Vous êtes sur la page 1sur 4

Periode 2008 : Budget Defisit sebesar 10,56% dari pendapatan pemerintah pemerintah mengeluarkan budget lebih banyak (terutama

ma untuk subsidi) dari pada pendapatannya untuk mendorong perekonomian, stabilitas ekonomi, dan menurunkan pengangguran kesejahteraan rakyat. Pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal yang ekspansif dengan memberi subsidi konsumsi meningkat (permintaan terhadap barang dan jasa meningkat, pertumnuhan ekonomi meningkat) money demand meningkat suku bunga naik (untuk menyeimbangkan) sehingga tingkat harga pun meningkat investasi turun (pertumbuhan ekonomi turun). Untuk mengatasi agar investasi tidak turun dan perekonomian stabil, pemerintah membelanjakan anggarannya dengan membangun infrastruktur untuk menekan angka pengangguran dan mendorong investasi. Multiplier effect dan crowding-out effect perekonomian Indonesia hampir seimbang sehingga kenaikan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlalu signifikan.

Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan fiskal ekspansif dengan sistem perpajakan. Konstribusi terbesar untuk pendapatan pemerintah adalah penerimaan perpajakan. 64,83% pendapatan pemerintah berasal dari pajak dalam negeri terutama PPH (34,08 %) dan PPN (21,84%). Dari data tersebut, terlihat jelas bahwa sebagian besar pendapatan pemerintah berasal dari rakyat. Selain itu, sumber daya alam juga berkonstribusi cukup besar (21,54%) bagi pendapatan pemerintah. Pendapatan pemerintah digunakan oleh pemerintah sebagian besar untuk subsidi (23,69%) terutama subsidi BBM sebesar (12,82%) dan untuk dana perimbangan (28,14%) terutama dana alokasi umum (18,14%). Saya setuju dengan kebijakan pemerintah karena perekonomian cukup stabil dengan adanya sistem perpajakan sebagai stabilisator otomatis dan pemberian subsidi serta pembelanjaan untuk infrastruktur yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Periode 2009 : Budget Defisit meningkat dari periode sebelumnya menjadi 14,91% pemerintah mengeluarkan budget lebih banyak (terutama untuk subsidi) dari pada pendapatannya untuk mendorong perekonomian, stabilitas ekonomi, dan menurunkan pengangguran kesejahteraan rakyat. Pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal yang ekspansif dengan menurunkan subsidi. Hal ini dapat menurunkan permintaan barang dan jasa yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, pemerintah membelanjakan sebagian besar anggarannya untuk membangun alokasi umum seperti infrastruktur untuk menekan angka pengangguran dan mendorong investasi sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Namun pemerintah juga meningkatkan anggaran untuk pembayaran utang. Nampaknya, resesi perekonomian global di tahun 2009 berdampak juga terhadap perekonomian Indonesia.

Masih sama seperti periode 2008, konstribusi terbesar untuk pendapatan pemerintah adalah penerimaan perpajakan. 74,85% (naik dari 64,83% pada periode 2008) pendapatan pemerintah periode ini berasal dari pajak dalam negeri terutama PPH (39,06 %) yang naik dari periode sebelumnya (34,08 %). Pada periode ini, Pendapatan Badan Layanan Umum ikut berkonstribusi dalam government revenue setelah pada periode sebelumnya tidak ada. Pendapatan dari pajak ekspor mengalami penurunan cukup drastis dari 1,25% menjadi 0,16%. Hal ini diduga akibat resesi yang melanda perekonomian global pada periode ini sehingga mengurangi ekspor dan pajak ekspor. Sebagian besar pengeluaran pemerintah adalah dana perimbangan sebesar (30,90%) terutama dana alokasi umum (18,63%), belanja pegawai, dan pembayaran bunga utang. Pada periode ini, terjadi penurunan subsidi yang cukup signifikan (dari 23,69% menjadi 15,80%), terutama subsidi BBM (dari 12,82% menjadi 5,23%) dan kenaikan pembayaran bunga utang. Saya tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang mengurangi subsidi dan meningkatkan anggaran untuk pembayaran bunga utang karena artinya cukup banyak uang rakyat yang tidak kembali ke rakyat (digunakan untuk pembayaran bunga utang).

Periode 2010 : Budget Defisit menurun dari periode sebelumnya menjadi 13,48% Pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal yang ekspansif pemerintah mengeluarkan budget lebih banyak (terutama untuk subsidi) dari pada pendapatannya untuk mendorong perekonomian, stabilitas ekonomi, dan menurunkan pengangguran kesejahteraan rakyat. Pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal yang ekspansif yang nampaknya mirip dengan kebijakan di tahun 2008; pemberian subsidi dan alokasi dana untuk misalnya infrastruktur agar investasi dan konsumsi naik, pengangguran menurun, ekonomi stabil dan meningkat Masih sama seperti periode 2009, konstribusi terbesar untuk pendapatan pemerintah adalah penerimaan perpajakan. 74,90% (naik dari 74,85% pada periode 2009) pendapatan pemerintah periode ini berasal dari perpajakan, terutama PPH (36,50 %) yang turun dari periode sebelumnya (39,06 %). Konstribusi PPN untuk pendapatan pemerintah terus mengalami peningkatan dari periode 2008-2010. Pada periode 2010, konstribusi PPN paling besar ke-tiga untuk pendapatan pemerintah yaitu sebesar 26,50%. Nampaknya, faktor konsumsi Indonesia merupakan kekuatan perekonomian Indonesia. Konstribusi terbesar bagi government expenditure adalah subsidi dan dana alokasi umum. Saya setuju dengan kebijakan pemerintah dengan pemberian subsidi, anggaran alokasi, dan sistem perpajakan karena perekonomian cukup stabil. Kebijakan pemerintah dominan pada aggregate demand, perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih baik dan stabil jika pemerintah mulai gencar menerapkan kebijakan-kebijakan yang dapat menggeser aggregate supply harga turun, pertumbuhan ekonomi meningkat.

Tugas Perekonomian Indonesia

Nama NPM Kelas Dosen

: Aisy Sarah Fauzan : 2011330182 :C : Rulyusa Pratikto, S. AB., M. S. E

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan

Vous aimerez peut-être aussi