Vous êtes sur la page 1sur 8

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch17176/92511348.doc .

Kehamilan dan Kelahiran Kehamilan

Dalam al-Quran dinyatakan dengan tegas dan jelas, bahwa proses penciptaan manusia setelah Adam dan Hawa adalah melalui proses reproduksi dalam rahim sang ibu. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran Surat al-Muminun ayat 12-14, Surat as-Sajadah ayat 7-9 dan Surat al-Hajj ayat 5. Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan berbagai fase perkembangan proses penciptaan manusia, yang mengalami berbagai tahapan sebagai berikut: 1. Tahap Akumulasi Kimiawi Biologis dari Sari Pati Tanah Pada fase ini manusia belum mempunyai bentuk dan nama apapun, akan tetapi ia merupakan rangkaian waktu yang tak terhitung masanya kecuali sesuai dengan ketetapan taqdir Allah. Surat al-Insan ayat 1, artinya: Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dan masa, sedang dia ketika itu bukan sesuatu yang dapat disebut? Ia masih merupakan unsur-unsur atau zat-zat kimiawi dan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia (calon bapak atau ibu). Seiring dengan perjalanan waktu, dengan takdir Allah, zat-zat atau unsurunsur tersebut menjadi satuan akumulasi yang berubah menjadi bahan baku sperma (air mani) dan indung telur yang tersimpan dalam jaringan tubuh manusia. Surat al-Muminun ayat 12, artinya: Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari pati yang berasal dari tanah. 2. Tahap Air Mani (Sperma) Dalam al-Quran disebut sebagai nuthfah. Surat al-Muminun ayat 13, artinya: Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh.

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch17176/92511348.doc Surat al-Hajj ayat 5, artinya:

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur, maka ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian segumpal darah, kemudian segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna. 3. Tahap Pertemuan antara Nuthfah (Sperma laki-laki dan Ovum Perempuan) Pertemuan antara sperma dan ovum ini disebabkan adanya suatu proses aktivitas interaksi biologis antara suami-istri yang diakhiri dengan memancarnya air mani masuk ke dalam rahim perempuan. Hal tersebut telah diteliti secara akurat oleh para ahli kandungan (embriologi) bahwa air mani laki-laki terdiri dari dua sel pertama sel kromosom jenis laki-laki yang dilambangkan dengan Y dan kedua kromosom jenis perempuan yang dilambangkan dengan X. Sedangkan ovum, milik perempuan, hanya memiliki satu sel saja, yakni sel perempuan yang dilambangkan dengan X. Sehingga apabila yang melekat dan hidup bercampur dengan ovum adalah sel Y, maka akan menghasilkan anak laki-laki YX. Sebaliknya bila yang hidup bercampur dan melekat adalah X, maka akan menjadi anak perempuan XX. Oleh karena itu laki-laki adalah sebagai pembawa penentu jenis kelamin anak-anaknya. Dalam proses ini, dalam al-Quran disebut sebagai proses nuthfah amsyaj, yakni percampuran antara sperma dan ovum yang masing-masing mempunyai 46 kromosom. Surat al-Insan ayat 2, artinya:

Sesungguhnya kami telah menciptakan dari setetes air mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat.

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch17176/92511348.doc

4. Tahap Alaqatan Dalam tahap ini, ovum yang telah dibuahi oleh sperma itu, berkembang biak menjadi banyak dengan cara pembelahan sel. Jumlah selnya pun semakin banyak dan bertambah. Selain itu ovum yang dibuahi beralih tempat dari ovarium ke rahim dan menempel di dinding rahim. Kata alaqah disebut dalam al-Quran sebanyak 6 kali. Lima kali berkenaan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan janin (bayi dalam kandungan), dan yang lainnya bertalian dengan keadaan hubungan timbal balik antara suami-isteri dalam rumah tangga. 5. Tahap Mudghatan Setelah proses alaqah, yaitu sperma sampai di dinding rahim, selaput janin pun mulai terbentuk, kemudian terentanglah tali pusat yang menghubungkan zigot (bakal janin) dengan sang ibu. Di sinilah fase gumpalan darah (alaqah) ini menjadi gumpalan daging (mudghah). Pada tahap konsepsi terjadi, sel-sel yang berkembang bergetar hingga ke jantung si ibu. Sang ibu baru menyadari bahwa ia sudah tidak lagi haid (menstruasi) dan bayi pun terus tumbuh berkembang. 6. Tahap Idzaman Tahap Idzaman yaitu perkembangan selanjutnya yang ditandai dengan adanya organ-organ utama bayi dan otak yang telah terbentuk. Misalnya struktur maya yang mulai tampak, meskipun belum terbentuk kelopak mata secara utuh. Kemudian otot-otot mulai berkembang ke seluruh titik fungsi anggota tubuh, struktur telinga terbentuk, jantung bayi mulai berdenyut (fase dihembuskannya Ruh/ tanda kehidupan) dan jari jemari mulai terbentuk. Sebagaimana sbda Rasulullah saw: Sesungguhnya setiap orang dari kamu terkumpul (masa) kejadian di dalam perut ibunya 40 hari, dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi alaqah sama jumlah masanya dengan itu (selama 40 hari), lalu menjadi mudghah sama jumlahnya (selama 40 hari) dengan itu. Kemudian Allah

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch17176/92511348.doc

mengutus seorang malaikat, maka diperintahkan kepadanya (malaikat) empat perkataan. Dan dikatakan kepada malaikat: engkau tuliskanlah amalannya, rezekinya dan ajalnya dan celaka atau bahagianya. Kemudian ditiupkanlah kepada makhluk itu roh Sebagaimana tersebut dalam al-Quran Surat as-Sajdah ayat 9, artinya: Kemudian Dia (Allah) menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya, roh ciptaan-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati tetapi kamu sedikit sekali bersyukur. Perlu diketahui sebelum roh dihembuskan ke dalam raga janin, ketika arwah masih terhimpun dalam alam arwah, manusia telah melakukan baiat dengan Allah sebagaimana Surat al-Araf ayat 172, yang artinya: Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab Betul, Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi (Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, sesungguhnya kami (Bani Adam), adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) Fakta ini merupakan modal dasar, bahwa janin yang sudah ada ruhnya mampu melakukan respons positif untuk dapat menerima instruksi dari Allah SWT. Oleh karena itu, sebelum Allah memberikan tugas mulia kepada manusia, melakukan ibadah kongkrit, terlebih dahulu Allah memberikan potensi-potensi alamiah fitriyah yang lebih unggul dari makhluk lainnya, yakni instrument-instrumen jasmaniyahnya dan ruhiyah untuk melakukan tugas-tugasnya kelak di alam dunia. Potensi ini diberikan sejak masa di dalam kandungan ibunya, yaitu seperti adanya dorongan (motivasi) dan emosi bertindak dan berbuat, dan potensi indrawi lainnya, seperti potensi pendengaran, penglihatan, perasaan, hati, otak dan sebagainya, terus tumbuh, lengkap sempurna, hingga siap dilahirkan ke dunia. Demikianlah proses reproduksi manusia yang begitu pelik dan rumit, tersembunyi jauh di tempat kegelapan yang tak terjangkau oleh pandangan dalam rahim ibunya, yang istilah awamnya dikenal dengan kehamilan.

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch17176/92511348.doc

Hendaknya ibu-ibu yang sedang hamil dapat menjaga kondisi fisik dan rohaninya agar tetap sehat dan kuat, siap secara lahir batin dalam menyambut buah hatinya. Karena kondisi psikologis ibu dapat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Jaga kesehatan, makan makanan yang bergizi, jangan memakan obat-obatan sembarangan, perbanyaklah shalat dan senantiasa berdoa, mengaji, agar janin yang dikandungnya tumbuh dengan sempurna, dan bayi dapat terlahir ke dunia dengan sehat dan selamat, serta kelak menjadi manusia shaleh dan shalehah, berguna bagi agama, bangsa dan Negara serta berbakti pada orang tua. Kelahiran Kelahiran adalah proses perjalanan dan perpindahan kehidupan manusia dari alam kandungan kea lam dunia. Merupakan karunia yang sangat membahagiakan bagi setiap ibu yang dapat melahirkan anak dalam kondisi sehat, selamat dan sempurna tanpa satu halangan apapun. Karena bagi seorang wanita yang akan dan sedang melahirkan, adalah perjuangan yang mempertaruhkan jiwa, antara hidup dan mati. Suatu peristiwa yang luar biasa, yang seolah-olah bagaikan dalam mimpi. Hanya mujizat Allah yang telah menyelamatkan ibu dan bayinya dalam suatu proses kelahiran. Mungkin hanya itu kata-kata yang tepat untuk menggambarkan, betapa luar biasanya perjalanan yang dialami oleh wanita yang melahirkan. Namun perjalanan melahirkan ini dampaknya sangat positif, terutama kesadaran untuk berbakti, lebih sayang dan lebih perhatian kepada orang tua. Betapa berat dan besarnya jasa dan perjuangan mereka, dengan keberadaan kita sebagai anaknya. Demikian juga kita sebagai orang tua, harus sadar betul, siapa yang kita lahirkan ini. Dia adalah makhluk kecil titipan Allah. Kita sebagai orang tua harus bertanggung jawab dalam mendidik, merawat dan memberi nafkah kepada anak-anak kita. Biaya untuk mendidik, merawat dan sandang serta pangan maupun tempat tinggal, haruslah berasal dari mata pencaharian yang halal. Semua ada ketentuannya dalam tuntunan agama Islam.

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch17176/92511348.doc

Setelah bayi terlahir ke dunia, keluar dari rahim ibunya, kita sebagai orang tua langsung dapat mendidik secara nyata, yang merupakan kewajiban kita kepada anak-anak kita yang baru lahir. Kewajibankewajiban itu antara lain: 1. Mengadzani pada telinga kanan dan iqamah pada telinga kiri. 2. Doa tasyakur atas kelahirannya. 3. Membersihkan kotorannya. 4. Memberikan rasa/ mentahnik (olesan dengan madu atau kurma) 5. Aqiqah, dua kambing kalau anak laki-laki dan satu kambing kalau anak perempuan. 6. Memberi nama yang baik dan menyenangkan hati. 7. Menyusui hingga berumur dua tahun. 8. Menyayangi, melindungi dan memberi sandang, pangan secara patut, serta mendidiknya hingga menjadi manusia yang kuat, tangguh imannya, cerdas, trampil dan mampu mandiri, tidak menjadi beban orang lain. Tugas orang tua tidak terhenti sampai di sini. Orang tua harus senantiasa mengikuti perkembangan psikologis putra-putrinya. Dengan siapa dia berteman dan bergaul, jangan sampai anak kita rusak karena terpengaruh oleh pergaulan dengan teman-temannya di luar rumah. Peran ibu dalam mendidik anak-anaknya merupakan fungsi utama yang sangat mulia, memerlukan kesabaran, ketabahan, ketelitian dan ibu harus mempunyai bekal ilmu pengetahuan yang cukup untuk hal tersebut, baik pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan lainnya. Sang ibulah peletak dasar pengertian, pemahaman dan akhlak dalam kehidupan anakanaknya. Dengan berbekal perasaan halus, sabar, lembut dan perhatian yang penuh, dapat menentramkan hati putra-putrinya yang sedang gelisah. Dan ingatlah bahwa kaum ibu adalah pendidik yang pertama dan utama. E. Persiapan Perkawinan

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch17176/92511348.doc

Sebuah perkawinan tentu saja memiliki maksud dan tujuan agar terwujud sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera lahir batin, sakinah mawaddah warahmah, serta terbentuknya generasi Muslim yang tangguh. Anak shaleh merupakan harta kekayaan terbaik yang diwariskan oleh seorang muslim sepeninggalnya. Dia akan berguna bagi kedua orang tuanya baik selama hidup di dunia maupun di akhirat nanti. Keturunan yang shaleh nanti akan dipertemukan oleh Allah dengan orang tuanya di surga, Dan orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. (QS. Ath-Thuur/52: 21) Berkaitan dengan persiapan perkawinan, maka memilih pasangan hidup menjadi hal yang pertama kita perhatikan, baru selanjutnya mepersiapkan hal penting lainnya. Hendaknya seorang muslim memilih untuk anak-anaknya ibu muslimah yang mengerti benar kewajibannya kepada Allah, kewajiban dirinya kepada suaminya dan kewajiban dirinya terhadap anaknya. Ibu yang mengerti benar misi hidupnya dalam mengarungi bahtera kehidupan. Ibu yang mengerti posisinya di kala menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan. Ibu yang memiliki komitmen agama yang kuat. Motivasi memilih isteri adalah karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Laki-laki seperti ini langka, namun inilah yang terbaik. Hadits Rasulullah saw: Wanita itu dinikahi karena empat hal: Karena hartanya, atau karena keturunannya, atau karena kecantikannya atau karena agamanya. Tetapi hendaklah kamu memilih wanita yang beragama (akhlaq mulia), niscaya akan selamat kedua tanganmu. (HR. Bukhari dan Muslim). Selanjutnya calon suami boleh melihat calon isteri sebagaimana hadits Rasulullah saw: Apabila salah seorang di antara kamu hendak meminang seorang perempuan, kemudian dia dapat melihat sekedar apa yang menarik untuk mengawininya, maka kerjakanlah. (HR. Abu Daud)

/var/www/apps/conversion/current/tmp/scratch17176/92511348.doc

Setelah proses peminangan,1 barulah kemudian dipersiapkan secara fisik, material ataupun berupa hal-hal yang kongkrit lainnya sebuah perkawinan untuk terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Baca: Abu Fathan (Editor), Panduan Wanita Sholihah, (Asaduddin Press, 1992)

Vous aimerez peut-être aussi