Vous êtes sur la page 1sur 3

Bila perdarahan yang terjadi < 1500 ml (25%), maka hemodinamika pada sebagian besar wanita hamil yang

sehat masih tetap stabil. Bila tak diatasi, maka perdarahan lebih lanjut akan menyebabkan pasien jatuh kedalam status dekompensasi. Pada kondisi hemodinamika yang tidak stabil, tindakan resusitasi baku ABCD harus segera dimulai. 1. Bebaskan jalan nafas. 2. Baringkan pasien dalam posisi Trendelenburg dan miring kiri untuk membuat aliran balik vena (venous return) maksimal dengan mencegah penekanan uterus yang gravid pada Vena Cava Inferior 3. Pasang 2 buah infuse besar (# no 16) dan berikan cairan kristaloid ( Normal Saline atau Ringer Laktate). Bila perlu, berikan plasma ekspander sambil menunggu tranfusi darah 4. Lakukan pengamatan pada Detik Jantung Janin A.TRANFUSI DARAH Pada awal perdarahan, nilai hematokrit masih dalam batas normal sampai terjadi hemodilusi. Sehingga penilaian klinis merupakan dasar utama dari penanganan pasien perdarahan. Bila sudah ada indikasi, tranfusi diberikan dalam bentuk darah segar atau PRC- Pack Red Cell. Pada penggunaan PRC harus diingat adanya gangguan proses koagulasi akibat berkurangnya faktor pembekuan darah. Pada setiap pemberian 4 unit PRC, harus dilakukan pemeriksaan faal koagulasi dan pengukuran kadar calcium dan kalium. B. OBAT VASOAKTIF Obat vasoaktif digunakan hanya bila :

Menghendaki adanya efek farmakologi khusus (misalnya untuk meningkatkan kontraktilitas miokard) Tidak tersedia volume expander Usaha-usaha untuk mengatasi renjatan tidak efektif Keuntungan dan kerugian sudah dipertimbangkan dengan baik

Obat yang sering digunakan adalah Dopamin ( campuran dari alpha dan beta adrenergik stimulan ) dengan dosis : 200 mg dalam 500 ml NaCl i.v diawali dengan 2 5 g/kg/menit dan ditingkatkan secara bertahap dengan dosis 5- 10 g/kg/menit sampai 20 50 g/Kg/menit

PERDARAHAN NON EMERGENSI


A. Anamnesa dan Pemeriksaan Abdomen Bila kondisi hemodinamika pasien stabil, lakukan anamnesa ringkas untuk mengetahui apa yang terjadi. Dilakukan pemeriksaan abdomen untuk mengetahui :

Keadaan dinding abdomen , nyeri abdomen, tinggi fundus uteri Besar dan letak janin Penurunan bagian terendah janin Detik jantung janin

B. Pemeriksaan laboratorium

Golongan darah Reaksi silang untuk persiapan tranfusi Darah lengkap termasuk trombosit Faal hemostasis ( Waktu perdarahan dan pembekuan)

C. Pemeriksaan Vaginal Bila kemungkinan plasenta previa sudah disingkirkan, untuk menentukan penyebab terjadinya perdarahan pervaginam lakukan

Pemeriksaan inspekulo Pemeriksaan vaginal toucher

D. Pemeriksaan Ultrasonografi Cara paling akurat untuk menentukan plasenta previa adalah dengan menentukan lokasi plasenta dengan pemeriksaan USG. Pemeriksaan USG transvaginal lebih akurat dalam menentukan lokasi plasenta, sensitivitas pemeriksaan ini semakin bertambah dengan penggunaan color flow Doppler. Namun harus diingat bahwa tindakan ini dapat menyebabkan bertambahnya perdarahan. Pemeriksaan USG transvaginal harus dikerjakan di Kamar Bersalin dan disertai dengan pemeriksaan detik jantung janin. Pemeriksaan USG meliputi :

Presentasi janin Jumlah cairan amnion Konfirmasi usia kehamilan

Pemeriksaan USG juga diperlukan sebagai pemandu pada tindakan amniosentesis untuk melihat tingkat kematangan paru. E. Penatalaksanaan Perdarahan Penatalaksaan kasus tergantung pada : 1. 2. 3. 4. Keadaan ibu dan anak Usia kehamilan Lokasi plasenta Tahapan persalinan

Garis besar pilihan penatalaksaan :

1. Segera mengakhiri kehamilan (aktif) 2. Melanjutkan persalinan 3. Mempertahankan kehamilan (ekspektatif) Bila janin masih imature, penatalaksanaan pada umumnya adalah ekspektatif kecuali terdapat kondisi medis yang tidak memungkinkan :

Perdarahan terus berlangsung dan semakin bertambah banyak Gawat janin Selaput ketuban pecah spontan

Pada 90% kasus, perdarahan antepartum mereda dalam waktu 24 jam. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan lokasi plasenta yang jauh dari ostium uteri internum (high implantation) perdarahan berhenti atau cenderung berhenti maka lakukan pemeriksaan vagina untuk menentukan sumber perdarahan. Bila pemeriksaan dengan ultrasonografi tak dapat dilakukan (atau diluar jam kerja) , maka penatalaksanaan double setup (tindakan vaginal toucher dilakukan di kamar bedah yang sudah diperisapkan untuk melakukan seksio sesar ) boleh dikerjakan untuk menentukan penatalaksanaan lebih lanjut.

Vous aimerez peut-être aussi