Vous êtes sur la page 1sur 8

Aqidah Islam didasarkan pada enam (6) pokok rukun iman, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Iman kepada Alloh swt.

Iman kepada para Malaikat-Nya. Iman kepada Kitab-KitabNya. Iman kepada para Rosul-Nya. Iman kepada Hari Qiyamat. Iman kepada Qodar baik dan buruk-Nya.

Enam (6) rukun diantara rukun-rukun iman tersebut telah dinyatakan oleh Alloh swt dengan firmanNya: Artinya:"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Alloh, hari Kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab, nabi-nabi". (QS.Al Baqarah:177) Sedangkan soal takdir, Alloh swt berfirman: Artinya:"Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". (QS. Al Qamar:49) Keseluruhan rukun iman tersebut telah dijelaskan oleh Rosululloh saw sebagai jawaban terhadap Malaikat ketika bertanya tentang iman:

. :
Artinya:" Iman adalah engkau beriman kepada Alloh swt, para MalaikatNya, Kitab-kitabNya, para Rosulnya, Hari Kemudian dan mengimani takdir yang baik dan yang buruk". (HR. Muslim: 1, kitab Al-Iman). Iman tersebut bagi seseorang yang memilikinya merupakan dasar pandangan hidupnya, dan penggerak yang melahirkan aktivitas amal sholeh yang terlihatnya. Untuk itu, seorang hamba yang diberi taufiq oleh Alloh swt selalu berjalan dalam dua hal:

1.

mewujudkan iman dan cabang-cabangnya serta menerapakannya dalam

bentuk ilmu dan amal sekaligus. 2. menolak berbagai hal yang menghilangkan, membatalkan atau mengurangi

iman yang berupa fitnah-fitnah dzohir maupun bathin. Iman kepada Allah Subhanallohu wa Taala Kita mengimani Rububiyah Allah Subhanahu Wa Taala, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga harus mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Taala artinya Allah adalah Ilaah (sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Keimanan kita kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur. Dan kita mengimani keesaan Allah Subhanallohu wa Taaladalam hal itu semua, artinya bahwa Allah Subhanallohu wa Taala tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma dan sifat-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: (Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?. (QS. Maryam: 65) Dan firman Allah, yang artinya: Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. Asy-Syura:11) Iman Kepada Malaikat Bagaimana kita mengimani para malaikat ? mengimani para malaikat Allah yakni dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah Subhanahu Wa Taala. Dan para malaikat itu, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hambahamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (QS. Al-anbiya: 26-27)

Mereka diciptakan Allah Subhanahu Wa Taala, maka mereka beribadah kepada-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta, yang artinya: Dan malaikatmalaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. AlAnbiya: 19-20). Iman Kepada Kitab Allah Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Taala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah Subhanahu Wa Ta, yang artinya: Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan (QS. Al-Hadid: 25) Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :

Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah: 44.

Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Taala kepada Daud alaihi sallam.

Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS : Al-Maidah : 46)

Shuhuf, (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, Alaihimas-shalatu Wassalam.

Al-Quran, kitab yang Allah Subhanahu Wa Taala turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil (QS. Al Baqarah: 185).

Iman Kepada Rasul-Rasul Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Taala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. AN-Nisa: 165). Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad shalallohu alahi wa sallam, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Sesungguhnya Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya (QS. An-Nisa: 163). Iman Kepada Hari Kiamat Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut. Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah Subhanahu Wa Taala. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya:Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing). (QS. Az-Zumar: 68) Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala. (QS. Al-Insyiqaq: 13-14). Iman Kepada Qadar Baik dan Buruk

Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya. Iman kepada qadar ada empat tingkatan: 1. Ilmu ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki. 2. Kitabah ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al-Hajj: 70) 3. Masyiah ialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Taala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi. 4. Khal Ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Taala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Taala, yang artinya: Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. (QS. Az-Zumar: 62-63). Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Taala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Taala. FUNGSI DAN HIKMAHNYA

Beriman kepada Allah banyak fungsinya, diantaranya adalah sbb: Mengakui dan menyakini akan kebesaran Allah SWT Menyadari akan sifat kedoiyan kita jika dibandingkan dengan keagungan Allah SWT. Dengan menyakini kebesaran Allah, sehingga kita beribadah hanya kepada Allah SWT. Dengan beriman kepada Allah SWT, kita beramal hanya semata-mata mencari keridoan-Nya Dengan beriman kepada Allah SWT, kita menyakini bahwa Allah SWT selalu berada dekat dengan kita, menjadi hambatan hati serta menjiwai seluruh kegiatan kita.

Diantara fungsi Iman kepada malaikat adalah sebagai berikut a. Kita selalu behati- hati dalam bebuat sesuatu dalam kehidupan sehari- hari, karena menyadari bahwaq gearak- garik kita selalu diawasi & dicatat oleh malaikat, yakin, malaikat Rakib & Atid.
b. Kita menyadari bahwa segala perbuatan harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT

dihari kemudian, dengan bukti catatan malaikat Raqib & Atid

Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT diantaranya yaitu :

1. Mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah manusia menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang tampak maupun yang gaib 2. Memperkuat keyakinan seseorang terhadap tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah, maka akan percaya terhadap kebenaran Al-Quran dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.. 3. Menambah ilmu pengetahuan. Karena dalam kitab-kitab Allah, disamping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman..

4. Menanamkan sikap toleransi terhadap pengikut agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah, maka umat islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain.hal ini sesuai apa yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadis.
Fungsi beriman kepada rasul Allah SWT adalah sebagai berikut : 1. Meneladani kehidupan para rasul yang taat kepada Allah SWT, penuh kesabaran,

tabah, gigih, ulet, dan berakhlak mulia. Firman Allah SWT : Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.". (QS. Ahzab :21 ). 2. Mengetahui dan memahami antara yang kebenaran dan kebatilan, antara jalan lurus dan jalan yang sesat. 3. Dapat mencontoh cara mengenal dan menyembah Allah dengan cara yang benar. 4. Dapat memahami kehidupan umat-umat terdahulu, bahwa manusia yang ingkar

akan mendapatkan azab dari Allah SWT dan umat yang taat akan mendapatkan ketenangan dan karunia. fungsi iman kepada hari akhir tersebut di bawah ini : 1. Bertindak dengan penuh tanggung jawab Begitu sulitnya buah dari fungsi iman kepada hari akhir, hal ini sudah menjadi akibat yang melekat bagi mereka yang benar-benar beriman kepada hari akhir. Mereka akan selalu berhati-hati dan waspada atas segala yang diperbuat. Dengan demikian alangkah indah hidup ini bila iman kita kepada hari akhir benar-benar berfungsi.

2. Pandangan hidup optimis Benar-benar sungguh luar biasa, karena optimis merupakan kunci dari suatu keberhasilan baik keberhasilan di dunia maupun keberhasilan di akhirat. Maka kesimpulan sederhananya bagi mereka yang imannya kepada hari akhir bisa berfungsi, mereka tidak pernah dan tidak bakal pernah mengalami kegagalan hidup. Namun sudah barang tentu mereka yang imannya kepada hari akhir tidak berfungsi, mereka akan selalu dihantui perasaan pesimis di sepanjang masa, sehingga kegagalan demi kegagalan akan terus dirasakan dan dibarengi dengan rasa

kekhawatiran yang terus-menerus.

3. Kehidupan yang shalih di masyarakat Falsalahnya yang akan diupayakan hidup seseorang harus bermanfaat bagi orang lain, hidupnya bagaikan pohon yang akarnya menghujam ke tanah, daunnya melindungi panas orang lain, dan buahnya bisa dinikmati masyarakat, menyadari sepenuhnya bahwa hidup di dunia ibarat tanah ladang untuk bertanam. Begitulah gambaran iman seseorang yang bisa berfungsi, sungguh mereka hidup mulia di hadapan manusia dan hidup muli di hadapan Allah. Maka akan terjadi gambaran sebaliknya, bila iman seseorang terhadap hari akhir tidak berfungsi, yang ditemukan dari mereka adalah, "bila orang lain senang maka dia merasa susah, tetapi bila orang lain susah dia justru senang". Naudzubillah min dzalik. Kita berlindung kepada Allah jangan sampai seperti itu.

Vous aimerez peut-être aussi