 140 159 mmHg Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi > 160 Hipertensi sistolik terisolasi

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Penyakit jantung hipertensi atau Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis (CHF), yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. Penyakit jantung hipertensi merujuk kepada suatu keadaan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung. Perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri koroner, gangguan sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang nantinya bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia jantung (terutama fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif. B. Etiologi Menurut penyebabnya hipertensi dibagi 2 (dua) yaitu : 1. Hipertensi primer/Hipertensi esensial/Hipertensi idiopatik Kira-kira 75 90% hipertensi yang ada di masyarakat Etiologi tidak jelas dan terjadi secara tiba-tiba/malignant Tidak menunjukkan kelainan anatomik serta gejala yang nyata Bersifat herediter dan umumnya umur di atas 40 tahun Diduga ada kaitannya dengan faktor psikis/stress

2. Hipertensi sekunder Penyebabnya diketahui Menunjukkan keluhan dan gejala yang jelas Penyakit-penyakit yang merupakan penyebab antara lain :  Penyakit jantung  Penyakit endokrin  Penyakit ginjal renalis  Kehamilan  Otak toksemia gravidarum trauma, peningkatan TIK koartasi aorta peokhromositoma, tumor katekolamin glomerulonefritis, penyempitan arteri

 Pengaruh sekunder obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi oral  Dan sebagainya Faktor resiko 1. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi 2. Pria 35 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause 3. Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium 4. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa hal seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffein, DM, dan sebagainya 5. Faktor emosional dan tingkat stress 6. Gaya hidup yang monoton 7. Sensitif terhadap angiotensin 8. Kegemukan 9. Pemakaian kontrasepsi oral, seperti estrogen Patogenesis penyakit jantung hipertensif Hipertropi ventrikel kiri merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dgn faktor neurohormonal yg ditandai oleh penebalan otot jantung ( hipertropi konsentrik )
4

Fungsi diastolik mulai terganggu akibat dari gangguan relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri ( hipertropi eksentrik ) Iskemia miokard ( asimptomatik, angina pektoris, infark jantung dll ) dapat terjadi karena kombinasi akselerasi proses aterosklerosis dgn peningkatan kebutuhan oksigen miokard akibat dari hipertrofi ventrikel kiri ( hvk ) Hvk, iskemi miokard, dan gangguan fungsi endotel merupakan faktor utama kerusakan miosit pada hipertensi

C. Patofisiologi Darah diperlukan oleh jaringan tubuh sebagai sarana pengangkutan sumber zat nutrisi yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, misalnya oksigen, air, elektrolit dan sebagainya serta sebagai sarana pembawa zat yang tidak berguna ke organ-organ pembuangan. Agar dapat bersirkulasi denga baik, darah harus dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh melalui sistem pembuluh darah dan harus dapat mengatasi tonus pembuluh arteri yang mempunyai tahanan perifer yang cukup besar. Di lihat dari keadaan tersebut di atas, maka daya pompa atau tekanan darah (Blood Pressure) dapat dianggap sama dengan besar curah jantung (Cardiac Ouput/COP) dikalikan dengan tahanan perifer pembuluh darah arteri (Peripheral Resistance). Perubahan besar tekanan darah dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Jadi, hipertensi terjadi akibat meningkatnya curah jantung dan atau tahanan perifer. Selain itu, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kedua faktor tersebut seperti terlihat pada gambar berikut ini :

autoregulasi

BLOOD PRESSURE = CARDIAC OUTPUT x PERIPHERAL RESISTANCE

Preload meningkat

Kontraktikitas meningkat

Konstriksi fungsional

Hipertropi struktural

> volume cairan

Konstriksi vena

Retensi renal

<< permukaan filtrasi

>> aktifitas saraf simpatis

>> renin angiotensin

Perubahan membrane

Hiper insulinemia

Asupan natrium >>

Perubahan genetika

Stress

Perubahan Genetika

Obesitas

D. Manifestasi Klinis y y y Kadang-kadang tanpa keluhan sampai muncul komplikasi Kebetulan terdeteksi saat pemeriksaan Keluhan umum yang paling sering seperti mudah letih/capek, kurang gairah, cepat tersinggung/irritalbe, tidak dapat tidur, sakit kepala terutama area kuduk bahkan matadapat berkunang-kunang y Dapat timbul ditandai dengan kerusakan pada organ target seperti stroke (supply darah ke otak menurun/pecahnya pembuluh darah otak), ginjal (hipertensi ginjal), mata (hipertensi retinopati), jantung (hipertropi ventrikel kiri, MCI, dsb)

E. Komplikasi Sebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan adalah 1. Insufisiensi koroner dan penyumbatan 2. Kegagalan jantung 3. Kegagakan ginjal 4. Gangguan persyarafan

F.Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Laboratorium   Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit dan silinder Pemeriksaan darah lengkap: hemoglobin / hematokrit,

elektrolit darah: kalium, BUN / kreatinin, Gula darah puasa, serta pemeriksaan total kolesterol  Pemeriksaan TSH: bisa meningkat pada pasien dengan hipotiroidisme dan menurun pada hipertiroidisme

2. Pemeriksaan Radiologi   EKG: menunjukan hipertropi ventrikel kiri (LVH) pada sekitar 20 50% kasus Foto dada: memperlihatkan adanya kardiomegali, tambahan untuk dilatasi LVH, pada penyakit dengan stadium lanjut, serta penumpulan sudut kostofrenikus pada pasien yang mengalami efusi pleura  CT scan, MRI, dan MRA (magnetic resonance angiografi) abdomen dan dada: memperlihatkan adanya massa adrenal atau membuktikan adanya koarktasio aorta . CT scan dan MRI jantung,  walaupun tidak dilakukan secara rutin telah

membuktikan secara eksperimental terjadinya LVH TTE (transthoracic echocardiography) bisa sangat berguna dalam mengenali gambaran penyakit jantung hipertensi, dengan indikasi konfirmasi gangguan jantung atau murmur atau hipertensi dengan kelainan katup. G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan (pencegahan dan pengobatan) Hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1.

Penatalaksanaan Non Farmakologis

Tabel Modifikasi gaya hidup untuk mengatasi hipertensi Penurunan berat badan Memperoleh dan mempertahankan BMI ideal, dan pencegahan obesitas Reduksi garam < 5 gr NaCl / hari yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran,

Adaptasi rencana diet jenis-DASH Diet

konsumsi makanan rendah asam lemak jenuh dan kolesterol Pengurangan konsumsi alkohol Mengurangi konsumsi alcohol bagi mereka yang mengkonsumsi alcohol Aktivitas fisik Aktivitas latihan fisik secara teratur, seperti jalan cepat selama 30 menit / hari

2.

Pentalaksanaan Farmakologis

Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE, vasodilator langsung, dapat digunakan dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI (HIPERTENSION HEARTH DISEASE)

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data. Pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Nursalam, 2001, hal.17-18).

A. Pengkajian  Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi : a. Identitas Pasien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien. b.Keluhan Utama Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan hipertensi didapatkan keluhan berupa sakit kepala/pusing. c. Riwayat Penyakit Sekarang Biasanya pada pasien dengan hipertensi didapatkan keluhan pusing, tengkuk bagian belakang terasa berat, mata berkunang-kunang. Adanya riwayat merokok dan alkohol. d.Riwayat Penyakit Dahulu Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti hipertensi, jantung, dan penyakit ginjal. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi. e. Riwayat Penyakit Keluarga

10

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, f. Pemeriksaan Fisik B1-B6  B1: Breathing Dipnea yang berkaitan otot dengan aktivitas/kerja, bunyi nafas takipnea, tambahan penggunaan  B2: Blood Kulit pucat, sianosis, diforesis (kongesti, hipoksemia). Kenaikan tekanan darah, hipertensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat), takikardi, bunyi jantung terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF dini), S4 (pengerasan ventrikel kiri/hipertropi ventrikel kiri. Murmur stenosis valvurar. Desiran vascular terdengar diatas diatas karotis, femoralis atau epigastrium (stenosis arteri). DVJ (distensi vena jugularis).  B3: Brain Keluhan pening atau pusing, GCS 4-5-6.  B4: Blader Adanya infeksi pada gangguan gijal, adanya riwayat gangguan (susah bak, sering berkemih pada malam hari).  B5: Bowel Biasanya terjadinya penurunan nafsu makan.  B6: Bone Kelemahan, letih, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin. g.Riwayat Psikososial Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.
11

pernafasan,

(krakels/mengi).

h.Personal Hygiene Pada pasien dengan kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin dan penurunan kesadaran semua kebutuhan perawatan diri dibantu oleh petugas atau keluarga.

B. Diagnosa Keperawatan Dan Rencana Asuhan Keperawatan

12

13

Vous aimerez peut-être aussi