Vous êtes sur la page 1sur 2

Analisis Dampak Asean Free Trade Area (AFTA) terhadap Kesejahteraan Petani Padi di Indonesia

Show full item record Analisis Dampak Asean Free Trade Area (AFTA) terhadap Kesejahteraan Petani Padi di Indonesia Author: Abdurahman, Fahmi Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2010) jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 41.49 juta jiwa yang merupakan urutan pertama dalam hal lapangan pekerjaan. Oleh karena itu sektor pertanian bagi Indonesia memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan perekonomian. Pentingnya sektor pertanian dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang cukup besar yaitu 15.90 persen pada tahun 2010. Namun, produksi komoditas pertanian di Indonesia belum mencukupi kebutuhan permintaan dalam negeri, maka diperlukan perdagangan yang terkait dengan komoditas pertanian untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Perkembangan perdagangan yang semakin kompleks menuntut adanya sebuah aturan atau hukum yang tertulis dan berlaku universal, maka dibentuk Asean Free Trade Area (AFTA) untuk perdagangan bebas di antara negaranegara Assocation of Southeast Asian Nations (ASEAN). Beras merupakan komoditas pertanian yang diperdagangkan didalam perdagangan bebas AFTA. Partisipasi Indonesia dalam perdagangan bebas AFTA disadari sebagai upaya untuk memperoleh keuntungan dengan adanya perdagangan tersebut. Hal ini disebabkan karena produk Indonesia akan memiliki pangsa pasar yang lebih luas dan mekanisme melakukan Abstract: ekspor-impor komoditas menjadi lebih mudah dan menguntungkan akibat adanya penurunan tarif ekspor. Namun, muncul berbagai kekhawatiran akan kesiapan Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas. Kekhawatiran tersebut berupa masuknya barang-barang impor yang lebih murah dengan kualitas yang sama yang menjadi ancaman bagi produk lokal. Hal ini dapat ditunjukan pada kasus beras impor dari Thailand dan Vietnam yang harganya lebih murah dan berkualitas tinggi, kondisi tersebut menjadi ancaman bagi petani padi di domestik. Tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Indonesia (2) mengevaluasi dampak Asean Free Trade Area (AFTA) terhadap perubahan kesejahteraan petani padi di Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rentang waktu (time series) dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2009. Sumber data penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi yang terkait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Kementrian Pertanian (Kementan), Badan Urusan Logistik (BULOG), dan publikasi lainnya. Pengolahan data dilakukan dengan program komputer yaitu yaitu : SAS 9.2 dan Excel. Model permintaan dan penawaran beras di Indonesia menggunakan persamaan simultan, yang terdiri dari 7 persamaan struktural dan 4 persamaan identitas. Model yang telah dirumuskan terdiri Title:

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53137

dari 7 persamaan, dan 20 predetermined variable terdiri dari 14 variabel eksogen dan 6 lag variabel endogen, sehingga total variabel dalam model (K) adalah 31 variabel. Berdasarkan kriteria order condition disimpulkan setiap persamaan struktural iv yang ada dalam model adalah overidentified. Selanjutnya, metode estimasi model yang digunakan adalah 2SLS. Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut : (1) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Indonesia, yaitu (a) Permintaan beras Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh jumlah penduduk Indonesia dan permintaan beras t-1; (b) Luas areal panen padi dipengaruhi secara nyata oleh luas areal panen padi t-1 dan total kredit usahatani; (c) Harga riil gabah tingkat petani secara nyata dipengaruhi oleh harga riil pembelian pemerintah, total produksi padi, harga riil impor beras Indonesia, dan harga riil gabah tingkat petani t-1; (d) Harga riil beras Indonesia dipengaruhi secara nyata terhadap harga riil beras Indonesia adalah tren waktu dan penawaran beras; (e) Harga riil beras impor Indonesia dipengaruhi secara nyata terhadap harga riil beras impor Indonesia adalah harga riil beras dunia dan harga riil beras impor Indonesia t-1; (f) Jumlah impor beras Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh jumlah impor beras Indonesia t-1; (2) Adanya komitmen dalam Asean Free Trade Area (AFTA) yang menyebabkan kesejahteraan petani menjadi menurun; (3) Menghadapi penurunan tarif impor beras menuju tarif impor beras nol, sebagai akibat komitmen dalam AFTA, maka kebijakan yang paling efektif adalah dengan peningkatan harga pembelian pemerintah Saran yang bisa dikemukakan dalam penelitian ini adalah : (1) Sebagai upaya untuk mempertahankan kesejahteraan petani padi akibat adanya AFTA, maka sebaiknya pemerintah meningkatkan harga riil pembelian pemerintah; (2) Sebaiknya pemerintah memperhatikan harga beras eceran yang meningkat dengan cara melakukan operasi pasar yang tepat; (3) Sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas padi sebaiknya pemerintah memberikan insetif seperti suku bunga kredit yang murah dan menerapkan kebijakan subsidi pupuk; (4) Sebagai upaya mengurangi jumlah impor beras pemerintah dapat menerapkan kebijakan program diverifikasi konsumsi pangan (substitusi beras) dan program KB agar dapat menanggulangi tingkat pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi.

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53137

Vous aimerez peut-être aussi